Beton
Beton
Beton
KAJIAN PUSTAKA
Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan berbentuk bata yang dibuat
dari bahan utama semen portland, air dan agregat, yang dipergunakan untuk
pasangan dinding (SNI 03-0349-1989). Bata beton dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Bata beton pejal adalah bata yang memiliki penampang pejal 75% atau lebih
dari luas penampang seluruhnya dan memiliki volume pejal lebih dari 75%
2. Bata beton berlubang adalah bata yang memiliki luas penampang lubang
lebih dari 25% luas penampang batanya dan volume lubang lebih dari 25%
adukan sampai 70%. Berat tembok diperingan sampai 50%, dengan demikian
memungkinkan variasi yang cukup banyak dan jika kualitas bata beton baik, maka
tembok tersebut tidak perlu diplester dan sudah cukup menarik. Bata beton dapat
dibuat dengan mudah dengan menggunakan peralatan atau mesin sederhana, tidak
10
11
perlu dibakar dengan demikian menghemat energi 80% (Frick dan Koesmartadi,
1999).
dibedakan menjadi empat tingkat mutu, yaitu tingkat mutu I, tingkat mutu II,
tingkat mutu III, dan tingkat mutu IV. Menurut PUBI 1982 (dalam Ristiyanto,
1 Mutu I adalah bata beton berlubang yang digunakan untuk konstruksi yang
2 Mutu II adalah bata beton berlubang yang digunakan untuk konstruksi yang
3 Mutu III adalah bata beton berlubang yang digunakan hanya untuk hal-hal
4 Mutu IV adalah bata beton berlubang yang digunakan untuk konstruksi yang
tidak memikul beban, dinding penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu
Rusuk-rusuknya siku satu terhadap yang lain, dan sudut rusuknya tidak
2 Ukuran dan toleransi, dalam menentukan ukuran bata beton berlubang harus
Syarat fisis bata beton berlubang harus memenuhi sesuai tabel 2.2 berdasarkan
I II III IV
1. Kuat tekan bruto*
Kg/cm2 70 50 35 20
rata-rata min.
2. Kuat tekan bruto
masing-masing Kg/cm2 65 45 30 17
benda uji min.
3. Penyerapan air
% 25 35 - -
rata-rata, maka.
*) Kuat tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda coba pecah,
dibagi dengan luas ukuran nyata dari bata termasuk luas lubang serta cekungan tepi.
(Sumber : SNI 03-0349-1989)
Kualitas dan mutu bata beton ditentukan oleh bahan dasar, bahan tambahan,
proses pembuatan dan alat yang digunakan. Semakin baik mutu bahan bakunya,
pencetakan dan pembuatan yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan bata
2.4.1. Kapur
macam kapur tersebut dapat dalam bentuk kapur tohor, maupun kapur
1. Kapur Tohor
2. Kapur Padam
3. Kapur Udara
Kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa saat
(CO2).
4. Kapur Hidrolis
Kapur padam yang apabila diaduk dengan air setelah beberapa saat
5. Kapur Magnesia
Abu terbang adalah sisa hasil pembakaran serbuk batu bara dari
tungku pembangkit tenaga uap yang terbawa gas buangan cerobong asap
(SNI 06 – 6867 – 2002). Bahan ini terutama terdiri dari silikon dioksida
(SiO2), alumunium oksida (AL2O3), dan besi oksida (Fe2O3). Bahan ini
bersifat pozolan dan bereaksi dengan kalsium hidroksida serta alkali untuk
yang secara sendiri, tidak atau sedikit mempunyai sifat mengikat seperti
semen. Akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air,
15
hidroksida alkali atau alkali tanah pada temperatur ruang membentuk atau
semen dalam beton telah diatur dalam ACI Manual of Concrete Practice
Part 1 226.3R-3 dan ASTM C 618, dan dibagi menjadi tiga kelas yaitu
Abu terbang yang mengandung CaO lebih kecil dari 10% yang
+ AL2O3 + Fe2O3) > 70%, kadar kalsium (CaO) < 10%, dan kadar karbon
(C) antara 5% - 10%. Abu terbang kelas F disebut juga low-Calcium, yang
Abu terbang yang mengandung CaO diatas 10% yang dihasilkan dari
Fe2O3) > 50%, kadar kalsium (CaO) ≥ 10%, dan kadar karbon (C) antara 2%
. Abu terbang disebut juga high-calcium fly ash, karena kandungan CaO
yang cukup tinggi, fly ash tipe C mempunyai sifat cementitious selain itu
juga sifat pozolan. Dengan kandungan CaO yang cukup tinggi dan
mempunyai sifat semen, jika terkena air atau kelembaban akan berhidrasi
lain tanah diatomic, opaline chertz, shales, tuff, dan abu vulkanik, yang
digunakan sebagai bahan tambahan semen pada campuran beton. Fly ash
alternatif, padahal fly ash memiliki kandungan kimia seperti yang telah
kalsium oksida (kapur) yang dikandung oleh fly ash dapat bereaksi dengan
material yang mengandung silica dan alumina (pozolan) yang ada di dalam
fly ash itu sendiri. Sedangkan karena kandungan kapur pada fly ash kelas F
17
reaksi hidrasi dengan pozolan yang terkandung dalam fly ash tersebut.
yang dihasilkan saat semen bereaksi dengan air. Hal ini disebabkan karena
yang lebih halus daripada butiran semen dan mempunyai sifat hidrolik
seperti pozolan. Dengan sifat pozolan, maka dapat mengubah kapur bebas
terbang yang 70% bahan penyusunnya (tipe F) terdiri dari silikon dioksida
melakukan ikatan dengan kapur membentuk mortar hidrolik yang tidak lain
adalah bahan ikat, proses ini bisa dijelaskan dengan reaksi berikut :
terjadi pencampuran dengan air. Reaksi kimia yang terjadi setelah abu
terbang dan kapur menyatu yang kemudian diberi air dapat dijelaskan
sebagai berikut:
suhu 30°C
2. HidrasiCaOAl2O3 (C3A)
Hidrasi C3A dengan air yang berlebih pada suhu 30°C akan
3. HidrasiC4AF (CaOAl2O3Fe2O3)
Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm.
Agregat halus olahan adalah agregat halus yang dihasilkan dari pecahan dan
pemisahan butiran dengan cara penyaringan atau cara lainnya dari batuan,
atau terak tanur tinggi. Agregat halus alam adalah agregat halus hasil
sebagai berikut:
1. Pasir harus terdiri dari butir – butir kasar, tajam, dan keras.
3. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, apabila
banyak.
3. Berat isi maksimum 1120 kg/m3, berat isi harus seragam dan tidak boleh
Menurut Anggoro (2014), berat jenis pasir ialah rasio antara massa
padat pasir dan massa air dengan volume dan suhu yang sama.
20
jenis pasir dari agregat normal adalah 2,0 – 2,7, berat jenis pasir dari agregat
berat adalah lebih dari 2,8 dan berat jenis pasir dari agregat ringan adalah
Pagelaran dan Kecamatan Dampit, meskipun pasir yang ditambang ini tidak
Lumajang memiliki kualitas bagus karena sebagian besar berasal dari hasil
erupsi Gunung Semeru yang mengalir langsung lewat sungai yang berada di
2.4.5. Air
bahan pelumas antara butir – butir agregat agar dapat mudah dikerjakan dan
dilihat secara visual. Benda – benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari
2 gram/liter.
21
Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat, dan air
4 macam yaitu, mortar lumpur dibuat dari campuran pasir, tanah liat/ lumpur dan
air, mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur dan air, mortar semen dibuat
dari campuran pasir, semen portland dan air dalam perbandingan yang tepat, dan
terakkhir mortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar
1. Mortar tipe M adalah adukan dengan kuat tekan yang tinggi, dipakai untuk
pasangan pipa air kotor, adukan dinding penahan dan adukan untuk jalan.
2. Mortar tipe N adalah kuat tekan sedang, dipakai bila tidak disyaratkan
3. Mortar tipe S adalah adukan dengan kuat tekan sedang, dipakai untuk
kg/cm2.
4. Mortar tipe O adalah adukan dengan kuat tekan rendah, dipakai untuk
konstruksi dinding yang tidak menahan beban yang lebih dari 7 kg/cm2
dan gangguan cuaca tidak berat. Kuat tekan minimumnya adalah 24,5
kg/cm2.
5. Mortar tipe K adalah adukan dengan kuat tekan rendah, dipakai untuk
pasangan dinding terlindung dan tidak menahan beban, serta tidak ada
2.6. Uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Bata Beton Berlubang
beberapa pengujian. Uji sifat fisik dan mekanik pada bata beton berlubang yaitu:
dipakai 5 buah benda uji yang utuh. Sebagai alat pengukur dipakai kaliper/
mistar sorong yang dapat mengukur teliti sampai 1 mm. Setiap pengukuran
panjang, lebar, tebal bata atau tebal dinding bata berlubang dilakukan paling
sedikit 3 kali pada tempat yang berbeda-beda, kemudian dihitung harga rata-
cekungan tepi yang berbentuk segi empat atau segi banyak dan atau
ketelitian 1 mm.
Uji sifat fisik pada bata beton berlubang salah satunya yaitu uji
beton maupun porositas pasta semen itu sendiri. Serapan air dalam agregat
adalah presentase berat air yang mampu diserap oleh suatu agregat jika
direndam dalam air. Agregat mempunyai pori dengan ukuran yang beragam,
semakin besar pori semakin besar pula serapan air pada agregat.
dan semen membentuk pasta yang disebut dengan pasta semen. Pasta semen
ini selain mengisi posi – pori diantara agregat halus, juga bersifat sebagai
agregat saling terikat kuat dan terbentuklah suatu masa yang kompak dan
Pada penelitian ini adukan beton berupa air, abu terbang, dan kapur
diharap mampu mengisi pori – pori diantara agregat halus. Kapur berperan
sebagai bahan ikat dalam proses pengerasan. Besar nilai serapan air dapat
P= …………………………………………… (1)
dimana:
benda uji hancur ketika dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan
oleh mesin uji. Faktor – faktor yang mempengaruhi kuat tekan bata beton
adalah faktor air semen, umur bata beton, kepadatan bata beton, bentuk dan
tekstur batuan, ukuran agregat dan lain-lain (Ristinah dkk, 2012). Faktor air
semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen dalam
campuran.
cm yang diuji setelah bata beton berumur 28 hari. Kuat tekan beton dapat
dimana:
Mustain (2006) telah melakukan penelitian tentang uji kuat tekan dan
serapan air pada bata beton berlubang dengan bahan ikat kapur dan abu terbang.
25
Hasil penelitian menyebutkan kuat tekan optimum terjadi pada komposisi 1,8 Fa :
1 Kapur : 6 Pasir dengan nilai yang dihasilkan sebesar 15,3 kg/cm2. Untuk nilai
Pasir yaitu 14,84% dan nilai serapan air terkecil pada komposisi 1,8 Fa : 1 Kapur :
6 Pasir yaitu 8,15%. Dalam penelitian tersebut kuat tekan bata beton berlubang
tentang bata beton untuk pasangan dinding, standar rata-rata kuat tekan untuk bata
beton berlubang adalah 20 kg/cm2 dan standard kuat tekan masing-masing benda
uji minimal 17 kg/cm2. Persyaratan tersebut tergolong bata beton berlubang mutu
IV.
semen alternatif dengan bahan dasar kapur Padalarang dan fly ash Suralaya untuk
konstruksi rumah sederhana. Hasil penelitian tersebut mengatakan nilai kuat tekan
maksimum pada umur 28 hari untuk semen alternatif terjadi pada mutu A, dimana
komposisi kapur dan fly ash adalah 1:1 dan nilai kuat tekan sebesar 143,31
kg/cm2. Nilai kuat tekan untuk mutu D dengan komposisi kapur dan fly ash 1:4
bahwa semakin tinggi kandungan fly ash pada campuran kapur dan fly, maka
menyebutkan nilai kuat tekan rata-rata pada penambahan abu terbang sebesar 0%,
5%, 10%, dan 15% adalah 16,46 Mpa, 20,76 Mpa, 26 Mpa, dan 22,4 Mpa.
26
dengan menggunakan abu terbang (fly ash) asal PLTU Amurang sebagai
substitusi parsial semen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai kuat
tekan optimum mortar pada proporsi 1Pc : 3Ps menggunakan abu terbang (fly ash)
sebagai subtitusi parsial semen sebanyak 15% adalah 27,71 Mpa. Sedangkan
pemanfaatan mortar dalam bidang non struktural, pada kuat tekan optimum
proporsi 1Pc : 3Ps, 1Pc : 4Ps, 1Pc : 5Ps, dan 1Pc : 8Ps dapat diterapkan pada
pembuatan bata beton berlubang. Nilai kuat tekan pada proporsi 1Pc : 4Ps dengan
kadar abu terbang sebagai substitusi parsial semen sebanyak 5% adalah 21,98
Mpa. Sedangkan nilai kuat tekan untuk proporsi 1Pc : 5Ps dengan abu terbang
15% adalah 14,91 Mpa, dan nilai kuat tekan proporsi 1Pc : 8Ps dengan abu
terbang 15% adalah 6,18 Mpa. Nilai kuat tekan pada proporsi 1Pc : 3Ps, 1Pc :
4Ps, dan 1Pc : 5Ps termasuk dalam persyaratan mutu I untuk bata beton
berlubang, dan proporsi 1Pc : 8Ps masuk dalam persyaratan mutu II. Namun
dalam penelitian tersebut belum meneliti penambahan abu terbang 10%. Selain itu
belum ada bahan tambahan seperti kapur agar dapat digunakan sebagai pengganti
komposit mortar semen. Hasil penelitian menyebutkan nilai serapan air diperoleh
sebesar 2,01% untuk perendaman selama 10 menit dan nilai rata-rata sebesar
7,06% untuk perendaman selama 24 jam. Sedangkan hasil nilai kuat tekan batako
sekam komposit tanpa kawat ayam adalah 1,68 Mpa, 5,16 Mpa, dan 6,51 Mpa.
27
Nilai kuat tekan yang menggunakan kawat ayam adalah 1,97 Mpa, 5,72 Mpa, dan
mengurangi sifat permeabilitas, sehingga daya serap airnya menjadi kecil dan kuat
mengkaji sifat fisik berupa penyerapan air dan sifat mekanik berupa kuat tekan
pada bata beton berlubang bahan ikat kapur dan abu terbang.