Anda di halaman 1dari 3

PELACAKAN KUNJUNGAN RUMAH PASIEN TB

MDR MANGKIR

No. Dokumen : SOP/UKM/P2/

SPO No. Revisi :00

Tanggal Terbit :1 JULI 2016

Halaman : 1-2

UPTD Dr.R.M Martanto B.


Puskesmas
Kemangkon 197103312006041013

1. Pengertian

Merupakan kegiatan kunjungan ke rumah pasien TB-MDR yang mangkir tidak datang
untuk pengobatan

2. Tujuan

Merupakan kegiatan kunjungan ke rumah pasien TB-MDR yang mangkir tidak datang
untuk pengobatan

3. Kebijakan
Adanya jaminan untuk kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien TB-MDR
sehingga mengurangi jumlah pasien TB-MDR yang putus berobat

4. Referensi

5. Prosedur
1. Pasien TB-MDR tidak datang ke fasyankes satelit TB-MDR pada waktu yang telah
disepakati, maka segera hubungi pasien, per telepon atau per SMS

2. Apabila pasien TB-MDR : tidak bisa dihubungi per telepon / per SMS, atau tidak segera
datang ke fasyankes sesuai kesepakatan, atau sejak awal menyatakan tidak mau lagi
datang pengobatan di fasyankes, maka segera upayakan untuk dilakukan kunjungan
ke rumah nya untuk pelacakan mangkir :

a. bagi fasyankes satelit TB-MDR yang mempunyai wilayah kerja meliputi alamat
tempat tinggal pasien :

a. jadwalkan tanggal kunjungan ke rumah pasien


b. kunjungan dilakukan oleh : petugas TB fasyankes dan petugas pos kesehatan
desa setempat, dengan penugasan ( surat tugas ) dari pimpinan fasyankes
c. siapkan dokumen yang dibutuhkan : formulir laporan kunjungan rumah pasien
TB-MDR, formulir surat pengantar rujukan, formulir informed consent menolak
pengobatan
d. hubungi perangkat desa setempat, informasikan tentang rencana kunju -ngan
ke rumah pasien dan maksud tujuannya, serta ajakan untuk ikut serta
mendampingi petugas fasyankes dalam kegiatan kunjungan ke rumah pasien
b. bagi fasyankes satelit TB-MDR yang wilayah kerjanya tidak meliputi alamat tempat
tinggal pasien :

 dapat langsung mengubungi petugas fasyankes yang wilayah kerjanya meliputi


alamat tempat tinggal pasien : informasikan tentang ada pasien TB-MDR
yang mangkir pengobatan di wilayahnya dan minta bantuan untuk melakukan
kunjungan ke rumah pasien
 atau menghubungi wasor p2-TB DKK wilayah setempat : informasikan tentang
ada pasien TB-MDR yang mangkir pengobatan di luar wilayahnya dan minta
bantuan untuk melakukan kunjungan ke rumah pasien

c. bagi wasor p2-TB DKK wilayah setempat :

 informasikan tentang pasien TB-MDR yang mangkir pengobatan kepada


petugas fasyankes yang wilayah kerjanya meliputi alamat tempat tinggal
pasien, dan arahan untuk kunjungan ke rumah pasien tersebut
 apabila memungkinkan dapat ikut serta mendampingi petugas fasyankes
dalam melakukan kunjungan ke rumah pasien

3. Pada saat melakukan kunjungan ke rumah pasien TB-MDR :

a. petugas fasyankes, perangkat desa dan pelaksana lain yang ikut serta wajib
mempergunakan masker ( masker bedah atau masker N-95 )
b. tunjukkan sikap peduli dan bersahabat, melalui : tindakan, kata-kata, intonasi
bicara, dan kontak mata
c. apabila memungkinkan pembicaraan dilakukan di tempat yang ventilasi udara nya
baik ( misal : di luar di teras rumah ), tidak di ruang tertutup
d. jelaskan maksud dan tujuan kunjungan ke pasien dan keluarga, pergunakan
bahasa yang sederhana yang mudah dipahami pasien dan keluarga
e. tanyakan penyebab mangkir pengobatan TB-MDR nya

4. Apabila pasien TB-MDR mangkir pengobatan TB-MDR nya karena :

a. tidak tahan reaksi efek samping obat :

 jelaskan kembali tentang efek samping obat TB-MDR


 evaluasi derajad efek samping obat TB-MDR yang muncul, untuk keputusan
apakah bisa di tatalaksana di fasyankes satelit TB-MDR atau kah harus di rujuk
kembali ke RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR

b. bosan / jenuh minum obat :

 jelaskan kembali tentang risiko putus obat TB-MDR


 bahwa pasien berisiko menularkan kuman penyakit nya kepada keluarga /
lingkungannya, dan pasien bisa kemungkinan di jauhi / dikucil kan oleh
keluarga / lingkungannya

5. Mencari solusi bersama untuk mengatasi penyebab pasien TB-MDR mangkir


pengobatannya, dan secara persuasif ajak pasien untuk melanjutkan pengobatan :

a. apabila pasien TB-MDR mau melanjutkan pengobatan, namun kondisi lemah tidak
bisa bangun / berjalan ke fasyankes satelit TB-MDR, tidak gawat darurat, maka
petugas fasyankes dapat mengawasi pengobatan TB-MDR di rumah pasien,
dengan persetujuan Dr.Sp. Tim Ahli Klinis TB-MDR
b. apabila pasien TB-MDR mau melanjutkan pengobatan, namun kondisi sangat
lemah dan ada kegawat daruratan, segera rujuk ke RS rujukan / RS sub rujukan
TB-MDR dengan di dampingi petugas fasyankes

c. apabila pasien TB-MDR menolak melanjutkan pengobatan TB-MDR nya :

 beri waktu untuk memikirkannya kembali


 dan apabila dalam waktu 1 ( satu ) minggu pasien tetap tidak mau melan -jutkan
pengobatan, maka lengkapi informed consent menolak pengobatan di tanda
tangan pasien dan saksi keluarga, berikut alasan penolakannya

6. Dokumentasikan hasil kunjungan ke rumah pasien TB-MDR mangkir pengobatan inin


di laporan kunjungan rumah pasien TB-MDR, rekam medik pasien, dan arsip
7. Informasikan hasil kunjungan ke rumah pasien TB-MDR mangkir pengobatan ini
kepada pihak-pihak terkait : DKK wilayah setempat dan Dr.Sp. Tim Ahli Klinis TB-MDR,
per telepon / per surat, dilampiri fotokopi : laporan kunjungan rumah pasien TB-MDR /
informed consent menolak pengobatan nya

6. Unit terkait
1. Seluruh fasyankes
2. RS rujukan / RS sub rujukan TB-MDR
3. DKK wilayah setempat

7. Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai