Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak Indonesia merdeka kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan secara
berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1975, tahun 1984, tahun
1994, tahun 2004, tahun 2006, serta yang terbaru adalah kurikulum 2013. Dinamika tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai
seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan
dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Perubahan atau pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu
dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnansi, semangat perubahan
perlu terus dilakukan. Kita berharap perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya
perampingan mata pelajaran semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan
perubahan dan perkembangan zaman.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian
pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Secara
konseptual draft Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa
depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas
emosi, sosial dan spiritualnya. Pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan dengan
memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman belajar yang diperoleh dari kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat juga akan
mampu mendekatkan peserta didik pada kultur masyarakat dan bangsanya. Kurikulum 2013
menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan zaman yang kelak akan mengutamakan
kompetensi yang disinergikan dengan nilai-nilai karakter.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan
pokok masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang di maksud dengan kurikulum?
b. Bagaimanakah karakteristik dan tujuan kurikulum 2013?
c. Bagaimanakah landasan pengembangan kurikulum 2013?
d. Apa saja faktor-faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013?
e. Apa saja elemen perubahan kurikulum 2013?
f. Bagaimana standar isi kurikulum 2013 menurut Permendikbud?
g. Bagaimana standar proses kurikulum 2013 menurut Permendikbud?
h. Bagaimana strategi dan sistem implementasi kurikulum 2013?
i. Bagaimana penerapan kurikulum 2013?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Menjelaskan pengertian kurikulum
b. Menjelaskan karakteristik dan tujuan kurikulum 2013
c. Menjelaskan landasan pengembangan kurikulum 2013
d. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013
e. Menjelaskan elemen perubahan kurikulum 2013
f. Menjelaskan standar isi kurikulum 2013 menurut Permendikbud
g. Menjelaskan standar proses kurikulum 2013 menurut Permendikbud
h. Menjelaskan strategi dan sistem implementasi kurikulum 2013
i. Menjelaskan penerapan kurikulum 2013
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Kurikulum dalam dunia olah raga khususnya atletik pada zaman Yunani kuno.
Curriculum berasal dari bahasa Yunani Curier atau kurir (dalam bahasa Indonesia) yang
berarti seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang lain di lain tempat.
Curere berarti berlari. Kamus Webster tahun 1856 mengartikan “a race course, a place for
running, a chariot”. Kurikulum diartikan suatu jarak yang ditempuh oleh pelari. Tapi juga
suatu chariot kereta pacu pada zaman dulu, suatu alat yang membawa seseorang dari tempat
start ke tempat finish.
Kurikulum adalah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan
berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu. (Hilda Taba)
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. Menjelaskan, bahwasanya kurikulum sebagai suatu
rencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar mengajar di bawah
naungan, bimbingan & tanggunga jawab sekolah / lembaga pendidikan.
Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) menyatakan, Kurikulum merupakan niat & harapan
yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan
oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya
adalah proses belajar mengajar.
Soedijarto menyatakan, kurikulum adalah serangkaian pengalaman dan kegiatan belajar
yang direncanakan untuk diatasi oleh siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang berwewenang.
Berdasarkan pendapat para ahli, kurikulum merupakan sejumlah pengetahuan atau
kemampuan yang diberikan oleh lembaga yang berwewenang dan harus ditempuh atau
diselesaikan oleh peserta belajar untuk mencapai tujuan tertentu secara formal dan dapat
dipertanggung jawabkan. Suatu kegiatan merupakan wujud daripada proses perencanaan,
suatu kegiatan harus terencana secara matang dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang
ada. Sebuah perencanaan belum pernah mencapai keberhasilan seratus persen (100%).
Namun dengan adanya perencanaan yang baik, suatu kegiatan atau proses akan terlaksana
lebih teratur dan hasil lebih efektif.
2.2 Tujuan dan Karakteristik Kurikulum 2013
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang
diberikan kepada anak didik. Karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan, maka
kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.
2.2.1 Tujuan Kurikulum 2013
Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah
Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai berikut:
a. Tujuan Nasional
Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional
rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional,
tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional.
b. Tujuan Intitusional
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga
pendidikan. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga
pendidikan tersebut. Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter
dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan
sebagainya.
c. Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler adalah penjabaran dari tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan
institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran
sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara rasional
adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah
mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.
d. Tujuan Instruksional
Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan
yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab harus dicapai oIeh mereka setelah
menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan
sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik
setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan
institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus
(TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan
dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih
terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

2.2.2 Karakteristik Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
2.3 Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum baik perencanaan / perancangan /
penyusunan kurikulum, implementasi serta evaluasinya haruslah memperhatikan landasan-
landasan pokok serta prinsip dasar pengembangan kurikulum. Landasan ini diperhatikan
sebagai pijakan awal bagi pengembang dan perancang kurikulum dan akan sangat
menentukan corak dan bentuk kurikulum yang akan dilahirkan nantinya. Adapun yang
dijadikan landasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut :
2.3.1 Aspek Filosofis
Landasan filosofis didasarkan atas landasan filosofi pendidikan yang berbasis pada
nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta
kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi.
2.3.2 Aspek Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

2.3.3 Aspek Konseptual


Secara konseptual kurikulum dikembangkan memperhatikan prinsip relevansi. Prinsip
ini merupakan prinsip dasar yang paling dasar dalam sebuah kurikulum. Prinsip ini juga
bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum. Artinya apabila prinsip ini tidak
terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak ada lagi artinya dan
kurikulum menjadi tidak bermakna. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah
kurikulum harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) sehingga para siswa mempelajari iptek yang benar-benar terbaru yang
memungkinkan mereka memiliki wawasan dan pemikiran yang sejalan dengan
perkembangan zaman. Relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Relevan
dengan kebutuhan karakteristik masyarakat artinya kurikulum harus membekali para
siswa dengan sejumlah keterampilan pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan
kondisi masyarakatnya. Apabila tidak terlaksana maka siswa tidak dapat beradaptasi
dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

2.4 Faktor – Faktor yang Menjadi Alasan Pengembangan Kurikulum 2013


Berdasarkan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut :
2.4.1 Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat
dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14
tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar
sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan
menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
2.4.2 Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,
kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat
internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan
ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang
dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji
yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
2.4.3 Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada
peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang
dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran
interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam,
sumber/media lainnya);
3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik
dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

2.4.4 Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar
matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut :
1) kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
2.4.5 Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.

2.5 Elemen – Elemen Perubahan Kurikulum 2013


Hal-hal yang baru sebaai perubahan kurikulum yang menjadi ciri Kurikulum 2013
adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini dirumuskan dalam
tujuh elemen sebagai berikut:
2.5.1 Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
2.5.2 Kedudukan Mata Pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata
pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi.
2.5.3 Pendekatan (ISI)
Kompetensi dikembangkan melalui
a. SMA : Mata pelajaran wajib dan pilihan.
b. SMK : Mata pelajaran wajib, pilihan, dan vokasi.
2.5.4 Struktur Kurikulum (ISI)
a. Sekolah Menengah Atas (SMA)
1) Perubahan sistem: ada mata pelajaran wajib dan matapelajaran pilihan.
2) Terjadi pengurangan mata pelajaran yang harus diikuti siswa.
3) Jumlah jam bertambah 2 JP/minggu akibat perubahan pendekatan
pembelajaran.
b. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
1) Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini.
2) Penyeragaman mata pelajaran dasar umum.
3) Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan industri.
4) Pengelompokkan mata pelajaran produktif sehingga tidak terlalu rinci
pembagiannya.
2.5.5 Proses Pembelajaran
a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta.
b. Belajar tidak hanya terjdi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat.
c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan.
SMA : Adanya mata pelajaran wajib dan pilihan sesuai bakat dan minatnya.
SMK : Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri.
2.5.6 Penilaian
a. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil).
b. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal).
c. Penilaia tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL.
d. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian.
2.5.7 Kegiatan Ekstrakurikuler
SMA / SMK :
1) Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dll.
2) Perlunya ekstrakulikuler partisipatif.

Isu Terkait Kurikulum SMK

1. Ujian nasional sebaiknya tahun ke XI sehingga tahun ke XII konsentrasi ke


sertifikasi keahlian.
2. Bidang keahlian yang belum sesuai lagi dengan kebutuhan global.
3. Penambahan life and career skills.
4. Perlunya melibatkan pengguna (industri terkait) dalam penyusunan kurikulum.
5. Pembelajaran SMK berasis proyek dan sekolah terbuka bagi siswa untuk waktu
yang lebih lama dari jam pelajaran.
6. Keseimbangan hard skill dan soft skill.
7. Perlunya membentuk kultur sekolah yang kondusif.
8. Pembagian keahlian yang terlalu rinci sehingga mempersulit pelaksanaannya di
lapangan.
2.6 Standar Isi Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud
Menurut Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah, dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan
Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi
lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain
sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan
kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses
pemerolehan kompetensi tersebut.
2.6.1 Uraian Revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat Kompetensi
2.6.3 Tingkatan Kompetensi dan Ruang Lingkup Materi
Muatan Pengantar Akuntansi pada SMK/MAK/PAKET C KEJURUAN
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen.

Tingkat Tingkat
Kompetensi Ruang Lingkup Materi
Kompetensi Kelas
5 X  Memiliki motivasi internal dan  Peran akuntansi
menunjukkan perilaku ilmiah  Prinsip-prinsip dan
dalam menemukan dan konsep dasar akuntansi
memahami pengetahuan dasar  Penyusunan laporan
tentang akuntansi. keuangan
 Menganalisis berbagai
klasifikasi yang terkait dengan
akuntansi dan memahami
manfaatnya.
 Memecahkan berbagai
persoalan yang berkaitan
dengan dasardasar akuntansi
dengan mengembangkan dari
yang dipelajari di sekolah
secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

2.7 Standar Proses Kurikulum 2013 Menurut Permendikbud


2.7.1 Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Sesuai dengan Standar
Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut :
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- - Mencipta

2.7.2 Perencanaan Pembelajaran


Sebelum memulai proses pembelajaran diperlukan adanya perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, terdiri dari :
A. Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.
1) Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran, yang terdiri dari :
a. Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
h. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
i. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
j. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
2.7.3 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, terdiri dari :
A. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran
a. SD/MI : 35 menit
b. SMP/MTs : 40 menit
c. SMA/MA : 45 menit
d. SMK/MAK : 45 menit

2) Rombongan Belajar
Jumlah rombongan belajar persatuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta
didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam table berikut :
No Satuan Pendidikan Jumlah Rombongan Belajar Jumlah Maksimum Peserta
Didik Per Rombongan Belajar
1 SD/MI 6-24 28
2 SMP/MTs 3-33 32
3 SMA/MA 3-36 36
4 SMK 3-72 36
5 SDLB 6 5
6 SMPLB 3 8
7 SMALB 3 8

3) Buku Teks Pelajaran


Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
4) Pengelolaan Kelas dan Laboratorium
a. Guru wajib menjadi teladan yang baik bagi peserta didik dalam menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta mewujudkan kerukunan
dalam kehidupan bersama.
b. Guru wajib menjadi teladan bagi peserta didik dalam menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
c. Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik dan sumber daya
lain sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.
d. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat
didengar dengan baik oleh peserta didik.
e. Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas dan mudah dimengerti oleh
peserta didik.
f. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik.
g. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan keselamatan
dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.
h. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
i. Guru mendorong dan menghargai peserta didik untuk bertanya dan
mengemukakan pendapat.
j. Guru berpakaian sopan, bersih, dan rapi.
k. Pada tiap awal semester, guru menjelaskan kepada peserta didik silabus mata
pelajaran; dan
l. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan.
B. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b) memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan
perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan jenjang peserta didik;
c) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
d) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
e) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan
mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik
dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses
afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain
pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan
pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
3) Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a) seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari
hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c) melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual
maupun kelompok; dan
d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

2.8 Strategi Implementasi Kurikulum 2013


Strategi Implementasi Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada pengertian
pengembangan kurikulum sebagai “the process of planning, implementing, and evaluating
opportunities itended to produce desired changed in learners” (Murray Print: 1993), strategi
implementasi pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memiliki tiga tahap, yaitu
merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi.
Adapun faktor-faktor yang menentukan dan mendukung keberhasilan implementasi
kurikulum dalam meningkatkan pembelajaran untuk menghasilkan peserta didik sebagai
lulusan yang kompenten sebagai berikut:
a. Kesesuaian kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan (PTK) dengan
kurikulum dan buku teks
b. Ketersediaan buku sebagai sumber belajar yang mengintegrasikan standa
pembentukan kurikulum
c. Penguatan pera pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan
d. Penguatan manajemen dan budaya sekolah
2.8.1 Penyiapan dan Pembinaan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak
diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum
yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung dengan efektif.
Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai
dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokume, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman bagi guru. Kurikulum sebagai implentasi adalah realisasi dari
pedoman tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Guru merupakan salah satu factor penting
dalam implementasi kurikulum. Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa ditunjang
oleh kemampuan guru untuk mengimplementasikannya, maka kurikulum itu tidak akan
bermakna sebagai suatu instrumental input dalam pencapaian tujuan pendidikan. Sebaliknya,
pembelajaran tanpa kurikulum sebagai pedoman tidka aktif. Dengan demikian, peran guru
sebagai posisi kunci dalam mengimplementasikan kurikulum. Guru lebih berperan banyak
dalam tataran kelas. Oleh karena itu, melakukan penyiapan dan pembinaan guru dalam
rangka implementasi kurikulum 2013 merupakan keniscayaan.
Sebelum kurikulum baru diimplementasikan pada tahun 2013, kementrian pendidikan
dan kebudayaan telah merencanakan untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan guru
yang diawali dengan melatih Master Teacher. Master Teacher akan direkrut dari guru-guru
yang berprestasi degan melihat skor ujian kompetensi awal (UKA), ujian kompetensi guru,
diklat pasca UKA, pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG). Pendidikan dan pelatihan
bagi Master Teacher (guru inti) dilakukan degan tatap muka dan peer teaching. Untuk
memberikan keputusan layak tidaknya guru untuk menjadi Master Teacher diakhiri pelatihan
dilaksanakan penilaian dengan menggunakan pendekatan penilaian Acuan Patokan (PAP)
dan penilaian Berbasis Kompetensi.
2.8.2 Penyiapan Buku
Keberhasilan implementasi kurikulum tahun 2013 selain tenaga pendidik dan
keoendidikan juga ditunjang oleh ketersediaan nuku sebagai sumebr dan bahan pembelajaran.
Oleh karena itu dalam rangka implementasi kurikulum 2013 ini perlu perlu disusun :
a. Buku siswa (substansi pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar)
b. Buku panduan guru berupa panduan pelaksanaan proses pembelajaran, panduan
pengukuran dan penilaian proses serta keberhasilan belajar.
c. Dokumen kurikulum meliputi struktur kurikulum, standar kompetensi lulusan,
kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Sistem Implementasi Kurikulum


Implementasi kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan-pesan kurikulum
kepada peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang memeiliki seperangkat kompensi
mereka sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Tugas guru dalam
implementasi kurikulum adalah bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta
didik, agar mereka mampu beriteraksi degan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan
perilaku standar kompetensi lulusan (SKL)
Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi leh tiga factor yaitu:
1. Karakteristik kurikulum yaitu yang mencakup ruang lingkup ide baru suat kurikulum
dan kejelasannya bagi pengguna dilapangan
2. Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam impelementasi, seperti
diskusi seminar, penataran, lokakarya, penyedia buku kurikulum dan lain-lain yang
dapat mendorong pengguna kurikulum dilapangan
3. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap guru terhadap kurikulum serta kemampuannya untuk merealisasikan
kurikulum pembelajaran.

2.9 Penerapan Kurikulum 2013


Kementrian pendidikan dan kebudayaan sedang mempertimbangkan dua opsi dalam
penerapan kurikulum 2013. Yang akan dimulai pada tahun ajaran 2013/2014. Pilihan atas
kedua opsi itu masih menunggu masukan dari sejumlah pihak melalui uji public yang ditutup
pada 23 Desember 2012.
Secara prinsip kurikulum 2013 diterapkan mulai tahun pelajaran 2013/2-14 secara
bertahap, tetapi pola penerapannya masih dipertimbangkan. Opsi pertama, kurikulum baru di
kelas I, IV, VII, dan X secara seretak disemua sekolah. Opsi kedua diterapkan dikeas I, IV,
VII, dan X hanya dibeberapa sekolah.
Jika opsi pertama yang dipilih, bisa lebih focus dalam mendidik guru dan menyiapkan
buku materi pelajaran. Opsi pertama juga mencerminkan kebersamaan karena dilakukan
serentak diseluruh Indonesia. Jika memilih diterapkan dibeberapa sekolah, harus ditentukan
kriteria sekolah yag menerakan kurikulum 2013. Sekolah yang dipilihpun harus
mencerminkan keberagaman, baik Negeri-Swasta, kota Besar-Kecil, maupun sekolah
berakreditasi A, B, dan C.
Untuk mengimplementasikan kurikulum 2013, akan segera disiapkan 40.000 guru yang
akan menjadi pelatih inti (Master teacher). Mereka dipilih dari guru-guru terbaik dan akan
akan dilatih oleh pelatih guru atau dosen yang juga diuji sebelumnya.
Kementrian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan bahwa
kurikulum 2013 tidak akan diterapkan disemua sekolah dasar (SD).mulai tahun pertama,
tahun pelajaran 2013 kurikulum baru hanya diterapkan pada 30% SD diseluruh wiilayah
Indonesia. Sementara untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA), kurikulum baru akan diterapkan pada kelas VII dan X untuk semua
sekolah diseluruh Indonesia seperti yang sudah dipaparkan dalam konsep uji publik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap Rencana Penerapan Kurikum 2013,
penulis banyak menemukan perubahan yang terjadi. Perubahan memang perlu dilakukan
untuk memperbaiki kurikulum sebelumnya yang masih memiliki banyak kekurangan. Yang
pada akhirnya diharapkan tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai melalui kurikulum
yang baru.
Secara Keseluruhan, Struktur Kurikulum 2013 pada tingkat SD, SMP, dan
SMA/Sederajat mengalami perubahan. Walaupun terjadi pengurangan Mata pelajaran, akan
tetapi jumlah alokasi waktu per minggu pada tingkat SD, SMP, dan SMA/Sederajat
mengalami penambahan. Menurut kami mata pelajaran ini akan meningkatkan kreatifitas
siswa siswi. Serta mata pelajaran agama yang jam pelajarannya bertambah dari tingkat SD,
SMP, dan SMA/sedrajat ini juga akan menambah nilai-nilai keagamaan pada diri siswa agar
siswa tersebut memiliki sikap yang mencerminkan kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hidayat, Dr. Sholeh. 2015. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution, Drs. 1988. Asas - Asas Kurikulum. Bandung: Jemmars Bandung.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai