MAKALAH
Oleh:
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019/1440 H
1
LEMBAR PENERIMAAN
oleh
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
segala rahmat dan nikmat-Nya kepada penulis, sehingga atas kehendak dan izin-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Zakat Atas Modal (Ra’sul Mal) dan Zakat
Atas Pendapatan (Al-Kharij)” untuk memenuhi mata kuliah Fiqih Zakat, Wakaf dan
Mawaris.
Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat islam untuk diberikan
kepada orang yang berhak menerimanya, misalnya fakir miskin, sesuai dengan ketentuan
syariat islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan dan
pengetahuan penulis dalam penyusunannya. Namun kesulitan tersebut dapat dibantu oleh
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan berupa tenaga dan pikiran. Ucapan terima kasih
penulis di sampaikan kepada:
1. Biki Zulfikri Rahmat., S.Sos.I., M.E.Sy. selaku Dosen Mata Kuliah Fiqih Zakat,
Wakaf dan Mawaris yang telah memberikan pengarahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini;
2. Semua pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi redaksional maupun dari segi alur
pembahasan serta tata bahasanya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membantu untuk
kebaikan masa yang akan datang. Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk penulis dan pembaca sekalian. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENERIMAAN............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................... 1
D. Kegunaan Makalah...................................................................................................................... 1
E. Prosedur Makalah ....................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 3
A. Nishab dan Kadar Zakat Pertanian .............................................................................................. 3
B. Nishab dan Kadar Zakat Profesi .................................................................................................. 5
C. Nishab dan Kadar Zakat Mushtaghalat dan Sewa menyewa ...................................................... 6
D. Nishab dan Kadar Zakat Rikaz ..................................................................................................... 8
E. Nishab dan Kadar Zakat Barang Tambang / Hasil Tambang ..................................................... 11
F. Nishab dan kadar Zakat Hasil Laut ............................................................................................ 13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................. 16
A. Simpulan ................................................................................................................................... 16
B. Saran ......................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17
iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana nishab dan kadar zakat pertanian?
2. Bagaimana nishab dan kadar zakat profesi?
3. Bagaimana nishab dan kadar zakat mushtaghalat dan sewa menyewa?
4. Bagaimana nishab dan kadar zakat rikaz?
5. Bagaimana nishab dan kadar zakat hasil tambang dan laut?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. nishab dan kadar zakat pertanian
2. nishab dan kadar zakat profesi
3. nishab dan kadar zakat mushtaghalat dan sewa menyewa
4. nishab dan kadar zakat rikaz
5. nishab dan kadar zakat hasil tambang dan laut
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai Teori Zakat Atas Modal (Ra’sul
Mal) dan Zakat Atas Pendapatan (Al-Kharij). Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1. Penulis, memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Zakat, Wakaf dan Mawaris.
1
2. Pembaca, sehingga mengetahui Zakat Atas Modal (Ra’sul Mal) dan Zakat Atas
Pendapatan (Al-Kharij).
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoritis dalam makalah ini
dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data
melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data
tersebut diolah dengan teknik analisis melalui kegiatan mengeksposisikan dan serta
mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.
2
BAB II PEMBAHASAN
ْ ً شْْْۗقَلِي
٪َْلْ َّماْت َش ُك ُرون َْ ِضْ َو َج َعلنَاْلَـ ُكمْْفِي َهاْ َم َعاي
ْ ِ َولَقَدْْ َم َّكـنّٰ ُكمْْفِىْاْلَر
3
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
Ayat ini menjelaskan bahwa zakat pertanian dikeluarkan ketika panen, maka
zakat pertanian tidak dikenal haul (hitungan satu tahun). Alloh berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (dijalan Alloh) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Alloh
maha kaya lagi maha terpuji.” (Al-Baqoroh: 267).
Jika biji-bijian (tanaman yang dapat dibuat roti, seperti kacang, beras, kedelai
dan lain-lain) atau tsimar (kurma dan anggur) atau buah-buahan telah sampai
nisabnya yaitu 5 wasaq atau seberat ± 652,5 (653kg) maka wajib dikeluarkan
zakatnya bila disiram dengan air hujan (tidak memerlukan biaya yang besar) dan
5% apabila menggunakan ari dari tempat lain dengan kendaraan atau
4
menggunakan pompa air atau airnya membeli (memerlukan biaya yang besar).
Sebagaimana hadist Nabi:
Tuan Ahmad telah melakukan Panen padi, dan dia mendapatkan total hasil padi
sebanyak 900kg, maka berapakah zakat yang harus Tuan Ahmad keluarkan?
5
a. Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip
dengan panen (hasil pertanian).
b. Model bentuk harta yang diterima sebagai penghasilan
berupa uang. Oleh sebab itu bentuk harta ini dapat
diqiyaskan dalam zakat harta (simpanan/kekayaan)
berdasarkan harta zakat yang harus dibayarkan (2,5%).
Jawab : 2,5% x 3.000.000 = Rp 75.000 per bulan atau Rp 900.000 per tahun.
6
Benda Mushtaghalat tidak wajib dizakati, karena ia termasuk barang yang
bukan untuk di perdagangkan. Sedangkan penghasilan Mushtaghalat wajib di
zakati.
Perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun, dan dikurangkan dengan
pemasukan untuk menentukan pemasukan bersih yang wajib dizakati.
Hasil di atas kemudian dikurangi hutang (jika ada) dan kebutuhan pokok hidup
jika muzakki (pembayar zakat) tidak memiliki sumber pendapatan lain.
Hasil bersih tersebut digabungkan dengan harta tunai atau harta perdagangan yang
belum dizakati pada akhir haul.
7
Jawab:
Cabang
Hanafi Maliki Syafi’i Hanbali
Masalah
Bila emas dan
perak, selain
Barang Selain logam keduanya bila Barang tambang,
yang tidak dikenai diperdagangkan Hanya emas/perak baik benda itu
dizakati zakat ada zakat padat, cair, gas.
tijarah/perdagang
an
Nishab dan Tidak ada Senilai 85 gr emas Senilai 85 gr emas Senilai 85 gr emas
kadar zakat nishab dan murni, zakatnya : murni. Barang
8
Zakatnya 20% murni, Barang Barang tambang tambang 10%,
(diperlakukan 2,5%, Rikaz 20%
tambang/rikaz
seperti Rikaz 20% (diserahkan kepda
ghanimah/rampa (ada biaya/ upaya baytul mal)
san perang)
untuk
mendapatkannya)
: 2,5% nadrah
(emas/perak yang
mudah
dibersihkan/
bongkahan)
diperoleh dengan
mudah:20%
9
Jawab :
10
E. Nishab dan Kadar Zakat Barang Tambang / Hasil Tambang
Menurut Imam Syafi'i dan Imam Malik, ma'din yang wajib dizakati hanya
jenis emas dan perak. Selain emas atau perak tidak wajib dizakati. Apabila telah
mencapai nishob maka wajib dizakati sebanyak 2,5%, dan zakat dikeluarkan pada
saat barang tambang itu diperoleh sehingga tidak perlu menunggu sampai satu
tahun.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
َّ أَ َخذَ ِمنَ ْال َم َعاد ِِن ْالقَ َب ِل َي ِة ال، سلَّ َم
َصدَقَة َ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو
َ ِس ْو َل هللا َّ ُى هللاُ َع ْنه
ُ أن َر َ ض ْ ار
ِ ث َر ِ َع ْن ِب ََلل ِب ْن ال َح
"Dari Bilal bin Al-Harits ra.: sesungguhnya Rasulullah Saw. telah mengambil
zakat dari barang tambang". (HR Abu Dawud).
11
Abu Hanifah adalah Abu Ubaid, zaid bin Ali, Baqir, Shadiq dan sebagian ulama
besar Syi’ah baik Syi’ah zadiyah maupun Syi’ah Imamiyah.
Syarat Wajib Zakat Ma’din
a. Islam
b. Merdeka (bukan budak atau hamba sahaya)
c. Hak milik nishob
d. Mencapai nishob
Zakatnya ma'din tidak disyaratkan haul atau genap setahun. Artinya,
apabila menemukan ma'din dan telah menetapi syarat di atas, maka setelah
dibersihkan dari kotoran (tanah dan lain-lain) wajib segera mengeluarkan
zakatnya tanpa harus menunggu masa satu tahun.
Emas :
Nishobnya = 20 mitsqol syar'i atau = 85 gram.
Zakatnya = 1/40 atau 2,5%
Contoh:
Jumlah emas (ma'din) 120 gram.
12
=> 120 : 40 (atau x 2,5%) = 3 gram
Zakatnya = 3 gram.
Perak :
Nishobnya = 200 dirham syar'i atau= 595 gram.
Zakatnya = 1/40 atau 2,5%
Contoh:
Jumlah perak (ma'din) 600 gram
=> 600 : 40 (atau x 2,5%) = 15 gram
Zakatnya = 15 gram.
Seperti yang telah dikemukakan, tidak ada kewajiban atas zakat hasil
tambang kecuali jika berupa emas dan perak. Juga terdapat perbedaan pendapat
tentang diperlukannya berlalunya masa setahun (haul) atau tidaknya. Zakat hasil
tambang berupa emas dan perak, disamakan dengan zakat perdagangan (yakni
2.5% dari jumlahnya), mengingat bahwa ia adalah usaha yang diharapkan labanya
seperti halnya dalam perdagangan. Tetapi tidak perlu ada persyaratan haul, demi
memperhatikan kepentingan kelompok-kelompok penerima. Dalam hal ini, ia
dapat disamakan dengan zakat pertanian. Begitu pula tentang dipenuhinya
persyaratan nishab-nya.
13
Para ulama berbeda pendapat dalam penetapan zakat hasil laut seperti
mutiara, marjan dan ambar.
Abu Hanifah, Hasan bin Shalih serta mazhab syi’ah Zadiyah dan para
ulama yang sejalan pikirannya dengan Abu Hanifah berpendapat, bahwa hasil
kekayaan laut itu, tidak dikenakan zakatnya, karena tidak ada nash yang
tegas dalam penetapan hukumnya.
Kemudian ada lagi pendapat lain yang mengatakan bahwa kekayaan hasil
laut itu zakatnya 20% (1/5). Ulama yang berpendapat demikian itu
diantaranya Abu Yusuf.
Bagi ulama-ulama yang mewajibkan zakat kita lihat, ada tiga pendapat
yang menetapkan besar zakat yang dikeluarkan.
1. Zakatnya 1/5 (20%) dianalogikan (diqiaskan) kepada ghanimah dan barang
tambang yang dihasilkan dari perut bumi.
2. Zakatnya 1/10 (10%) dianalogikan kepada zakat pertanian.
3. Zakatnya 2,5% dianalogikan kepada zakat perdagangan.
Menurut pendapat Imam Maliki dan Syafi’i, besar zakat harus dibedakan,
sesuai dengan berat ringannya mengusahakannya, besar biaya atau tidaknya dalam
pengelolaannya, apakah 20 % atau 2,5%.
Pada zaman sekarang di Indonesia kita lihat ada usaha pengembangan
zakat rumput laut, mutiara dan penangkapan ikan dengan alat modern (kapal
penangkapan ikan) dan malahan ada yang menyebutnya dengan “pukat harimau”
yang menjaring ikan secara besaran-besaran yang mendapat protes dari nelayan-
nelayan tradisianal.
Hal tersebut tidak bisa kita katakan bukan kekayaan. Malahan laut cukup
banyak menghasilkan kekayaan. Inipun merupakan karunia Allah, mengapa tidak
disyukuri sebagaimana karunia lainnya?
Mengenai besar pengeluaran zakatnya dapat kita lihat, apakah lebih
mendekati barang tambang, pertanian (rumput laut) dan barang dagangan yang
besarnya berbeda-beda (20%, 10% dan 2,5%).
Mengingat masalah ini adalah masalah ijtihadi (tidak ada ketentuan hokum
yang pasti), kita dapat memilih dan menimbang-nimbang, pendapat mana yang
14
agak tepat, dan yang terpenting tidak mengelak dari kewajiban mengeluarkan
zakat.
15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi
unsur dari rukun islam. Rukun islam yang keempat, membahas tentang kajian
zakat. Zakat merupakan pembagian sebagian harta yang dimiliki untuk
mensucikan jiwa, zakat terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu zakat fitrah yang
dikeluarkan oleh setiap muslim di bulan Ramadhan dan zakat maal yang
dikeluarkan oleh orang muslim yang memiliki kelebihan harta dan berlaku syarat
tertentu.
Jika dicermati lebih lanjut, perintah untuk berzakat selalu diiringi dengan
perintah mendirikan shalat. Oleh karena itu para ulama berpendapat bahwa tidak
ada shalat jika tidak ada zakat.
Bagi orang muslim zakat merupakan sebuah alat untuk mensucikan jiwa lahir
maupun batin. Termasuk sebuah pertolongan bagi kedelapan asnap atau golongan.
Seperti fakir, miskin, amil, mualaf, gharim, fisabillilah, ibnu sabil, hamba sahaya.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis untuk memperbaiki
kesalahan dan kekurangan agar tidak terulang kembali di masa depan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Imam Abu Hamid Al-Ghazali. (2015). Rahasia Puasa & Zakat Mencapai
Kesempurnaan Ibadah. Jakarta Selatan: Mizan.
Arifin, Gus. (2016). Keutamaan Zakat Infak Sedekah. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Hasan, Ali M. (2006). Zakat dan Infak. Jakarta: Kencana
Kurnia, Hikmat. Hidayat, A. (2008). Panduan Pintar zakat. Jakarta : Qultum
media
17