Anda di halaman 1dari 13

52 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar


di Sekolah Menengah Atas

Elya Nusantari
Pendidikan Biologi-Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang. Email: elya.nusantari09@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian bertujuan mengungkap jenis miskonsepsi genetika pada buku ajar SMA kelas
XII. Buku ajar dianalisis sebanyak 12 buku tahun terbit 2007-2010. Analisis dilakukan mulai Mei-
Oktober 2010. Langkah penelitian adalah mengidentifikasi miskonsepsi genetika halaman demi hala-
man dan bab demi bab. Hasil penelitian menunjukkan miskonsepsi genetika ditemukan pada 7 atau
seluruh kelompok konsep yakni arti dan ruang lingkup genetika; gen, DNA dan kromosom; hubung-
an gen, RNA, polipeptida, dan proses sintesis protein; keterkaitan antara proses pembelahan mitosis
dan meiosis dengan pewarisan sifat; prinsip hereditas dan mekanisme pewarisan sifat; penentuan je-
nis kelamin; dan mutasi. Hal ini akibat penyajian informasi masih versi sejarah, materi masih genetika
klasik dan kurang representatif (molekuler). Penyajian konsep genetika tidak menghubungkan antar
konsep sehingga pemahaman siswa terfragmentasi. Guru perlu melakukan seleksi buku ajar sesuai
standar isi materi.

Kata kunci: miskonsepsi, genetika, buku ajar SMA, seleksi buku

M
ateri genetika merupakan bagian materi penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-
yang diberikan di jenjang SMP dan SMA. contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang
Pada jenjang SMA materi genetika meli- berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang
puti 7 kelompok konsep yakni Arti dan Ruang Lingkup tidak benar. Berg (1991) menjelaskan bahwa mis-
Genetika; Materi genetik Gen dan Kromosom; Hu- konsepsi sebagai suatu konsepsi yang tidak sesuai
bungan DNA-RNA-Polipeptida dalam Sintesis Pro- dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diteri-
tein; Reproduksi Sel (mitosis dan meiosis), Pewarisan ma oleh para ilmuwan. Konsepsi pada umumnya di-
Sifat pada makhluk Hidup; Penentuan Jenis Kelamin bangun berdasarkan akal sehat (common sense) atau
dan Mutasi. Konsep genetika dirasakan sulit oleh se- dibangun secara intuitif dalam upaya memberi makna
bagian besar siswa karena materi ini bersifat abstrak, terhadap dunia pengalaman mereka sehari-hari dan
perkembangan genetika molekuler berkembang sa- hanya merupakan eksplanasi pragmatis terhadap du-
ngat pesat sementara informasi di buku ajar masih nia realita. Miskonsepsi siswa bisa terjadi karena pro-
berorientasi genetika klasik. Hal ini berakibat pada ses pembelajaran pada jenjang pendidikan sebelum-
pemahaman yang salah tentang konsep genetika atau nya. Ibnu (1989) mengistilahkan bahwa miskonsepsi
terjadi miskonsepsi pada materi genetika. adalah pemahaman naif yang begitu mendarah daging
Miskonsepsi adalah gagasan yang konflik de- sehingga pengajaran tradisional tidak dapat mengo-
ngan konsepsi ilmiah dan merupakan suatu konsep reksinya. Miskonsepsi disebut juga gagasan yang te-
yang salah. Beberapa pengertian tentang miskonsepsi lah terbentuk, keyakinan non-ilmiah, teori-teori naif,
dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Miskon- konsepsi atau kesalahpahaman konseptual (Heather,
sepsi pada siswa adalah ide/pemikiran yang berbeda 2003). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dari penerimaan umumnya oleh para ahli (Odom, miskonsepsi adalah ketidakcocokan pemahaman yang
1995). Selanjutnya Novak (1984:20) menyatakan dimiliki siswa dengan pemahaman ilmu pengetahuan.
miskonsepsi sebagai suatu interpretasi konsep-konsep Miskonsepsi materi genetika dapat terjadi oleh
dalam suatu pernyataan yang tidak dapat diterima. beberapa sebab, bisa faktor guru, prekonsepsi siswa
Suparno (1998:95) menjelaskan bahwa miskonsepsi sendiri terhadap materi genetika yang telah diperoleh
sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, dari jenjang sebelumnya atau disebabkan buku ajar

52
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 53

yang banyak memberikan informasi yang salah dari rikan. Semakin tinggi jenjang sekolah maka konsep
pemahaman ilmuwan atau miskonsepsi. Buku ajar tersebut akan diberikan secara lebih mendalam. Maka
atau buku pegangan siswa sangat beragam. Sekolah bila dijenjang sebelumya terjadi miskonsepsi akan
tidak memberikan ketentuan buku ajar mana yang berakibat pada miskonsepsi akan terbawa terus ke
bisa digunakan dan tidak bisa digunakan karena belum jenjang selanjutnya.
ada rekomendasi hasil penelitian bagaimana kualitas Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji buku ajar
buku ajar yang digunakan di sekolah. Sehingga siswa di SMA khusus pada materi genetika. Penelitian ini
dapat menggunakan bermacam-macam buku ajar perlu dilakukan untuk memberikan informasi mis-
baik yang diperoleh dari kakak tingkat sebelumnya, konsepsi genetika apa saja yang ditemukan pada buku
meminjam dari perpustakaan atau membeli buku. Hal ajar SMA. Tujuan penelitian adalah dapat memberi-
ini dapat berakibat pada tidak terdeteksinya kesalah- kan kontribusi bagi pemecahan masalah miskonsepsi
an-kesalahan konsep yang ada pada buku ajar. bidang genetika, khususnya untuk membantu meme-
Bahan ajar atau buku ajar di sekolah dibuat untuk cah-kan persoalan bahan ajar genetika agar dapat
pegangan belajar bagi siswa. Namun biasanya guru memberikan pemahaman yang benar tentang geneti-
juga menggunakan buku ajar yang sama dengan yang ka. Selanjutnya pemikiran penulis bagaimana peran
dipakai oleh siswa. Seharusnya guru memiliki buku guru dalam menyeleksi buku ajar agar terhindar dari
pegangan lain yang berasal dari sumber yang terperca- miskonsepsi. Hasil penelitian ini akan dapat memberi-
ya misalnya textbook. Buku ajar biasa disusun oleh kan sumbangan pemikiran langkah apa yang dapat
tim guru atau dosen dengan menggunakan buku sum- dilakukan untuk mengatasi miskonsepsi genetika.
ber yang berbeda-beda, sehingga kualitasnya juga
berbeda-beda. Kualitas buku ajar dapat dinilai berda-
sarkan validitas textbook dengan kriteria tertentu, METODE
konten/isi spesifik biologi, readability atau kemampu- Langkah mmengidentifikasi miskonsepsi dilaku-
an menyesuaikan dan miskonsepsi (Abimbola, 1996). kan dengan mengikuti prosedur penelitian miskonsep-
Sebanyak 90% guru Biologi di Amerika mengan- si menurut Abimbola (1996). Pertama adalah menen-
dalkan teksbook dalam pembelajarannya. Yager (da- tukan proposisi atau hubungan antara konsep atau
lam Venville, 2002). Nigerian science teachers, pengetahuan materi genetika yakni konsep genetika
mempercayakan pada textbook untuk isi materi yang yang penting dan berpeluang terjadi miskonsepsi dipi-
memadai bagi persyaratan penyusunan silabus di lah dalam 6 kelompok yakni materi genetik DNA,
lembaga di Afrika Barat dan kurikulum nasional Dif- gen, kromosom; pembelahan sel dan replikasi, sintesis
ferent Science Subject. Guru biologi di Amerika protein, dan pewarisan Mendel. Proposisi pengetahu-
menggunakan kurikulum suplemen yang bervariasi an adalah pernyataan yang sebenarnya sesuai kon-
seperti menggunakan film, tape recordings dan kom- teks ilmuwan.
puter kompatibel software. Guru Nigeria memperca- Kedua, melakukan studi percontohan untuk me-
yakan textbook sebagai buku pegangan guru, siswa, nentukan apakah buku ajar SMA memiliki masalah
dan buku kerja. konseptual. Kegiatan ini dilakukan dengan membaca
Berdasarkan pentingnya buku ajar yang dapat dan menemukan contoh-contoh miskonsepsi yang
memberikan pengalaman belajar yang benar pada mungkin pada beberapa buku ajar SMA yang diguna-
siswa, maka kita perlu melakukan evaluasi buku ajar kan di sekolah.
yang digunakan di sekolah-sekolah, agar tidak terjadi Ketiga, mengidentifikasi miskonsepsi, menguji
kesalahan materi yang berakibat pada miskonsepsi. buku itu halaman demi halaman dan bab demi bab
Apabila terjadi miskonsepsi secara terus menerus untuk menemukan miskonsepsi yang ada sesuai de-
akan terbawa pada jenjang selanjutnya dan dapat ngan statemen pengetahuan materi genetik yang telah
menyebabkan destruksi pengetahuan. Sebagaimana ditetapkan sebanyak 7 kelompok konsep yakni Arti
dinyatakan oleh Kaharu, S. (2007) bahwa bila meru- dan Ruang Lingkup Genetika; Materi genetik Gen
juk pada kurikulum yang diterapkan saat ini dan kuri- dan Kromosom; Hubungan DNA-RNA-Polipeptida
kulum sebelumnya termasuk buku pegangan murid dalam Sintesis Protein; Reproduksi Sel (mitosis dan
maupun guru dapat dilihat bahwa materi atau konsep meiosis), Pewarisan Sifat pada makhluk Hidup; Pe-
yang telah diberikan di SD sampai SLTA adalah de- nentuan Jenis Kelamin dan Mutasi. Buku yang dite-
ngan kedalaman dan penekanan yang berbeda, ter- tapkan untuk diidentifikasi adalah buku ajar SMA mu-
gantung jenjang sekolah dimana materi tersebut dibe- lai tahun 2007-2010. Hal ini sesuai dengan aturan
54 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

Permediknas No 1 Tahun 2011 tentang buku yang oleh Gadner tahun 1991, Modern Genetics oleh Aya-
dapat digunakan di sekolah adalah buku terbitan 5 la tahun 1984, Biologi oleh Campbell, Reece & Mit-
tahun terakhir. chell tahun 2002, buku yang ditulis oleh Corebima
Keempat, mentabulasikan konsepsi yg teridenti- dengan daftar rujukan terpercaya yakni Genetika
fikasi mengandung miskonsepsi. Tabulasi diawali dari Mendel oleh Corebima tahun 1997, Penentuan Jenis
masing-masing buku ajar, kemudian kesamaan mis- Kelamin oleh Corebima tahun 1997. Secara rinci di-
konsepsi pada masing-masing materi diatur menjadi sajikan sesuai pokok bahasan/konsep pada buku
satu bagian. Buku rujukan untuk menetapkan mis- SMA sebagai berikut.
konsepsi adalah textbook genetika berbahasa asing
yang ditulis oleh Gadner, Ayala, Campbell dan dua
Arti dan Ruang Lingkup Genetika
buku genetika yang telah disusun oleh Corebima.
Kelima, Tim evaluator yakni pakar genetika di Miskonsep arti dan ruang lingkup genetika dite-
Universitas Negeri Malang, dan tiga praktisi/pengajar mukan pada 11 buku ajar yang menyatakan bahwa:
mata kuliah genetika memvalidasi dan mengidentifi- 1) genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan
kasi miskonsepsi yang telah ditemukan. Peneliti me- sifat dari induk kepada keturunannya dan mengikuti
minta tim evaluator mengevaluasi kebenaran atau pola-pola tertentu; 2) hukum-hukum genetika adalah
keberterimaan tentang konsepsi-konsepsi yang teri- hukum segregasi dan random assortment; 3) teori
dentifikasi sebagai miskonsepsi. Jadi tim evaluator herediter partikel Mendel yakni induk mewariskan
tidak lagi menguji buku ajar yang sudah diidentifikasi faktor-faktor herediter (gen) pada keturunannya. Fak-
peneliti. Dengan dasar hasil kerja para evaluator pe- tor-faktor herediter ini diturunkan sebagai partikel-
neliti dapat menghilangkan beberapa item dari daftar partikel yang terpisah dari satu generasi ke generasi
identifikasi miskonsepsi. berikutnya; 4) teori Mendel sangat penting bahkan
dijadikan dasar dalam memahami genetika dan mela-
kukan analisis atas pola-pola pewarisan sifat genetik;
HASIL
5) hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada
Miskonsepsi Materi Genetika yang keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perka-
Ditemukan pada Buku Ajar winan antar individu mempunyai perbandingan fenotip
maupun genotip yang mengikuti aturan tertentu yang
Peneliti menganalisis empat bab pada masing- disebut pola-pola hereditas pada kode buku no 4.
masing buku ajar yang dikelompokkan dalam 7 kelom- Berikut dijelaskan konsep arti dan ruang lingkup
pok konsep genetika. Miskonsepsi ditemukan pada genetika dan perkembangan genetika dari 3 ahli gene-
seluruh 4 bab atau 7 kelompok konsep yakni: Arti tika. Corebima menyatakan ruang lingkup genetika,
dan ruang lingkup genetika; Gen, DNA dan Kromo- Venville (2002) menyatakan perkembangan genetika
som; Hubungan gen, RNA, polipeptida, dan proses ke arah molekuler dan Dobszanky yang memperli-
sintesis protein; Keterkaitan antara proses pembelah- hatkan kedudukan genetika yang lebih luas di antara
an mitosis dan meiosis dengan pewarisan sifat; Prin- cabang-cabang ilmu Biologi yang lain.
sip hereditas dan mekanisme pewarisan sifat; Penen- Konsep Genetika berkembang dari ilmu yang
tuan Jenis Kelamin; dan Mutasi. Setelah dilakukan membahas tentang bagaimana sifat diturunkan men-
validasi oleh tim evaluator maka, miskonsepsi yang jadi lebih luas lagi yakni ilmu yang mempelajari ten-
ditemukan dapat disepakati apakah termasuk kategori tang materi genetik. Secara luas genetika membahas:
miskonsepsi atau tidak. 1) struktur materi genetik, meliputi: gen, kromosom,
Berikut penulis menguraikan hasil penelitian de- DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposa-
ngan pola mendeskripsikan konsep sajian pada bahan bel, 2) reproduksi materi genetik, meliputi: reproduksi
ajar yang diidentifikasi miskonsepsi, kemudian peneliti sel, replikasi DNA, reverse transcription, rolling
membetulkan miskonsepsi dengan pola analisis penu- circle replication, cytoplasmic inheritance, dan
lis dan berdasarkan rujukan yang ditulis miring. Kali- Mendelian inheritance, 3) kerja materi genetik, me-
mat yang dimiringkan bertujuan membedakan dengan liputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi, modifi-
pernyataan/konsep yang disajikan pada buku ajar. kasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi, konsep
Rujukan yang digunakan peneliti/penulis yakni dari one gen one enzyme, interaksi kerja gen, kontrol
sumber textbook asing yang dinilai memiliki kredibili- kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen pada
tas keilmuan yang tinggi yakni Principle of Genetics eukariotik, kontrol genetik terhadap respon imun, kon-
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 55

trol genetik terhadap pembelahan sel, ekspresi kela- perjelas bahwa “Chromosomes is to organize and
min, perubahan materi genetik, 4) perubahan materi package the giant DNA molecules of different
genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi, 5) genetika being broken during” (Gardner, 1991:141).
dalam populasi, dan 6) perekayasaan materi genetik. Miskonsepsi tentang hubungan kromosom, DNA
(Corebima, 2009). dan gen sebagai kota yang diibaratkan struktur suatu
Berkaitan dengan perkembangan genetika ke kromosom, yang terdapat pada bagian inti sel yang
arah molekuler maka gen sebagai materi genetik ada- membawa petunjuk bagi setiap fase kehidupan sel.
lah gen di abad 20 dideskripsikan oleh Tudge (2000) Setiap rumah melambangkan sebuah molekul DNA,
sebagai perubahan persepsi gen dari wujud seperti yakni bahan kebakaan. Kamarnya adalah gen, yaitu
manik-manik atau benang gen ke dalam pengertian anak bagian molekul yang menduduki tempat-tempat
atau sebagai wujud kimia dalam proses kimia yang khusus dalam molekul DNA. Batu batanya adalah
kompleks. Gen berada dalam terminologi abstrak, ahli nukleotida, yakni “bahan bangunan” molekul.
genetika akan mengacu ke biologi molekuler dan gen Konsep analogi yang benar adalah sel lebih tepat
didekati dari aspek kimiawi. Sehingga saat mendatang dianalogikan sebagai kota yang terdiri dari bermacam-
kajian genetika akan mempelajari materi genetika macam bangunan. Kromosom dianalogikan sebagai
yakni gen, DNA, kromosom, fungsi, ekspresinya serta rumah (bagian dari kota), gen sebagai kamar dari
perubahannya secara molekuler (Venville, 2002). rumah, nukleotida sebagai batu bata, bagian lain dari
Pengertian genetika yang baru ini juga memperli- DNA (phosphate dan gula deoksiribosa) sebagai se-
hatkan kedudukan genetika di antara cabang-cabang men. DNA adalah Deoxyribonucleic Acid dengan
ilmu biologi yang lain. Jadi genetika bukan hanya susunan lengkap yakni gula deoksiribosa, asam phos-
membahas tentang pewarisan sifat dari induk kepada pat dan basa nukleotida (A, C, G, dan T). Satu nukleo-
keturunannya. Dalam hubungan ini dinyatakan bah- tida terdiri dari gula deoksiribosa, asam phospat, dan
wa: genetics is the core biological science, nothing sepasang basa nukleotida. Jadi polinukleotida atau
in biology makes sense except in the light of gen- DNA dapat dianalogikan sebagai penyusun rumah
etics and evaluation (Dobzhansky dalam Ayala & sebagai batu bata dan semennya.
Kiger, 1984). Terkait pernyataan bahwa kamar adalah gen
sebagai anak bagian molekul yang mempunyai lokasi
khusus dalam molekul DNA. Gen sebagai sebuah
Konsep Gen, DNA, Kromosom DNA
tempat yang ada pada molekul DNA. Konsep yang
Miskonsep gen, DNA dan kromosom pada buku benar sebagaimana dinyatakan Gardner dkk., (1991)
ajar ditemukan dengan contoh sebagai berikut. “Kro- bahwa hubungan DNA dengan gen adalah segmen
mosom, gen dan DNA merupakan faktor pembawa DNA dalam panjang tertentu yang mengekspresikan
dan penentu sifat pada makhluk hidup. Apakah ada sifat tertentu disebut sebagai gen. Gen adalah segmen
keterkaitan kromosom, gen dan DNA?” Pertanyaan DNA dengan panjang nukleotida tertentu.
ini tidak dijawab oleh penulis bukunya. Hal ini mem- Gen dapat dianalogikan sebagai kamar dalam
beri pengertian ketiganya berfungsi sendiri-sendiri da- arti memiliki batas dan fungsi tertentu yang sama
lam membawa dan menentukan sifat pada makhluk dengan ruang lain yang ada di misalnya ruang tamu,
hidup. Kalimat ini membingungkan siswa. ruang makan, kamar tidur, dapur dan sebagainya yang
Konsep yang benar adalah sebagai berikut. Pe- memiliki lokasi dan fungsi tertentu. Gen ada di lokasi
neliti menyarankan perlunya menegaskan hubungan tertentu pada kromosom dan berfungsi mengekspresi-
antara konsep gen, DNA dan kromosom. Hubung- kan suatu sifat tertentu.
annya adalah rangkaian/segmen DNA memben- Miskonsepsi ditemukan pada kalimat berikut.
tuk gen, sedangkan gen-gen terangkai dalam sa- “Setelah melalui berbagai penyelidikan banyak data
tu kromosom. Kromosom terdiri dari DNA yang menunjukkan DNA adalah pembawa sebagian besar
terangkai secara bersambung membentuk spiral sifat genetik yang tersimpan di dalam kromosom.
dan berasosiasi dengan protein histon dan non- Apakah satu gen terdiri atas satu molekul DNA atau-
histon. Ayala (dalam Corebima, 1997) menyata- kah satu gen terdiri dari beberapa DNA hingga kini
kan bahwa kromosom diartikan sebagai molekul terus menjadi bahan penyelidikan para pakar”. Buku
asam nukleat yang mengandung sejumlah gen, lain menyatakan bahwa “Gen merupakan satu seri
serta pada struktur tertentu tersusun dari DNA triplet basa nitrogen yang terdapat pada pita DNA.
dan protein histon dan protein lain yang lazim Seri triplet ini akan mengkode satu rantai polipeptida
disebut sebagai nukleoprotein. Selanjutnya di- yang kemudian akan menjadi bagian dari satu enzim
56 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

atau protein lainnya”. Buku lainnya menyatakan gen menjadi sama. Padahal gen adalah sepeng-
“Sampai sekarang masih diselidiki terus menerus gal segmen DNA yang mengekspresikan sifat ter-
apakah satu gen terdiri atas satu molekul DNA, atau- tentu, jadi bukan dalam bentuk deretan linier de-
kah satu DNA terdiri atas beberapa gen. Banyak ngan jarak yang sama, tetapi bisa polinukleotida
data mengungkapkan bahwa DNA adalah pembawa yang pendek atau nukleotida pada panjang/ja-
sebagian besar atau seluruh sifat-sifat genetik yang rak tertentu.
khas dalam kromosom, sehingga DNA merupakan Miskonsepsi fungsi gen ditemukan pada buku
gen itu sendiri. Oleh karena itu banyak yang berpen- ajar bahwa “Para ahli menduga bahwa setiap gen
dapat bahwa satu DNA sama dengan satu gen”. hanya membentuk satu macam komponen enzim.
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan per- Misalnya gen mengendalikan sifat warna rambut hi-
tanyaan yang jawabannya belum diketahui oleh penu- tam. Gen yang bertanggung-jawab terhadap hal ini
lis bukunya. Konsep yang benar menurut Gardner mengontrol pembentukan pigmen hitam dalam akar-
(1991) bahwa gen merupakan segmen DNA yang akar rambut. Pigmen ini kemudian dialirkan ke dalam
dapat mengekspresikan suatu sifat tertentu. Jadi rambut. Mungkin juga yang dihasilkan oleh gen bukan
gen adalah bagian dari kromosom. Gen adalah pigmen itu sendiri, tetapi bentuk pendahuluan untuk
urutan DNA berasosiasi dengan protein histon itu atau enzim yang memungkinkan pembentukan pig-
membentuk nukleosom dan berkondensasi mem- men di dalam sel-sel pembentuk pigmen. Seharusnya
bentuk badan yang disebut kromosom. Satu gen penulis buku memperkenalkan tentang konsep kerja
tidak tersusun atas satu molekul DNA yang ha- gen mengendalikan sifat”.
nya terdiri atas satu nukleotida tetapi berupa po- Konsep yang benar bahwa “Sifat yang diten-
linukleotida dengan panjang tertentu. Gen bu- tukan oleh satu gen atau satu gen membentuk
kan terdiri dari satu seri triplet basa nitrogen. satu karakter merupakan konsep yang terbentuk
Gen adalah segmen DNA yang terdiri dari phos- dari temuan Mendel. Selain itu ada sifat makhluk
pat, gula pentosa deoksiribosa, dan basa nitro- hidup yang dikendalikan bukan oleh satu gen
gen dengan panjang tertentu sebagaimana di- yakni ditentukan oleh sekelompok gen yang le-
nyatakan Gardner (1991:136) adalah dengan taknya bisa tersebar atau tidak tersebar sebagai-
panjang “Approximately 200-nucleotide-pair mana dinyatakan “Clustered genes specifying
length of DNA”. Jadi satu DNA bukanlah satu one trait” dan “Dispersed gen specifying one
gen atau satu DNA tidak terdiri atas beberapa trait” (Gardner, 1991:248). Terdapat pula kajian
gen. tentang gen mengendalikan sifat makhluk hidup
Miskonsepsi letak gen pada kromosom lebih ba- konsep interaksi (epistasis dan interaksi nonepis-
nyak dinyatakan sebagai suatu ruang atau tempat. tasis). Pleyotropi yakni adanya gen-gen tertentu
Berikut ini miskonsepsi yang ditemukan: Gen terletak pada makhluk hidup yang mengendalikan lebih
pada lokus yang membentuk satu deretan linier pada dari satu sifat/karakter. Sebagaimana dinyata-
kromosom. Gen terdiri atas DNA yang diikat oleh kan Herskowitz (dalam Corebima, 1997:68) bah-
protein. Lokus berupa benda berbentuk bulat seperti wa “multiple effects of a single gene” dan Ayala
bola berderet deret. Lokus digambarkan sebagai tem- (1984) menyebutkan “that is, when a gene effects
pat deretan kotak-kotak. Gen terletak pada lokus ter- several traits, is known as pleiotropy” dan juga
tentu pada kromosom. Lokus berupa benda berbentuk beberapa gen membentuk satu karakter atau mo-
bulat seperti bola berderet deret. Gen diumpamakan difyer gene dinyatakan Gadner (1991) bahwa
terletak pada benang kromosom dalam suatu deretan “The effect of the modifier complex is qualitative
berurutan dan teratur. but because of many genes involved it is difficult
Konsep yang benar adalah gen berada pada po- to anlyze such complexes into single gen com-
sisi relatif yang disebut lokus sebagaimana dinyatakan ponents.”
oleh Gadner (1991:G7) bahwa “Locus is a fixed Miskonsepsi alela pada buku ajar dijelaskan
position on a chromosome that is occupied by a bahwa “Gen mempunyai bentuk alternatif yang dike-
given gene or one of its alleles”. Jadi lokus meru- nal dengan istilah alel. Gen dan alel dilambangkan
juk pada penentuan posisi gen pada suatu kromo- dengan huruf latin besar dan kecil”. Jadi gen punya
som, bukan sebagai tempat/kamar/ruangan dari pasangan seperti halnya kromosom. Konsep yang
gen. Pernyataan pada buku bahwa gen memben- benar bahwa Alel seharusnya ditambahkan de-
tuk satu deretan linier dan deretan yang berurut- ngan penjelasan bahwa konsep alel bukan hanya
an dan teratur dapat ditafsirkan bahwa jarak dominan dan resesif. Konsep dominan resesif itu
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 57

muncul dari temuan Mendel. Saat ini sudah dike- melilit protein histon dan bukan DNA yang dise-
tahui banyak sifat lain selain dominan resesif. laputi oleh protein. Jadi penggambaran tersebut
Gen dan alel tidak hanya dilambangkan dengan adalah gambaran klasik kromosom yang sudah
huruf besar dan kecil saja. Banyak sifat lainnya saatnya dihilangkan. Kromosom merupakan fase
misalnya alel ganda yakni alel yang lebih dari memendek dan menebal dari kromatin.
satu pasang dengan penanda, dominan tidak Miskonsepsi tentang sel kelamin dan sel tubuh
sempurna yakni gen dominan tidak benar-benar dihubungkan dengan jenis kromosom. Hal ini dinyata-
mengalahkan gen resesif sehingga muncul sifat kan bahwa “Setiap makhluk hidup dibangun oleh sel
antara, kodominan yang alelnya memiliki domi- tubuh (somatik) dan sel kelamin (gamet). Masing-
nansi yang sama misalnya golongan darah yang masing sel tersebut disusun oleh dua macam kromo-
dilambangkan IA Io IB yang karakternya akan som. Sel tubuh disusun oleh kromosom tubuh (auto-
muncul bersama-sama (Gardner dkk., 1991). som) sedangkan sel kelamin disusun oleh kromosom
kelamin (gonosom). Penggunaan kata kromosom tu-
buh dan kromosom kelamin ini perlu direvisi karena
Kromosom
miskonsepsi bisa terjadi karena kesalahan pemilihan
Miskonsepsi kromosom pada buku ajar adalah kata dan kalimat. Siswa akan menafsirkan bahwa
“Setiap kromosom khususnya kromonema terdapat kromosom tubuh ada di sel tubuh. Kromosom kelamin
deretan lokus. Batas antara lokus yang satu dengan ada di sel kelamin. Konsep yang seharusnya adalah
lokus lainnya tidak jelas seperti deretan kotak-kotak. Sel tubuh tidak hanya disusun oleh kromosom
Lokus digambarkan sebagai tempat deretan kotak- tubuh tetapi juga kromosom kelamin. Sel kelamin
kotak”. Konsep yang benar Lokus adalah posisi juga disusun oleh kromosom tubuh kromosom ke-
relatif dari gen yang memberikan arti letak gen lamin hanya jumlahnya saja yang berbeda yakni
dalam kromosom tersebut. Sebagaimana dinyata- haploid. Sel tubuh diploid. Penulis menyarankan
kan bahwa “Locus is a fixed position on a chrom- sebaiknya Istilah kromosom tubuh diganti dengan
osome that is occupied by a given gene or one of kromosom kromosom autosom dan kromosom ke-
its alleles”. (Gadner, 1991:G7). Jadi merujuk pa- lamin diganti dengan kromosom gonosom.
da penentuan posisi gen pada suatu kromosom, Miskonsep tentang fungsi kromosom autosom
bukan sebagai tempat/kamar/ruangan dari gen. pada buku ajar dinyatakan adalah “Kromosom ber-
Miskonsepsi bagian-bagian dari kromosom di fungsi mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh
buku ajar adalah “Sentromer dan lengan kromosom. makhluk hidup. Kromosom ini tidak ada hubungannya
Pada lengan tersusun tiga bagian selaput, matrik dan dengan penentuan jenis kelamin. Seks kromosom
kromonema. Bagian selaput adalah bagian tipis yang adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin
menyelaputi/menyelimuti badan kromosom, matrik organisme”. Konsep ini perlu kaji kembali dengan
adalah cairan bening yang mengisi seluruh bagian mengembangkan kajian pada kelompok makhluk
lengan. Matriks kromosom mengandung benang-be- hidup lain yang lebih luas dan mengikuti perkem-
nang halus berpilin-pilin yang disebut kromonema. bangan hasil penelitian tentang ekspresi kelamin.
Kromonema tersusun atas manik-manik berjejer rapat Pada awalnya memang kromosom kelamin meru-
dinamakan kromomer. Lengan merupakan bagian pakan penanda bahwa makhluk hidup tersebut
yang tersusun atas benang-benang kromosom. Be- jantan atau betina. Kemudian terbukti gen penen-
nang-benang kromosom tersebut kemudian memen- tu jenis kelamin adalah gen yang berada pada
dek dan menebal membentuk kromatin”. kromosom autosom maupun gonosom. Mekanis-
Konsep yang benar adalah struktur kromosom me penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup
disajikan secara molekuler dengan bagian-bagian se- cukup beragam diantara golongan makhluk hi-
cara lengkap yakni Asosiasi DNA dan protein His- dup (Corebima, 1997:37).
ton serta pola kondensasinya pada kromosom inti
eukariot (Campbell, Reece, Mitchell, 2002). Pada Replikasi
buku SMA masih menyatakan bahwa pada le-
ngan ada selaput, matrik dan kromonema. Sebe- Miskonsepsi bahwa “Proses replikasi pada ba-
narnya lengan merupakan bagian yang tersusun han ajar dapat digambarkan sebagai resleting yang
atas DNA yang berasosiasi dengan protein histon sedang membuka, masing-masing belahan untai
dan non histon. Kenyataannya adalah DNA yang DNA kemudian akan membentuk komplemennya.
58 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

Setelah mendapatkan pasangannya yang sesuai akan terjadi di beberapa tempat secara bersamaan. Jadi
terbentuk ikatan (3 nukleotida paling bawah). Gam- tidak dari awal nukleotida sepanjang ujung sampai
bar menunjukkan bahwa arah pembentukan nukleoti- akhir. Replikasi bukan menunggu terbukanya dua un-
da sesuai arah 5’—3’ dan 3’—5’. Polimerase akan tai polinukleotida seluruhnya, tetapi bertahap dan ber-
memisahkan kedua untai DNA”. jalan terus menerus, bila sudah selesai terbentuk
Apabila replikasi dianalogkan sebagai resleting, leading strand maka akan segera membentuk lag-
maka dapat disalahtafsirkan oleh siswa bahwa pem- ging strand. Enzim helikase jelasnya berfungsi
bentukan nukleotida baru yakni secara biridectional membuka helix DNA. Enzim ligase hanya bekerja
adalah dengan arah yang berbeda, dan dengan cara pada untai lagging strand yakni untuk menyambung
yang sama. Digambarkan pada buku bahwa penam- fragmen DNA yang terputus-putus. Hal ini tidak ter-
bahan nukleotida baru masing-masing dari 3 nukleoti- jadi pada yang leading strand. Pada celah-celah
da paling bawah artinya dari arah 5’—3’ dan 3’— antar tiap fragmen Okasaki, akan terbentuk ikatan
5’. Cara penambahannya tidak dijelaskan dengan 2 fosfodiester di bawah pengaruh enzim DNA ligase
cara yakni leading strand dan lagging strand. (Ayala, 1984).
Konsep yang benar adalah sebagaimana dinya-
takan oleh Campbell (2002) penambahan nukleotida
Pembelahan Sel (Mitosis)
baru melalui cara atau proses yang berbeda dengan
arah yang sama yakni arah 5’—3’ sehingga mengha- Miskonsepsi mitosis pada buku ajar bahwa
silkan leading strand dan lagging strand. Arah “Waktu mengganda/replikasi adalah menjelang meta-
yang sama yakni penambahan gugus nukleotida baru phase”. Hal ini disebabkan informasi sebelumnya
selalu pada atom 3 gula deoksiribosa arahnya selalu (sejarah) bahwa pada fase interfase adalah fase isti-
5—3 sehingga berakibat terbentuknya untai DNA rahat, sehingga di fase ini tidak terjadi proses yang
yang leading strand (kontinyu) dan lagging strand penting seperti pada kalimat berikut. “Tahap Interfase
yakni DNA baru yang dihasilkan terputus-putus. En- sel mengumpulkan materi dan energi untuk mitosis,
zim polymerase bukan untuk memisahkan dua untai inti sel tumbuh membesar, kromosom tidak nampak
DNA, tetapi menambahkan nukleotida baru pada un- tetapi nampak kromatin sebagai granula. Interfase
tai DNA lama. Enzim yang paling berperan pada poly- tidak termasuk fase mitosis”. Konsep yang lebih tepat
merisasi nukleotida baik pada pembentukan leading adalah “Tahap interfase, sel mengumpulkan mate-
strand maupun lagging strand adalah DNA poly- ri dan energi serta terjadi replikasi DNA untuk
merase III. DNA polymerase I berperan pada poly- mempersiapkan pembelahan berikutnya”.
merisasi nukleotida di tempat terlepasnya primer Miskonsepsi bahwa “Di tahap awal pembelahan
ARN satu demi satu dengan arah 5’—3’. DNA poly- sel, setelah sel mereplikasikan DNA yang terdapat
merase II belum diketahui peranannya (Campbell, di dalam benang-benang kromatin maka akan terjadi
Reece, Mitchell, 2002). pertumbuhan benang kromatin menjadi kromosom”.
Miskonsepsi pada buku ajar bahwa Replikasi Menurut penulis adalah tidak tepat digunakan istilah
DNA diawali dengan terbukanya dua rantai polipepti- ada pertumbuhan benang kromatin menjadi kromo-
da yang masing-masing berfungsi sebagai cetakan. som Konsep yang benar adalah kalimat dirubah
Sehubungan dengan penyusunan satu pita pelengkap- menjadi “Benang kromatin akan memendek men-
nya yang baru, enzim helikase membentuk gelem- jadi kromosom” (Gardner dkk., 1991).
bung-gelembung replikasi. Suatu protein pengikat pita Selanjutnya dinyatakan bahwa tahap interfase
tunggal akan tetap menjaga agar kedua pita pada terdiri atas G1, Sintesis dan G2. Pada tahap S terjadi
setiap gelembung terpisah. Jumlah gelembung replika- replikasi dan duplikasi DNA. Replikasi adalah proses
si pada makhluk hidup eukariot dapat mencapai ra- penggandaan molekul DNA sehingga sel anak mem-
tusan sampai ribuan sepanjang molekul DNA. Enzim punyai jumlah DNA yang sama dengan induknya.
ligase berfungsi menyambung fragmen DNA hasil Duplikasi adalah proses penyalinan kromosom sehing-
sintesis. ga kromosom menjadi panjang. Penjelasan di atas
Konsep yang benar bahwa dibagian kerja enzim menurut penulis menunjukkan adanya dua istilah
ligase harus jelas terjadi pada untai lagging strand replikasi dan duplikasi. Definisi yang dipaparkan
atau leading strand? Penjelasan di buku tentang tidak jelas membedakannya. Sebenarnya proses-
leading strand dan lagging strand sangat minim. nya satu. Beda penamaan karena sudut pandang
Hanya dua buku yang menjelaskan hal ini. Replikasi berbeda. Replikasi dipandang dari sudut proses
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 59

penggandaan DNA. Duplikasi dipandang dari Adanya pautan merupakan salah satu sebab tidak
hasilnya ada dua. sesuainya hasil persilangan dengan Hukum Mendel”.
Miskonsepsi dinyatakan pada buku ajar bahwa Konsep yang benar adalah Pautan gen, terjadi
“Tahap G2, terjadi penggandaan kromatin menjadi karena gen berada pada satu kromosom yang
dua tetapi sentromernya masih bergabung”. Konsep sama. Apabila dua gen pada kromosom sama dan
yang benar adalah Penggandaan kromosom atau letaknya berjauhan maka dapat terjadi pindah
replikasi terjadi di fase S bukan G2. Pada G2 ti- silang saat meiosis. Jika kedua gen itu berdekat-
dak ada aktivitas. Sebagaimana dinyatakan Gad- an maka sulit terjadi pindah silang sehingga ti-
ner (1991:53) bahwa “duplication of the genetic dak menghasilkan tipe rekombinan. Adanya paut-
material commences. During this synthesis (S) an merupakan salah satu sebab tidak sesuainya
phase of about 9 hours, the genetic material of hasil persilangan dengan Hukum Mendel. Hal
every chromosome is replicated. After the comple- ini sesuatu yang wajar karena hukum Mendel
tion of DNA replication, the cells enters a second terjadinya pada kromosom yang berbeda bukan
growth phase called G2”. pada kromosom yang sama (Corebima, 1998).
Miskonsepsi yang menyatakan bahwa “Fase Miskonsepsi bahwa “Hukum Mendel II hanya
Profase, terjadi pembentukan kromosom dari benang berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika ke-
kromosom; terjadi duplikasi kromosom menjadi kro- dua gen itu letaknya berdekatan, hukum ini tidak ber-
matid. Kromatid hasil duplikasi akan berlekatan pada laku. Hukum Mendel II ini juga tidak berlaku untuk
sentromer. Konsep yang benar adalah “Proses ini persilangan monohibrida”. Konsep yang benar bah-
terjadi pada tahap S di Interfase bukan fase Pro- wa Seharusnya pemahaman siswa dipermudah
fase sebagaimana penjelasan Gadner (1991) di dengan menyatakan bahwa Hukum Mendel II ha-
atas. nya berlaku untuk gen yang berada pada kromo-
som yang berbeda bukan gen yang letaknya ber-
jauhan. Karena dua gen berjauhan yang masih
Hukum Mendel I dan II
satu kromosom, juga tidak bisa terjadi kombinasi
Miskonsepsi bahwa “Gen homosigot tidak terja- bebas (kecuali ada pindah silang). Hukum Men-
di pemisahan. Individu dengan genotype BB atau bb del II tetap berlaku untuk persilangan monohibri-
disebut homozigot karena memiliki dua gamet yang da, tetapi tidak dapat dideteksi hasilnya. Jadi
sama. Jika dikawinkan sesamanya, individu homozi- Mendel I dan II berlaku untuk semua makhluk
got tidak mengalami pemisahan. Individu dengan ge- hidup eukariotik yang berbiak secara seksual
notipe Bb disebut individu heterosigot. Jika dikawin- baik dengan penanda satu, dua atau lebih (mo-
kan sesamanya, individu heterosigot akan mengalami nohibrid, dihibrid dan trihibrid dll. (Corebima,
pemisahan. Misal Bb disilangkan dengan Bb akan 1998).
menghasilkan keturunan BB, Bb dan bb. Miskonsepsi tentang pemahaman Hukum Men-
Konsep yang benar adalah “Bila individu ge- del II dan I akibat membaurkan pengertian pemisahan
notipe BB atau bb dikawinkan sesamanya, maka dan pengelompokan secara bebas. Seperti dinyatakan
tetap mengalami pemisahan atau mengalami Hu- bahwa “Mendel menyimpulkan bahwa segregasi dari
kum Mendel I. Hanya saja hasil pemisahan ada- pasangan alel yang menentukan suatu sifat tidak ber-
lah gamet yang sama yakni B dan B atau b dan pengaruh terhadap segregasi pasangan alel yang me-
b. Demikian juga individu heterosigot akan nentukan sifat lain. Alel-alel untuk karakter yang ber-
mengalami pemisahan menjadi B dan b. Jadi se- beda bersegregasi secara bebas. Kesimpulan ini me-
mua individu dengan genotip homozigot atau he- lahirkan hukum Mendel kedua yaitu pemisahan dan
terozigot sama-sama akan mengalami pemisahan pengelompokan bebas”. Konsep yang benar adalah
sesuai hukum Mendel I. Hukum Mendel I adalah hukum pemisahan (se-
Miskonsepsi bahwa “Pemisahan gen berlang- gregasi) yakni memisahnya gen yang terangkai
sung apabila gen Aa dan Bb letaknya (lokusnya) ber- dalam kromosom saat meiosis fase anafase. Jadi
jauhan. Jika kedua macam gen itu lokusnya berdekat- yang berpisah adalah gen yang terangkai dalam
an maka gen akan sulit memisah secara bebas, de- kromosom (Corebima, 88).
ngan kata lain gen-gen itu berpautan satu dengan Miskonsepsi pada buku ajar bahwa “Mendel I
yang lain. Jadi jika gen Aa dan Bb berpautan (AaBb) adalah hukum pemisahan bebas, padahal seharusnya
maka gamet yang dihasilkannya hanya AB dan ab. pengelompokan gen secara bebas”. Konsep yang
60 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

benar bahwa Hukum Mendel II adalah pengelom- bahwa “Replikasi terjadi pada saat profase”. Konsep
pokan secara bebas (assortment independent). yang benar bahwa Pada tahap ini sebenarnya pro-
(Corebima, 1998). ses mengganda sudah selesai yakni prosesnya
Miskonsepsi pada buku ajar dinyatakan bahwa terjadi di tahap interfase. Seharusnya tiap kro-
“Hukum Mendel I (hukum segregasi) berbunyi peris- mosom homolog sudah dalam keadaan menggan-
tiwa pembentukan sel gamet dua gen yang berpa- da oleh proses replikasi sebelumnya di fase inter-
sangan akan diturunkan secara bebas pada keturu- fase. Gadner (1991:60) menyatakan “Replica-
nannya melalui gamet. Hukum Mendel II dikenal se- tion of genetic information occurred in the pre-
bagai prinsip pengelompokan secara bebas (assorta- ceding interphase”.
si). Prinsip assortasi menyatakan bahwa pada saat Miskonsepsi bahwa “Pada Meiosis I di anafase
terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel I pada buku ajar dinyatakan kromatid dalam bentuk
mengelompok secara bebas. Pengertiannya adalah tetrad saling berpisah dan bergerak menuju kutub
setiap gamet jantan yang dihasilkan oleh F1 mempu- yang berlawanan tanpa adanya pemisahan sentro-
nyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet- mer”. Konsep yang benar adalah Lebih jelas apabi-
gamet betina yang dihasilkan dari F1”. Konsep yang la konsep kromosom dalam bentuk tetrad dikata-
benar bahwa Seharusnya Mendel I dan II sama- kan sebagai kromosom yang sehomolog untuk
sama terjadi saat pembentukan gamet. Prinsip menekankan bahwa kromosom homolog pada me-
Mendel II terjadinya bukan saat fertilisasi. Feno- iosis I yang berpisah (bukan kromatid) menuju
tip yang muncul dari percobaan mendel adalah kutub yang berlawanan.
efek yang dapat terlihat dari peristiwa pengelom- Miskonsepsi pada buku ajar bahwa “Pada saat
pokan gen/alel secara bebas. Bagan persilangan pembelahan meiosis, pasangan-pasangan kromosom
merupakan sarana pembuktian. Lebih penting saling mempertukarkan materi genetiknya. Ada seba-
adalah proses kombinasi bebas gen ketika akan gian kromosom yang sebelumnya bersama-sama
membentuk gamet yakni masih di pembelahan menjadi terpisah, tetapi ada juga kromosom yang te-
meiosis di fase metaphase itu terjadi peristiwa tap bersama-sama sehingga diturunkan bersama-sa-
kombinasi bebasnya sebagaimana dinyatakan ma. Pada saat inilah segala sifat karakter dan ciri
Ayala (dalam Corebima, 1991). dari orang tua diwariskan kepada anaknya”. Kalimat
Miskonsepsi bahwa pada saat pembelahan mei- ini mengandung pengertian tersamar, tidak menyam-
osis bahwa “Pasangan-pasangan kromosom saling paikan konsep secara jelas. Konsep yang benar ada-
mempertukarkan materi genetiknya. Ada sebagian lah Pada saat pembelahan meiosis, pasangan
kromosom yang sebelumnya bersama-sama menjadi kromosom (berarti kromosom yang sehomolog)
terpisah, tetapi ada juga kromosom yang tetap bersa- tidak saling mempertukarkan materi genetik, te-
ma-sama sehingga diturunkan bersama-sama. Pada tapi terjadi kombinasi dari kromosom sehomolog
saat inilah segala sifat karakter dan ciri dari orang yang mengandung gen alelnya dan kombinasi
tua diwariskan kepada anaknya”. Konsep ini tidak posisi dari kromosom lain yang tidak sehomolog
jelas terjadi pada proses apa. Bila terkait dengan dilanjutkan dengan pemisahan bebas maka
peristiwa meiosis sebaiknya kalimatnya adalah menghasilkan gamet yang merupakan kombinasi
pasangan kromosom yang sehomolog akan gen-gen dalam kromosom. Kromosom yang ber-
mengalami kombinasi secara bebas dan berpi- sama-sama kemudian berpisah adalah kromosom
sah. Pada gen yang terletak pada kromosom homolognya. Kromosom yang tetap bersama-
yang sama tidak akan mengalami kombinasi be- sama adalah kromosom yang berada pada bi-
bas dan pemisahan kromosom sehingga diturun- dang yang sama (kromosom lain bukan homolog-
kan bersama-sama pada keturunannya. nya) sebelum memisah, kemudian setelah memi-
sah bisa tetap bersama-sama diturunkan pada
Meiosis gametnya (Corebima, 1998).

Miskonsepsi bahwa “Tahap Pakiten dinyatakan


Sintesis Protein
pada buku ajar adalah terjadi bivalen atau kromosom
homolog yang berpasangan berduplikasi menjadi dua Miskonsepsi bahwa “Sintesis protein berlang-
kromatid sehingga setiap bivalen mempunyai empat sung di dalam inti sel dan ribosom. Bahan dasar yang
kromatid disebut tetrad”. Pada buku lain dinyatakan diperlukan untuk sintesis protein adalah asam amino.
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 61

Sintesis protein melibatkan DNA, RNA dan mitokon- PEMBAHASAN


dria”. Konsep yang benar adalah “Tempat berlang-
Analisis Penyebab Miskonsepsi pada Buku
sungnya translasi adalah ribosom, bukan mito-
Ajar
kondria. Sebagaimana dinyatakan Gadner
(1991:255) bahwa “The mRNA then carries the Berdasarkan analisis penulis, penyebab miskon-
genetic information from its site of synthesis in sepsi dapat terjadi karena beberapa sebab yakni pe-
the nucleus to the sites of protein synthesis the nyajian materi genetika masih berorientasi genetika
ribosomes in the cytoplasm.” klasik Mendel dan masih genetika sejarah, tidak
Miskonsepsi bahwa “DNA melaksanakan fung- menghubungkan antar konsep, penggunaan analogi
sinya dengan cara DNA dikopi terlebih dahulu menja- yang salah dan kesalahan penggunaan bahasa. Ber-
di RNA dan hasil kopiannya itulah yang melakukan dasarkan penelitian Wangintowe (2000) juga menya-
sintesis polipeptida. Hal ini dimaksudkan agar gen takan bahwa dari penelusuran buku-buku sumber
asli tetap terlindungi, sementara hasil kopiannya ditu- yang digunakan oleh guru dan siswa dapat disimpul-
gaskan untuk melaksanakan pesan-pesan yang di- kan terbatasnya penjelasan yang ditulis dalam buku-
kandungnya”. buku sumber yang digunakan sebagai sumber bacaan
Konsep yang benar adalah Seharusnya tidak dalam proses pembelajaran biologi berpeluang me-
menggunakan kata DNA dikopi, karena hasil ko- nimbulkan miskonsepsi.
pi DNA adalah duplikasi atau dihasilkan dari Penulis menganalisis empat sebab miskonsepsi
proses replikasi DNA. Seharusnya menggunakan pada buku ajar secara urut sebagai berikut. Penyebab
kata DNA ditranskripsi menjadi ARN yang mem- pertama adalah pola penyajian materi genetika masih
punyai fungsi pada sintesis protein. Kata memper- genetika klasik dan masih berorientasi sejarah. Hal
banyak diri adalah mengkopi diri yakni dengan ini telah dinyatakan Corebima (2009) bahwa materi
replikasi. Proses membentuk RNA bukanlah pro- genetika di sekolah dan perguruan tinggi masih berori-
ses mengkopi tetapi membentuk kodon (RNAd), entasi sejarah sehingga konsep terputus-putus. Materi
antikodon (RNAt) dan RNAr. Seharusnya diguna- yang tertuang dalam buku teks berisi informasi sepo-
kan kata yang lebih tepat yakni DNA template tong-sepotong yang tidak saling mengaitkan antara/
pada proses transkripsi akan membentuk kodon konsep satu dengan lainnya. Hal ini akibat konsep
selanjutnya mensintesis protein sesuai urutan ko- yang masih berorientasi pada genetika klasik. Sehing-
donnya/ARN duta. DNA yang ditranskrip biasa- ga siswa tidak memiliki pemahaman yang tepat terha-
nya juga hanya satu strand jadi bukan mengha- dap konsep-konsep genetika yang dipelajarinya; sis-
silkan kopian DNA sebagaimana dinyatakan wa tidak memiliki pengetahuan yang layak dalam me-
Gadner (1991:255) yakni “The transcribed sense mahami suatu konsep. Siswa tidak mampu memba-
strand of two different genes, even adjacent gen- ngun/mengkonstruksi konsep genetika secara utuh
es, is not always the same strand. However for a yang dapat diterapkan dalam proses kehidupan seha-
given gene only one strand is usually transcrib- ri-hari. Kesulitan ini berpeluang menimbulkan salah
ed”. pemahaman atau miskonsepsi di kalangan siswa .
Miskonsepsi bahwa “Setiap kodon berfungsi Hal ini terlihat dari sajian materi DNA, gen dan
memanggil satu macam asam amino. Semakin ba- kromosom masih mempertahankan konsep lama yak-
nyak macam kodon yang terkandung di dalam RNA- ni masih memperlihatkan struktur kromosom terdiri
d akan semakin banyak macam asam amino yang dari lengan dan sentromer. Lengan berisi matriks,
menyusun polipeptida yang disintesis. RNA-d yang DNA dan selaput sehingga terlihat DNA diselaputi
memiliki kodon sekitar 900-1500 membentuk sebuah oleh protein. Hal ini merupakan sisi sejarah penemuan
rantai polipeptida yg terdiri 300-500 asam amino”. kromosom. Saat ini konsep yang benar adalah DNA
Konsep yang benar bahwa Asam amino yang melilit protein histon. Selanjutnya konsep DNA, gen
dikenal hanya 20 macam. Satu asam amino bisa dan kromosom juga masih dijelaskan secara tersa-
dikode oleh lebih dari satu kodon. Bukan berarti mar. Penulis buku tidak dapat menjelaskan perbeda-
makin banyak kodon makin banyak asam amino, annya secara jelas. Seharusnya disajikan gambar
karena asam amino hanya 20 macam sehingga struktur kromosom secara molekuler. Bukti lain masih
beberapa kodon mengkode asam amino yang sa- menampilkan genetika klasik adalah pada penyajian
ma. Polipeptida yang terdiri dari 300-500 asam konsep pewarisan sifat masih mengunggulkan geneti-
amino artinya asam amino yang berjumlah 20 ka Mendel dengan sifat ekspresi gen yang dominan
macam yang berkombinasi dalam urutan tertentu.
62 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

dan resesif. Munculnya sifat lain tidak mendapatkan beberapa bab. Masalah siswa adalah sulit memuncul-
penekanan bahwa masih banyak ekspresi gen selain kannya dari informasi yang terpisah-pisah tersebut.
dominan resesif diantaranya semidominan, kodomi- Penyebab ketiga adalah penggunaan analogi
nan, alela ganda, pleyotropi, poligen dll. Konsep gen yang tidak tepat. Penggunaan analogi yang tidak tepat
mengendalikan satu sifat sudah saatnya diperluas de- dapat menyebabkan miskonsepsi (Gusril, 2008). Hal
ngan konsep kerja gen lainnya diantaranya ada gen ini terbukti penulis buku masih menggunakan analogi
yang mengendalikan beberapa sifat, atau beberapa lokus adalah tempat/kamar/ruangan kotak-kotak se-
gen mengendalikan satu sifat dll. Konsep waktu repli- bagai tempat gen. Sebenarnya hanya merupakan po-
kasi menjadi salah yakni terjadi di awal pembelahan sisi letak gen. Penulis buku hendaknya dapat menghu-
sel yakni profase pada mitosis atau fase zygotene bungkan gen dengan lokus, karena gen satu dengan
pada meiosis. Sebenarnya replikasi terjadi saat fase lainnya tidak sama panjang pasangan basanya. Peng-
interfase. Hal ini akibat konsep klasik bahwa bahwa gambaran kromosom, gen dan DNA juga belum tepat
pada fase interfase adalah fase istirahat. Padahal sebagai kota, rumah dan kamarnya. Analogi hendak-
justru pada fase ini terjadi aktivitas yang tinggi yakni nya dapat memudahkan siswa untuk memahami kon-
mengumpulkan energi untuk persiapan pembelahan, sep. Penggambaran resleting sebagai proses replika-
replikasi maupun transkripsi translasi. si juga ada ketidaktepatan sehubungan dengan cara
Penyebab kedua adalah penyajian materi geneti- pembentukan untai DNA pasangannya yang mengha-
ka kurang menghubungkan antar konsep sehingga silkan leading strand dan lagging strand dan arah
pemahaman siswa terfragmentasi. Hal ini dapat di- penambahan nukleotida baru yang selalu 5’—3’.
buktikan dari penyajian konsep hukum Mendel. Pada Penyebab keempat adalah kesalahan memahami
bahasan Mendel tidak dijelaskan lebih lanjut bahwa materi genetika akibat penggunaan bahasa. Hal ini
Hukum Mendel terjadi saat pembelahan Meiosis I terlihat dari penggunaan kata kromosom tubuh dan
pada fase metaphase I dan Anafase I. Konsep repli- kromosom kelamin sehingga penulis buku mengang-
kasi dihubungkan dengan pembelahan sel baik mitosis gap kromosom kelamin menentukan jenis kelamin,
maupun meiosis namun masih menginformasikan kromosom tubuh menentukan sifat/karakter tubuh
waktu replikasi yang masih salah, dan tidak ada pene- makhluk hidup. Hal ini juga yang membuat penulis
kanan kenapa replikasi dilakukan sebelum pembelah- buku mengira bahwa di dalam sel gamet hanya
an sel. Konsep DNA seharusnya dihubungkan de- mengandung kromosom kelamin, dan di sel tubuh
ngan konsep gen dan kromosom. Banyak buku tidak hanya mengandung kromosom tubuh. Sebaliknya pa-
dapat membuat hubungan konsep yang jelas. Konsep da konsep pembelahan sel tetap disampaikan bahwa
ekspresi gen seharusnya dihubungkan dengan konsep pada pembelahan mitosis kromosom anak sama de-
transkripsi dan translasi. Konsep Mendel seharusnya ngan induknya dan pada pembelahan meiosis kromo-
dihubungkan dengan konsep ekspresi gen baik satu som anak adalah separuh dari kromosom induknya.
sifat satu gen maupun satu sifat beberapa gen atau Penulis menyarankan penggunaan kata kromosom
beberapa sifat satu gen dan sifat lainnya. tubuh diganti menjadi kromosom autosom, kromo-
Hal ini sejalan dengan pernyataan Fensham, som kelamin diganti menjadi kromosom gonosom.
Gunstone dan White (dalam Venville, 2002) tentang
pentingnya siswa menghubungkan konsep dalam sua-
Peran Guru sebagai Penyeleksi
tu topik untuk proses belajar yang good learning.
Miskonsepsi.
Pembelajaran yang baik adalah siswa secara kom-
prehensif dapat membuat hubungan, secara aktif Guru berperan penting dalam mengatasi miskon-
mencari hubungan diantara topik dan melakukan sepsi buku ajar. Miskonsepsi ini akan berdampak pa-
crosscheks. Penelitian menunjukkan siswa hanya da siswa maupun guru. Sebagaimana disampaikan
mengingat fakta secara terpisah dan tidak bisa mem- Asmoro, C.P dan Asep, S (2007) bahwa lemahnya
buat hubungan diantara konsep dan informasi ke da- penguasaan konsep akan berdampak pada kemam-
lam koherensi/paduan dan belajar bermakna/mean- puan memahami konsep selanjutnya. Terjadinya mis-
ingfull learning. Hal ini juga diperkuat berdasarkan konsepsi akan menyebabkan tujuan-tujuan yang seha-
penelitian Allchin (dalam Venville, 2002) juga me- rusnya dicapai akan terhambat dan dikhawatirkan
nyampaikan bahwa pada textbook genetik masih me- pada ketidakberhasilan pembelajaran dalam menca-
nyajikan informasi genetika yang terpisah-pisah pada pai tujuan. Bagaimana langkah yang harus dilakukan
Nusantari, Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan... 63

guru agar dapat memberikan informasi yang benar guruan tinggi. Hal ini dapat dilakukan melalui seleksi
pada siswa? Menurut penulis miskonsepsi pada buku buku ajar yang dapat memberikan informasi yang
ajar dapat diatasi Pertama, guru hendaknya melaku- benar pada siswa. Perlu penyusunan buku ajar gene-
kan analisis isi pembelajaran karena menganalisis isi tika yang memperhatikan hubungan antar konsep,
materi penting untuk menyiapkan rencana pembela- penyajian genetika secara komprehensif. Perguruan
jaran di kelas. Kedua, guru menyeleksi buku teks tinggi dapat memberikan kontribusi untuk membenahi
yang akan digunakan dalam pembelajaran. Penulis kesalahan konsep genetika. Perlu meningkatkan pe-
menganjurkan guru menggunakan buku ajar yang te- ngetahuan guru di bidang genetika melalui up date
lah dievaluasi untuk membatasi jumlah buku ajar perkembangan genetika maupun pelatihan bidang
yang bermasalah. Ketiga, guru dapat mendeskripsi genetika.
miskonsepsi dari buku ajar. Selanjutnya guru dapat
berkonsultasi dengan para ahli, para kolega, dan
menggunakan buku genetika tingkat akademi/pergu- DAFTAR RUJUKAN
ruan tinggi untuk mengklarifikasi beberapa kasus mis- Abimbola, I.O., & Baba. 1996. Misconceptions & Alter-
konsepsi. Keempat, guru perlu mendiskusikan mis- native Conceptions in Science Textbooks:The Role
konsepsi dengan siswa mereka karena metode cera- of Teachers as Filters. Journal The American Bio-
mah tidak akan menjamin bahwa guru telah menyam- logy Teacher, 58(1)14-19.
paikan miskonsepsi dan membetulkannya secara te- Asmoro, P.C dan Asep Sutiadi. 2007. Applying of Con-
pat. Siswa membutuhkan keyakinan mengenai me- ceptual Change Approach ti Increase Under-
ngapa materi tersebut mengandung miskonsepsi. Se- standing Concept Student of Senior High School
lanjutnya guru dapat membantu siswa memaknai in Heat Concept. Disajikan pada International Se-
miskonsepsi tersebut. Kelima, guru dapat menulis arti- minar on Science Education, Science Education
kel pada jurnal tentang miskonsepsi yang ditemukan. Program Graduate School Indonesia University of
Keenam, guru IPA perlu terampil memfilter miskon- Education Jakarta, 27 Oktober 2007.
sepsi agar siswa menjadi tahu konsep dengan benar. Ayala, F.J and Kiger, J.A. 1984. Modern Genetics. Menlo
Hal ini dapat ditingkatkan melalui up date materi Prk California: The Benyamin/cumings Publishing
genetika dan mengikuti pelatihan genetika. Company, Inc.
Berg, V.d, Euwe. (Ed.). 1991. Miskonsepsi Fisika dan Reme-
diasi. Sebuah pengantar berdasarkan lokakarya di
SIMPULAN & SARAN Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 7-10
Simpulan Agustus 1991.
Campbell, N.A., Reece, J.B & Mitchell, L.G. 2002. Biology,
Miskonsepsi pada buku ajar Biologi SMA kelas Fith Edition. California: Adison Wesley Logman
XII pada materi genetik kromosom, gen dan DNA; Inc.
replikasi; sintesis polipeptida; pewarisan sifat; dan Corebima, A.D. 1997. Penentuan Jenis Kelamin pada
pembelahan sel. Penyebab miskonsepsi pada buku Makhluk Hidup. Surabaya: Airlangga University
ajar adalah penyajian informasi genetika masih meng- Press.
ikuti versi sejarah yakni menyajikan materi genetika Corebima. 2009. Pengalaman Berupaya menjadi Guru
sesuai urutan waktu penemuannya, materi masih ba- Profesional. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam
nyak genetika klasik yakni genetika Mendel. Penyaji- Bidang Genetika pada Fakultas MIPA Universitas
an konsep genetika tidak menghubungkan antar kon- Negeri Malang, 30 Juli 2009.
sep sehingga pemahaman siswa terfragmentasi. Corebima.1997.Genetika Mendel.Surabaya:Airlangga
Penggunaan analogi yang tidak tepat dan kesalahan University Press.
penggunaan bahasa. Guru perlu melakukan seleksi Gardner, E.J., Simmons, M.J., Snustad, D.P. 1991. Prin-
buku ajar sesuai standar isi materi. ciples of Genetics. Eight edition. New York: Jhon
Wiley & Sons, Inc.Alen.
Gusril. 2008. Efektifitas Penggunaan Analogi dalam Pem-
Saran belajaran Konsep Abstrak. Jurnal Pendidikan
Perlu dilakukan langkah untuk membenahi mis- FKIP Unsyiah Banda Aceh, (Online), Jilid 5, No 2,
konsepsi pada buku ajar melalui langkah terintegrasi (http://ww.BandaAceh.ac.id, diakses 10 Maret
oleh pemerintah, penulis buku, penerbit buku dan per- 2010).
64 Jurnal Pendidikan Sains, Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, Halaman 52-64

Heather, M.A. 2003. Contering Astronomy Misconception Odom, Arthur Louis. 1995. Secondary & College Biology
in High School Students. Journal of Geosience Students Misconceptions about Diffusion & Os-
Education. 28 (4) 123-135. mosis. Journal The American Biology Teacher
Ibnu, S. 1989. Kesalahan atas Konsep-Konsep IPA karena ,57(7) 409-415.
Ketidaktepatan Pendekatan yang Digunakan. Kum- Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pen-
pulan Makalah. Malang: IKIP Malang didikan. Yogyakarta: Kanisius.
Kaharu, S. 2007. Exploring the Student Misconception Venville & Treagust, 2002. Teaching about the Gene in
of Electrical Circuit Concept by Certainty of Res- the Genetic Information Age. Australian Science
ponse Index and Interview. Disajikan pada Interna- Teachers Journal. Juni 2002.
tional Seminar on Science Education, Science Edu- Tundungi, W. 2009. Miskonsepsi siswa SMA pada Mata
cation Program Graduate School Indonesia Univer- Pelajaran Biologi dan Faktor-faktor Penyebab-
sity of Education Jakarta, 27 Oktober 2007. nya. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program
Studi Psikologi Pendidikan Pascasarjana Universi-
tas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai