Anda di halaman 1dari 5

JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 1

Polarimeter
Sulistiyawati Dewi K., Novia Dwi L., Hilda Avianti, M. Zainuri
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail : noviadwilestari@gmail.com

Abstrak—Praktikum polarimeter bertujuan untuk mempelajari loop tertutup, karena tidak ada magnet tunggal [2].
prinsip polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula Sebagai suatu gelombang yang bersifat elektromagnetik,
sebagai fungsi konsentrasi, dan menentukan konsentrasi larutan cahaya memiliki beberapa sifat tertentu. Berikut ini beberapa
gula dengan polarimeter. Pada percobaan ini digunakan sifat-sifat cahaya, di antaranya yaitu:
polarimeter 1 set, beker glass, batang pengaduk, sumber cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
natrium, gelas ukur, gula pasir, dan aquades. Percobaan ini
dilakukan dengan polarimeter diamati hingga muncul pola Sifat cahaya yang merambat lurus dapat dibuktikan dengan
terang-terang dan gelap-terang sesuai larutan yang dikehendaki. meninjau berdasarkan dapat tidaknya suatu benda meneruskan
Prinsip yang digunakan yaitu polarisasi cahaya. Adapun hasil cahaya. Benda yang sifatnya tidak tembus cahaya tidak
dari percobaan ini adalah sudut putar bidang polarisasi. Setelah dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila
dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa prinsip dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Benda
polarimeter menggunakan polarisasi cahaya rata-rata nilai sudut tersebut digolongkan kedalam benda gelap, yang artinya benda
putar jenis larutan gula adalah 7,86o, rata-rata konsentrasi tersebut tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri. Contohnya
larutan unknown adalah 0,58 gram/mol.
seperti karton, tripleks, kayu, tembok, dan lainnya.
Kata Kunci—Konsentrasi, polarimeter, polarisasi, sudut putar
2. Cahaya Dapat Dipantulkan
Cahaya juga dapat dipantulkan. Pemantulan cahaya terdiri
I. PENDAHULUAN dari pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan
alam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai
D dari penggunaaan cahaya. Tanpa ada cahaya maka
manusia tidak akan melihat apa-apa, karena pada dasarnya
permukaan yang tidak rata dan arah sinar pantulnya tidak
beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi apabila
benda yang dapat dilihat adalah benda yang memantulkan cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap atau licin
cahaya sehingga dapat terlihat oleh mata. Di balik itu semua, seperti misalnya cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang
terdapat banyak sifat yang dimiliki oleh cahaya meliputi datar dan sinar hasil pantulannya memiliki arah yang teratur.
pemantulan, pembiasan, transmisi, dan polarisasi cahaya. 3. Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang Pembiasan merupakan suatu peristiwa pembelokan arah
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang rambat cahaya, dimana cahaya merambat melalui dua zat
sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi yang kerapatannya berbeda. Apabila cahaya yang datang
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata berasal dari zat yang kurang kerapatannya menuju ke zat yang
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel lebih kerapatannya maka cahaya tersebut akan dibiaskan
yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat mendekati garis normal.
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut 4. Cahaya Dapat Diuraikan
"dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut Istilah lain dari penguraian cahaya ialah dispersi. Prinsip
spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penguraian cahaya ini ialah penguraian cahaya putih
penglihatan sebagai warna [1]. (polikromatis) menjadi cahaya dengan warna yang bervariasi
Teori cahaya yang telah dikemukakan sebelumnya (monokromatis). Contohnya adalah terjadinya pelangi, pelangi
mengalami kemajuan cukup berarti setelah James Clark terjadi dikarenakan adanya cahaya matahari yang tampaknya
Maxwell (1931-1879) pada tahun 1873 menunjukkan bahwa berwarna putih dan sebenarnya tersusun atas variasi warna
osilasi medan listrik meradiasikan gelombang elektromagnetik. diuraikan oleh titik-titik air di awan/air hujan [2].
Kecepatan perambatan gelombang yang dihitung dengan Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang
pengukuran medan listrik dan medan magnet diperoleh nilai akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita
yang sama dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang
yakni 3∙108 m/s. Pada data itu Maxwell menyatakan bahwa melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita
gelombang elektromagnetik teradiasi atas spektrum arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon.
inframerah, cahaya tambak, dan spectrum ultraviolet [1]. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar
Menurut Maxwell, medan magnet akan dihasilkan di dalam lampu yang cukup jauh [2].
ruang kosong jika terdapat perubahan medan listrik. Di situ Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban arah
Maxwell membuat kesimpulan awal yang lain. Jika perubahan getaran gelombang transversal menjadi satu arah getar
medan magnet menghasilkan medan listrik, medan listrik yang tertentu. Polarisasi merupakan proses mengurung vibrasi
dihasilkan itu juga akan berubah-ubah. Perubahan medan vektor yang menyusun gelombang transversal menjadi satu
listrik ini akan menghasilkan medan magnet yang berubah- arah. Dalam radiasi tak terkutubkan, vektor berosilasi ke
ubah dan seterusnya. Kita menganggap bahwa gelombang semua arah tegak lurus pada arah perambatan. Polarisasi
menjalar melalui lubang kosong, sehingga tidak ada pemicu cahaya merupakan vektor gelombang cahaya ke satu arah.
bagi garis E untuk berhenti atau mulai, sehingga mereka Bidang cahaya yang terkutub-bidang dapat diputar bila
membentuk loop tertutup. Medan magnet selalu membentuk melewati zat tertentu [2].
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 2

Gambar 2. Pemutaran bidang polarisasi untuk larutan gula


Polarimeter ialah alat untuk mengukur besarnya pemutaran
(rotasi ) bidang polarisasi larutan zat optik aktif. Untuk
mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa
optis aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada
Gambar 1. Cahaya terpolarisasi beberapa faktor yakni :
Berdasarkan penyebabnya, polarisasi dapat dibagi 1. Struktur molekul
menjadi dua, yaitu : 2. Temperatur
1. Polarisasi konsentrasi yang disebabkan oleh perubahan 3. Panjang gelombang
konsentrasi di sekitar elektrode. 4. Banyaknya molekul pada jalan cahaya
2. Polarisasi overvoltage atau tegangan lebih yang 5. Jenis zat larutan
disebabkan oleh jenis elektrode dan proses yang terjadi di 6. Konsentrasi
permukaan [3]. Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut,
Gelombang cahaya terpolarisasi terletak pada satu bidang sinar yang datang dari sumber cahaya (misalnya lampu
yaitu bidang getar cahaya (dapat dilihat pada gambar 1). natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
Apabila cahaya terpolarisasi dilewatkan pada larutan salah (polarizer), kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan.
satu enansiomer, maka bidang getarnya akan mengalami Akhirnya menuju prisma terpolarisasi kedua (analizer) [4].
perubahan posisi, yaitu berputar ke arah kanan atau kiri. Zat optik aktif adalah zat-zat yang dapat memutar bidang
Proses pemutaran bidang getar cahaya terpolarisasi, yang polarisasi cahaya, yaitu zat-zat yang molekul-molekulnya
disebut pemutaran cahaya terpolarisasi dinamakan juga rotasi mempunyai pusat asimetris dan kurang simetris disekitar
optik, sedangkan senyawa yang dapat menyebabkan bidang tunggal. Gejala pemutaran bidang polirasasi disebut
terjadinya pemutaran cahaya terpolarisasi itu dikatakan aktivitas optik. Beberapa senyawa organik seperti alkaloid,
mempunyai aktivitas aptik [3]. antibiotika, gula, dan komponen minyak atsiri mempunyai
Macam macam polarisasi antara lain: sifat memutar bidang polarisasi sinar terpolarisasi yang
1. Polarisasi dengan absorpsi selektif dengan menggunakan melewati senyawa yang memutar bidang polarisasi kearah
bahan yang akan melewatkan (meneruskan) gelombang yang kanan( searah dengan perputaran jarum jam) dinamakan
vektor medan listriknya sejajar dengan arah tertentu dan pemutar kanan. Yang memutar kiri disebut pemutar kiri.
menyerap hampir semua arah polarisasi yang lain. Biasanya didepan nama senyawa tersebut diberi tanda
2. Polarisasi akibat pemantulan, yaitu jika berkas cahaya tak dengan tanda + atau d (dexrorotatory) untuk pemutar kanan,
terpolarisasi dipantulkan oleh suatu permukaan, berkas cahya dan atau L (Levororatory) untuk pemutar kiri. Suatu senyawa
terpantul dapat berupa cahaya tak terpolarisasi, terpolarisasi dapat sekalligus menjadi pemutar kanan dan kiri dinamakan
sebagian, atau bahkan terpolarisasi sempurna. zat rasemi [4].
3. Polarisasi akibat pembiasan ganda, yaitu dimana cahaya Sinar mempunyai arah getar atau arah rambat kesegala
yang melintasi medium isotropik (misalnya air). Mempunyai arah dengan variasi warna dan panjang gelombang yang
kecepatan rambat sama kesegala arah. Sifat bahan isotropik dikenal dengan sinar polikromatis. Untuk menghasilkan sinar
yang demikian dinyatakan oleh indeks biasnya yang berharga monokromatis, maka digunakan suatu filter atau sumber sinar
tunggal untuk panjang gelombang tertentu. Pada kristal – tertentu. Sinar monokromatis ini akan melewati suatu prisma
kristal tertentu misalnya kalsit dan kuartz, kecepatan cahaya yang terdiri dari suatu kristal yang mempunyai sifat seperti
didalamnya tidak sama kesegala arah. Bahan yang demikian layar yang dapat menghalangi jalannya sinar, sehingga
disebut bahan anisotropik (tidak isotropik). Sifat anisotropik dihasilkan sinar yang hanya mempunyai satu arah bidang
ini dinyatakan dengan indeks bias ganda untuk panjang getar yang disebut sebagai sinar terpolarisasi. Apabila bidang
gelombang tertentu. Sehingga bahan anisotropik juga disebut polarisasi tersebut terputar kearah kiri (levo) dilihat dari
bahan pembias ganda [3]. pihak pengamat, peristiwa ini kita sebut polarisasi putar kiri.
Pada cahaya, terdapat beberapa jenis polarisasi Demikian juga untuk peristiwa sebaliknya (dextro) [4].
diantaranya sebagai berikut yaitu polarisasi linier, polarisasi
lingkaran, dan polarisasi elips. Polarisasi linear yakni BAB II METODE PENELITIAN
mempolarisasikan gelombang datar secara linear , jalan A. Alat dan Bahan
medan listrik vektor adalah linear. Polarisasi lingkaran Pada percobaan polarimeter digunakan beberapa alat dan
adalah polarisasi yang terjadi ketika dua gelombang bahan. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah
elektromagnetik yang tegak lurus yang sama 90ᵒ beda fase polarimeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya putaran
medan listrik searah jarum jam. Polarisasi elips yaitu optik yang dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif
polarisasi yang terjadi ketika dua plane bidang tidak sefase yang terdapat dalam larutan, sumber cahaya natrium yang
karena adanya amplitudo atau beda fase lebih dari 90 derajat berfungsi sebagai cahaya yang bergerak ke dalam zat optik
dan hasil polarisasi bidang ellips [3]. aktif untuk memutar bidang optik, gelas ukur yang berfungsi
untuk mengukur volume larutan, batang pengaduk berfungsi
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 3

Rumus yang digunakan pada percobaan ini adalah :

Φ = αLC.................................................................................(1)

M = Massa (g) x 1000 .......................................................(2)


Mr x Volume (ml)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Analisa Data
Gambar 3. Alat dan bahan praktikum polarimeter Setelah melakukan percobaan Polarimeter didapatkan
sebagai pengaduk larutan, beaker glass berfungsi sebagai hasil sebagai berikut.
wadah larutan yang akan dibuat, aquades sebagai zat pelarut, Tabel 1. Nilai Sudut Putar Bidang Polarisasi dan Temperatur
dan gula pasir sebagai media zat optik aktif. pada Aquades
Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Pola
B. Langkah Kerja Φ T Φ T Φ T
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan langkah- Terang
64,5 29o 46,3 29o 41,3 29o
langkah sebagai berikut. Alat dan bahan seperti pada gambar 3 Terang
dan 4 disiapkan. Temperatur dan panjang tabung larutan Terang
20,1 29o 20,4 30o 20 30o
dicatat. Kemudian, tabung larutan diisi dengan aquades hingga Gelap
terisi penuh dan tidak ada gelembung udara di dalam tabung
tersebut. Titik nol ditentukan dengan memperhatikan teropong Tabel 2. Nilai Sudut Putar Bidang Polarisasi dan Temperatur
sambil alat putar diatur hingga terlihat pola terang-terang dan pada Larutan Gula
terang-gelap. Pengamatan untuk larutan aquades dilakukan Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Pola
dengan tiga kali pengulangan. Langkah yang sama digunakan Φ T Φ T Φ T
pada larutan gula 6 gram dalam 50 ml larutan. Selisih Terang
81,9 33o 82,7 34o 83,7 35o
pembacaan skala yang didapatkan pada pola terang-terang dan Terang
terang-gelap adalah Φ dan ditentukan sudut putar jenis larutan Terang
9,3 34o 10,3 35o 13,1 35o
(α)Dr Sedangkan, larutan unknown 50 ml larutan digunakan Gelap
langkah-langkah yang sama namun dihitung konsentrasi larutan
tersebut. Tabel 3. Nilai Sudut Putar Bidang Polarisasi dan Temperatur
Adapun Flowchart yang digunakan pada percobaan ini pada Larutan Unkown
sebagai berikut. Pengulangan 1 Pengulangan 2 Pengulangan 3
Pola
Φ T Φ T Φ T
START Terang
96,4 35o 94,9 35,5o 90,1 35,5o
Terang
Terang
30,3 35o 29,7 35,5o 29,5 35,5o
Alat dan bahan disiapkan Gelap

B. Perhitungan
Temperatur dan panjang tabung Berikut adalah contoh perhitungan:
dicatat
Diketahui : massa gula: 6 gram
Tabung larutan diisi penuh dengan V air: 50 mL
aquades hingga terisi penuh ΦTERANG-TERANG = 81,9˚
Variasi larutan
ΦTERANG-GELAP = 9,3˚
gula dan LTABUNG = 17 cm
Titik nol ditentukan dengan
memperhatikan teropong sambil alat unkown Ditanya : (α)Dr = ...?
putar diatur hingga terlihat pola terang- Jawab :
terang dan terang-gelap Dengan menggunakan pers. (1) diperoleh,
(α)Dr = Φ
Ditentukan Φ (besar sudut pemutaran LxC
bidang polarisasi)
(α)Dr = 81,9 – 9,3
17 x 6/180 x 1000/50
Belum
Sudah diulangi
= 72,6
tiga kali kah? 17 x 0,033 x 20
= 6,47oC cm2/gram
Sudah
Untuk perhitungan larutan unknown sebagai berikut:
FINISH Diketahui:
V air= 50 mL
Gambar 4. Flowchart percobaan ΦTERANG-TERANG = 96,4˚
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 4

ΦTERANG-GELAP = 30,3˚ ada medan magnetiknya, maka kedua nya lolos melewati
LTABUNG = 17 cm polarisator. Kemudian, melewati larutan gula, larutan gula ini
α = 6,41oC cm2/gram dapat memutar sudut putar cahaya. Setelah itu, cahaya
Ditanya= Konsentrasi larutan gula (C) dan massanya (m) melewati analisator yang berfungsi untuk menganalisa cahaya
Jawab= terpolarisasi. Cahaya yang tegak lurus dengan bidang
Φ = (α)Dr x L x C analisator akan diserap sehingga tidak dapat lolos menembus
96,4-30,3 = 6,41 x C x 17 bidang. Sedangkan cahaya yang sejajar dengan analisator akan
66,1 = 6,41 x C x 17 mampu menembus analisator tersebut sehingga terbentuknya
C = 0,6 gr/mol pola terang. Panjang analisator ini lebih kecil daripada
C= gr x 1000 polarisato, sehingga ada cahaya yang langsung lolos tanpa
Mr 50 melewati analisator. Cahaya tersebut menyebabkan
0,6 = gr x 20 terbentuknya pola gelap pada polarimeter. Dan yang terakhir,
100 cahaya akan melewati lensa yang berfungsi untuk
m = 5,4 gram memusatkan/mengumpulkan cahaya pada satu titik fokus lagi.
Inilah prinsip kerja dari polarimeter.
Tabel 4. Hasil perhitungan sudut putar aquades Pada percobaan pertama larutan yang digunakan bukan
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- aquades, tetapi air minum. Sehingga tidak diketahui secara
ke (gr/mol) rata pasti zat yang terkandung pada air kran tersebut apakah dapat
1 44,4 0 - memutar polaritas cahaya atau tidak. Karena dengan
2 25,9 0 - - pemutaran polaritas pada air minum, maka dapat
3 21,3 0 - mempengaruhi hasil percobaan. Sedangkan larutan yang
digunakan pada percobaan ini adalah larutan gula, dimana
Tabel 5. Hasil perhitungan sudut putar larutan gula 6g larutan gula merupakan larutan atau zat optis aktif. Dimana
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- sudah diketahui bahwa larutan gula memiliki ikatan karbon
ke (gr/mol) rata yang dapat memutar polarisasi. Selain itu juga digunakan
1 72,6 0,66 6,47 larutan unknown yang tidak diketahui berapa konsentrasinya.
2 72,4 0,66 6,46 6,41 Dalam percobaan ini digunakan tiga variasi bahan yaitu
3 70,6 0,66 6,30 air/aquades, larutan gula, dan larutan unknown. Selanjutnya
larutan gula dimasukkan dalam tabung dan diusahakan tidak
Tabel 6. Hasil perhitungan sudut putar larutan unknown ada gelembung. Jika pun terdapat gelembung, maka
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- diusahakan gelembung tersebut tidak menghalangi jalannya
ke (gr/mol) rata cahaya yang lewat pada tabung. Apabila ada gelembung yang
1 66,1 0,60 5,4 menghalangi cahaya yang melewati tabung, hal ini akan
2 65,2 0,59 5,38 0,58 mempengaruhi sudut putar yang didapatkan. Selanjutnya,
3 60,6 0,55 5,005 dicari pola gelap terang dan pola terang terang.
Hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data
C. Pembahasan seperti pada tabel 4, 5, dan 6. Pada tabel tersebut terlihat
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan tujuan untuk bahwa jenis zat berpengaruh terhadap sudut putar polarisasi.
mempelajari prinsip kerja dari polarimeter, mengukur sudut Rata-rata nilai sudut putar aquades adalah 30,4o ; rata-rata nilai
putar jenis larutan gula (α) sebagai fungsi konsentrasi, dan sudut putar larutan gula adalah 71,86o ; rata-rata nilai sudut
menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. putar larutan unknown adalah 63,96o. Dengan menggunakan
Dalam percobaan ini digunakan prinsip polarisasi cahaya, rumus pada persamaan 1, maka larutan unknown dapat
yakni perubahan arah getar cahaya dimana pada awalnya suatu dihitung nilai konsentrasinya.
cahaya yang memiliki arah rambat yang menuju ke segala arah Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kiri (levo)
berubah menjadi satu arah saja. dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah putar kiri. Demikian juga peristiwa sebaliknya (dextro). Rotasi
polarimeter yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya optis yang diamati atau diukur dari suatu larutan bergantung
terpolarisasi dan untuk menentukan konsentrasi larutan gula. pada jumlah senyawa dalam tabung sampel, panjang jalan atau
Polarimeter, dimana alat ini terdiri dari polarisator yang larutan yang dilalui cahaya, temperature pengukuran, dan
berfungsi untuk mempolarisasi cahaya dan tidak dapat diputar- panjang gelombang cahaya yang digunakan. Sudut putar jenis
putar, serta analisator yang berfungsi untuk menganalisa larutan optik aktif (rotasi spesifik) untuk sinar natrium pada
cahaya terpolarisasi dan dapat diputar-putar. Tabung yang temperature T bergantung pada konsentrasi sampel (larutan
berisikan larutan gula. Larutan gula memiliki sifat sebagai zat gula) yang digunakan. Berhubungan dengan pengadukan gula
optis aktif, sehingga dapat memutar bidang polarisasi. pada larutan yang kurang sempurna/kurang larut seluruhnya.
Ketika suatu cahaya tak terpolarisasi dilewatkan pada Jika hal ini terjadi, maka butiran gula yang belum teraduk
sebuah alat polarimeter. Pada polarimeter ada lensa yang secara sempurna yang dimasukan kedalam tabung percobaan,
berfungsi untuk mensejajarkan arah getar cahayanya, dimana dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati tabung
awalnya arah getar cahaya tersebut ke segala arah. Selanjutnya, seperti halnya udara pada tabung karena molekul gula dalam
melewati polarisator yang berfungsi untuk mempolarisasikan bentuk padatan memiliki ikatan antar molekul yang lebih besar
cahaya, sehingga hanya menjadi satu arah getar saja yang di bandingkan gula yang telah larut.
lolos, dimana arah getar gelombang elektromagnetik yang Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan
lolos, dimana ada gelombang elektromagnetik maka juga akan polarimeter ini antara lain adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu kesalahan atau kurang telitinya
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 5

