Makalah Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah Ejaan Bahasa Indonesia
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas berkat dan
pertolongan-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Terimakasih juga saya ucapkan
kepada dosen yang turut yang telah membimbing saya sehingga bisa menyelesaikan makalah ini
sesuai waktu yang telah di tentukan. Terimakasih juga kepada teman-teman yang turut andil
dalam terselesainya makalah ini.
Sholawat serta salam senantiasa saya haturkan kepada suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Makalah ini saya
buat dalam rangka untuk memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai EJAAN dengan
harapan agar para mahasiswa bisa lebih memperdalam pengetahuan tentang EJAAN.
Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan
segala keterbatasan yang ada penulis telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya.
Padang, 2019
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
⦁ Latar Belakang …………………..................................................................................... 1
⦁ Rumusan Masalah …………….......................................................................................... 1
⦁ Tujuan Penulisan …………..………………..………………………...……………….... 1
PEMBAHASAN
⦁ Pengertian Ejaan. …………….............................................................................................. 2
⦁ Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia …..………….......................................................... 3
⦁ Sejarah Perkembangan Ejaan dalam Bahasa Indonesia …………….................................. 3
⦁ Ejaan yang diresmikan ………………………………………………………………..…. 3
⦁ Ejaan yang tidak diresmikan ……………….………………………………………...... 9
⦁ Ruang lingkup Ejaan dalam Bahasa Indonesia …..……….…………….…….………… 9
PENUTUP
⦁ Kesimpulan ..................................................................................................... 15
⦁ Saran ………….............................................................................................................. 15
1. Latar Belakang
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain digunakan sebagai alat
komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara
tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut
secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi di segala aspek kehidupan sosial
secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai
media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan
benar. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku
tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu
memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar.
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia,
yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga
diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami secara komprehensif dan
terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian
Masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan
benar.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ejaan ?
2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana sejarah perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?
5. Tujuan Penulisan Untuk memahami pengertian dari Ejaan.
6. Untuk memahami Fungsi dari Ejaan.
7. Untuk memahami sejarah perkembangan Ejaan.
8. Untuk mengetahui ruang lingkup Ejaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang mendapat akhiran –an.
Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan turunan dari bahasa lisan.
Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahasa lisan terutama yang tidak baku, sangat
simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa melayu.
Pada tahun 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal
dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-
bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata;
sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan merupakan kaidah yang harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa
tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang
tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai
diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972.
Ejaan dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya penyempurnaan
ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima tahun yang dikenal dengan Ejaan
Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu
diresmikan pada tahun 1947). EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari
pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD
disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu
adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya
tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk
membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
2. Fungsi Ejaan
Dalam kaitannya dengan pembakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata
bahasa maupun kosakata dan peristilahan, ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa.
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Di samping ketiga fungsi yang telah disebutkan diatas, ejaan sebenarnya juga mempunyai
fungsi yang lain. Secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam
mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.
1. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1950-an para penulis mulai pula merasakan kelemahan yang terdapat pada
Ejaan Republik itu. Ada kata-kata yang sangat mengganggu penulisan karena ada satu bunyi
bahas yang dilambangkan dengan dua huruf, seperti dj, tj, sj, ng, dan ch. Para pakar bahasa
menginginkan satu lamabang untuk satu bunyi. Gagasan tersebut dibawa ke dalam pertemuan
dua Negara, yaitu Indonensia dan Malaysia. Dari pertemuan itu, pada akhir tahun 1959 Sidang
Perutusan Indonensia dan Melayu (Slametmulyana dan Syeh Nasir bin Ismail, masing-masing
berperanan sebagi ketua perutusan) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal
dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Konsep bersama itu memperlihatkan bahwa satu bunyi bahasa dilambangkan dengan satu huruf.
