Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

PERENCANAAN TRANSPORTASI

DOSEN PENGAMPU:
MUHAMMAD SOFWAN, S.T., M.T

OLEH :
ZULKHAIRY
(173410653)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi ialah suatu usaha atau proses kegiatan perpindahan baik manusia
maupun barang dari tempat awal/semula ke tempat tujuan/akhir dengan menggunakan sarana
transportasi baik darat, laut, maupun udara dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam
kehidupan, sektor transportasi menjadi sangat penting karena sektor ini mampu menunjang
kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi
perkembangan ekonomi wilayah itu.

Dalam Sistranas (Sistem Transportasi Nasional) 2005, dijelaskan bahwa keberhasilan


pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Bahkan dikatakan transportasi
sebagai urat nadi dari kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan, dan keamanan.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya dalam meningkatkan transportasi dalam suatu proses
perencanaan transportasi yang digagas demi terwujudnya proses transportasi yang aman,
nyaman, lancar, murah, ramah lingkungan, serta efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu perencanaan transportasi ?


2. Bagaimana konsep dasar dari perencanaan transportasi?
3. Apa kaitan antara Transportaasi dan Tata Guna Lahan (Land-use) ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Memahami apa itu perencanaan transportasi


2. Mengetahui konsep-konsep dasar dalam perencanaan transportasi
3. Memahami hubungan antara Transportasi dan Tata Guna Lahan (Land-use)
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perencanaan Transportasi

Berdasarkan pengertian transportasi yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa


transportasi merupakan suatu proses perpindahan manusia maupun barang dari suatu tempat
ke tempat lain dengan menggunakan sarana transportasi. Perlu diketahui bahwa transportasi
sendiri dilakukan guna memenuhi suatu tujuan dalam kehidupan. Dalam prosesnya, sarana
transportasi dibagi ke dalam tiga kategori yakni sarana transportasi darat, seperti, sepeda
motor, mobil, bis, kereta, dan lainnya; sarana transportasi laut, seperti, kapal, perahu rakit,
dan lainnya; dan sarana transportasi udara, seperti, pesawat terbang, helikopter, dan lainnya.

Demi terwujudnya kegiatan transportasi yang aman, nyaman, lancar, murah, ramah
lingkungan, serta efektif dan efisien. Perlu dilakukan suatu perencanaan terhadap transportasi
itu sendiri. Perencanaan itu sendiri ialah suatu rangkaian usaha atau kegiatan dalam
mengatasi suatu masalah tertentu baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang
dengan menggunakan beberapa sumber daya yang tersedia secara berkelanjutan.

Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa perencanaan transportasi ialah rangkaian


kegiatan atau usaha guna mengatasi masalah di bidang transportasi di masa mendatang
dengan tujuan menciptakan sistem transportasi yang aman, nyaman, lancar, murah, ramah
lingkungan, serta efektif dan efisien. Untuk melakukan suatu perencanaan yang tepat guna,
perlu diketahui masalah yang terdapat di bidang tersebut agar perencanaan tersebut efektif
dan efisien. Selain itu, juga perlu diketahui bagaimana proses transportasi itu terjadi dan
memprediksi perkembangannya di masa mendatang.

2.2 Konsep Dasar Perencanaan Transportasi

2.2.1 Komponen Kegiatan Transportasi

Untuk dapat merumuskan konsep dasar perencanaan transportasi, perlu dipahami


komponen-komponen dalam kegiatan transportasi itu sendiri, yakni:

 Transport Demand (permintaan transportasi), berkaitan dengan sebidang tanah/lahan


yang digunakan untuk suatu kegiatan, misal: untuk perumahan, perindustrian dan lain-
lain, dan bagaimana intensitas kegiatan yang terjadi di sebidang tanah atau lahan
tersebut.
 Transport Supply (penawaran transportasi), merupakan penghubung fisik antara tata
guna lahan satu dengan yang lain. Yang termasuk dalam transport supply adalah:
jaringan jalan, rute angkutan kota, fasilitas pejalan kaki, serta karakteristik
operasional moda.
 Traffic (lalu lintas atau pergerakan), merupakan hasil interaksi antara transport
demand dengan transport supply.

2.2.2 Model Perencanaan Transportasi

Dalam mengembangkan suatu model perencanaan transportasi, diperlukan metode


analisa dalam berbagai komponen transportasi tersebut. Secara singkat, ada 4 tahapan model
perencanaan yang sering digunakan di negera berkembang. Berikut ini adalah penjelasan 4
tahap model perencanaan transportasi:

1. Trip Generation (Bangkitan - Tarikan)

Trip generation adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah


pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan
yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan tersebut. Suatu zona atau tata guna
lahan yang dimaksud disini dapat berupa unit permukiman atau bagian wilayah kota
(kawasan). Adapun jenis-jenis perjalanannya (Trip Purpose) biasanya berupa: Home-
based work trip (rumah-kantor), Home-based other (rumah-tempat lain), Non-home-
based trip (tempat lain-tempat lain)

Perkiraan jumlah bangkitan/tarikan perjalanan dilakukan terhadap suatu zona,


sesuai dengan variabel zonanya. Besar kecilnya Trip Generation dipengaruhi oleh:
Intensitas tata guna lahan dan perkembangan pada daerah studi, kondisi sosio-
ekonomi dari pelaku perjalanan, kapabilitas dan keadaan sistem transportasi yang ada
di daerah studi.

2. Trip Distribution (Distribusi Perjalanan)

Trip distribution adalah pemodelan untuk melihat bagaimana lalu lintas dapat
ditimbulkan oleh suatu wilayah itu didistribusikan. Apakah arah pejalanan itu semua
menuju satu tempat atau tersebar merata. Faktor yang menentukan Trip Distribution
adalah jumlah perjalanan itu sendiri yang berupa orang, kendaraan, maupun barang
yang terjadi di antar zona. Pada tahap pemodelan distribusi perjalanan ini, tujuan
utamanya adalah membentuk Matriks Asal Tujuan untuk Nilai Bangkitan/Tarikan
yang telah diperoleh dari Trip Generation.

Distribusi perjalanan juga dapat direpresentasikan dalam bentuk Desire Lines,


yang merupakan garis-garis yang menghubungkan antar pusat zona pada suatu peta,
dengan ketebalan garis menunjukkan besaran pergerakannya. Dari sini dapat terlihat
secara visual lokasi mana saja yang ramai dikunjungi.

3. Moda Split (Jenis Angkutan)

Interaksi antara dua tata guna lahan dapat dilakukan dalam dua pilihan,
pertama adalah dengan menggunakan telepon (atau pos) untuk menghindari terjadinya
pergerakan, dan kedua, interaksi yang mengharuskan terjadinya pergerakan. Pada
pilihan kedua, keputusan harus ditetapkan dalam hal pemilihan moda yang berkaitan
dengan jenis transportasi yang digunakan.

Moda split adalah pembagian perjalanan ke dalam moda angkutan baik pribadi
maupun angkutan umum. Dengan kata lain moda split adalah pemisahan perjalanan
berdasarkan jenis angkutan. Faktor yang menentukan Moda Split adalah jenis moda
yang tersedia pada daerah studi serta pemilihan moda yang berdasarkan biaya,
kemudahan, serta waktu tempuh.

4. Trip Assigment (Pembebanan Ruas Jalan)

Dalam kasus ini, pemilihan moda dan rute dilakukan bersama-sama. Untuk
angkutan umum, rute ditentukan berdasarkan moda transportasi. Untuk kendaraan
pribadi, diasumsikan bahwa orang akan memilih moda transportasinya dulu baru
rutenya. Seperti pemilihan moda, pemilihan rute juga tergantung pada alternatif
terpendek, tercepat, dan termurah, dan juga diasumsikan bahwa pemakai jalan
mempunyai informasi yang cukup (misalnya tentang kemacetan jalan) sehingga
mereka dapat menentukan rute terbaik.

Juga untuk pengaturan volume lalu lintas sehingga lalu lintas tidak menumpuk
pada satu ruas jalan. Volume lalu lintas pada suatu ruas jalan dapat dialihkan ke ruas
jalan lain. Ini untuk menghindari untuk menghindari kemacetan lalulintas dan
menghindari terjadinya kemacetan lalu lintas.

2.3 Transportasi dan Tata Guna Lahan

2.3.1 Tata Guna Lahan (Land-Use)

Lahan adalah sebuah bentang alam yang menjadi modal utama dalam melakukan
kegiatan dan juga tempat berlangsungnya segala macam aktivitas dengan cara memanfaatkan
lahan tersebut. Pengertian lain dari lahan yaitu segala macam hal yang berada di muka
daratan termasuk gejala yang ada di bawah permukaan daratan, memiliki keterkaitan dengan
pemanfaatannya untuk manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata guna lahan merupakan upaya untuk
mengatur penggunaan, pemanfaatan, dan penataan lahan sesuai dengan kondisi existing alam
secara rasional agar tercipta keteraturan dalam penggunaan tanah berdasarkan pengaturan
kelembagaan yang berkaitan dengan pemanfaatan tanah demi sistem yang adil untuk
masyarakat. Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, peran
penatagunaan lahan memiliki peran yang amat penting, tidak hanya sebagai ruang fungsional
sebagai tempat berlangsungnya segala macam kegiatan namun juga sebagai wujud teritori
atau wilayah yang berdaulat secara politik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami penggunaan lahan yaitu:

1. Lahan merupakan ruang fungsional yang ditunjukan untuk menempati berbagai


macam penggunaan.
2. Lahan sebagai setting dari sistem aktivitas.
3. Lahan merupakan komoditas.
4. Lahan sebagai sumber daya citra dan kawasan estetika.

Dalam menerapkan atau menentukan jenis kegiatan di suatu lahan, terdapat 4


komponen fisik yang harus diperhatikan yaitu klimatologi, hidrologi, topografi dan geologi.
Selain itu, ada beberapa komponen analisis yang harus dipahami untuk merencanakan
penggunaan lahan, yaitu kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Dengan demikian, tata
guna lahan dapat berupa:

 Kawasan permukiman, ditandai dengan adanya perumahan yang disertai prasana


dan sarana serta infrastrukutur yang memadai. Kawasan permukiman ini secara
sosial mempunyai norma dalam bermasyarakat. Kawasan ini sesuai pada tingkat
kelerengan 0-15% (datar hingga landai).
 Kawasan perumahan, hanya didominasi oleh bangunan-bangunan perumahan
dalam suatu wilayah tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 0-15% (datar hingga landai).
 Kawasan perkebunan, ditandai dengan dibudidayakannya jenis tanaman yang bisa
menghasilkan materi dalam bentuk uang. Kawasan ini sesuai pada tingkat
kelerengan 8-15% (landai).
 Kawasan pertanian, ditandai oleh adanya jenis budidaya satu tanaman saja.
Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-15% (landai).
 Kawasan ruang terbuka hijau, dapat berupa taman yang hanya ditanami oleh
tumbuhan yang rendah dan jenisnya sedikit. Namun dapat juga berupa hutan yang
didominasi oleh berbagai jenis macam tumbuhan. Kawasan ini sesuai pada tingkat
kelerengan 15-25% (agak curam).
 Kawasan perdagangan, biasanya ditandai dengan adanya bangunan pertokoan
yang menjual berbagai macam barang. Kawasan ini sesuai pada tingkat
kelerengan 0-8% (datar)
 Kawasan industry, ditandai dengan adanya proses produksi baik dalam jumlah
kecil maupun dalam jumlah besar. Kawasan ini sesuai pada tingkat kelerengan 8-
15% (hingga landai).
 Kawasan perairan, ditandai oleh adanya aktifitas perairan, seperti budidaya ikan,
pertambakan, irigasi, dan sumber air bagi wilayah dan sekitarnya.

2.3.2 Hubungan Transportasi dan Tata Guna Lahan

Transportasi dan tata guna lahan berhubungan sangat erat, sehingga biasanya
dianggap membentuk satu landuse transport system. Agar tata guna lahan dapat terwujud
dengan baik maka kebutuhan transportasinya harus terpenuhi dengan baik. Sistem
transportasi yang macet tentunya akan menghalangi aktivitas tata guna lahannya. Sebaliknya,
sistem tranportasi yang tidak melayani suatu tata guna lahan akan menjadi sia-sia, tidak
termanfaatkan.

Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat, akan senantiasa berkembang


baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat.
Hal tersebut merupakan indikator dinamika serta kondisi pembangunan masyarakat kota
tersebut berserta wilayah di sekitarnya. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan
adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke
tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi pengembangan lahan,
tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus
menguntungkan.

Hubungan antara transportasi dengan tata guna lahan dapat dijelaskan melalui tiga
konsep, yakni:

 Hubungan fisik dalam skala makro, yaitu hubungan yang memiliki pengaruh jangka
panjang dan pada umumnya dianggap sebagai bagian dari proses suatu perencanaan
 Hubungan fisik dalam skala mikro, memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka
panjang yang pada umumnya dianggap sebagai masalah desain pada wilayah
perkotaan
 Hubungan proses, merupakan hubungan yang berkaitan dengan aspek hukum,
administrasi, keuangan, aspek-aspek institusional tentang pengaturan lahan dan
pengembangan transportasi.
BAB 3

KESIMPULAN

Transportasi ialah suatu usaha atau proses kegiatan perpindahan baik manusia
maupun barang dari tempat awal/semula ke tempat tujuan/akhir dengan menggunakan sarana
transportasi baik darat, laut, maupun udara dengan maksud dan tujuan tertentu. Perencanaan
transportasi ialah rangkaian kegiatan atau usaha guna mengatasi masalah di bidang
transportasi di masa mendatang dengan tujuan menciptakan sistem transportasi yang aman,
nyaman, lancar, murah, ramah lingkungan, serta efektif dan efisien.

Dalam menyusun suatu perencanaan transportasi, perlu dilakukan kajian dan analisis
dari komponen-komponen transportasi, perkiraan kegiatan transportasi di masa mendatang
dan mengetahui masalah-masalah yang ada. Secara singkat terdapat 4 tahapan model
perencanaan transportasi yakni Bangkita-Tarikan, Distribusi Perjalanan, Pemilihan Moda,
dan Pembebanan Ruas Jalan.

Perencanaan transportasi erat kaitannya dengan tata guna lahan. Kota/wilayah terdiri
dari berbagai tata guna lahan. Oleh sebab itu, perencanaan transportasi harus bisa saling
menghubungkan antara tiap guna lahan yang ada agar proses atau kegiatan di kota/wilayah
tersebut tetap berjalan dan berlangsung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://oktaworo.blogspot.com/2015/03/perencanaan-transportasi-i.html

https://tekniksipildopp.blogspot.com/2018/12/4-tahap-model-perencanaan-
transportasi.html

http://hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/tata-guna-lahan.html

https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/tata-guna-lahan

http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-918-antara-tata-guna-lahan-dan-transportasi.html

Anda mungkin juga menyukai