Anda di halaman 1dari 7

Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

HUBUNGAN KONDISI AIR MINUM, TINGKATAN ASUPAN NUTRISI DAN


PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5
TAHUN DI KLINIK MELATI HUSADA PURWODADI KABUPATEN MALANG

drh. Awang Teja Satria, Sri Indah


Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
suntec111263@gmail.com, sreeindah@yahoo.com

ABSTRAK

Berdasarkan data yang didapatkan dari Klinik Melati Husada Purwodadi Kabupaten Malang
terdapat 34 balita yang menderita diare pada bulan Desember 2015 sampai Januari 2016. Dan
berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan didapatkan 1 ibu yang jarang merebus air
minum sebelum dikonsumsi, 2 ibu yang jarang mencuci tangan menggunakan sabun, dan 1 ibu
mengatakan bahwa anaknya sering membeli makanan pada pedagang diluar rumah.
Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross secsional.
Penelitian ini akan dilakukan di Klinik Melati Husada Purwodadi Kabupaten Malang. Waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - April 2016. Sampel yang digunakan adalah seluruh
balita sakit diare yang datang ke tempat penelitian. Sampel yang digunakan adalah 34 balita usia 1-
5 tahun. Analisa yang digunakan dalam penelitan ini adalah analisis regresi linear berganda.
Analisis regresi linear berganda.
Dari hasil analisa Rsquare pada X1 (Kondisi Air Minum) sebesar 0,154 (15,4%). Nilai Rsquare pada
X2 (Pemberian Nutrisi) sebesar 0,079 (7,9%). Nilai Rsquare pada X3 (Personal Hygiene) sebesar
0,271 (27,1%). Dilihat dari nilai analisa Rsquarevariabel dependent (Y) mempunyai pengaruh yang
kuat atau dominan variabel independent adalah X3 (Personal Hygiene) yaitu 0,271 (27,1%).

Kata kunci : Kondisi Air Minum, tingkatan Asupan Nutrisi dan Personal Hygiene dengan
Kejadian Diare

PENDAHULUAN Diare adalah salah satu masalah kesehatan


Keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Penyebab
dapat dipantau melalui tinggi rendahnya angka kejadian tersebut adalah karena tingginya angka
kesakitan, kematian umum, serta meningkatnya kesakitan hingga menimbulkan banyak
umur harapan hidup. Kelangsungan harapan kematian terutama pada bayi dan balita,
hidup anak ditunjukkan dengan rendahnya sehingga menyebabkan kejadian luar biasa
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka (KLB) (Adisasmito, 2007).
Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Dimana, Tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000
Angka Kematian Bayi dan Balita Indonesia penduduk, tahun 2003 kejadian tersebut
tertinggi di Negara ASEAN. (Pudiastuti, 2011) meningkat menjadi 374 /1000 penduduk, tahun
Masalah kesehatan di negara berkembang 2006 meningkat menjadi 423 /1000 penduduk
salah satunya adalah diare. Tingginya angka dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk
kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh Indonesia. Frekuensi KLB diare sering terjadi,
diare merupakan indikator besar kecilnya dengan CFR yang masih tinggi. Tahun 2008
masalah tersebut. Tahun 2000 kasus diare kasus KLB di 69 Kecamatan adalah 8133
berkisar 4 milyar kasus menurut WHO dan 2,2 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
juta penderita diare meninggal, sebagian besar Tahun 2009 kasus KLB di 24 Kecamatan
anak-anak dibawah umur 5 tahun. Hal ini sebesar 5.756 orang, dengan kematian 100
sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010
detik atau 20 jumbo jet kecelakaaan setiap hari. terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan

30
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

jumlah penderita 4204 serta kasus kematian 73 pedagang diluar rumah. Padahal, Hygiene
orang (CFR 1,74 %.) (Kepmenkes, 2011). Di perorangan, hygiene pemberian nutrisi, dan
perkirakan angka kesakitan diare berkisar kualitas air minum merupakan beberapa faktor
diantara 150-430 perseribu penduduk yang berpengaruh terhadap kejadian diare. Oleh
setahunnya. Dimana 60-70 % diantaranya anak- karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji
anak berusia dibawah 5 tahun (FKUI, 2005). hubungan antara kondisi air minum, pemberian
Sementara itu, pada survey morbiditas nutrisi, dan personal hygiene dengan frekuensi
yang dilakukan oleh Depkes RI tahun 2001, diare pada balita usia 1-5 tahun di Klinik Melati
menemukan bahwa angka kejadian diare Husada Purwodadi Kabupaten Malang.
diindonesia adalah berkisar 200-374 per 1000
penduduk (Anik, 2010). Hasil Survei Kesehatan METODE PENELITIAN
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka Metode penelitian yang digunakan adalah
kematian karena diare pada semua umur sebesar metode penelitian kuantitatif. Desain penelitian
23 per 100.000 penduduk dan pada balita 75 per yang digunakan adalah survey analitik dengan
100.000 balita. Hasil Riset Kesehatan Dasar pendekatan cross secsional. Rancangan cross
(Riskesdas) tahun 2007 penyebab kematian secsional merupakan rancangan penelitian yang
balita yang terbanyak adalah diare (25,2%) dan pengukuran atau pengamatannya dilakukan
pnemonia (15,5%). (Hannif. Dkk, 2011) pada satu saat atau sekali waktu (Hidayat,
Menurut hasil LAKIP 2014, Di Jawa 2010).
Timur, jumlah penderita Diare pada tahun 2011 Penelitian ini akan dilakukan di Klinik
sebesar 69%, sedangkan tahun 2012 naik Melati Husada Purwodadi Kabupaten Malang.
menjadi 72,43%. Karena Diare menduduki Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
urutan kedua penyebab kematian pada anak dan Februari – April 2016.
sebagai salah satu penyebab utama tingginya Variabel independent dalam penelitian ini
angka kematian dan kesakitan pada balita. adalah Kondisi Air Minum (X1), Pemberian
Maka Indonesia mengembangkan Program The Nutrisi (X2) dan Personal Hygiene (X3)
Millenium Development Goals (MDG’s) yang sedangkan Variabel dependent dalam penelitian
menargetkan untuk menurunkan dua per tiga ini adalah Frekuensi Diare (Y).
kematian anak dalam periode 1990-2015. Jumlah populasi dalam penelitian ini
(Kepmenkes, 2011) adalah 34 balita usia 1-5 tahun dan sampel yang
Diare lebih sering terjadi pada balita, digunakan adalah seluruh balita sakit diare
dikarenakan balita yang masih belum mampu dengan jumlah 34 balita usia 1-5 tahun. Teknik
mengurus dirinya sendiri dari agen-agen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyakit dan sangat bergantung pada teknik total sampling yaitu mengambil semua
pengasuhnya.(Notoatmodjo, 2011). Pada balita populasi menjadi sampel (Notoatmodjo, 2012).
diare, konsistensi tinja lebih diperhatikan Analisa data untuk peneliti ini
daripada frekuensi BAB. Anak dinyatakan menggunakan perhitungan regresi. Metode
menderita diare apabila buang air besar “lebih yang digunakan dalam penelitan ini adalah
encer” dan “lebih sering” dari biasanya. analisis regresi linear berganda. Analisis
(Shaleh, 2013). regresi linear berganda digunakan untuk
Berdasarkan data yang didapatkan dari melihat pengaruh perubahan variabel X
Klinik Melati Husada Purwodadi Kabupaten terhadap Y (Sugiyono, 2010).
Malang terdapat 34 balita yang menderita diare Data yang diperoleh dalam penelitian ini
pada bulan Desember 2015 sampai Januari akan di analisa menggunakan perhitungan
2016. Dan berdasarkan dari hasil wawancara regresi linear berganda.
yang telah dilakukan didapatkan 1 ibu yang Untuk menjaga validitas hasil analisis,
jarang merebus air minum sebelum dikonsumsi, maka seluruh proses analisis statistik
2 ibu yang jarang mencuci tangan menggunakan alat bantu komputer program
menggunakan sabun, dan 1 ibu mengatakan SPSS (Statistical Program for Social Science)
bahwa anaknya sering membeli makanan pada for Windows.

31
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat


Responden Penelitian ini adalah balita diketahui bahwa responden yang berjenis
yang pernah menderita sakit diare di Klinik kelamin perempuan ada 17 balita (50,0 %) dan
Melati Husada Purwodadi Kabupaten Malang laki-laki sebanyak 17 anak (50,0 %).
dengan data umum sebagai berikut:
Tabel 4 Deskripsi Data Responden (Balita)
Tabel 1. Deskripsi data orang tua responden Berdasarkan tingkat usia di Klinik Melati
(ibu) berdasarkan tingkat usia di Klinik Melati Husada Purwodadi Kabupaten Malang, tahun
Husada Purwodadi Kabupaten Malang, tahun 2016
2016 No. Usia Jumlah Presentase (%)
No. Usia Jumlah Presentase (%)
1 1-2 Tahun 9 26,4 %
1 20-30 Tahun 15 44,1 %
2 2-3 Tahun 7 20,6 %
2 30-40Tahun 13 38,2 %
3 3-4 Tahun 8 23,5 %
3 40-50 Tahun 6 17,7 %
4 4-5 Tahun 10 29,4 %
Jumlah 34 100
Jumlah 34 100

Berdasarkan tabel 1. diatas, dapat


diketahui bahwa orang tua responden (ibu) yang Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat diketahui
berusia 20-30 tahun berjumlah 15 orang bahwa responden (balita) yang berusia 1-2
(44,1%), yang berusia 30-40 tahun berjumlah tahun berjumlah 9 orang (26,4 %), yang berusia
13 orang (38,2%), 40-50 Tahun (13,3%) 2-3 tahun berjumlah 7 orang (20,6 %), 3-4
berjumlah 6 orang (17,7 %). Tahun berjumlah 8 orang (23,5 %) dan yang
berusia 4-5 tahun berjumlah 10 orang (29,4 %).
Tabel 2. Deskripsi data orang tua responden
(ibu) berdasarkan pendidikan terakhir di di Hasil Analisis dan Pengujian
Klinik Melati Husada Purwodadi Kabupaten Analisis regresi linier hubungan kondisi air
Malang, tahun 2016 minum, pemberian nutrisi, dan personal
No Pendidikan Jumlah Presentase(%) hygiene dengan frekuensi diare pada balita usia
1-5 Tahun di Klinik Melati Husada Purwodadi
1 SD 10 29,4 % Kabupaten Malang adalah :
2 SLTP 18 53 % Y = -0,554+0,154(X1)+0,079(X2)+0,271(X3)
Berdasarkan persamaan tersebut dapat
3 SLTA 6 17,6 % dikemukakan bahwa nilai persamaan regresi
Jumlah 34 100 mempunyai tandapositif dan negatif (+/-) yang
artinya ada hubungan dari variabel independen
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui (kondisi air minum, pemberian nutrisi, dan
bahwa responden yang terakhir SD berjumlah personal hygiene). Artinya, jika nilai variabel
10 orang (29,4 %), SLTP berjumlah 18 orang independen meningkat maka variabel dependen
(53 %) dan SLTA berjumlah 6 orang (17,6 %). (frekuensi diare) akan menurun. Setiap
kenaikan satu skor kondisi air minum (X1) akan
Tabel 3 Deskripsi Data Responden (Balita) menurunkan frekuensi diare (Y) sebesar 0,154,
Berdasarkan jenis kelamin kenaikan satu skor pemberian nutrisi (X2)
No Jenis Jumlah Presentase (%) menurunkanfrekuensi diare (Y) sebesar 0,079
Kelamin dan kenaikan satu skor personal hygiene (X3)
1 Perempuan 17 50,0 % akan menurunkanfrekuensi diare (Y) sebesar
2 Laki-laki 17 50,0 % 0,271.

Jumlah 34 100

32
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

Tabel 5 Nilai analisa Fhitung antara personal hygiene (X3) dengan frekuensi
Sumbe Deraja Jumlah diare (Y).
Kuadran
r t Kuadra Fhitung Sedangkan nilai Rsquare pada X1 (Kondisi air
Tengah
Variasi Bebas n Minum), X2 (Pemberian Nutrisi) dan X3
Regres (Personal Hygiene) dengan Y(Frekuensi Diare)
3 5,249 1,750 28,99
i sebesar 0,744 (74,4%) sisanya ditentukan oleh
Galat 30 1,810 0,060 variable lainnya.
Total 33 7.059 Nilai Rsquare pada X1 (Kondisi Air Minum)
sebesar 0,154 artinya variabel ini mempunyai
Dari hasil analisis statistik secara deskriptif hubungan yang signifikan dengan Y (frekuensi
terhadap variabel di atas dapat dilihat bahwa diare) yaitu 15,4%. Nilai Rsquare pada X2
terdapat hubungan yang signifikan antara (Pemberian Nutrisi) sebesar 0,079 artinya
kondisi air minum(X1), pemberian nutrisi (X2), variabel ini mempunyai hubungan yang
dan personal hygiene (X3) dengan frekuensi signifikan dengan Y (frekuensi diare) yaitu
diare (Y) dibuktikan dengan nilai Fhitung> Ftabel 7,9%. Nilai Rsquare pada X3 (Personal Hygiene)
yaitu 28,994> nilai F0,05 (2,92). sebesar 0,271 artinya variabel ini mempunyai
Jadi dari hasil analisa diatas dapat diambil hubungan yang signifikan dengan Y (frekuensi
kesimpulan bahwa adanya hubungan yang diare) yaitu 27,1%.
signifikan antara kondisi air minum(X1),
pemberian nutrisi (X2), dan personal hygiene PEMBAHASAN
(X3) dengan frekuensi diare (Y) di buktikan Analisis data yang dilakukan oleh
dengan Fhitung>Ftabel. Dari masing-masing Mafazah, 2013 dimana hasil analisis yang
variabel. didapat menggunakan uji chi square, diperoleh
Tabel 6 Nilai Regresi dan Thitung nilai p=0,001<0,05 sehingga Ho ditolak.
Nilai Berdasarkan tabel analisis ragam regresi
Variabel R didapatkan hasil analisa data thitung variabel
Thitung kondisi air minum (X1) sebesar 3,396> t0,05
square
Kondisi air Minum (X1), (2,074) dapat di artikan ada hubungan yang
Pemberian Nutrisi (X2) signifikan antara kondisi air minum memiliki
dan Personal Hygiene 0,744 hubungan yang signifikan terhadap frekuensi
(X3) dengan Frekuensi diare. Dimana hal ini sejalan dengan Purwana,
Diare (Y) 2013 menjelaskan bahwa melalui penyediaan
Kondisi Air Minum (X1) 0,154 3,396 air yang berkualitas baik dapat menurunkan
Pemberian Nutrisi (X2) 0,079 2,733 morbiditas diare sekitar 15 %. Untuk
Personal Hygiene (X3) 0,271 4,783 menghilangkan kuman pathogen yang ada pada
air diperlukan desinfeksi. Cara lain untuk
Dari hasil analisis statistik secara deskriptif menghilangkan kuman pathogen adalah dengan
terhadap variabel di atas dapat dilihat bahwa memasak air hingga mendidih yaitu hingga
terdapat hubungan yang signifikan antara bergolak agar semua kuman pathogen seperti
kondisi air minum(X1), dengan frekuensi diare spora bakteri, protozoa, virus, telur cacing akan
(Y) dibuktikan dengan nilaithitung> ttabel yaitu terbasmi.
thitung variabel kondisi air minum (X1) sebesar Hasil penelitian yang dilakukan oleh
3,396> t0,05 (2,074). Hasil analisis statistik Astuti, Dkk. 2011 dimana Hasil analisa statistik
pemberian nutrisi (X2) sebesar 2,733> t0,05 yang didapat dari hasil X2 hitung=7,074 dan
(2,074) artinya ada hubungan yang signifikan X2 tabel=5,991. Karena X2 hitung > X2 tabel
antara pemberian nutrisi (X2) dengan frekuensi (7,074>5,991) maka hal ini menunjukkan
diare (Y) dan hasil analisis thitung personal bahwa terdapat hubungan antara sanitasi
hygiene (X3) sebesar 4,783> t0,05 (2,074), makanan dengan kejadian diare pada Balita dan
artinya terdapat hubungan yang signifikan berdasarkan tabel analisis ragam regresi
didapatkan hasil analisa data thitung variabel

33
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

pemberian nutrisi (X2) sebesar 2,733> t0,05 membuang tinja anak (Howard & Bartram,
(2,074) yang artinya pemberian nutrisi memiliki 2003).
hubungan yang signifikan terhadap frekuensi Dari ragam regresi didapatkan nilaiFhitung>
diare. Makanan dan minuman merupakan Ftabel (0,05) yaitu28,994> nilai F0,05 (2,92) artinya
kebutuhan pokok manusia yang diperlukan ada hubungan yang signifikan secara simultan
setiap saat dan harus ditangani dan dikelola (bersama-sama) antara variabel kondisi air
dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi minum (X1), pemberian nutrisi (X2) dan
tubuh. Pengelolaan yang baik dan benar pada personal hygiene (X3) dengan frekuensi diare
dasarnya adalah mengelola makanan dan (Y). Dimana faktor resiko terjadinya penyakit
minuman berdasarkan kaidah-kaidah dari diare antara lain rendahnya pola hidup sehat
prinsip hygiene sanitasi makanan (Depkes RI, masyarakat khususnya dalam penyediaan sarana
2005). Beberapa penyakit yang berhubungan sanitasi yang baik untuk menunjang kesehatan
dengan aspek hygiene makanan atau minuman. lingkungan. diare disebabkan oleh kuman
Penyakit yang berhubungan dengan unsur pathogen penularannya bersifat oro-fecal.
makanan salah satunya yaitu diare (Mukono, Faktor resiko penyebaran penyakit ini adalah
2006). sarana pembuangan tinja yang tidak memenuhi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh syarat dan proses pencucian tangan yang tidak
Hannif. Dkk. 2011 berdasarkan uji statistik baik setelah buang air besar dan kontak dengan
perilaku mencuci tangan ibu/pengasuh balita tinja sebelum mengolah makanan. (Hannif.
yang buruk beresiko menyebabkan diare akut Dkk, 2011)
pada balita sebesar 2,45 kali jika dibandingkan Sedangkan nilai Rsquare pada X1 (Kondisi air
dengan perilaku mencuci tangan ibu/pengasuh Minum), X2 (Pemberian Nutrisi) dan X3
yang baik, nilai p = 0,003. Pada analisis (Personal Hygiene) dengan Y(Frekuensi Diare)
multivariat perilaku cuci tangan pakai sabun ini sebesar 0,744 (74,4%) sisanya ditentukan oleh
merupakan faktor paling dominan variable yang tidak diteliti sebesar 0,256
menyebabkan diare akut pada balita. Anak yang (25,6%)
kebiasaan ibunya mencuci tangan setelah BAB Nilai Rsquare pada X1 (Kondisi Air Minum)
tanpa sabun, kemungkinan terjadi diare akut 2,7 sebesar 0,154(15,4%). Nilai Rsquare pada X2
kali dibanding dengan anak yang kebiasaan (Pemberian Nutrisi) sebesar 0,079(7,9%). Nilai
ibunya mencuci tangan pakai sabun, p = 0,01. Rsquare pada X3 (Personal Hygiene) sebesar
Sedangkan analisa data dari thitung pada variable 0,271(27,1%). Dilihat dari nilai analisa Rsquare
personal hygiene (X3) sebesar 4,783> variabel dependent (Y) mempunyai pengaruh
t0,05(2,074), yang artinya ada hubungan yang yang kuat atau dominan pada variabel
signifikan antara personal hygiene dengan independent adalah X3 (Personal Hygiene) yaitu
frekuensi diare. 0,271 (27,1%).
Dimana cuci tangan dapat memutusan Menurut Saryono dan Widianti (2011)
rantai penularan penyakit dapat mencegah menyatakan bahwa personal hygiene yang baik
pencemaran sumber perantara penyakit oleh akan meminimalkan jalan masuk
tinja masuk kedalam tubuh melalui mulut. mikroorganisme yang ada dimana-mana
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun adalah sehingga mencegah seseorang terkena penyakit.
perilaku amat penting bagi upaya mencegah Seperti penyakit kulit, infeksi,saluran cerna, dan
diare. Karena dapat membasmi 90 % bakteri lain-lain.
yang ada pada tangan dan kuku. Kebiasaan Kebiasaan yang berhubungan dengan
mencuci tangan diterapkan setelah buang air keberhasilan perorangan yang penting dalam
besar, setelah menangani tinja anak, sebelum penularan diare adalah mencuci tangan.
makan atau memberi makan anak dan sebelum Mencuci tangan dengan sabun, terutama
menyiapkan makanan. Kejadian diare makanan sesudah buang air besar, sesudah membuang
terutama yang berhubungan langsung dengan tinja anak, sebelum menyuapi anak, dan
makanan anak seperti botol susu, cara sesudah makan, berdampak pada kejadian diare.
menyimpan makanan serta tempat keluarga Biasakan cuci tangan pakai sabun dan air bersih

34
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

sebelum makan agar terhindar dari sakit perut Rsquare pada X2 (Pemberian Nutrisi) sebesar
dan cacingan, karena telur cacing yang 0,079 (7,9%). Nilai Rsquare pada X3 (Personal
mungkin ada dalam tangan atau kuku yang Hygiene) sebesar 0,271 (27,1%). Dilihat dari
kotor ikut tertelan dan masuk ke dalam tubuh nilai analisa Rsquare variabel dependent (Y)
(Kepmenkes, 2011) mempunyai pengaruh yang kuat atau
Karena banyaknya jalan masuknya dominan variabel independent adalah X3
penyakit kedalam tubuh, maka cuci tangan (Personal Hygiene) yaitu 0,271 (27,1%).
merupakan salah satu langkah dalam
memutusan rantai penularan penyakit dapat SARAN
mencegah pencemaran sumber perantara 1. Bagi Petugas Kesehatan
penyakit oleh tinja masuk kedalam tubuh Sebaiknya memberikan penyuluhan kepada
melalui mulut. Kebiasaan mencuci tangan pakai masyarakat tentang diare, khususnya
sabun adalah perilaku amat penting bagi upaya mengenai factor resiko diare, pencegahan
mencegah diare.Karena dapat membasmi 90 % dan pengobatan diare.
bakteri yang ada pada tangan dan kuku. 2. Bagi Institusi Pendidikan
Kebiasaan mencuci tangan diterapkan setelah Dapat dipakai sebagai bahan bacaan
buang air besar, setelah menangani tinja anak, referensi serta sebagai bahan perbandingan
sebelum makan atau memberi makan anak dan bagi peneliti selanjutnya.
sebelum menyiapkan makanan. Kejadian diare 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
makanan terutama yang berhubungan langsung Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan
dengan makanan anak seperti botol susu, cara dan referensi untuk mengembangkan
menyimpan makanan serta tempat keluarga penelitian selanjutnya dan dapat digunakan
membuang tinja anak (Howard & Bartram, sebagaimana mestinya.
2003).
REFERENSI
KESIMPULAN Adisasmito, Wiku. 2007. Factor Resiko Diare
1. Dari variabel X1 (Kondisi Air Minum) pada Bayi dan Balita di Indonesia.
didapatkan Thitung> Ttabel(0,05) yaitu sebesar Volume 11 No. 1. Makara
3,396> t0,05 (2,074) dapat di artikan ada Kesehatan.(http://repository.ui.
hubungan yang signifikan antara kondisi air ac.id/contents/koleksi/2/f099979f9dad5887
minum terhadap frekuensi diare 9019cd029556381fb6730c5d.pdf). Diakses
2. Dari variabel X2 (Pemberian Nutrisi) pada 7 November 2015.
didapatkan Thitung>Ttabel(0,05) yaitu sebesar Adnani, Hariza. 2011. Ilmu Kesehatan
2,733> t0,05 (2,074) yang artinya pemberian Masyarakat. Yogyakarta, Nuha medika.
nutrisi memiliki hubungan yang signifikan Astuti.Herniyatun.Yudha.2011. Hubungan
terhadap frekuensi diare. Pengetahuan ibu tentang Sanitasi
3. Dari variabel X3 (Personal Hygiene) Makanan dengan Kejadian Diare pada
didapatkan hasil analisa data Thitung>Ttabel(0,05) Balita Di Lingkup Kerja Puskesmas
yaitu sebesar 4,783 > t0,05 (2,074), yang Klirong I. Jurnal Ilmiah Kesehatan
artinya ada hubungan yang signifikan antara Keperawatan. Volume 7 No. 2
personal hygiene dengan frekuensi diare. Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan
4. Dari ragam regresi didapatkan nilai Fhitung> Lingkungan. Jakarta, Buku Kedokteran
Ftabel (0,05) yaitu 28,994 > nilai F0,05 (2,92) EGC
artinya ada hubungan yang signifikan secara Depkes RI. 2005. Selayang Pandang
simultan (bersama-sama) antara variabel Pemberantasan Penyakit Menular dan
kondisi air minum (X1), pemberian nutrisi Penyehatan Lingkungan di Indonesia.
(X2) dan personal hygiene (X3) dengan Jakarta, CV. Pentosana Naraarta.
frekuensi diare (Y). Dewi, Vivian Nanny. 2014. Asuhan Neonatus
5. Dari hasil analisa Rsquare pada X1 (Kondisi Bayi dan Anak Balita. Jakarta, Salemba
Air Minum) sebesar 0,154 (15,4%). Nilai Medika.

