Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI

BIDANG KELISTRIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Riana T. Mangesa dan Dyah D. Andayani


Fakultas teknik Universitas Negeri Makassar
email: rianamangesa@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian adalah mengembangkan model pembelajaran dan perangkat pembelajar-
an berbasis kompetensi terintegrasi pendidikan karakter di SMK. Penelitian ini termasuk jenis Re-
search & Development yang mengacu tahapan Borg dan Gall (1983), yaitu yang terdiri atas analisis
kebutuhan, perancangan pengembangan, validasi ahli dan revisi, uji coba, dan tahap implementasi.
Data berupa data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh lewat angket. Teknik analisis data yang di-
gunakan adalah statistik deskriptif dan statistik nonparametrik, yaitu Kruskall Wallis yang penghi-
tungannya memakai SPSS. Hasil penelitian berupa produk pengembangan perangkat pembelajaran bi-
dang kelistrikan yang berupa modul, media, dan penilaian pencapaian kompetensi (rubrik penyekoran).
Hasil pengembangan memenuhi tuntutan validitas, pencapaian kompetensi dalam proses pembelajar-
an yang dipergunakan secara keseluruhan tinggi, guru memberi skor penilaian melalui pencapai kom-
petensi sesuai kriteria dalam rubrik penyekoran terhadap ketiga aspek kompetensi, yaitu aspek kog-
nitif, afektif, dan psikomotorik. Penilaian keefektifan pembelajaran secara menyeluruh menunjukkan
bahwa siswa dan guru memberikan tanggapan secara aktif dan mencapai tujuan pembelajaran.

Kata Kunci: pengembangan model penilaian, pembelajaran berbasis kompetensi, rubrik penye-
koran, SMK

DEVELOPING A COMPETENCE-BASED INSTRUCTIONAL MODEL


IN THE ELECTRICAL FIELD IN VOCATIONAL SCHOOLS

Abstract: This study was aimed to develop a competence-based instructional model integrated with
character education in vocational schools. This study belonged to the Research and Development
study using the stages as developed by Borg and Gall (1983): a needs analysis, developmental de-
sign, expert validation and revision, try-out, and implementation stages. The data were in the form of
quantitative and qualitative data obtained through questionnaires. The data were analyzed using the
descriptive statistics and non-parametric statistics, that is, Kruskall Wallis with the help of SPSS
program. The findings showed that the developed product of the instructional kits in the electrical
field in the form of a modulle, media, competence achievement assessment (scoring rubric) had ful-
filled the validity requirement. The achievement of the competence in the instructional process was
as a whole considered as high. Teachers gave the scores based on the criteria in the scoring rubric in
the three competence aspects, that is, cognitive, affective, and psychomotoric domains. The assess-
ment of the instructional effectiveness showed that students and teachers responded actively and
achieved the instructional objectives.

Keywords: instructional model, scoring rubric, vocational schools

PENDAHULUAN sudah menjadi isu utama dalam polemik antara


Adanya pergeseran penilaian masyara- dunia pendidikan dan dunia kerja, baik di ting-
kat pengguna terhadap kualitas pendidikan ke- kat pusat maupun di daerah. Permasalahan ter-
juruan dengan isu ketidaksesuaian (mismacth) sebut menunjukkan lemahnya sistem pendidik-

401
402

an di beberapa sekolah menengah kejuruan yang berimplikasi terhadap sistem pembelajar-


(SMK), yang berdampak pada rendahnya kom- an berbasis kompetensi dan bernilai karakter
petensi keahlian yang dimiliki peserta didik sangat mendesak dilakukan. Evaluasi penilaian
dan kurangnya nilai-nilai karakter dalam pro- skor pencapaian kompetensi dapat dilakukan
ses belajar. Penyesuaian kebutuhan kompeten- selama pembelajaran berlangsung dan setelah
si dunia kerja dan pengintegrasian pembentuk- pembelajaran usai dilaksanakan.
an karakter memerlukan model pembelajaran Sistem evaluasi hasil belajar di SMK
yang didesain sesuai alasan fenomena pengem- yang bertujuan untuk menilai dan mengukur
bangan kurikulum 2013. tingkat kemampuan peserta didik, di samping
Secara empiris gambaran tentang rendah- memahami perubahan-perubahan yang terjadi
nya penguasaan keterampilan dunia kerja kelis- pada keseharian peserta didik, juga mengacu
trikan dinyatakan oleh pengurus Asosiasi Pro- pada Permendikbud No. 65 Tahun 2013 ten-
fesionalis Elektrikal Indonesia (APEI) (Mud- tang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Me-
dassir, 2013), kurangnya jumlah tenaga kerja nengah tentang proses pembelajaran yang di-
bersertifikat kelistrikan dikarenakan sistem pen- pandu dengan kaidah-kaidah pendekatan sain-
didikan yang berjalan tidak sinkron dengan ke- tifik. Pencapaian penguasaan kompetensi meng-
butuhan industri yang ada. Masalah ini berkait- acu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP)
an dengan pembelajaran di SMK pada kompe- sebagai dasar penilaian, yang dapat diukur dari
tensi keahlian teknik instalasi listrik, yang ter- pencapaian kecakapan yang lebih tinggi. Peni-
bagi dalam beberapa spektrum Standar Kom- laian dalam model pembelajaran berbasis kom-
petensi dan Kompetensi Dasar (SKKD). Didu- petensi yang dikembangkan, lebih menekankan
kung hasil survei awal pada SMK negeri dan pada pencapaian kompetensi peserta didik as-
swasta di Makassar, ditemukan bahwa lemah- pek kognitif (K), afektif (A) dan psikomotorik
nya sistem pembelajaran dipengaruhi oleh be- (P), yang dirancang sebagai acuan dalam mem-
lum terciptanya link and match karena dukung- berikan skor atas kemampuan peserta didik ter-
an pemerintah kurang, dan minimnya perang- hadap materi yang dipelajarinya.
kat pembelajaran yang dimiliki. Kondisi ini men- Implementasi pembelajaran dan penilai-
dorong pentingnya inovasi dalam sistem pem- an dalam pendidikan karakter yang menjadi ciri
belajaran untuk mengembangkan model pem- khas Kurikulum 2013 sejalan dengan pema-
belajaran berbasis kompetensi dunia kerja. haman terhadap terminologi yang diperguna-
Sesuai dengan tujuan pendidikan SMK kan David Kerr dalam menjelaskan isi dan mo-
yang harus mampu memenuhi tuntutan kualitas dus Citizenship Education (1999), yaitu proses
dan relevansi dalam menghadapi persaingan glo- pembelajaran pendidikan karakter, hendaknya
bal, seharusnya dapat diwujudkan dalam pe- dilakukan secara inklusif pada semua mata
ningkatan kecerdasan, pengetahuan, kepribadi- pembelajaran di kelas, keluarga, dan masyara-
an, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hi- kat. Pengembangan pembelajaran yang dimak-
dup mandiri. Tujuan tersebut dapat memberi sudkan untuk menghindarkan pendidikan ka-
makna bahwa tugas pendidikan kejuruan ada- rakter dari sifat yang eksklusif, yaitu upaya pem-
lah mempersiapkan sumber daya manusia yang binaan karakter hanya dilakukan pada mata
berkarakter dan memiliki kompetensi, keman- pelajaran tertentu dan program pendidikan lain
dirian, kemampuan kerja sesuai bidang keah- tidak menyentuhnya. Berdasarkan pemahaman
liannya. tersebut, maka pengintegrasian pendidikan ka-
Sehubungan dengan pemberlakuan kuri- rakter kedalam semua materi pembelajaran se-
kulum 2013 dan adanya Undang-Undang No. harusnya dilakukan dalam rangka mengem-
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na- bangkan kegiatan proses belajar sehingga sub-
sional dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun stansi nilai sesungguhnya secara eksplisit atau
2005 tentang SNP, maka pengembangan sis- implisit sudah ada dalam rumusan kompetensi
tem penilaian sebagai akibat dari Kurikulum 2013 (SKL,SK dan KD). Karena itu, diperlukan ke-

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, Th. XXXIV, No. 3


403

pastian bahwa internalisasi sudah dilakukan analysis; (3) analyze learners and contexts;(4)
pada setiap materi ajar yang memiliki dampak write performance objectives; (5) develop as-
instruksional dan dampak pengiring pemben- sessment instruments; (6) develop instructio-
tukan karakter. nal strategy; (7) develop and select instructio-
Penerapan pendekatan belajar dalam Ku- nal materials;(8) design and conduct formative
rikulum 2013 menarik untuk dikembangkan dan evaluation; (9) revise instruction; and (10) de-
dielaborasi lebih lanjut. Nilai-nilai karakter da- sign and conduct summative evaluation. Kese-
pat ditumpangkan dalam rencana pelaksanaan puluh langkah model Dick and Carey menun-
pembelajaran (RPP) karena pembentukan nilai- jukan hubungan yang sangat jelas dan tidak ter-
nilai karakter dapat direncanakan melalui reka- putus antara langkah yang satu dengan lainya,
yasa faktor lingkungan dan dilakukan dengan sistemnya sangat ringkas, tetapi isinya padat
pendekatan kontekstual pada mata pelajaran dan jelas dari satu urutan keurutan berikutnya.
praktik. Prosesnya dapat bervariasi disesuaikan Berdasarkan pada asumsi bahwa pembe-
RPP dan metode yang dipersiapkan. Melalui lajaran merupakan sistem yang terdiri atas be-
RPP dapat direncanakan nilai-nilai karakter berapa unsur, yaitu masukan, proses dan hasil,
yang harus ditumpangkan dalam materi ajar oleh karena itu terdapat tiga jenis evaluasi, ya-
dengan mengusahakan agar peserta didik ter- itu evaluasi masukan, proses dan hasil pembe-
motivasi, dapat mengenal dan menerima nilai- lajaran. Dengan demikian, dalam pembelajaran
nilai karakter dalam setiap tujuan pencapaian praktik pada model yang dikembangkan yang
pembelajaran. Karena itu, secara bertanggung bertujuan mengarahkan peserta didik mencapai
jawab peserta didik akan menetapkan keputus- kompetensi yang bernilai karakter, jenis eva-
an yang diambilnya melalui tahapan mengenal, luasi yang dikembangkan adalah evaluasi hasil
menilai, bersikap, selanjutnya mampu berkeya- pembelajaran. Tujuan evaluasi hasil pembela-
kinan pada diri peserta didik tersebut. jaran adalah untuk melakukan pengukuran ha-
Model pembelajaran yang dikembangkan sil belajar sebagai pencapaian kompetensi, da-
dalam penelitian ini adalah model pembelajar- lam hal ini adalah penguasaan kompetensi se-
an berbasis kompetensi bidang kelistrikan ter- tiap individu dengan memberi penilaian pada
integrasi pendidikan karakter di SMK. Sistem pencapaian kompetensi. Hasil penelitian pe-
pembelajaran di SMK sebagian sudah menerap- ngembangan model pembelajaran berbasis kom-
kan Kurikulum 2013 sehingga terjadi beberapa petensi terintegrasi pendidikan karakter, eva-
perubahan mendasar pada perangkat pembela- luasi hasil pembelajaran dikembangkan untuk
jaran mulai dari sillabus, RPP, metode pembe- penilaian hasil pembelajaran praktik mema-
lajaran sampai pada sistem evaluasi dan peni- sang instalasi listrik.
laian hasil belajar. Terkait dengan pemahaman Mengacu pada beberapa bentuk penilai-
perangkat pembelajaran yang dapat dilihat dari an berbasis kompetensi, penilaian dirancang
dua aspek, yaitu: (1) aspek mengajar guru, ya- dalam bentuk rubrik penyekoran yang menca-
itu sejauhmana proses pembelajaran dapat ter- kup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi
laksana; dan (2) aspek hasil belajar peserta di- yang harus dimiliki peserta didik dalam melak-
dik, sejauh mana tujuan pelajaran yang diingin- sanakan tugas pembelajaran sesuai dengan pe-
kan tercapai melalui proses pembelajaran (Mu- kerjaan tertentu. Rubrik adalah suatu hirarki
chith, 2008:33). dari standar yang digunakan untuk menskor un-
Pengembangan model pembelajaran me- juk kerja pencapaian kompetensi peserta didik.
ngacu pada beberapa ahli, sesuai pendapat ber- Rubrik memuat daftar kriteria kemampuan pen-
bagai pakar bidang pembelajaran. Dick dan capaian kompetensi yang diukur pada setiap
Carey (2005:6-8) mengemukakan bahwa ada tugas-tugas pembelajaran. Finch & Crunklin-
sepuluh langkah untuk pengembangan model ton (1999:258) menyebutkan bahwa kemam-
desain pembelajaran, yang meliputi: (1) iden- puan tersebut harus sejalan dengan kompetensi
tity instructional goals; (2) conducting a goal yang bersifat individu maupun sosial. Oleh ka-

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bidang Kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan
404

rena itu, model pembelajaran berbasis kompe- Tahapan dalam penelitian R&D yang
tensi dirancang untuk menguasai sikap, penge- berupa langkah penelitian untuk mengembang-
tahuan, keterampilan. kan produk (Sukmadinata, 2008:164-165), me-
ngacu pada tahapan penelitian berdasarkan
METODE Borg & Gall (1983:784-785) yang dimodifika-
Penilaian hasil pembelajaran yang diran- si menjadi lima tahapan, yaitu: (1) tahap anali-
cang dalam bentuk rubrik penyekoran adalah sis kebutuhan; (2) tahap perancangan pengem-
satu dari produk perangkat pembelajaran yang bangan; (3) tahap validasi ahli dan revisi; (4) ta-
dikembangkan dalam penelitian pengembang- hap uji coba; dan (5) tahap implementasi. Ta-
an model pembelajaran berbasis kompetensi ter- hapan yang dimaksud ditunjukkan pada Gam-
integrasi pendidikan karakter. Oleh karena itu, bar 1.
penelitian ini termasuk jenis penelitian pengem- Data penelitian berupa data kualitatrif
bangan pendidikan atau Research & Develop- dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari
men (R&D), yaitu mengacu pada tahapan mo- instrumen angket pada tingkatan-tingkatan per-
del Borg dan Gall (1983). tama hingga ketiga, mulai dari tahap identifi-
Sesuai tahapan model penelitian R&D, kasi kebutuhan kompetensi dunia kerja kelis-
tahapan penelitian dibagi dalam dua tahap ya- trikan, dan identifikasi kebutuhan pembelajar-
itu, tahap prapengembangan dan pengembang- an di sekolah. Data kuantitatif diperoleh pada
an. Tahap prapengembangan dengan luarannya uji validasi dan selama uji coba berlangsung,
berupa prototipe model yang sudah divalidasi yaitu pada penilaian pengamatan saat proses
dan direvisi melalui FGD. Untuk tahap pengem- pelaksanaan uji coba perangkat model.
bangan dilakukan ujicoba skala kecil, uji skala Analisis data dilakukan secara deskriptif
besar, dan kegiatan implementasi. Revisi dila- kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil pengem-
kukan sesuai informasi pengamat. Pada kegiat- bangan, respons validator, dan hasil uji coba
an implementasi dilakukan tindakan penilaian dengan memberikan narasi yang logis sesuai
hasil belajar untuk mengevaluasi kemampuan dengan kepentingan penelitian. Komputasi ana-
peserta didik dengan menggunakan rubrik pe- lisis data dilakukan dengan menggunakan ban-
nyekoran sebagai alat ukur tingkat pencapaian tuan paket program Microsoft Excel dan paket
kompetensi peserta didik. Program SPSS for Windows.

Prapengembangan
Pengembangan

1.Tahap Analisis Kebutuhan


4.Tahap Ujicoba Skala Kecil
& Skala Besar
2.Perancangan
Pengembangan- Perangkat REVISI
Pembelajaran /Instrumen
Penilaian
5. Implementasi
3. Validasi

Produk

Gambar 1. Tahapan Penelitian dan Pengembangan


Skala penilaian menggunakan skala Li- Azwar (2010:109) yang dimodifikasi pada Ta-
kert dengan skala 1-4 dengan mengacu pada bel 1.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, Th. XXXIV, No. 3


405

Tabel 1. Standar Konversi Data Kuantitatif yaitu guru-guru SMK dan dosen D3 bidang ke-
ke Data Kualitatif listrikan.
Rerata Skor Kriteria Keteraangan
Tahap perancangan pengembangan be-
3,5 ≤ M ≤ 4,0 Sangat Baik Dapat dipergunakan rupa kegiatan pembuatan prototipe awal model
tanpa revisi dan perangkat pembelajaran. Komponen hasil
2,5 ≤ M < 3, 5 Baik Dapat dipergunakan pengembangan meliputi standar kompetensi dan
dengan sedikit kompetensi dasar (SKKD); perangkat pembela-
revisi jaran (modul, RPP, media, rubrik penyekoran);
1,5 ≤ M < 2,5 Cukup Baik Dapat dipergunakan dan instrumen penilaian.
dengan banyak Tahap validasi ahli dan revisi: validasi in-
revisi ternal secara konseptual terhadap prototipe awal
0,0 ≤ M < 1,5 Kurang Baik Tidak dapat
yang dimintakan kepada para validator. Vali-
dipergunakan
dator terdiri atas tiga dosen pakar pendidikan
Keterangan: M = rerata skor untuk setiap dan praktisi pendidikan (bidang pendidikan tek-
aspek yang dinilai nologi kejuruan, evaluasi, materi di bidang tek-
nik kelistrikan). Hasil dan saran-saran valida-
Kriteria yang digunakan untuk memu- tor dijadikan masukan untuk merevisi prototipe.
tuskan bahwa instrumen dapat dipergunakan Rekomendasi validator menjadi informasi pe-
adalah apabila rerata (M) hasil penilaian untuk menuhan kriteria validitas model dan perang-
keseluruhan aspek minimal berada dalam kri- kat yang dikembangkan.
teria “Sangat Baik”. Jika kurang dari itu, di-
lakukan revisi berdasarkan saran para validator Kegiatan Pengembangan
dengan melihat kembali aspek-aspek yang ni- Pada tahap pengembangan produk dilaku-
lainya kurang. Selain mempertimbangkan as- kan uji coba produk dengan subjek (1) peserta
pek validitas, kepraktisan dinyatakan pula me- didik SMK bidang keahlian teknik instalasi ke-
lalui butir-butir instrumen yang diamati pada las XI yang sedang mengikuti mata pelajaran
saat proses pembelajaran berlangsung. Untuk pemasangan instalasi listrik; dan (2) guru-guru
mengukur tingkat kesepakatan antarpenilai (in- bidang keahlian instalasi listrik. Kedua unsur
terrater reliability) terhadap hasil penilaian/va- subjek coba tersebut selalu terlibat dalam pro-
lidasi instrumen penelitian, dianalisis dengan sedur pengembangan, dimulai dari uji I pada
statistik SPSS yakni Kruskall Wallis. kelompok skala kecil, sampai pada uji II pada
kelompok skala besar yang diperluas. Uji coba
HASIL DAN PEMBAHASAN produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data
Kegiatan Prapengembangan tentang kualitas produk.
Kegiatan tahapan ini meliputi hal-hal se- Kelanjutan hasil validasi internal yang te-
bagai berikut. Tahap analisis kebutuhan: dite- lah direvisi, ditindaklanjuti pada dua kali tahap-
mukan blue print matriks kompetensi dalam an, yaitu uji coba skala kecil dan skala besar.
pembelajaran praktik yang dibutuhkan oleh Uji coba skala kecil dilakukan pada 15 peserta
SMK bidang keahlian teknik instalasi tenaga didik yang dimaksudkan untuk mengidentifi-
listrik. Kegiatan ini dilakukan dengan meng- kasi permasalahan untuk merevisi dan menge-
identifikasi kompetensi pemasangan instalasi tahui kualitas perangkat pembelajaran. Uji coba
listrik bangunan sederhana melalui workshop skala besar dilakukan pada peserta didik dalam
yang dilaksanakan bekerjasama dengan tim satu kelas yang dimaksudkan untuk mengum-
asesor bidang kelistrikan dari Asosiasi Kon- pulkan data tentang peningkatan kualitas pe-
traktor Listrik Indonesia (AKLI) Cabang Ma- rangkat pembelajaran.
kassar. Selain itu, juga mengidentifikasi kom-
petensi melalui pengkajian dalam focus grup
discussion (FGD) bersama praktisi pendidikan,

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bidang Kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan
406

Tahap Implementasi lihat dari dua aspek, yaitu aspek pelaksanaan


Untuk mengetahui efektivitas perangkat pembelajaran oleh guru dan aspek capaian ha-
pembelajaran dilakukan tindakan pembelajaran sil belajar peserta didik. Selanjutnya, kedua as-
yang sesungguhnya pada empat kali pertemuan pek tersebut dinilai dengan mempergunakan
mengacu pada pencapaian satu kompotensi da- instrumen yang telah disiapkan. Hasil penilai-
sar (KD) dalam memasang instalasi listrik ba- an yang dimaksud ditunjukkan pada Tabel 1.
ngunan sederhana. Keefektifan pembelajaran di-

Tabel 1: Rangkuman Penilaian Aktivitas Guru

Aspek yang Dinilai Hasil Penilaian/Pertemuan Ke- Rerata


Kategori
Pengamat (P) 1 2 3 4 Aspek
P1 3.00 3.40 3.80 3.96
Aspek
Persiapan P2 3.00 3.60 3.80 3.94 3,58 Sangat
Rerata 3.00 3.50 3.80 4.00 Baik
P1 3.00 3.56 3.67 4.00
Aspek P2 3.00 3.58 3.67 3.98 Sangat
kegiatan Rerata 3.00 3.58 3.67 4.00 3,57 Baik
Inti
P1 3.00 3.50 3.75 3.98
Aspek 3,56
Penutup P2 3.00 3.50 3.75 3.98 Sangat
Rerata 3,00 3,50 3,75 4,00 Baik
Penilaian Rerata dan Kriteria secara keseluruhan = 3,61 (Sangat Baik)

vitas guru selama berlangsungnya uji coba I


dan II. Aktivitas guru dalam keterlaksanaan ta-
hapan pembelajaran (sintaks pembelajaran)
pada uji coba I dan II sudah cenderung me-
ningkat dari pertemuan pertama sampai pada
pertemuan keempat.
Rangkuman hasil evaluasi aktivitas sis-
wa secara keseluruhan ditunjukkan pada Tabel
2. Hasil evalusi dari ketiga aspek menunjukkan
Gambar 1. Kecendrungan Peningkatan bahwa untuk dua sekolah aktivitas siswa dalam
Aktivitas Guru proses pembelajaran memiliki kriteria sangat
baik.
Hasil penilaian pengamat menunjukkan Penilaian pengujian konsistensi antarke-
bahwa peningkatan aktivitas Guru dalam pe- dua pengamat sebagai sumber data menguna-
laksanaan pembelajaran dapat dikategorikan kan analisis statistik SPSS, yakni Kruskall
sangat baik, pada setiap pertemuan. Gambar 1 Wallis. Melalui komputasi SPSS dilakukan pe-
menunjukkan nilai rerata yang tersebar pada ngujian perbedaan rerata hasil penilaian pada
masing-masing aspek, mulai dari aspek per- kelompok subjek coba. Rangkuman analisis ter-
siapan pada tiap pertemuan dan kegiatan inti. sebut dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Gambaran kecendrungan peningkatan ha-
sil penilaian secara keseluruhan terhadap akti-

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, Th. XXXIV, No. 3


407

Tabel 2. Rangkuman Hasil Penilaian Aktivitas Siswa


Aspek yang Dinilai Hasil Penilaian/Pertemuan ke- Rerata Kategori
1 2 3 4 Aspek
Aspek Persiapan SMK N 5 3.65 3.73 3.80 3.98
SMK T 3.63 3.75 3.80 3.96
Rerata 3.64 3.74 3.80 3.97 3,79 Sangat Baik
Aspek SMK N 5 3.74 3.79 3.88 3.98
Kegiatan Inti SMK T 3.76 3.79 3.86 3.98
Rerata 3.75 3.79 3.87 3.98 3,84 Sangat Baik
Aspek SMK N 5 3.70 3.79 3.81 3.97
Penutup SMK T 3.68 3.77 3.79 3.95
Rerata 3.69 3.78 3.80 3.96 3,81 Sangat Baik
Penilaian Rerata dan Kriteria secara keseluruhan = 3,81 (Sangat Baik)

Tabel 3. Hasil Uji Konsistensi Pengamatan rikan kesimpulan bahwa aktivitas guru dan sis-
Aktivitas Guru wa dalam proses pembelajaran adalah konsis-
PSMKN5 PSMKT
ten sehingga evaluasi penilaian hasil belajar
Chi-Square 1.249 4.545 dapat dilakukan dengan menggunakan perang-
Df 2 2 kat pembelajaran (rubrik penyekoran) yang su-
Asymp. Sig. .535 .103 dah divalidasi oleh validator. Sebagai acuan da-
lam memberikan skor atas pencapaian kompe-
a . Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Aspek dalam Aktivitas Guru
tensi siswa, digunakan kriteria pada tiga ranah
kognitif (30%) Tabel 5, afektif (35%) Tabel 6,
Hasil pengamatan kepada guru dapat dan psikomotorik (35%) Tabel 7.
menunjukkan bahwa kedua hasil pengujian me- Melalui indikator yang dinilai dan me-
nunjukkan tidak ditemukan adanya perbedaan, ngacu pada matriks kompetensi yang dibutuh-
artinya terdapat konsistensi antardua kelompok kan untuk pencapaian Kompetensi Dasar (KD).
penilai di dua sekolah. Penilaian Rubrik Penyekoran: Skor Tertinggi =
Pengujian yang dilakukan pada penilai- 3, Skor Baik= 2 dan Skor Kurang = 1
an kelompok siswa dalam proses pembelajaran
untuk melihat keaktifan siswa, yaitu kelompok Tabel 5. Rubrik Penyekoran pada Ranah
nilai di SMKN 5 dan di SMKT. Tabel 4 me- Kognitif (30%)
nunjukkan hasil penilaian pada kelompok akti- Indikator Skor Kriteria
vitas peserta didik konsisten karena tidak dite- yang dinilai
mukan adanya perbedaan. Pemahaman 3 Sangat baik, jika semua pe-
prosedur, per- kerjaan dapat dilakukan tepat
aturan Kese- dan benar sesuai prosedur K3
Tabel 4. Hasil Uji Konsistensi Pengamatan
lamatan Ke- dan lingkungan kerja.
Aktivitas Siswa
sehatan Kerja 2 Baik, jika sebagian besar pe-
(K3) dan ling- kerjaan dapat dilakukan benar
PSMKN5 PSMKT
kungan kerja sesuai prosedur K3 dan ling-
Chi-Square .905 4.321
kungan kerja
Df 2 2
1 Kurang, jika hanya sebagian
Asymp. Sig. .636 .115
kecil pekerjaan dapat dilaku-
a. Kruskal Wallis Test kan dengan benar sesuai pro-
b. Grouping Variable: Aspek pada Aktivitas Siswa sedur dan lingkungan kerja.

Jadi, terdapat konsistensi antara dua ke-


lompok penilai di dua sekolah. Hal ini membe-

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bidang Kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan
408

Tabel 6. Rubrik Penyekoran pada Ranah Setelah melakukan penyekoran, guru


Afektif (35%) menganalisis data hasil penilaian, merumuskan
pemberian penghargaan kepada siswa (nilai)
Indikator Skor Kriteria
yang Dinilai
sesuai dengan tingkat penguasaan kompetensi
Kejujuran da- 3 Sangat baik, jika semua stan- masing-masing peserta didik, (skor individu).
lam menggu- dar dan peraturan kelistrikan
nakan standar dalam proses kerja diterapkan Skor Individu (SI) :
dan peraturan dengan jujur
SI = Skor Aspek K+SkorAspek A+Skor Aspek
kelistrikan. 2 Baik, jika sebagian besar stan-
P
dar dan peraturan kelistrikan Keterangan:
dalam proses kerja diterapkan Skor Aspek K (Kognitif) = (30 %) * (Jumlah
dengan jujur Nilai/Nilai Maksimum Aspek
1 Kurang, jika sebagian kecil
K)
standar dan peraturan kelistrik-
Skor Aspek A ( Afektif) = ( 35%) * (Jumlah
an dalam proses kerja diterap-
kan dengan jujur. Nilai/Nilai Maksimum Aspek
A)
Tabel 7. Rubrik Penyekoran pada Ranah Skor Aspek P (Psikomotorik) = (35%) *
Kognitif (35%) (Jumlah Nilai/Nilai Maksi-
Indikator yang Skor Kriteria mum Aspek P)
dinilai
Sangat baik, jika tepat mene- Pembelajaran efektif terjadi bila siswa
Ketepatan da- 3 rapkan semua peraturan kelis- dapat memberikan tanggapan secara aktif, da-
lam menghi- trikan dalam menghitung ba- pat mencapai kompetensi sesuai tujuan pembe-
tung jumlah han/alat yang digunakan. lajaran yang diukur melalui pencapaian kom-
bahan/alat 2 Baik, jika tepat menerapkan petensi, dan secara klasikal dapat dicapai mini-
yang diguna- sebagian besar peraturan ke- mal 80% memperoleh kompetensi secara indi-
kan sesuai listrikan dalam menghitung
vidu dengan skor 70 KMK (kriteria minimal
peraturan bahan/alat yang digunakan.
kelulusan).
1 Kurang, jika menerapkan se-
bagian peraturan kelistrikan
dalam menghitung bahan/alat
yang digunakan.

Tabel 8. Data Hasil Penilaian Kompetensi

Subjek Aspek Hasil Penilaian


No.
Uji yang Dinilai T R M
Kognitif 98 82 90.5
1. SMKN 5 Makasar Afektif 95 75 91.6
Psikomotorik 100 81 92.3
Kognitif 96 76 92.4
2. SMKT Gowa Afektif 95 75 89.7
Psikomotorik 99 81 93.3
Rerata penilaian secara menyeluruh = 91,6

Keterangan: R = Terendah, T=Tertinggi, M= Rerata

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, Th. XXXIV, No. 3


409

Rangkuman hasil penilaian pencapaian didukung dengan hasil penelitian Samsudi (2014:
kompetensi pada tiga aspek kognitif, afektif, dan 313) bahwa aspek yang perlu mendapatkan
psikomotorik dijelaskan seperti berikut. Hasil pengembangan dalam pembelajaran program
pencapaian kompetensi pada dua sekolah se- produktif adalah materi pembelajaran, metode,
bagai subjek coba dalam pelaksanaan uji diper- dan penilaian.
luas, yaitu 30 orang siswa di SMKN 5 dan 29 Pembelajaran program produktif di SMK
siswa di SMKT Gowa (lihat Brodie & Irving, pada dasarnya bersifat dual-based, yakni pem-
26). Secara umum, jika diperhatikan pencapaian belajaran di sekolah dan penguatan di dunia usa-
nilai dari dua sekolah telah memperoleh skor se- ha. Oleh karena itu, penyusunan profil SKKD
cara meyeluruh dengan nilai rerata= 91,5. Jika di atas adalah untuk memberikan informasi da-
diuraikan berdasarkan perolehan rerata nilai ke lam pengembangan program pembelajaran ber-
masing-masing subjek coba, siswa di dua seko- basis kompetensi dunia kerja, sesuai standar
lah subjek coba memperoleh nilai rerata di atas kompetensi berdasarkan keputusan No. KEP.
nilai KMK. 170/MEN/IV/2007.
Sehubungan dengan pengembangan mo-
Pembahasan del dan perangkat pembelajaran berbasis kom-
Berdasarkan data hasil penelitian, dapat petensi bidang kelistrikan, pedoman pengem-
disimpulkan bahwa model pembelajaran dan bangannya tidak terlepas pada teori dan pen-
perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat beberapa ahli seperti Wardiman (1998:
menunjukkan produk yang efektif dan praktis 33-35), bahwa pendidikan kejuruan adalah pen-
dipergunakan untuk pembelajaran praktik ber- didikan yang mempersiapkan peserta didik un-
basis kompetensi pada bidang keahlian insta- tuk memiliki kemampuan bekerja dan mem-
lasi listrik di SMK. persiapkan secara langsung satu pekerjaan,
Efektifitas pembelajaran adalah standar bertujuan membantu peserta didik mengem-
atau taraf tercapainya tujuan pembelajaran de- bangkan potensinya ke arah suatu pekerjaan
ngan rencana yang telah ditetapkan sebelum- atau karir sesuai kebutuhan dunia kerja.
nya. Sejalan dengan pendapat Charles Prosser, Berdasarkan teori dan pendapat para ahli
yaitu bahwa pada pendidikan kejuruan prinsip di atas, pengembangan pembelajaran berbasis
pendekatan pembelajaran efektif jika: (1) siswa kompetensi, mengacu pada SKKD pemasang-
dilatih sesuai lingkungan kerja dan diperkenal- an instalasi listrik bangunan sederhana. Hasil
kan dengan situasi nyata untuk berfikir, berpe- identifikasi kebutuhan kompetensi yang dila-
rasaan, berperilaku; (2) pengalaman latihan yang kukan dalam workshop dengan praktisi lapang-
dilakukan secara teratur untuk membentuk ke- an anggota AKLI Cabang Makassar dan me-
biasaan bekerja dan berfikir meningkatkan pres- lalui FGD dengan praktisi pendidikan, Guru-
tasi kerja; dan (3) diajar oleh guru yang telah Guru SMK dan Dosen D3 bidang kelistrikan.
memiliki metode, pengalaman dan berhasil di Sejalan dengan aturan No.251/C/KEP/MN/
dalam menerapkan pengetahuan, keterampilan 2008 tentang setiap kompetensi keahlian yang
dalam pembelajaran (Wardiman, 1998:38). diperlukan, SMK dapat mengkhususkan kom-
Indikator kompetensi yang telah dikem- petensi sesuai dengan tuntutan kebutuhan du-
bangkan dalam profil SKKD pemasangan in- nia kerja terkait (konsentrasi keahlian) dengan
stalasi listrik bangunan sederhana adalah bagi- tidak mengabaikan kemampuan dasar kompe-
an penting dalam perancangan kurikulum ber- tensi.
basis kompetensi. Hal tersebut memperkuat Prinsip pengembangan perangkat pem-
komponen perangkat pembelajaran yang belajaran berbasis kompetensi dilakukan meng-
menjadi produk penelitian pengembangan pem- acu pada pendapat Munthe (2009:30), bahwa
belajaran berbasis kompetensi, seperti modul, dalam mendesain pembelajaran harus dikon-
RPP, media, rubrik penyekoran. Selain itu, juga tekstualisasikan dengan indikator kompetensi,

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bidang Kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan
410

memahami sintaks pembelajaran dan penilai- Penilaian keefektifan pembelajaran se-


annya mengacu pada pencapaian tiga aspek cara menyeluruh menunjukkan bahwa siswa
kognitif, afektif dan psikomotorik. dan guru memberikan tanggapan secara aktif
Implementasi produk penelitian dilaku- sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
kan melalui uji produk di sekolah, dengan diukur melalui pencapaian kompetensi, yang
menggunakan pendekatan pembelajaran kon- dicapai siswa di dua sekolah dengan memer-
tekstual atau Contextual Teaching Learning oleh nilai tinggi. Kedua, hasil analisis kebutuh-
(CTL). Nurhadi (2004:13) bahwa CTL adalah an kompetensi kelistrikan melalui workshop
konsep belajar dengan menghadirkan situasi yang melibatkan pihak para ahli pekerjaan spe-
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong sifik kelistrikan yang dilanjutkan dengan FGD
siswa menghubungkan dan menerapkan penge- bersama guru untuk mengidentifikasi kebutuh-
tahuan yang dimiliki dengan kehidupan sehari- an pembelajaran di sekolah dan dapat dirumus-
hari. Pembelajaran kontekstual artinya isi atau kan profil standar kompetensi (SK) dan kom-
materi pembelajaran terintegrasi dengan keada- petensi dasar (KD) memasang instalasi listrik
an masa kini, situasi dalam masyarakat diang- bangunan sederhana. Ketiga, dapat dihasilkan
kat dalam pembelajaran di kelas, Prototipe Model Pembelajaran dan Instrumen
Keberhasilan uji perangkat pembelajar- Penilaian, termasuk perangkat pembelajaran
an, menunjukkan gambaran kecendrungan pe- evaluasi hasil belajar (Penyekoran Rubrik). Ke-
ningkatan hasil secara keseluruhan terhadap empat, hasil uji coba memperlihatkan bahwa sis-
aktivitas guru dan siswa selama berlangsung- wa dan guru memberi apresiasi yang baik ter-
nya uji kelompok kecil dan uji diperluas, baik hadap penerapan model pembelajaran yang di-
dari aspek keterlaksanaan tahapan pembelajar- kembangkan. Kelima, ada kecendrungan pe-
an (sintaks pembelajaran) maupun pada pe- ningkatan aktivitas guru dan siswa selama ber-
rangkat pembelajaran yang dikembangkan. Pen- langsungnya uji coba. Keenam, ada kecende-
capaian kompetensi pada siswa diukur melalui rungan peningkatan kompetensi sehingga da-
penilaian rubrik pada aspek kognitif, afektif pat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran me-
dan psikomotorik. Pencapaian nilai siswa dari ningkat dan tujuan pembelajaran tercapai se-
masing-masing subjek coba, secara meyeluruh cara.
memperoleh nilai rerata di atas nilai KMK.
UCAPAN TERIMA KASIH
PENUTUP Ucapan terima kasih disampaikan ke-
Berdasarkan hasil penelitian dan pengem- pada Prof. Sukamto, Ph.D. dan Prof. Pardjono,
bangan model pembelajaran berbasis kompe- Ph.D. selaku promotor yang memberikan bim-
tensi terintegrasi pendidikan karakter pada bi- bingan, arahan, dan masukan dalam penulisan
dang kelistrikan, ditemukan model dan perang- disertasi. Ucapan terima kasih yang sama di-
kat pembelajaran yang efektif dipergunakan sampaikan kepada Prof. Dr. H. Husain Syam,
pada pembelajaran di SMK. Hal itu ditunjuk- M.TP., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
kan oleh hal-hal sebagai berikut. Pertama, per- Prof. Dr. H. Jufri, M.Pd., selaku Ketua Lem-
bandingan nilai rerata antara SMKN 5 dan baga Penelitian UNM yang sudah memberi
SMKT cukup signifikan. Hal ini memberikan kesempatan dan memfasilitas peneliti selama
gambaran bahwa pencapaian kompetensi da- dua tahun, dalam mengajukan dan mengem-
lam proses pembelajaran yang dipergunakan bangkan penelitian hibah bersaing pada Ditli-
secara keseluruhan hampir sama dan sangat tabmas Ditjen Dikti.
tinggi. Guru memberi skor penilaian melalui
pencapai kompetensi sesuai kriteria dalam pe-
nyekoran rubrik terhadap ketiga aspek kom-
petensi, yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek psikomotorik.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2015, Th. XXXIV, No. 3


411

DAFTAR PUSTAKA Muchith, S. 2008. Pembelajaran Kontekstual.


Borg, W.R. & Gall, J.P. 1983. Educational Semarang: RaSAIL Media Group.
Research: an Introduction. Seventh
Edition. New York: Pearson Education, Munthe, B. 2009. Desain Pembelajaran. Yog-
Inc. yakarta : Pustaka Insan Madani.

Brodie, P. & Irving K. 2006. "Assessment in Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan
Work-Based Learning: Investigating a Penerapannya dalam KBK. Malang: Uni-
Pedagogical Approach to Enhance Stu- versitas Negeri Malang Press.
dent Learning." Journal of Assessment
and Evaluation. Saifuddin, Azwar. 2010. Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pusta-
Dick, Walter, Carey, Lou, & Carey James O. ka Pelajar.
2005. The Systematic Design of Ins-
truction.Boston: Allyn and Bacon, Per- Samsudi. 2014. “Pengembangan Model Pem-
missions Departemen. belajaran Program Produktif SMK un-
tuk Membentuk Karakter Kewirausaha-
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti Depdik- an Lulusan”. Jurnal Cakrawala Pen-
nas. 2008. Pengembangan dan Pening- didikan, Th. XXXIII, No. 2. Juni
katan Kualitas Pembelajaran. 2014.

Djojonegoro, Wardiman. 1998. Pengembang- Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian


an Sumber Daya Manusia melalui SMK. Pendidikan. Bandung: PPs UPI dan Re-
Jakarta: PT. Jayakarta Agung Offset. maja Rosdakarya.

Finch R. Curtis., Crunkilton R. John. 1999.


Curriculum Development in Vocational
and Technical Education: Planning,
Content, and Implementation. London:
Allyn and Baccon.

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Bidang Kelistrikan di Sekolah Menengah Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai