Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH

Nama : Indah Sari Yuniarchisti


NRP : 143020331
Kelompok :M
Meja :7
Asisten : Rizka Resmi

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
KONSEP ANALISIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN PH

Indah Sari Yuniarchisti


143020331
Asisten : Rizka Resmi

Tujuan Percobaan
Untuk menentukan pH larutan, membuat dan membakukan larutan,
menentukan konsentrasi dan dapat memilih indikator yang tepat pada larutan
untuk titrasi sesuai pH indikator dari larutan tersebut, mengetahui Normalitas,
Molaritas, danpersen dalam larutan.
Prinsip Percobaan
Berdasarkan metode Asidimetri dan Alkalimetri, dimana pereaksi standar
bereaksi dengan larutan yang di uji dengan di bantu oleh indicator sebagai
petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga bereaksi secara kuantitatif.
Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila suatu elektron melarut,
sebagian daru elektrolit ini terurai menjadi partikel positif dan partikel negatif
yang disebut ion.
Metode Percobaan
Pengukuran PH
A. pH meter B. Indikator Universal C. Kertas Lakmus
Metode Percobaan Analisis Kuantitatif
 Asidimetri

Pembuatan Larutan Na2B4O7 0,05 M

25Ml boraks + 2
HCl XN tetes mm

Duplo!

Titrasikan Dari kuning hingga


Xn HCl merah muda

Penentuan Konsentrasi HCl

25Ml NaOH Xn +
HCl XN 2 tetes mm

Titrasikan Hitung Duplo!


Xn NaOH

Penentuan Konsentrasi NaOH


25Ml CukaA + 2
NaOH xN tetes pp

Titrasikan, Hit. %
CH3COOHA

Penentuan kadar CH3COOHA


 Alkalimetri

Pembuatan larutan H2C2O4 0,1 M

25Ml oksalat + 2
tetes pp
NaOH xN

Duplo!

Titrasikan Hit.xN
Dari tidak
NaOH berwarna hingga
merah muda

Penentuan konsentrasi NaOH


25ML HCl Xn ±2
NaOH xN tetes pp

Titrasikan Hit. Duplo!


Xn HCl

Penentuan kadar HCl

25Ml cukaB + 2
NaOH xN tetes pp

Titrasikan Hit. %
CH3COOHB

Penentuan Kadar CH3COOHB

Hasil Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan dari Konsep Analisis Kuantitatif Asam
Basa dan Pengukuran pH sebagai berikut :
Tabel 1. Analisis Kuantitatif Asam – Basa
No. Percobaan Hasil Analisis Kuantitatif Asam-
Basa
1. Alkalimetri VNaOH = 49,6 Ml
NNaOH = 0,1 N
VNaOH = 44,85
NHCl = 0,2 N
VNaOH = 13,1 mL
%CukaB = 0,31%
2. Asidimetri VHCl = 19,5 Ml
NHCl = 0,1 N
VHCl =15 Ml
NNaOH = 0,1 N
VHCl = 8,8 Ml
%Cuka= 0,21%
Tabel 2. Pengukuran pH
No Percobaan Hasil
1 Lakmus Merah a. Larutan A : Merah – Biru (Netral)
b. Larutan B : Merah – Merah
(Asam)
c. Larutan C : Biru – Biru (Basa)
2 Indikator Universal a. Larutan A : 7
b. Larutan B : 4
c. Larutan C : 9
3 pH Meter a. Larutan A : 8,92
b. Larutan B : 4,21
c. Larutan C : 10,29
(Sumber : Indah Sari Yuniarchisti dan Nisa Rizki Indira, Meja 7, Kelompok M,
2014)
Pembahasan
Dari hasil pengamatan analisis kuantitatif asam basa, yaitu alkalimetri dan
asidimetri. Percobaan alkalimetri pada percobaan pertama menggunakan NaOH
sebagai titran dan H2C2O4 sebagai titrat diperoleh VNaOH 49,6 ml dan konsentrasi
NaOH 0,1 N. Pada percobaan kedua menggunakan NaOH sebagai titran dan HCl
sebagai titrat diperoleh VNaOH 44,85 ml dan konsentrasi HCl 0,2 N. Pada
percobaan ketiga menggunakan NaOH sebagai titran dan CH3COOH sebagai titrat
diperoleh NNaOH 13,1 ml, persen CH3COOH sebanyak 0,31 %. Percobaan
asidimetri pada percobaan pertama menggunakan HCl sebagai titran dan
Na2B4O7 sebagai titrat diperoleh VHCl 19,5 ml dan konsentrasi HCl 0,1 N. Pada
percobaan kedua menggunakan HCl sebagai titran dan NaOH sebagai titrat
diperoleh VHCl 15 ml dan konsentrasi NaOH 0,1 N. Pada percobaan ketiga
menggunakan HCl sebagai titran dan CH3COOHA sebagai titrat diperoleh persen
CH3COOH 0,21%. Hasil yang di dapat kurang sesuai karena terdapat faktor
kesalahan yaitu, penetasan pada larutan indikator, larutan yang telah di tetesi
indikator terlalu lama terbuka, dan larutan titran menempel pada labu erlenmeyer.
Dari percobaan tersebut didapatkan definisi TAT (Titik Akhir Titrasi) adalah
keadaan saat reaksi telah berjalan dengan sempurna biasanya ditandai dengan
pengamatan fisik melalui perubahan warna indikator dan TET (Titik Ekuivalen
Titrasi) adalah titik dimana jumlah mol asam tepat bereaksi sempurna dengan
jumlah mol basa atau ternetralkan oleh basa.
Penggunaan phenolphthalein sebagai indicator pada larutan asam tidak bisa di
tukar penggunaannya dengan indicator metil merah untuk asam, karena pada
lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna
merah, jadi untuk mengetahui konsentrasi suatu larutan basa, larutan asam di
tambahkan dengan phenolphthalein. Larutan metil merah dapat membedakan antara
larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap
berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah
juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui
apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil
merah.

Dari hasil pengamatan pengukuran pH diperoleh hasil pada larutan A yaitu


merupakan larutan netral karena kertas lakmus merah dan biru tidak menga;ami
perubahan warna tetap dan lalu dengan menggunakan indikator universal
diperoleh angka pH 7 dan yang terakhir dengan pH meter di dapat hasil yang lebih
akurat yaitu 8,92. Larutan B merupakan larutan asam karena kertas lakmus tetap
berwarna merah, angka pH yang diperoleh dengan menggunakan indikator
universal adalah 4 sedangkan menggunakan pH meter yaitu 4,21. Larutan C
merupakan larutan basa karena kertas lakmus tetap berwarna biru, angka pH
menggunakan indikator universal menunjukan pH 9 sedangkan menggunakan pH
meter diperoleh angka pH 10,29.
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah
yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan larutan dengan suatu larutan lain
yang telah diketahui konsentrasinya. Larutan yang ada dalam labu buret disebut
titran. Titran adalah larutan dalam buret yang diteteskan secara perlahan melalui
kran ke dalam labu erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain. Larutan
yang ada dalam erlenmeyer disebut titrat, titrat adalah reagensia (suatu larutan
standar) yang ditambahkan dari dalam sebuah buret untuk bereaksi dengan
analitnya. Larutan standar adalah suatu larutan yang konsentrasinya telah
ditetapkan dengan akurat. (Syukuri, 1999).
Asidimetri adalah analisis volumetrik yang menggunakan larutan baku basa
untuk menentukan konsentrasi asam yang ada. Alkalimetri adalah analisis
volumetrik yang menggunakan larutan baku asam untuk menentukan konsentrasi
basa yang ada. Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri adalah asidimetri
mencari konsentrasi asam sedangkan alkalimetri mencari konsentrasi basa, selain
itu larutan standar yang digunakan berbeda alkalimetri menggunakan larutan baku
asam sedangkan asidimetri menggunakan larutan baku basa. (Daintith, 1997).
Titik ekuivalen adalah titik dimana jumlah mol asam tepat bereaksi sempurna
dengan jumlah mol basa atau telah ternetralkan oleh basa. . Titik akhir titrasi
adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna yang biasanya
ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna indicator. Perbedaan
antara titik ekivalen dan titik akhir titrasi adalah titik akhir titarsi dapat diketahui
kapan terjadina karena kita dapat melihat perubah warna ang terjadi sedangkan
saat terjadi titik ekivalen kita tidak akan mengetahuinya karena tidak terlihat
perubahan seperti saat terjadi titik akhir titrasi. (Raymond Chang, 2003)
Teori asam-basa Arrhenius menyatakan asam sebagai zat yang menghasilkan
ion hidrogen dalam larutan sedangkan basa sebagai zat yang menghasilkan ion
hidroksida dalam larutan. Teori asam-basaBrowsted Lowry menyatakan bahwa
asam sebagai pendonor proton (ion hidrogen) sedangkan basa sebagai akseptor
proton (ion hidrogen). Teori asam-basa Lewis menyatakan bahwa asam sebagai
senyawa yang dapatmenerima pasangan elektron bebas sedangkan basa sebagai
senyawa yang dapat memberi pasangan elektron bebas. (Raymond Chang, 2003)
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan
teliti. Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa
baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu : Larutan baku primer
adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan
larutan standar dan untuk membuat larutan baku dimana kadarnya atau
konsentrasinya dapat diketahui secara langsung dari hasil penimbangan
senyawanya dan volume larutan yang dibuat. (Phiin’s, 2012)
Adapun syarat-syarat larutan standar primer ialah :
1. Mempunyai kemurnian yang tinggi ( 100 % )
2. Mempunyai rumus molekul yang pasti
3. Tidak mengalami perubahan selama penimbangan
4. Mempunyai berat ekivalen tinggi sehingga kesalahan penimbangan dapat
diabaikan
5. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan
pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum
ditimbang
6. Mudah diperoleh
Biasanya zat standar primer memiliki massa molar ( Mr ) yang besar, hal ini
untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat
dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan
menimbang zat dalam jumlah yang kecil.(Phiin’s, 2012)
Beberapa contoh dari larutan standar primer antara lain Contohnya : H2C2O4 .
2H2O, Asam Benzoat (C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, KIO3,
NaCl. (Phiin’s, 2012)
Larutan baku sekunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh
baku primer kareana sifatnya yang tidak stabil, larutan yang konsentrasinya
ditentukan dengan cara pembakuan . (Phiin’s, 2012)
Adapun syarat – syarat larutan standar sekunder :
1. Derajat kemurniannya lebih rendah dari larutan primer
2. Berat ekivalennya tinggi
3. Larutan relatif stabil didalam penyimpanan
Beberapa contoh dari larutan standar sekunder antara lain NaOH, CH3COOH,
HCl. (Phiin’s, 2012)
Pada percobaan ada beberapa faktor-faktor kesalahan yang menyebabkan tidak
akuratnya hasil titrasi yang didapat antara lain ialah kurang telitinya dalam
melakukan proses titrasi, Kurang tepatnya pada saat pembuatan larutan
N2B4O7 dan H2C2O4 seperti pada saat penimbangan, terjadi perubahan skala buret
yang tidak konstan, kurangnya ketelitian dalam memperhatikan perubahan warna
indikator, terlalu banyak meneteskan indikator PP atau MM.
Aplikasi dalam bidang pangan adalah aplikasi analisis kuantitatif dan
pengukuran pH dalam bidang pangan adalah dapat menentukan persen boraks
yang ada dalam bakso atau dalam bahan pangan yang biasa digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, menentukan persen cuka yang digunakan untuk kebutuhan
rumah tangga, membuat garam dapur (NaCl) dari pencampuran antara NaOH dan
HCl, mengetahui zat-zat yang dapat dijadikan bahan aditif makanan, membuat
soda kue (Natrium Bikarbonat) untuk pengembang kue, pembuatan yogurt dan
pembuatan nata de coco.

Kesimpulan :
Dari percobaan alkalimetri dan asidimetri dapat diketahui konsentrasi dari
larutan NaOH, HCl dan CH3COOH yang digunakan serta mengetahui persen cuka
yang digunakan dalam percobaan. Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran pH
dapat disimpulkan bahwa sampel larutan A adalah asam, larutan B
adalah netral dan larutan C adalahasam dengan menggunakan kertas lakmus
merah dan dapat mengetahui pH dari sampel larutan A,B, dan C dan mengetahui
angka pH dengan menggunakan indikator universal serta menggunakan pH meter
yang tingkat ketelitiannya lebih tinggi dari indikator universal maupun kertas
lakmus.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta
Daintith, J.1997, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Phin’s. 2012. Phiin’s.blogspot.com. Percobaan Asidimetri dan
Alkalimetri. Acessed : 01 Desember 2012
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai