Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PADAMARA
Jl. Raya Padamara Km.5 Kec. Padamara Telp ( 0281 ) 6598588

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELACAKAN PASIEN MANGKIR MINUM OAT


PUSKESMAS PADAMARA TAHUN 2018

A. Pendahuluan
Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia yang memerlukan perhatian, karena sampai dengan tahun 2018 Indonesia
merupakan salah satu dari 5 negara di dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak
setelah India, China, Nigeria dan Pakistan. Diperkirakan dii Indonesia setiap tahun
ditemukan 429.730 kasus TB baru dan kematian sebanyak 62.246 orang. Sedangkan di
Kabupaten Purbalingga penemuan kasus TBC sebanyak 559 orang dan di kecamatan
Padamara sebanyak 32 orang.

B. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB ( Mycobacterium tuberculosis ). Adapun tanda dan gejala Tb adalah batuk
berdahak lebih dari 2 minggu dengan atau tidak disertai darah,sesak nafas,berta badan
menurun.demam dan keringat dingin pada waktu malam hari. Kasus TB bisa disembuhkan
dengan pengobatan rutin selama 6-9 bulan.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan
telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi
DOTS adalah strategi penyembuhan TB-Paru jangka pendek dengan pengawasan secara
langsung. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB-Paru agar
menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga
dengan strategi ini proses penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS
adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang
menular (hasil pemeriksaan sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat
memutus mata rantai penularan dan dengan demikian akan menurunkan insidens TB di
masyarakat.
Keberhasilan Program Penanganan TB Paru juga ditentukan dari banyaknya
angka penemuan penderita baru karena semakin banyak penderita baru yang ditemukan,
maka akan semakin banyak yang akan diobati dengan segera sehingga dapat memotong
rantai penularan ke orang lain dan menurunkan insidens TB-Paru di masyarakat. Untuk itu
juga perlu dilakukan kegiatan Contact Tracing (Pelacakan Kontak) untuk menemukan siapa
saja yang telah terpapar dengan penderita ini.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk Mencegah penularan penyakit TB Paru.
2. Tujuan Khusus
a. Mengajakpasien Tb untuk minum OAT kembali.
b. Mendapatkan alasn kenapa pasien tidak minum OAT nya.
c. Bersama sama mencari solusi atas permasalahan yang terjdi.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Melakukan pelacakan pasien Tb yang mangkir minum OAT yang sudah berjalan.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Petugas Puskesmas mendata pasien-pasien TB BTA positif yang berada di wilayah
kerjanya;
Page 1 of 2
2. Menyiapkan instrumen survey berupa buku catatan.
3. Mengunjungi tempat tinggal pasien TB yang mangkir minum OAT.

F. Sasaran
1. Pasien dan keluarga yang tinggal serumah dengan pasien TB.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


dilakukan ketika ditemukan pasien TB tidak datang mengambil OAT di Fasyankes.

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Laporan hasil pelacakan pasien mangkir minum OAT disampaikan kepada Kepala
Puskesmas oleh penanggung jawab program TB.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi


No Kegiatan Pencatatan Pelaporan Evaluasi
1. Pelacakan pasien Pencatatan di buku Pelaporan ada di Evaluasi kegiatan
mangkir minum catatan dan TB 01 dalam laporan dilaksanakan 1
OAT contact tracing tahun sekali untuk
kemudian menjadi acuan
dilaporkan ke Dinas pelaksanaan
Kesehatan dan kegiatan pada
Kepala Puskesmas periode berikutnya

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai