KIMIA DASAR
Tujuan Percobaan
Untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan
untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut, mengetahui Normalitas,
Molaritas, danpersen dalam larutan.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar
bereaksi dengan larutan yang di uji dengan di bantu oleh indicator sebagai
petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.
Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut,
sebagian daru elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif
yang disebut ion.
Metode Percobaan
Pengukuran PH
A. pH meter B. Indikator Universal C. Kertas Lakmus
Metode Percobaan Analisis Kuantitatif
Asidimetri
25Ml boraks + 2
HCl XN tetes mm
Duplo!
25Ml NaOH Xn +
HCl XN 2 tetes mm
Titrasikan, Hit. %
CH3COOHA
25Ml oksalat + 2
tetes pp
NaOH xN
Duplo!
Titrasikan Hit.xN
Dari tidak
NaOH berwarna hingga
merah muda
25Ml cukaB + 2
NaOH xN tetes pp
Titrasikan Hit. %
CH3COOHB
Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan dari Konsep Analisis Kuantitatif Asam
Basa dan Pengukuran pH sebagai berikut :
Tabel 1. Analisis Kuantitatif Asam – Basa
No. Percobaan Hasil Analisis Kuantitatif Asam-
Basa
1. Alkalimetri VNaOH = 49,6 Ml
NNaOH = 0,1 N
VNaOH = 44,85
NHCl = 0,2 N
VNaOH = 13,1 mL
%CukaB = 0,31%
2. Asidimetri VHCl = 19,5 Ml
NHCl = 0,1 N
VHCl =15 Ml
NNaOH = 0,1 N
VHCl = 8,8 Ml
%Cuka= 0,21%
Tabel 2. Pengukuran pH
No Percobaan Hasil
1 Lakmus Merah a. Larutan A : Merah – Biru (Netral)
b. Larutan B : Merah – Merah
(Asam)
c. Larutan C : Biru – Biru (Basa)
2 Indikator Universal a. Larutan A : 7
b. Larutan B : 4
c. Larutan C : 9
3 pH Meter a. Larutan A : 8,92
b. Larutan B : 4,21
c. Larutan C : 10,29
(Sumber : Indah Sari Yuniarchisti dan Nisa Rizki Indira, Meja 7, Kelompok M,
2014)
Pembahasan
Dari hasil pengamatan analisis kuantitatif asam basa, yaitu alkalimetri dan
asidimetri. Percobaan alkalimetri pada percobaan pertama menggunakan NaOH
sebagai titran dan H2C2O4 sebagai titrat diperoleh VNaOH 49,6 ml dan konsentrasi
NaOH 0,1 N. Pada percobaan kedua menggunakan NaOH sebagai titran dan HCl
sebagai titrat diperoleh VNaOH 44,85 ml dan konsentrasi HCl 0,2 N. Pada
percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai titran dan CH3COOH sebagai titrat
diperoleh NNaOH 13,1 ml, persen CH3COOH sebanyak 0,31 %. Percobaan
asidimetri pada percobaan pertama menggunakan HCl sebagai titran dan
Na2B4O7 sebagai titrat diperoleh VHCl 19,5 ml dan konsentrasi HCl 0,1 N. Pada
percobaan kedua menggunakan HCl sebagai titran dan NaOH sebagai titrat
diperoleh VHCl 15 ml dan konsentrasi NaOH 0,1 N. Pada percobaan ketiga
menggunakan HCl sebagai titran dan CH3COOHA sebagai titrat diperoleh persen
CH3COOH 0,21%. Hasil yang di dapat kurang sesuai karena terdapat faktor
kesalahan yaitu, penetasan pada larutan indikator, larutan yang telah di tetesi
indikator terlalu lama terbuka, dan larutan titran menempel pada labu erlenmeyer.
Dari percobaan tersebut didapatkan definisi TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah
keadaan saat reaksi telah berjalan dengan sempurna biasanya ditandai dengan
pengamatan fisik melalui perubahan warna indikator dan TET (Titik Ekuivalen
Titrasi) adalah titik dimana jumlah mol asam tepat bereaksi sempurna dengan
jumlah mol basa atau ternetralkan oleh basa.
Penggunaan phenolphthalein sebagai indicator pada larutan asam tidak bisa di
tukar penggunaannya dengan indicator metil merah untuk asam, karena pada
lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna
merah, jadi untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan basa, larutan asam di
tambahkan dengan phenolphthalein. Larutan metil merah dapat membedakan antara
larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap
berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah
juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui
apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil
merah.
Kesimpulan :
Dari percobaan alkalimetri dan asidimetri dapat diketahui konsentrasi dari
larutan NaOH, HCl dan CH3COOH yang digunakan serta mengetahui persen cuka
yang digunakan dalam percobaan. Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH
dapat disimpulkan bahwa sampel larutan A adalah asam, larutan B
adalah netral dan larutan C adalahasam dengan menggunakan kertas lakmus
merah dan dapat mengetahui pH dari sampel larutan A,B, dan C dan mengetahui
angka pH dengan menggunakan indikator universal serta menggunakan pH meter
yang tingkat ketelitiannya lebih tinggi dari indikator universal maupun kertas
lakmus.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta
Daintith, J.1997, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Phin’s. 2012. Phiin’s.blogspot.com. Percobaan Asidimetri dan
Alkalimetri. Acessed : 01 Desember 2012
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.