Salah satu lambing itu adalah huruf j sebagai pengganti dj, huruf c sebagai pengganti huruf tj,
huruf η sebagai pengganti ng, dan huruf ή sebagai pengganti nj. Sebagai contoh :
sejajar sebagai pengganti sedjadjar
mencuci sebagai pengganti mentjutji
meηaηa sebagai pengganti dari menganga
berήaήi sebagai pengganti berjanji
Ejaan Melindo tidak pernah diresmikan. Di samping terdapat beberapa kesukaran teknis untuk
menuliskan beberapa huruf, politik yang terjadi pada kedua negara antara Indonesia-Malaysia
tidak memungkinkan untuk meresmikan ejaan tersebut. Perencanaan pertama yang dilakukan
dalam ejaan Melindo, yaitu penyamaan lambang ujaran antara kedua negara, tidak dapat
diwujudkan. Perencanaan kedua, yaitu pelambangan setiap bunyi ujaran untuk satu lambang,
juga tidak dapat dilaksanakan. Berbagai gagasan tersebut dapat dituangkan dalam Ejaan bahasa
Indonensia yang disempurnakan yang berlaku saat ini.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada juga
penggabungan untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan khusus,
seperti: ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi
utuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan dan kata
mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus(dibaca:bus)
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda hubung,
(2)tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf. Begitupun
dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua.
Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
B. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai:
-huruf pertama awal kalimat
-huruf pertama petikan langsung
-huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
-huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
-huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
-huruf pertama nama orang
-huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai sebagai kata
ganti.
Huruf miring digunakan untuk:
-menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
-menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
-menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
C. Penulisan Kata
Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
Penulisan kata turunan:
-imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
-kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikutinya.
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur gabungan, maka ditulis
terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
-kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.
-kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
-partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
-partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
-singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis dengan huruf
kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP, SLTP.
-singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik, misalnya:dkk.
-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan
hruruf kapital.
-akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku kata dari deret kata
seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
-Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata uang, nomor
jalan.
-penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
-penulisan kata bilangan tingkat
-penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau dengan ejaan.
-Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca,
kecuali dalam dokumen resmi.
-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen resmi.
-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus tepat.
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku
teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku
yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga
masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada sesuatu
keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan
perbedaan perbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsure tadi tidak sepakat mengenai
kepentingan kepentingan pokok yang harus dilindungi
Dapatkah anda memahami tulisan tersebut diatas?Mungkin dapat tetapi agak sulit. Cobalah
membaca kembali tulisan dibawah ini !
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku
teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia.
Perilaku yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian besar warga
masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada sesuatu
keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut mungkin timbul kareana kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai
kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya jauh
lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami.Itulah mengapa, kemampuan dalam
menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis menulis.
Dari waktu ke waktu jumlah kasus bunuh diri terus bertambah. Tidak hanya dikalangan orang
dewasa tetapi juga terjadi pada remaja bahkan anak-anak. Sebenarnya tidak seorangpun yang
menginginkan seperti ini tetapi keinginan manusia sering kali diarahkan oleh banyak faktor yang
terjadi diluar kendali kita sendiri sampai akhirnya seseorang tiba pada keyakinan bahwa bunuh
diri justru adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalahnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dan bagaimana menghindarinya.
Dalam paragraf di atas ada beberapa kesalahan penerapan EYD, yaitu penulisan kata dikalangan,
seorangpun, dan diluar seharusnya dipisahkan, penulisan kata sering kali seharusnya
digabungkan, dan sebelum kata tetapi seharusnya diberi tanda baca koma.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf
capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai dari ejaan Van
Ophuijsen, ejaan Soewandi (republik), dan ejaan yang disempurnakan. Bahkan terdapat ejaan
yang dirundingkan bersama antara Indonesia dan Malaysia, yakni ejaan Melindo.Namun, karena
faktor-faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari
Pemakaian Huruf
Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Penulisan Unsur Serapan
Pemakaian Tanda Baca
2. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan kepada
masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.Karena
bagaimanapun bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat
dalam bangsa ini.Dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran,
pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah
ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non Jurusan. Cetakan
ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di Peruruan
Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
Depdikbud. 2008. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Hi-
Fest Publishing.
Tim Pusat Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Jakarta: Balai Pustaka.