Anda di halaman 1dari 13

LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

NOMOR 036 TAHUN 2011


TANGGAL 11 Juli 2011
_________________________________________________
Nomor SOP
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI Tanggal Pembuatan
KALIMANTAN SELATAN Tanggal Revisi
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) Tanggal Efektif
PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH Disahkan oleh
Nama SOP
Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :
1. Perda Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah a. memahami dengan baik kegiatan yang harus dilakukan dalam menunjang tugas ;
Provinsi Kalimantan Selatan. b. memahami dengan baik ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan ;
2. Pergub. Kalsel Nomor Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur c. memhami dengan baik paeraturan perundang-undangan sesuai substansi raperda ;
Organisasi Setda Provinsi Kalimantan Selatan d. mempunyai komitmen tinggi untuk menyelesaikan setiap tahapan kegiatan tepat sasaran dan tepat waktu.
Keterkaitan : Peralatan /Perlengkapan :
1. a. perangkat computer khusus untuk prosessing draft dan naskah final peraturan daerah ;
b. filling cabinet untuk menyimpan arsip/dokumen penetapan peraturan daerah.;
2.
Peringatan : Pencatatan dan Pendataan :
SOP ini merupakan prosedur baku yang wajib dilaksanakan dalam pembentukan peraturan daerah dan jika a. dokumentasi penetapan peraturan daerah ;
tidak dilaksanakan akan mengakibatkan ketidak pastian, ketidaktransparanan, ketidak sinkronan dan b. dokumentasi/laporan monitoring dan evaluasi realisasi penegakan peraturan daerah.
ketidaktepatan waktu dalam pembentukan peraturan daerah.

PELAKSANA BAKU MUTU


NO. KEGIATAN Subbag Kasubag Kabag Karo SKPD/ Asisten Kem. KET.
TU Biro Permsan Pert. Per- Unit Kerja yang mem- Perlengkapan Waktu Output
Hukum DPRD Sekda Gubernur Dalam
Hukum Perda UU-an bidangi Negeri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Penerimaan berkas permohonan Berkas Penyerahan
permohonan bukti
harmonisasi pnerimaan
lengkap
bekas
Berkas Catatan
2. Pencatatan dalam agenda surat berkas
permohonan permohonan
masuk, disampaikan kepada lengkap harmonisasi
Kepala Biro Hukum peraturan
daerah

9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

3. Dipelajari dan diberikan Disposisi/


disposisi/arahan kepada Kabag Berkas arahan tindak
Perundang-undangan untuk permohonan lanjut
ditindak lanjuti. selengkapnya permohonan
harmonisasi

4. Kabag. Per-UU-an mempelajari Berkas


permohonan, Arahan
materi permasalahan dan mem- Kepala
berikan arahan harmonisasi arahan Kepala
Bagian Per-
kepada Kepala Sub Bag Biro Hukum
UU-an
Perumusan Perda.

5. Kepala Sub Bag. Perumusan Berkas


Perda melaksanakan harmonisasi Draft
permohonan,
dalam bentuk draft rancangan arahan pim- rancangan
pinan dan re- perda
Perda dan dilaporkan kepada
Kepala Biro Hukum. ferensi sesuai
substansi
6. Kepala Biro Hukum memeriksa Draft rancangan Prakarsa
draft rancangan Perda dan perda untuk
memprakarsasi rapat koordinasi membahas
eksekutif. rancangan
perda
7. Rapat koordinasi pembahasan Draft rancangan Masukan
draft rancangan perda di perda dan untuk
lingkungan eksekutif referensi lain perbaikan
draft
8. Berdasarkan hasil rapat ko- Masukan
perbaikan draft Arahan
ordinasi, Kepala Biro Hukum perbaikan
memberikan arahan penyem- rancangan perda
dan refernsi lain draft
purnaan draft kepada Kabag. rancangan
Per-UU-an yg diteruskan kepada perda
Kasubbag. Perumusan Perda

9. Kepala Sub Bag. Perumusan Masukan


Perda melakukan penyempurna- perbaikan draft Draft
an draft rancangan perda rancangan perda rancngan
dan arahan perda yang
berdasarkan hasil rapat koor- siap untuk
dinasi (finalisasi) dan disiapkan pimpinan
diajukan
pengantar dan surat Gubernur kepada DPRD
10
untuk diteruskan kepada DPRD.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
10.. Kepala Biro Hukum menanda-
Draft rancangan Net surat
tangani nota pengantar dan perda yang siap pengantar
memaraf surat Gubernur pengan- diajukan kepada rancangan
tar Raperda kepada DPRD DPRD perda kepada
bersama-sama Asisten dan DPRD
Sekda

11.. Gubernur menandatangani surat Draft rancangan Surat


pengantar rancangan perda perda dan net pengantar
kepada DPRD yang telah diparaf surat pengantar rancangan
kepada DPRD perda siap
oleh Kepala Biro Hukum,
dikirim.
Asisten Sekda dan Sekda
Surat pengan-tar Penyempurna
12. Rancangan Perda disampaikan an draft
dan draft
kepada DPRD untuk dijadwal- rancangan
rancangan perda
kan dan dibahas di DPRD bahasan
Pemda dan
DPRD
13. Perbaikan rancangan perda hasil Draft hasil Raperda siap
pembahasan bersama dengan bahasan Pemda ditetapkan
DPRD dan DPRD oleh
Gubernur
14. Penyampaian Raperda tentang Raperda tentang Surat
Pajak Daerah, Retribusi Daerah Pajak Daerah, pengantar
dan Tata Ruang kepada Retribusi evaluasi
Daerah dan Tata raperda.
Mendagri untuk evaluasi Ruang
15. Evaluasi Raperda tentang Pajak Surat pengantar Hasil evaluasi
Daerah, Retribusi Daerah dan dan 3 raperda raperda
Tata Ruang oleh Mendagri tertentu tertentu

16. Penyampaian naskah rancangan Rancangan Raperda


perda oleh Pimpinan DPRD perda yang siap diterima oleh
kepada Gubernur untuk ditetap-kan oleh Pemda dan
penetapan, melalui Biro Hukum Gubernur siap untuk
ditetapkan

17. Finalisasi naskah peraturan Rancangan Raperda siap


daerah dan meneruskan hasil perda dari ditanda
DPRD tangani
11
finaslisasi kepada Gubernur Gubernur

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Rancngan Peraturan
18. Penandatangan Peraturan Daerah Peraturan daerah
oleh Gubernur Daerah

19. Peraturan Pengundangan


Pengundangan Peraturan Daerah Daerah Perda pada
dalam Lembaran Daerah Lembaran
Daerah

20.
Pemberian Nomor Peraturan
Daerah dan Nomor Lembaran
Daerah.

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

H. RUDY ARIFFIN

12
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN
NOMOR 036 TAHUN 2011

TENTANG
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas


penetapan produk hukum daerah, dipandang perlu menetapkan
Standar Operasional Prosedur Pembentukan Peraturan Daerah
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a,
perlu menetapkan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang Nomor


21 Tahun 1958 tentang penetapan Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1957 antara lain Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I
Kalimantan Selatan sebagai UU (Lembaran Negara Tahun 1956
Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1106);
2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593).

1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Provinsi dan
Pemerintahan Kabupaten dan Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737) ;
7. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan
Pengundangan, Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan ;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah ;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah ;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang
Lembaran Daerah dan Berita Daerah ;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/21/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan.
12. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2008 Nomor 5) ;
13. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Prvinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2008 Nomor 6);
14. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor Tahun 2009
tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur
Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 Nomor 42) :

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN.
Pasal 1

1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai


penyelenggara Pemerintahan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
6. Asisten Terkait adalah Asisten Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
yang secara substansial terkait dengan materi peraturan daerah yang dibentuk.
7. Biro Hukum adalah Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.

2
8. Kepala Biro Hukum adalah Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan.
9. Kepala Bagian Perundang-undangan adalah Kepala Bagian Perundang-
undangan pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
10. Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah adalah Kepala Sub Bagian
Perumusan Peraturan Daerah pada Bagian Perundang-undangan Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
11. Sub Bagian Tata Usaha Biro Hukum yang selanjutnya disebut Sub Bagian Tata
Usaha adalah Sub Bagian Tata Usaha Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri dari
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah yang berbentuk badan, kantor dan rumah sakit daerah.
13. Unit kerja adalah biro-biro di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan.
14. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

Bagian Kesatu
Harmonisasi Rancangan Peraturan Daerah

Pasal 2
Biro Hukum melakukan harmonisasi terhadap rancangan peraturan daerah yang berasal
dari pemerintah daerah sesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 3
(1) SKPD penyusun rancangan peraturan daerah mengajukan permohonan harmonisasi
rancangan peraturan daerah kepada Kepala Biro Hukum disertai dengan rancangan
peraturan daerah dan bahan Lainya yang diperlukan.
(2) Permohonan harmonisasi rancangan peraturan daerah diterima oleh Kepala Sub
Bagian Tata Usaha Biro Hukum dan dicatat dalam buku agenda surat masuk.
(3) Setiap permohonan harmonisasi rancangan peraturan daerah disampaikan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha kepada Kepala Biro Hukum.

Pasal 4

(1) Kepala Biro Hukum mengkaji dan mempelajari substansi rancangan peraturan
daerah
(2) Berdasarkan hasil pengkajian Kepala Biro Hukum, rancangan peraturan perundang-
undangan bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-
undangan maka permohonan harmonisasi terhadap rancangan peraturan daerah
tersebut di tolak dan berkas rancangan peraturan daerah dikembalikan kepada SKPD
pemohon.
(3) Berdasarkan hasil pengkajian Kepala Biro Hukum, peraturan perundang-undangan
yang mendasari pembentukan peraturan daerah dan/atau yang menjadi pedoman
teknisnya tidak lengkap, maka permohonan harmonisasi terhadap rancangan
peraturan daerah tersebut ditunda hingga perturan perundang-undangan yang
menjadi dasar prmbrntukan serta pedoman tejnisnya terbit.

3
(4) Berdasarkan pengkajian Kepala Biro Hukum, rancangan peraturan perundang-
undangan daerah dapat diproses lebih lanjut maka Kepala Biro Hukum memberikan
arahan melalui disposisi kepada Kepala Bagian Perundang-undangan untuk
menindaklanjuti permohonan harmonisasi rancangan peraturan daerah.

Pasal 5
(1) Kepala Bagian Perundang-undangan mempelajari substansi permohonan
harmonisasi rancangan peraturan daerah.
(2) Kepala Bagian Perundang-undangan memberikan arahan disposisi kepada Kepala
Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah untuk melakukan harmonisasi rancangan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 6
(1) Bagian Perundang-undangan berkoordinasi dengan pejabat fungsional perancang
perundang-undangan yang ada di Biro Hukum dalam proses harmonisasi rancangan
peraturan daerah.
(2) Pejabat fungsional perancang peraturan perundang-undangan memberikan
saran/masukan secara tertulis terhadap rancangan peraturan daerah yang
dimohonkan harmonisasi kepada Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah
melalui Kepala Bagian Perundang-undangan.

Pasal 7
(1) Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah melakukan harmonisasi
rancangan peraturan sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah melaporkan hasil pelaksanaan
harmonisasi rancangan peraturan daerah dan menyerahkan draf hasil
penyempurnaan kepada Kepala Biro Hukum melalui Kepala Bagian Perundang-
undangan.
Pasal 8
(1) Kepala Biro Hukum memeriksa dan mempelajari draf rancangan peraturan daerah
yang telah disempurnakan.
(2) Draf yang telah disetujui Kepala Biro Hukum diserahkan kembali kepada Kepala
Bagian Perundang-undangan untuk diproses lebih lanjut.

Bagian Kedua
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah

Pasal 9
(1) Terhadap rancangan peraturan daerah yang telah dilakukan harmonisasi,
dilakukan pembahasan tingkat eksekutif.
(2) Rapat Pembahasan tingkat eksekutif sebagaimana dimaksud pada ayat(1)
diprakarsai oleh Kepala Biro Hukum.
Pasal 10
(1) Rapat pembahasan tingkat eksekutif diikuti oleh Biro Hukum, SKPD/Unit kerja
yang terkait dengan substansi draft rancangan peraturan daerah dan Asisten yang
membidangi.
(2) Rapat koordinasi diselenggarakan untuk mendapatkan masukan untuk
penyempurnaan draft rancangan peraturan daerah.

4
Pasal 11
Berdasarkan hasil Rapat Pembahasan tingkat eksekutif, Kepala Biro Hukum
memerintahkan kepada Kepala Bagian Perundang-undangan yang diteruskan kepada
Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah sesuai dengan hasil rapat koordinasi
eksekutif.
Bagian Ketiga
Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Ke DPRD

Pasal 12
(1) Kepala Biro Hukum menyampaikan draf rancangan peraturan daerah yang telah
disempurnakan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
(2) Penyampaian draf rancangan peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disertai dengan nota pengantar dan surat Gubernur kepada DPRD tentang
penyampaian rancangan peraturan daerah.
(3) Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah menyiapkan konsep nota
pengantar dan surat Gubernur kepada DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(4) Nota pengantar dan surat Gubernur kepada DPRD sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diberikan paraf secara berjenjang oleh Kepala Bagian Perundang-
undangan, Kepala Biro Hukum, Asisten Bidang Pemerintahan dan Sekretaris
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan selan jutnya diteruskan
kepada Gubernur untuk ditandatangani.

Pasal 13
Bagian Perundang-undangan menyampaikan Draf rancangan peraturan daerah yang
telah disampaikan disertai dengan surat pengantar yang telah ditandatangani Gubernur.

Bagian Keempat
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
Di DPRD

Pasal 14
Berdasarkan surat Gubernur, DPRD menjadwalkan dan membahas rancangan peraturan
daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15
(1) Dengan surat Gubernur rancangan peraturan daerah disampaikan kepada DPRD
untuk dijadwalkan dan dibahas di DPRD.
(2) Tim Biro Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Kepala Biro
Hukum, Kepala Bagian Perundan-undangan, Kepala Sub Bagian Perumusan
Peraturan Daerah pejabat fungsional perancang perundang-undangan pada Biro
Hukum dan/atau pejabat lain yang ditunjuk oleh Kepala Biro Hukum.
(3) Hasil pembahasan rancangan peraturan daerah di DPRD menjadi bahan
penyempurnaan lebih lanjut terhadap draft rancangan peraturan daerah yang
disampaikan pihak eksekutif.
Pasal 16

5
(1) Kepala Biro Hukum memerintahkan Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan
Daerah melalui Kepala Bagian Perundang-undangan untuk melakukan
penyempurnaan terhadap draf rancangan peraturan daerah sesuai dengan hasil
pembahasan di DPRD.
(2) Draf rancangan peraturan daerah yang telah disempurnakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan kembali ke DPRD untuk diberikan persetujuan bersama.

Bagian Kelima
Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah
Kepada Menteri Dalam Negeri

Paragraf 1

Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah serta Tata Ruang Daerah

Pasal 17

(1) Rancangan peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta
Tata Ruang Daerah yang telah diberikan persetujuan bersama oleh DPRD sebelum
ditetapkan, disampakan kepada Menteri Dalam Negeri untuk dilakukan evaluasi dan
koordinasi dengan kementerian terkait (Kementerian Keuangan dan Kementerian
yang menangani Tata Ruang).
(2) Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan daerah mempersiapkan nota
pengantar dan surat Sekretaris Daerah atas nama Gubernur kepada Menteri Dalam
Negeri tentang permohonan evaluasi.
(3) Nota pengantar dan surat Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) diberikan paraf secara berjenjang oleh Kepala Bagian Perundang-undangan,
Kepala Biro Hukum dan Asisten Pemerintahan untuk ditandatangani oleh Sekretaris
Daerah
Pasal 18

(1) Dalam hal evaluasi berupa persetujuan maka rancangan peraturan daerah dapat
langsung ditetapkan menjadi peraturan daerah.
(2) Dalam hal evaluasi berupa saran untuk melakukan revisi, maka Biro Hukum
melakukan penyempurnaan sesuai dengan hasil evaluasi yang disampaikan Menteri
Dalam Negeri dan selanjutnya rancangan peraturan daerah dapat langsung
ditetapkan menjadi peraturan daerah..
(3) Dalam hal evaluasi berupa penolakan, rancangan peraturan daerah dikembalikan
kepada Gubernur dengan tembusan kepada DPRD dan tidak dapat diproses untuk
ditetapkan menjadi peraturan daerah.

Pasal 19
Peraturan daerah yang telah ditetapkan menjadi Peraturan Daearah dikembalikan kepada
Menteri Dalam Negeri.

Paragraf 2
Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah di Luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

6
Pasal 20
(1) Rancangan peraturan daerah di luar Pajak dan Retribusi yang telah diberikan
persetujuan bersama oleh DPRD ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
(2) Peraturan Daerah sebagaimana pada ayat (1) disampaikan kembali kepada
Menteri Dalam Negeri
Bagian Keenam
Penetapan dan Pengundangan

Pasal 21
(1) Terhadap Rancangan peraturan daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD
dan Rancangan Peraturan Daerah yang telah dievakuasi oleh Menteri Dalam Negeri,
Kepala Biro Hukum mengajukan permohonan kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah untuk menetapkan rancangan peraturan daerah tersebut menjadi Peraturan
Daerah.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai nota pengantar kepada
Gubernur melalui Sekretaris Daerah dan di paraf oleh Kepala Bagian Perundang-
undangan, Kepala Biro Hukum dan Asisten Pemerintahan serta Sekretaris Daerah
untuk ditandatangani oleh Gubernur.

Pasal 22
(1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan diberi nomor peraturan daerah.
(2) Penomoran dilakukan oleh Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah.
(3) Penomoran peraturan daerah menggunakan nomor bulat.

Pasal 23
(1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh Gubernur, selanjutnya dimohonkan
pengundanganya kepada Sekretaris Daerah.
(2) Permohonan pengundangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh
Kepala Biro Hukum dan disertai nota pengantar yang diparaf secara berjenjang oleh
Kepala Bagian Perundang-undangan, Kepala Biro Hukum dan Asisten Bidang
Pemerintahan untuk ditandatangani Sekretaris Daerah.

Pasal 24

(1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan Gubernur dan ditandatangani Sekretaris
Daerah diundangkan dalam Lembaran Daerah oleh Kepala Biro Hukum.
(2) Kepala Sub Bagian Perumusan Peraturan Daerah melakukan pengundangan ke
dalam Lembaran Negara.
(3) Penjelasan Peraturan Daerah dicatat dalam tambahan lembaran daerah dan
diberikan nomor tambahan lembaran daerah.

Pasal 25

Format Standar Operasional Prosedur Pembentukan Peraturan Daerah sebagaimana


terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

Pasal 26

(1) Setiap pejabat yang terlibat di dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur
Pembentukan Peraturan Daerah wajib membangun komitmen tinggi untuk
mendukung pelaksanaanya.

7
(2) Setiap pejabat yang terlibat di dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur
Pembentukan Peraturan Daerah wajib mengembangkan koordinasi dan kerja sama
maksimal dalam upaya meningkatkan efesiensi pelayanan publik.
(3) Setiap pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan Standar Operasional Prosedur
Pembentukan Peraturan Daerah wajib memperhatikan ketentuan dan perturan
perundang-undangan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas.

Pasal 27

(1) Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan Standar Operasional Prosedur


dipandang perlu menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Sarana dan prasarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dioperasionalkan secara khusus dalam pembentukan peraturan daerah secara
efisien, efektif dan tepat waktu sesuai dengan standar waktu maksimal untuk
pembentukan peraturan daerah.

Pasal 28

Ketentuan lebih lanjut mengenai hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini
sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya, ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 29
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini


dengan penempatanya dalam Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

Ditetapkan di Banjarmasin
pada tanggal 11 Juli 2011

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

H. RUDY ARIFFIN

Diundangkan di Banjarmasin
pada tanggal 11 Juli 2011

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN,

H.M. MUCHLIS GAFURI


BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2011 NOMOR

Anda mungkin juga menyukai