Anda di halaman 1dari 7

MINI RISET GEOMETRI EUCLID

“Geometri Non Euclid dan Postulat 5 ”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

BELLA FIESTA RAJAGUKGUK (4163311009)


EBRI Y LUMBAN GAOL (4163311016)
LOLITA MARIANA SINAGA (4163311036)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
EKSTENSI A 2016

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Geometri berasal dari kata latin “Geometrein” yaitu geo yang artinya tanah dan
metreinyang artinya pengukuran.Geometri dapat diartikan sebagai Ilmu Ukur. Geometri
didefinisikan juga sebagai cabang Matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan
benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama
lain.
Geometri yang pertama-tama muncul sebagai suatu sistem deduktif adalah
Geometri dari Euclides. Kira-kira tahun 330 SM, Euclides menulis buku sebanyak 13
buah. Dalam bukunya yang pertama Euclid menjelaskan mengenai definisi, postulat,
aksioma dan dalil (Moeharti, 1986: 1.9). Namun Geomerti Euclid ini memiliki
kelemahan, salah satu kelemahanya ada pada postulat kelima dari Euclid yang terkenal
dengan Postulat Parallel atau Postulat Kesejajaran yang terlalu panjang sehingga
merisaukan para matematikawan yang berbunyi “ Jika suatu garis lurus memotong dua
garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam sepihak kurang dari dua sudut sikusiku,
kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan bertemu dipihak tempat kedua sudut
dalam sepihak kurang dari sudut sikusiku”.
Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat kelima Euclid bukan
postulat dan dapat dibuktikan dengan keempat postulat yang lain. Usaha untuk
membuktikan postulat kelima ini berlangsung sejak Euclid masih hidup sampai kira-kira
tahun 1820. Tokoh yang berusaha membuktikan ini antara lain Proclus dari Aleksandria
(410 - 485) Girolamo Saccheri dari Italia (1607 - 1733), Karl Friedrich Gauss dari
Jerman (1777 - 1855), Wolfgang (Farkas) Bolyai dari Hongaria (1775 - 1856), dan
anaknya Yanos Bolyai (1802 - 18060) dan juga Nicolai Ivanoviteh Lobachevsky (1793 –
1856) (Moeharti, 1986: 1.13).
Geometri Non Euclid timbul karena para matematikawan berusaha untuk
membuktikan postulat kelima dari Euclides. Sehingga Geometri Non Euclid masih
berdasarkan empat postulat pertama dari Euclides. Pada makalah ini, akan diketahui
siapa saja tokoh yang mencetuskan geometri non euclid ini dan alasan tidak diterimanya
postulat ke-5 Euclid.
b. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk menjelaskan alasan terjadinya geometri non eulid
2. Untuk menjelaskan tokoh-tokoh yang menentang postulat kelima Euclid.

B. PERMASALAHAN
Geometri Non Euclid dimulai dengan adanya Geometri Euclid. Geometri Euclid
dipelopori oleh ahli geometri, yakni Euclides. Euclides sendiri, adalah seorang filsuf dari
Aleksandria yangi hidup kira-kira 300 tahun sebelum Masehi. Ia menulis buku-bukunya
sebanyak 13 buah dengan mengumpulkan materinya dari beberapa sumber dan dari tokoh
sebelumnya. Jadi, Euclides dapat dipandang sebagai penyusun dan penulis buku yang luar
biasa. Namun, beberapa ahli geometri memandang bahwa Geometri Euclid memiliki
beberapa kelemahan. Untuk menutup kelemahan ini, maka muncullah geometri baru yang
kemudian dikenal dengan Geometri Non Euclid.

Dalam buku Euclides terdapat Postulat ke-5 yang berbunyi: Melalui sebuah titik A di
luar sebuah garis g yang diketahui dapat dibuat tepat sebuah garis yang melalui A dan sejajar
dengan garis g. Beberapa matematikawan menganggap bahwa postulat ke-5 itu bukan
postulat, melainkan teorema/dalil yang dengan demikian harus dapat dibuktikan dengan
keempat postulat sebelumnya. Usaha untuk membuktikan postulat ke-5 berlangsung sejak
Euclides masih hidup sampai kira-kira sekitar tahun 1820. Tokoh-tokoh yang berusaha untuk
membuktikan ini antara lain: Proclus dari Aleksandria (410 –485), Gerolamo Saccheri dari
Italia (1607 –1733), Karl Friedrich Gauss dari Jerman (1777 –1855), Wolfgang (Farkas)
Bolyai dari Hongaria (1775 –1856) dan anaknya Yanos Bolyai (1802 –1860), dan juga
Nicolai Ivanovitch Lobachevsky (1793 –1856).

Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan didalam makalah ini mengenai alasan
mengapa terjadinya geometri non Euclid serta menjelaskan alasan para ahli yang menentang
postulat kelima Euclid..

C. PEMBAHASAN

Menurut Moeharti (1986: 1.12), postulat kesejajaran kelima Euclid adalah sebagai
berikut: “ Jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut dalam
sepihak kurang dari dua sudut sikusiku, kedua garis itu jika diperpanjang tak terbatas, akan
bertemu dipihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari sudut sikusiku”.
Pada gambar 1 garis c memotong garis a dan garis b yang mengakibatkan sudut 1 dan
sudut 2 kurang dari 180°, garis a dan garis b akan bepotongan pada pihak sudut yang kurang
dari 180°, yang pada gambar adalah perpanjangan yang ke kanan.

Postulat kelima ini masih sukar diterima dan dipahami maka beberapa
matematikawan berusaha untuk membuktikan dan menggantikannya dengan postulat yang
ekuivalen.

Tokoh matematikawan Arab yang berkontribusi terhadap perkembangan keilmuan


bidang Geometry adalah Nasîr Eddîn (1201-1274). Salah satu hipotesisnya yang berkenaan
dengan Postulat Ke-5 Euclid adalah ‘if two straight lines r and s are the one perpendicular
and the other oblique to the segment AB, the perpendiculars drawn from s upon r are less
than AB on the side on which s makes an acute angle with AB, and greater on the side on
which s makes an obtuse angle with AB’. Hipotesisnya ini, menuntunnya untuk
menyimpulkan bahwa jumlah sudut dari suatu segitiga adalah sama dengan dua kali sudut
siku. Dan segitiga siku-siku merupakan setengah bagian dari suatu segiempat yang ‘dipotong’
mengikuti diagonalnya.

Matematikawan lain, yaitu Proclus yang menulis komentar dari The Elements yang
menyebutkan usaha pembuktian untuk menyimpulkan dari postulat kelima. Proclus kemudian
memberikan bukti sendiri, dan memberikan postulat yang ekuivalen dengan postulat
kesejajaran “Jika suatu garis lurus memotong salah satu dari dua garis parallel ia juga akan
memotong yang lain, dan garis-garis lurus yang parallel dengan suatu garis lurus yang sama,
adalah parallel satu sama lain”. Sedangkan John Wallis menggantikan postulat kesejajaran
Euclid dengan postulat Wallis. John Wallis menyerah mencoba membuktikan dalil paralel
dalam Geometri Netral. Sebaliknya, ia mengusulkan sebuah postulat baru, yang ia merasa
lebih masuk akal daripada postulat kelima Euclid (Prenowitz, 1965:28).

Beberapa matematikawan Eropa juga mencoba membuktikan kebenaran Postulat Ke-5


Euclid, yang beberapa diantaranya adalah:

 John Wallis (1616-1703), seorang profesor dari Oxford University. Ia


membuat pembuktian terhadap Postulat Ke-5 Euclid dengan berdasarkan pada
aksioma ‘to every figure there exists a similiar figure of arbitrary magnitude’.
 C. S. Clavio (1573 - 1612) Ia mencoba untuk memunculkan model
pembuktian baru terhadap hipotesis Euclid dengan berlandaskan pada teorema
‘the line equidistant from a straight line is straight line’. Dalam banyak hal,
ternyata apa yang dihasilkannya memiliki kemiripan dengan karya Nasîr
Eddîn.
 Jonh Playfair (1748-1819) Postulat Playfair. Untuk suatu garis 𝑙 dan setiap
titik 𝑃 yang tidak terletak pada garis 𝑙, terdapat suatu garis 𝑚 yang melewati 𝑃
dan sejajar dengan 𝑙. Dengan postulatnya, Playfair mencoba untuk
mengkonstruksi postulat kesejajaran yang dikemukakan oleh Euclid agar lebih
mudah dipahami.
 Adrien Marie Legendre (1752-1833) Ia tidak sepenuhnya mengakui kebenaran
hipotesis Saccheri, terutama yang berkenaan dengan sudut tumpul (obtuse
angle). Ia membuktikan bahwa ‘jumlah sudut dari suatu segitiga adalah kurang
dari atau sama dengan dua kali sudut siku’

Pada teorema ke-2nya, Legendre mengungkapkan bahwa ‘jika jumlah sudut pada suatu
segitiga kurang dari atau sama dengan dua kali sudut siku dalam suatu segitiga maka ianya
juga akan berlaku sama pada segitiga-segitiga lainnya. Playfair dan Legendre mengemukakan
suatu pernyataan yang equivalen dengan Postulat Ke-5 Euclid, yaitu : “Jumlah sudut-sudut
pada suatu segitiga adalah sama dengan dua kali sudut siku” (Adrien Marie Legendre, 1752-
1833) dan “melalui suatu titik yang tidak berada pada suatu garis yang diberikan, hanya akan
terdapat satu garis sejajar” (Jonh Playfair, 1748-1819).

Para matematikawan Eropa tersebut menggunakan pernyataan yang equivalen dengan


postulat ke-5 Euclid dalam pembuktian teori-teori geometri mereka, walaupun kemudian
diketahui bahwasannya ternyata pembuktian mereka adalah mengandung suatu kontradiksi
tertentu. Selain Playfair dan Legendre, kami belum menemukan referensi yang secara
spesifik mengungkap karya dari John Wallis serta C. S. Clavio yang secara spesifik terkait
dengan perkembangan keilmuan geometri.

Girolamo Saccheri (San Remo, 1667-1733). Ia adalah seorang profesor di Pavia


University. Ia-lah yang mempublikasikan keberadaan Euclides ab Omni Naevo Vindicatus
dan kemudian mencoba untuk membuktikan Postulat Ke-5 Euclid. Saccheri menggunakan
Absurd Method dalam pengkonstruksian Postulat Ke-5 Euclid. Hasil temuannya kemudian
menjadi dasar bagi perkembangan Geometri Non-Euclid.

Geometri Non Euclid timbul karena para matematikawan berusaha untuk membuktikan
postulat kelima dari Euclides. Sehingga Geometri Non Euclid masih berdasarkan empat
postulat pertama dari Euclides dan hanya berbeda pada 4 postulat kelimanya. Ada dua macam
Geometri Non Euclid yang pertama adalah ditemukan hampir bersamaan oleh 3 tokoh
berlainan dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri. Tokoh-tokoh tersebut adalah Karl
Friedrich Gauss dari Jerman, Yonos Bolyai dari Hongaria, dan Nicolai Ivanovitch
Lobachevsky dari Rusia, Geometri ini disebut Geometri Hiperbolik atau Geometri
Lobachevsky. Geometri Non Euclid yang kedua adalah Geometri yang diketemukan oleh
G.F.B. Bernhard Riemann dari Jerman, Geometri ini disebut Geometri Eliptik atau Geometri
Riemann (Moeharti, 1986: 1.20).

Selama sekian abad lamanya, para ahli matematika pada akhir abad 18 hingga awal
abad 19, beberapa dari para matematikawan mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Tapi
apa yang kemudian mereka hasilkan ternyata tidak cukup memuaskan. Namun beberapa
diantaranya ternyata berhasil membuat kemajuan, mereka adalah : Ferdinand Karl Schweikart
(1780-1859). Ia yang kemudian membagi keilmuan Geometri ke dalam dua kutub yaitu
Geometri euclid dan Geometri yang menolak kebenaran Postulat Ke-5 Euclid (atau Geometri
Non-Euclid). Franz Adolf Taurinus (1728-1779). Ia adalah sepupu dari Schweikart, yang
secara otomatis juga berperan sebagai rekan kerja Schweikart. Johann Heinrich Lambert
(1728-1779). Ia yang mengajukan konsep Geometri pada bola nyata dan radius tak berhingga
dari sebuah bola. Para ahli matematika dunia sadar bahwa Postulat Ke-5 Euclid tidak dapat
dibuktikan dengan menggunakan aksioma-aksioma yang terdapat pada Geometri Euclid.
Terdapat banyak fakta yang mengindikasikan penolakan ini. pada waktu yang hampir
bersamaan, tiga orang matematikawan ternyata berhasil menemukan solusi dari perdebatan
panjang mengenai keberadaan Postulat Ke-5 Euclid. Mereka adalah :
 Karl Friedrich Gauss di Jerman (Brunswick 1777 – Gotinga 1855)
 Nicolai Ivanovitsch Lobatchevski di Rusia (Novgororod, sekarang Gorki, 1792-
1856)
 János Bolyai di Hungaria (Kolozxvar, sekarang Napoca Rumania, 1802- 1860).

D. PENUTUP
a. Kesimpulan
Geometri Non Euclid timbul karena para matematikawan berusaha untuk
membuktikan postulat kelima dari Euclides. Sehingga Geometri Non Euclid masih
berdasarkan empat postulat pertama dari Euclides. Para ahli matematika dunia sadar
bahwa Postulat Ke-5 Euclid tidak dapat dibuktikan dengan menggunakan aksioma-
aksioma yang terdapat pada Geometri Euclid. Terdapat banyak fakta yang
mengindikasikan penolakan ini, termasuk pada aksioma kesejajaran.
b. Saran
Makalah rekayasa ide ini disarankan bagi pembaca sebagai referensi dalam
meningkatan pemahaman tentang Geometri Non Euclid.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/RPutriJannati/sejarah-geometri-non-euclid.

Moeharti, H, W. (1986). Materi Pokok Sistem-Sistem Geometri. Jakarta: Kanika Jakarta,


Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai