Anda di halaman 1dari 5

Nama: Raissya Adinda

NIM: 1806103010037

Unit: 01

1. Ciri-Ciri Bacillariophyta (Diatom)


Diatom atau Bacillariophyta memiliki ciri atau karakteristik secara umum, yaitu sebagai
berikut.

■ Umumnya uniseluler (bersel tunggal) dan hidup bebas. Namun ada beberapa anggota yang
membentuk koloni dalam berbagai bentuk seperti filamen.

■ Tipe sel eukariotik karena sudah memiliki selaput inti.

■ Bersifat autotrof karena mampu melakukan fotosintesis.

■ Sel mikroskopis dalam berbagai bentuk seperti oval, bulat, segitiga, kapal dan sebagainya.
■ Tubuh bersifat simetris bilateral atau simetris radial.

■ Memiliki dinding sel yang kaku yang terbuat dari zat pektin dan silika.

■ Memiliki pigmen fotosintesis yaitu klorofil a dan klorofil c serta santofil seperti fukosantin,
diatosantin dan diadinosantin.

■ Cadangan makanan disimpan dalam bentuk minyak.

■ Merupakan alga yang sebagian besar berhabitat di air tawar dan air laut.

2. Habitat Bacillariophyta (Diatom)


Diatom perairan tawar, yaitu diatom yang habitat tempat hidupnya adalah di perairan
tawar baik di sungai, danau maupun genangan air tawar lainnya.Diatom perairan estuary, diatom
yang hidup pada salinitas yang rendah dan jenis-jenis diatom pada daerah ini sangat beragam
karena terjadi percampuran antara diatom yang hidup di daerah estuari dan diatom yang hidup d
daerah muara sungai yang telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuari. Diatom perairan
laut, yaitu diatom yang habitat tempat hidupnya adalah di perairan lepas pantai hingga ke tengah
samudra yang memiliki salinitas yang tinggi. Pada umumnya habitat diatom terdapat juga di air
tawar, laut dan daratan yang lembap sebagai plankton atau bentos.

3.Cara Reproduksi Bacillariophyta (Diatom)


Perkembangbiakan pada Bacillariophyta atau diatom dapat terjadi melalui dua cara yaitu secara
aseksual (vegetatif) dengan pembelahan sel dan secara seksual (generatif) dengan oogami.
Reproduksi Diatom Secara Aseksual

Diatom mempunyai bentuk seperti kotak dan mempunyai dinding sel. Selnya tersusun
atas dua belahan, yaitu wadah (hipoteka) dan tutup (epiteka). Apabila sel ini membelah, maka
pada awalnya antara wadah dan tutup akan terpisah. Selanjutnya, masing-masing akan
membentuk wadah dan tutupnya sendiri. Jadi, bagian tutup (epiteka) membentuk wadah baru
(hipoteka) dan bagian wadah akan membentuk tutup baru dan mempunyai ukuran lebih kecil.

Setelah terbentuk, jika selnya akan membelah lagi maka prosesnya sama, demikian
seterusnya sampai lama kelamaan selnya berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat untuk
membelah lagi. Pada tingkat ukuran sel yang kritis dan tidak memungkinkan lagi dilakukan
pembelahan sel, maka protoplasma akan keluar dari dinding sel dan terbentuklah auxospora.
Auxospora akan mengalami pertumbuhan untuk memperbaiki ukuran sel menjadi seperti semula.
Reproduksi selanjutnya dilakukan secara generatif.

Reproduksi Diatom Secara Seksual

Reproduksi seksual diatom terjadi melalui oogami dimana terjad peleburan sel telur yang
bersifat non motil dengan gamet jantan yang bersifat motil. Ketika sel gamet jantan memasuki
sel telur maka terjadi fertilisasi dan terbentuklah zigot.

4.Klasifikasi Bacillariophyta (Diatom)


Pengelompokkan diatom berdasarkan atas dua hal, yaitu berdasarkan cara hidup dan
bentuknya. Berikut ini penjelasan kedua jenis pengelompokkan Bacillariophyta atau diatom
tersebut.

Klasifikasi Diatom Berdasarkan Bentuk

Berdasarkan bentuknya, diatom dibedakan menjadi bentuk centris (simetri radial)


dan pennate (simetri bilateral).

■ Centris, talus berbentuk simetri radial, tidak terjadi gerakan meluncur, reproduksi seksual
secara anisogami atau oogami, dan gametnya bersifat motil.

■ Pennate, talus berbentuk simetri bilateral, terjadi gerakan meluncur, dan reproduksi seksual
secara amoeboid.

Klasifikasi Diatom Berdasarkan Cara Hidup

Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu
diatom bentos dan diatom plankton.

■ Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan lumpur atau menempel pada substrat
di dasar perairan, misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, dan Eunotia.
■ Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air tawar maupun
air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau, kolam, rawa-rawa, dan ada juga
yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya mencapai 45 0C. Beberapa diatom hidup sebagai
epifit pada alga lain atau tanaman air.

5.Peranan Bacillariophyta (Diatom) dalam Kehidupan


 Peranan diatom sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan produsen
dalam rantai makanan yakni sebagai penghasil bahan organik dan oksigen. Pada
ekosistem air tawar, diatom mengambil alih peran flora lain khususnya Cyanophyta dan
Chlorophyta.

 Diatom yang hidup di lautan mempunyai bagian yang penting dalam kehidupan, yaitu
sebagai sumber makanan bagi Protista tak berwarna atau hewan-hewan kecil sehingga
dapat memperpanjang kehidupan organisme lainnya.

 Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah
diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit,
pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam.

 Cangkang diatom juaga bersifat menyerap bunyi, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis,
piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam
bahan pelicin dan bahan pengampelas.

 Selain itu, juga dimanfaatkan untuk menambah perekonomian sebagai bahan isolasi,
bahan dasar kosmetik, dan penyekat dinamit. Coba Anda pikirkan jika satu sentimeter
kubik tanah diatom mengandung 4,6 juta cangkang diatom, apabila dimanfaatkan
menjadi berbagai produk seperti telah disebutkan, berapa banyak produk yang bisa
dihasilkan? Tentu saja hal ini sangat berarti bagi perekonomian.

Daftar Pustaka

Harmoko, dan serpiyaningsih. 2019. Bioindikator Sungai dengan Mikroalga. Yogyakarta: cv


Budi Utama.
Sarna, Diana, dkk. 2008. Keanekaragaman Global dan Biogeografi Spesies Bacillariophyta.
Jurnal Biologi, 1(2): 177-193.
Stephanie, dkk. 1995. Sterol 14 Spesifik Diatom (Bacillariophyta). Jurnal Phycology, 31(3):
360-369.
Winahyu, diahastika, dkk. 2013. Studi Pendahuluan Mengenai Keanekaragaman Mikroalga di
Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Way Kambas. Jurnal FMIPA, 1(1): 1-10
Saribu, dkk. 2013. Study Abundance Planktonic Diatom ( Bacillariophyta) with Niitrate and
phosphate concentration. Jurnal Perikanan, 4(2):1-11.

Anda mungkin juga menyukai