pengamat. Kemungkinan kesalahan pengamat adalah ketika


menggunakan alat polarimeter. Ketika pengamatan dilakukan,
pengamat baru mengetahui secara jelas bagaimana cahaya yang
terang dan bagaimana yang gelap. Hal ini dikarenakan warna
gelap dan kurang gelap pada percobaan sulit dibedakan, karena
persepsi setiap orang berbeda-beda. Begitu juga sebalikanya
untuk bagian yang terang. Adapun faktor eksternal yakni
ruang yang digunakan bukan ruang hampa sehingga masih ada
gesekan udara yang mempengaruhi. Kemudian faktor yang lain
adalah suhu pada tabung saat percobaan. Dari persamaan yang
digunakan, dikurangi Φ larutan gula dengan Φ air dimana suhu
yang digunakan ketika percobaan larutan dengan air berbeda.
Hal ini dapat mempengaruhi perhitungan. Dikarenakan jika
terdapat molekul lain didalam air dan bereaksi kemudian
terjadi perbedaan suhu, maka dapat mempengaruhi Φ air.
Sehingga Φ air pada suhu tertentu akan berbeda-beda
besarnya.

IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan
polarimeter adalah prinsip polarimeter menggunakan polarisasi
cahaya, rata-rata sudut putar jenis larutan gula adalah 7,86o,
rata-rata konsentrasi larutan unknown adalah 0,58 gram/mol.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada Novia Dwi Lestari dan Hilda Avianti
selaku asisten laboratorium pada percobaan polarimeter yang
telah membimbing selama praktikum tak lupa juga terima kasih
kepada Bapak M. Zainuri selaku dosen Gelombang dan Optik
yang telah memberikan bantuan secara moril selama
praktikum. Serta terima kasih untuk teman-teman praktikum
yang selalu senantiasa bekerja sama demi kelancaran selama
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli. 2005. ―Fisika Edisi ke 5‖. Jakarta: Erlangga.
[2] Pain, H.J. 2005. ―The Physics of Vibrations and Waves‖. England: John
Wiley.
[3] Tippler. 2001. ―Fisika untuk Sains dan Teknik‖. Jakarta: Erlangga.
[4] Young, Hugh D.;Freedman, Roger A. 2012. ―University Physics with
Modern Physics‖. New York: Istyjani.

Anda mungkin juga menyukai