Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


PEMERIKSAAN PERNAFASAN

OLEH :
KELOMPOK IV

AHMAD RIFLY SULEMAN (821417030)


GUSTIN IBRAHIM UMAMAH (821417021)
ISNAWATI M. DAUD (821417031)
ISRAVANI YUSUF (821417006)
MIRA TRISYA INDAHWATI (821416051)
RAHMATIA IS. KALUKU (821417013)
RAHMAWATI ISMAIL (821417038)

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAH RAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
PRAKTIKUM III
A. JUDUL
Pemeriksaan Pernafasan
B. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat melakukan teknik-teknik pemeriksaan frekuensi
nafas secara tepat sesuai prosedur.
C. DASAR TEORI
Bernafas merupakan pergerakan involunter ( tidak disadari ) dan volunteer (
disadari ) yang diatur oleh pusat nafas di batang otak dan dilakukan dengan bantuan
otot – otot pernafasan. Pada waktu inspirasi, diafragma dan otot – otot interkostalis
berkontraksi, memperluas rongga thoraks dan memekarkan paru-paru. Dinding dada
akan bergerak ke atas, ke depan, dan ke lateral, sedangkan diafragma bergerak ke
bawah. Setelah inspirasi berhenti paru-paru akan mengerut, diafragma akan naik
secara pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi semula (Team Teaching, 2018)
Pengertian secara umum dari pernapasan adalah peristiwa menghirup atau
pergerakan udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) ke dalam tubuh atau paru-
paru serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2)
sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh (Handoko, 2001)
Otot pernapasan utama adalah otot diafragma dan otot interkostalis. Otot
diafragma merupakan otot pernapasan yang paling utama, kontraksi otot diafragma
saat inpirasi mengakibatkan diafragma mendatar sehingga menyebabkan peningkatan
kavasitas rongga dada. Kontraksi otot interkostaslis ekterna meningkatkan diameter
anteroposterior rongga dada saat inspirasi dan kontraksi otot interkostalis interna
mengurangi diameter lateral rongga dada saat ekspirasi. Otot Sternoclaidomastoideus
dan trapezius dan otot pernapasan tambahan yang lain digunakan saat latihan atau
ketika fungsi paru terganggu (Rahmat. 2007).
Yang dinilai pada pemeriksaan pernafasan adalah : tipe pernafasan, frekuensi,
kedalaman dan suara nafas. Respirasi normal disebut eupnea (laki-laki : 12 – 20
x/menit), perempuan : 16-20 x/menit), RR > 24 x/menit : Takipnea, RR < 10 x/menit
: Bradipnea (Watson, 2002)
Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembaban
udara (humidifikasi), pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra pencium,
dan resonator suara. Fungsi hidung sebagai pelindung dan penyaring dilakukan oleh
vibrissa, lapisan lendir, dan enzim lisozim. Vibrisa adalah rambut pada vestibulum
nasi yang bertugas sebagai penyaring debu dan kotoran (partikel berukuran besar).
Debu-debu kecil dan kotoran (partikel kecil) yang masih dapat melewati vibrissa akan
melekat pada lapisan lendir dan selanjutnya dikeluarkan oleh refleks bersin. Jika
dalam udara masih terdapat bekteri (partikel sangat kecil), maka enzim lisozom yang
menghancurkannya (Irman Somantri, 2008).
PROSES PERNAPASAN :
1. Pernapasan dada / pernapasan rusuk
Pergerakan ke atas dan ke luar dari tulang-tulang rusuk karena kontraksi dari
otot antar tulang rusuk ( inter kostalis ) rongga dada membesar, tekanan udara
didalam rongga dada lebih kecil dari tekanan di luar udara luar masuk
2. Pernapasan perut / pernapasan diafragma
Pemasukan udara pernapasan (inspirasi) disebabkan oleh mengembangnya
rongga dada yang diakibatkan berkontraksinya dan menurunnya diafragma rongga
dada membesar, tekanan udara di dalam rongga dada lebih kecil udara luar masuk
kedua (Muttaqin,2008).
D. ALAT DAN BAHAN
No. Nama Alat dan Bahan Gambar

1. Stopwatch / Jam tangan dengan


penunjuk detik yang jelas
2. Alat tulis untuk mencatat hasil

E. CARA KERJA

Pengukuran Frekuensi Nafas

Dijelaskan tindakan yang akan dilakukan


pada penderita

Penderita dalam posisi duduk diminta


melepas pakaian / baju
Perhatikan gerak nafas penderita,
inspirasi dan ekspirasi, gerak dada dan
perut, simetris apa tidak, apa digunakan
otot nafas tambahan

Letakkan telapak tangan pemeriksa pada


dada penderita dan rasakan gerakan
nafasnya. Tindakan ini jangan sampai
menggangu psikis penderita sehingga
penderita cenderung menahan nafas dan
mengubah frekuensi nafas.

Hitung Frekuensi Per menit

Catat hasil tersebut di rekam medik


(medical record )
Frekuensi nafas dapat dihitung dengan cara
dihitung banyaknya nafas dalam 30 detik
kemudian dikalikan 2. Jangan dihitung
banyaknya nafas dalam 15 detik kemudian
dikalikan 4 karena hasil yang didapat akan
under estimate. Begitu pula pada bayi
lakukan penghitungan selama 1 menit
karena adanya periode apnea pada bayi.

F. HASIL PENGAMATAN
Dalam praktikum ini, kami melakukan pengukuran frekuensi nafas pada 14
responden. Berikut hasil pengukurannya :
FREKUENSI
NO NAMA PASIEN KETERANGAN PEMERIKSA
NAFAS
1 Rahmatia Is. Kaluku 18 Normal Rahmawati
2 Rahmawati Ismail 14 Normal Rahmatia
3 Ahmad Rifly Suleman 12 Normal Zulkarnain
4 Gustin Umamah 20 Normal Isnawati
5 Isnawati M. Daud 18 Normal Gustin
6 Isravani Yusup 20 Normal Nirmala
7 Mira Trisya 18 Normal Astri
8 Merfin Ibrahim 17 Normal Rahmawati
9 Sri Mujirah Adam 19 Normal Rahmatia
10 Muh. Riksan Mamonto 20 Normal Ahmad Rifly
11 Deli Werti 20 Normal Isnawati
12 Kiky Amaliah Rasa 19 Normal Gustin
13 Warzito Usman 20 Normal Isravani
14 Amir Somba 19 Normal Mira Trisya
G. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan secara fisik ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan,
yaitu dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Pada cara inspeksi ini
yaitu dengan mengamati praktikan dalam bernafas dan menghitung banyaknya
pernafasan per menit. Pernafasan dapat dikatakan normal apabila jumlah
pernafasannya 12 – 20 kali per menit.
Cara yang lain adalah auskultasi. Auskultasi merupakan bagian dari
pemeriksaan fisik paru dengan tujuan untuk mendengarkan suara paru, sehingga
secara tidak langsung menggambarkan keadaan saluran. Pada pemeriksaan ini
menggunakan stetoskop. Kemudian, pemeriksaan dengan perkusi yaitu pemeriksaan
yang berguna untuk menentukan lokasi patologis dari kelainan paru dan penting
untuk dilakukan dengan teknik yang benar.
Perkusi dilakukan dengan memukulkan jari ketiga di atas jari ketiga tangan
sebelahnya (yang diposisikan hiperekstensi) di sela iga rongga dada. Pemeriksaan
palpasi dengan cara teknik pemeriksaan dengan menggunakan telapak dan jari
tangan sebagai indra peraba. Pemeriksa menempatkan diri di depan pasien dengan
pasien telentang atau duduk.Tangan kanan pemeriksa diletakkan pada dinding dada
kiri pasien dan tangan kiri pada posisi sebaliknya.
Dan dalam praktikum ini, kami menggunakan cara palpasi untuk memeriksa
pernafasan. Dari hasil percobaan ini didapatkan hasil pada orang pertama sampai
orang ke proses kegiatan dilakukan dengan kegiatan yang santai seperti orang normal
pada biasanya dan tidak melakukan aktifitas, setelah itu kami menghitung frekuensi
pernapasaan.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa diambil setelah melakukan praktikum pemeriksaan pernafasan
ini adalah rata-rata responden yang diamati memiliki frekuensi pernafasan yang normal serta
memiliki otot pernafasan yang baik sehingga mampu melakukan pernafasan secara
optimal, karena saat melakukan pengamatan responden tidak melakukan aktifitas yang berat
berat.
Dan pada saat melakukan aktivitas frekuensi pernafasan meningkat karena
tubuh memerlukan banyak oksigen untuk melakukan pembakaran dalam tubuh untuk
menghasilkan energi yang digunakan untuk beraktifitas dan memperkeras kerja
jantung dalam memompa darah.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko. 2001. Sistem Pernapasan Manusia. Jakarta:Esis

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.

Rahmat. 2007. Biologi Universitas. Jakarta: Gramedia

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Ganggua Sistem pernapasan / Irman Somantri. Jakarta :
Salemba Medika.

Team Teaching. 2018. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Biomedik 1. Gorontalo:


UNG

Watson.R. 2002. Anatomi Dan Fisiologi. Ed 10. Buku Kedokteran ECG. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai