Polarimeter
Sulistiyawati Dewi K., Novia Dwi L., Hilda Avianti, M. Zainuri
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail : noviadwilestari@gmail.com
Abstrak—Praktikum polarimeter bertujuan untuk mempelajari loop tertutup, karena tidak ada magnet tunggal [2].
prinsip polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula Sebagai suatu gelombang yang bersifat elektromagnetik,
sebagai fungsi konsentrasi, dan menentukan konsentrasi larutan cahaya memiliki beberapa sifat tertentu. Berikut ini beberapa
gula dengan polarimeter. Pada percobaan ini digunakan sifat-sifat cahaya, di antaranya yaitu:
polarimeter 1 set, beker glass, batang pengaduk, sumber cahaya
1. Cahaya Merambat Lurus
natrium, gelas ukur, gula pasir, dan aquades. Percobaan ini
dilakukan dengan polarimeter diamati hingga muncul pola Sifat cahaya yang merambat lurus dapat dibuktikan dengan
terang-terang dan gelap-terang sesuai larutan yang dikehendaki. meninjau berdasarkan dapat tidaknya suatu benda meneruskan
Prinsip yang digunakan yaitu polarisasi cahaya. Adapun hasil cahaya. Benda yang sifatnya tidak tembus cahaya tidak
dari percobaan ini adalah sudut putar bidang polarisasi. Setelah dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila
dilakukan percobaan dapat disimpulkan bahwa prinsip dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Benda
polarimeter menggunakan polarisasi cahaya rata-rata nilai sudut tersebut digolongkan kedalam benda gelap, yang artinya benda
putar jenis larutan gula adalah 7,86o, rata-rata konsentrasi tersebut tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri. Contohnya
larutan unknown adalah 0,58 gram/mol.
seperti karton, tripleks, kayu, tembok, dan lainnya.
Kata Kunci—Konsentrasi, polarimeter, polarisasi, sudut putar
2. Cahaya Dapat Dipantulkan
Cahaya juga dapat dipantulkan. Pemantulan cahaya terdiri
I. PENDAHULUAN dari pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan
alam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai
D dari penggunaaan cahaya. Tanpa ada cahaya maka
manusia tidak akan melihat apa-apa, karena pada dasarnya
permukaan yang tidak rata dan arah sinar pantulnya tidak
beraturan. Sedangkan pemantulan teratur terjadi apabila
benda yang dapat dilihat adalah benda yang memantulkan cahaya mengenai permukaan yang rata, mengkilap atau licin
cahaya sehingga dapat terlihat oleh mata. Di balik itu semua, seperti misalnya cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang
terdapat banyak sifat yang dimiliki oleh cahaya meliputi datar dan sinar hasil pantulannya memiliki arah yang teratur.
pemantulan, pembiasan, transmisi, dan polarisasi cahaya. 3. Cahaya dapat Dibiaskan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang Pembiasan merupakan suatu peristiwa pembelokan arah
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang rambat cahaya, dimana cahaya merambat melalui dua zat
sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi yang kerapatannya berbeda. Apabila cahaya yang datang
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata berasal dari zat yang kurang kerapatannya menuju ke zat yang
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel lebih kerapatannya maka cahaya tersebut akan dibiaskan
yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat mendekati garis normal.
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut 4. Cahaya Dapat Diuraikan
"dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut Istilah lain dari penguraian cahaya ialah dispersi. Prinsip
spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penguraian cahaya ini ialah penguraian cahaya putih
penglihatan sebagai warna [1]. (polikromatis) menjadi cahaya dengan warna yang bervariasi
Teori cahaya yang telah dikemukakan sebelumnya (monokromatis). Contohnya adalah terjadinya pelangi, pelangi
mengalami kemajuan cukup berarti setelah James Clark terjadi dikarenakan adanya cahaya matahari yang tampaknya
Maxwell (1931-1879) pada tahun 1873 menunjukkan bahwa berwarna putih dan sebenarnya tersusun atas variasi warna
osilasi medan listrik meradiasikan gelombang elektromagnetik. diuraikan oleh titik-titik air di awan/air hujan [2].
Kecepatan perambatan gelombang yang dihitung dengan Difraksi cahaya adalah peristiwa pelenturan cahaya yang
pengukuran medan listrik dan medan magnet diperoleh nilai akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat sempit. Kita
yang sama dengan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang
yakni 3∙108 m/s. Pada data itu Maxwell menyatakan bahwa melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita
gelombang elektromagnetik teradiasi atas spektrum arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon.
inframerah, cahaya tambak, dan spectrum ultraviolet [1]. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar
Menurut Maxwell, medan magnet akan dihasilkan di dalam lampu yang cukup jauh [2].
ruang kosong jika terdapat perubahan medan listrik. Di situ Polarisasi cahaya adalah pembatasan atau pengutuban arah
Maxwell membuat kesimpulan awal yang lain. Jika perubahan getaran gelombang transversal menjadi satu arah getar
medan magnet menghasilkan medan listrik, medan listrik yang tertentu. Polarisasi merupakan proses mengurung vibrasi
dihasilkan itu juga akan berubah-ubah. Perubahan medan vektor yang menyusun gelombang transversal menjadi satu
listrik ini akan menghasilkan medan magnet yang berubah- arah. Dalam radiasi tak terkutubkan, vektor berosilasi ke
ubah dan seterusnya. Kita menganggap bahwa gelombang semua arah tegak lurus pada arah perambatan. Polarisasi
menjalar melalui lubang kosong, sehingga tidak ada pemicu cahaya merupakan vektor gelombang cahaya ke satu arah.
bagi garis E untuk berhenti atau mulai, sehingga mereka Bidang cahaya yang terkutub-bidang dapat diputar bila
membentuk loop tertutup. Medan magnet selalu membentuk melewati zat tertentu [2].
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 2
Φ = αLC.................................................................................(1)
B. Perhitungan
Temperatur dan panjang tabung Berikut adalah contoh perhitungan:
dicatat
Diketahui : massa gula: 6 gram
Tabung larutan diisi penuh dengan V air: 50 mL
aquades hingga terisi penuh ΦTERANG-TERANG = 81,9˚
Variasi larutan
ΦTERANG-GELAP = 9,3˚
gula dan LTABUNG = 17 cm
Titik nol ditentukan dengan
memperhatikan teropong sambil alat unkown Ditanya : (α)Dr = ...?
putar diatur hingga terlihat pola terang- Jawab :
terang dan terang-gelap Dengan menggunakan pers. (1) diperoleh,
(α)Dr = Φ
Ditentukan Φ (besar sudut pemutaran LxC
bidang polarisasi)
(α)Dr = 81,9 – 9,3
17 x 6/180 x 1000/50
Belum
Sudah diulangi
= 72,6
tiga kali kah? 17 x 0,033 x 20
= 6,47oC cm2/gram
Sudah
Untuk perhitungan larutan unknown sebagai berikut:
FINISH Diketahui:
V air= 50 mL
Gambar 4. Flowchart percobaan ΦTERANG-TERANG = 96,4˚
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 4
ΦTERANG-GELAP = 30,3˚ ada medan magnetiknya, maka kedua nya lolos melewati
LTABUNG = 17 cm polarisator. Kemudian, melewati larutan gula, larutan gula ini
α = 6,41oC cm2/gram dapat memutar sudut putar cahaya. Setelah itu, cahaya
Ditanya= Konsentrasi larutan gula (C) dan massanya (m) melewati analisator yang berfungsi untuk menganalisa cahaya
Jawab= terpolarisasi. Cahaya yang tegak lurus dengan bidang
Φ = (α)Dr x L x C analisator akan diserap sehingga tidak dapat lolos menembus
96,4-30,3 = 6,41 x C x 17 bidang. Sedangkan cahaya yang sejajar dengan analisator akan
66,1 = 6,41 x C x 17 mampu menembus analisator tersebut sehingga terbentuknya
C = 0,6 gr/mol pola terang. Panjang analisator ini lebih kecil daripada
C= gr x 1000 polarisato, sehingga ada cahaya yang langsung lolos tanpa
Mr 50 melewati analisator. Cahaya tersebut menyebabkan
0,6 = gr x 20 terbentuknya pola gelap pada polarimeter. Dan yang terakhir,
100 cahaya akan melewati lensa yang berfungsi untuk
m = 5,4 gram memusatkan/mengumpulkan cahaya pada satu titik fokus lagi.
Inilah prinsip kerja dari polarimeter.
Tabel 4. Hasil perhitungan sudut putar aquades Pada percobaan pertama larutan yang digunakan bukan
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- aquades, tetapi air minum. Sehingga tidak diketahui secara
ke (gr/mol) rata pasti zat yang terkandung pada air kran tersebut apakah dapat
1 44,4 0 - memutar polaritas cahaya atau tidak. Karena dengan
2 25,9 0 - - pemutaran polaritas pada air minum, maka dapat
3 21,3 0 - mempengaruhi hasil percobaan. Sedangkan larutan yang
digunakan pada percobaan ini adalah larutan gula, dimana
Tabel 5. Hasil perhitungan sudut putar larutan gula 6g larutan gula merupakan larutan atau zat optis aktif. Dimana
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- sudah diketahui bahwa larutan gula memiliki ikatan karbon
ke (gr/mol) rata yang dapat memutar polarisasi. Selain itu juga digunakan
1 72,6 0,66 6,47 larutan unknown yang tidak diketahui berapa konsentrasinya.
2 72,4 0,66 6,46 6,41 Dalam percobaan ini digunakan tiga variasi bahan yaitu
3 70,6 0,66 6,30 air/aquades, larutan gula, dan larutan unknown. Selanjutnya
larutan gula dimasukkan dalam tabung dan diusahakan tidak
Tabel 6. Hasil perhitungan sudut putar larutan unknown ada gelembung. Jika pun terdapat gelembung, maka
Pengulangan ΔΦ (o) C α (o) α rata- diusahakan gelembung tersebut tidak menghalangi jalannya
ke (gr/mol) rata cahaya yang lewat pada tabung. Apabila ada gelembung yang
1 66,1 0,60 5,4 menghalangi cahaya yang melewati tabung, hal ini akan
2 65,2 0,59 5,38 0,58 mempengaruhi sudut putar yang didapatkan. Selanjutnya,
3 60,6 0,55 5,005 dicari pola gelap terang dan pola terang terang.
Hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data
C. Pembahasan seperti pada tabel 4, 5, dan 6. Pada tabel tersebut terlihat
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan tujuan untuk bahwa jenis zat berpengaruh terhadap sudut putar polarisasi.
mempelajari prinsip kerja dari polarimeter, mengukur sudut Rata-rata nilai sudut putar aquades adalah 30,4o ; rata-rata nilai
putar jenis larutan gula (α) sebagai fungsi konsentrasi, dan sudut putar larutan gula adalah 71,86o ; rata-rata nilai sudut
menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. putar larutan unknown adalah 63,96o. Dengan menggunakan
Dalam percobaan ini digunakan prinsip polarisasi cahaya, rumus pada persamaan 1, maka larutan unknown dapat
yakni perubahan arah getar cahaya dimana pada awalnya suatu dihitung nilai konsentrasinya.
cahaya yang memiliki arah rambat yang menuju ke segala arah Apabila bidang polarisasi tersebut terputar kiri (levo)
berubah menjadi satu arah saja. dilihat dari pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah putar kiri. Demikian juga peristiwa sebaliknya (dextro). Rotasi
polarimeter yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya optis yang diamati atau diukur dari suatu larutan bergantung
terpolarisasi dan untuk menentukan konsentrasi larutan gula. pada jumlah senyawa dalam tabung sampel, panjang jalan atau
Polarimeter, dimana alat ini terdiri dari polarisator yang larutan yang dilalui cahaya, temperature pengukuran, dan
berfungsi untuk mempolarisasi cahaya dan tidak dapat diputar- panjang gelombang cahaya yang digunakan. Sudut putar jenis
putar, serta analisator yang berfungsi untuk menganalisa larutan optik aktif (rotasi spesifik) untuk sinar natrium pada
cahaya terpolarisasi dan dapat diputar-putar. Tabung yang temperature T bergantung pada konsentrasi sampel (larutan
berisikan larutan gula. Larutan gula memiliki sifat sebagai zat gula) yang digunakan. Berhubungan dengan pengadukan gula
optis aktif, sehingga dapat memutar bidang polarisasi. pada larutan yang kurang sempurna/kurang larut seluruhnya.
Ketika suatu cahaya tak terpolarisasi dilewatkan pada Jika hal ini terjadi, maka butiran gula yang belum teraduk
sebuah alat polarimeter. Pada polarimeter ada lensa yang secara sempurna yang dimasukan kedalam tabung percobaan,
berfungsi untuk mensejajarkan arah getar cahayanya, dimana dapat mengganggu jalannya cahaya yang melewati tabung
awalnya arah getar cahaya tersebut ke segala arah. Selanjutnya, seperti halnya udara pada tabung karena molekul gula dalam
melewati polarisator yang berfungsi untuk mempolarisasikan bentuk padatan memiliki ikatan antar molekul yang lebih besar
cahaya, sehingga hanya menjadi satu arah getar saja yang di bandingkan gula yang telah larut.
lolos, dimana arah getar gelombang elektromagnetik yang Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil percobaan
lolos, dimana ada gelombang elektromagnetik maka juga akan polarimeter ini antara lain adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu kesalahan atau kurang telitinya
JURNAL PRAKTIKUM GELOMBANG (2017) (1115100007) (1-5) 5
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan
polarimeter adalah prinsip polarimeter menggunakan polarisasi
cahaya, rata-rata sudut putar jenis larutan gula adalah 7,86o,
rata-rata konsentrasi larutan unknown adalah 0,58 gram/mol.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Giancoli. 2005. ―Fisika Edisi ke 5‖. Jakarta: Erlangga.
[2] Pain, H.J. 2005. ―The Physics of Vibrations and Waves‖. England: John
Wiley.
[3] Tippler. 2001. ―Fisika untuk Sains dan Teknik‖. Jakarta: Erlangga.
[4] Young, Hugh D.;Freedman, Roger A. 2012. ―University Physics with
Modern Physics‖. New York: Istyjani.