35
Volume 4, Nomor 1 Juli 2016, 30-36

Dinkes.2014. Laporan Kinerja Tahunan Kota Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak
Malang.(http://dinkes.malangkota.go.id/wp dalam Kebidanan.Jakarta, CV. Trans Info
-content/uploads/sites/104 /2015 media.
/05/LAKIP-2014.pdf) diakses pada 7 Muhziadi. 2012. Faktor-Faktor yang
November 2015. Berhubungan dengan Kasus Diare Di
FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta, Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Infomedika. Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Hannif, Susy, Mulyani. 2011. Faktor Resiko Diakses pada 7 November 2015.
Diare Akut pada Balita.Volume 27 No. 1. Mukono. 2006. Prinsip dasar kesehatan
Berita Kedokteran Lingkungan. Surabaya, Airlangga Press
Masyarakat.download.portalgaruda.org/ar Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan.
ticle.php?article=143373&val=5017faktor Yogyakarta, Graha Ilmu.
resikodiarepdbalita.pdf. diakses pada 7 Nursalam.2013. Metodelogi Penelitian Ilmu
November 2015. keperawatan. Salemba Medika,Jakarta.
Hidayat, A. Alimul Aziz. 2010. Metode Notoadmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta,
Data. Salemba Medika, Jakarta. Jakarta.
Howard, G., & Bartram J., 2003.Domestic Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan
Water Quantity, Service Level and Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta,
Health.(http://www.who.int/water Rineka Cipta.
sanitation_health/document.pdf). Diakses 7 Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Waspadai
November 2015. Penyakit pada Anak. Jakarta Barat, PT.
Kepmenkes RI. 2011. Situasi Diare di Indeks
Indonesia. ISSN 2088-207X. Bulletin Purwana, Rachmadhi. 2013. Manajemen
Jendela Data dan Kedaruratan Kesehatan Lingkungan
Informasi.(www.google.co.id/?gws_rd=ssl dalam Kejadian Bencana. Jakarta:Rajawali
#q=jumlah +kasus+diare Pers.
+di+jawa+timurbulletin diare) diakses 7 Saryono & Widianti.2011.Kebutuhan Dasar
November 2015. Manusia (KDM). Yogykarta, Nuha Medika
Kliegman R.M., Marcdante K.J., dan Berhman Sudarti & Khoirunnisa. 2010. Asuhan
R.E. 2006.Nelson Essentials of Pediatric, Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
5th ed. Philadelphia, Elsevier saunders. Balita. Yogyakarta, Nuha Medika.
Kusmayadi.Ayi dan Dadang. 2008. Cara Suharyono. 2008. Diare Akut. Jakarta, Rineka
Memilih dan Mengelolah Makanan untuk Cipta
Perbaikan Gizi Soemirat, Slamet Juli. 2009. Kesehatan
Masyarakat.http://database.deptan.go.id Lingkungan. Yogyakarta, UGM Press
yang diakses pada 7 November 2015. Sodikin.2011. Asuhan Keperawatan Anak pada
Tietjen, Linda dkk .2004.Panduan Pencegahan Gangguan Sistem Gastrointestinal dan
Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Hepatobilier.Jakarta, Salemba medika.
Kesehatan dengan Sumber Daya Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar
Terbatas.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Manusia dan Proses Keperawatan.
Sarwono Prawiroharjo. Jakarta, Salemba Medika
Mafazah, Lailatul. 2013. Ketersediaan sarana Widjaja, M.C. 2004. Mengatasi Diare dan
sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu dan Keracunan pada Balita. Jakarta, Kawan
kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Pustaka.
Masyarakat. Volume 8 No. Webhealthcenter. 2006. Personal Hygiene.
2.http://Journal.unnes.ac.id/nju/index.php http://webhealthcenter.com. Diakses 7
/kemas.diakses pada 7 November 2015. November 2015.

36

Anda mungkin juga menyukai