Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

BATUBARA

DOSEN: NOBY ADE YUSEVI, ST

DI SUSUN OLEH:
NAMA : SETIAWAN
NIM : DBD 112 055
JURUSAN : TEKNIK PERTAMBANGAN

KEMENTERIAN TEKNOLOGI, RISET DAN PERGURUAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
TAHUN 2015

1. Jelaskan mengenai proses pembentukan batubara?


2. Lingkungan pengendapan batubara?
3. Klasifikasi batubara?
Jawaban:
1. Proses Pembentukan Batubarasendiri sangatlah kompleks dan membutuhkan waktu
hingga berjuta-juta tahun lamanya. Batubara terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan
purba yang kemudian mengendap selama berjuta-juta tahun dan mengalami proses
pembatubaraan (coalification) dibawah pengaruh fisika, kimia, maupun geologi.
Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.

Gambar Tahap Pembentukan Batubara

Secara ringkas ada 2 tahap proses pembatubaraan yang terjadi, yakni:


a). Tahap Diagenetik atau Biokimia (Penggambutan), dimulai pada saat dimana
tumbuhan yang telah mati mengalami pembusukan (terdeposisi) dan menjadi
humus. Humus ini kemudian diubah menjadi gambut oleh bakteri anaerobic
dan fungi hingga lignit (gambut) terbentuk. Agen utama yang berperan dalam
proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis
yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi
material organik serta membentuk gambut.
b). Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
Tahap penggambutan (peatification) adalah tahap dimana sisa-sisa
tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa
dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman
0,5 – 10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan H, N, O, dan C
dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya
oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, op cit
Susilawati 1992).
Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi,
kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang
menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari
gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992). Pada tahap ini prosentase karbon
akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang
(Fischer, 1927, op cit Susilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara
dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub
bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.

Gambar Skema Pembentukan Batubara

Secara lebih rinci, proses pembentukan batu bara dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a). Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan diuraikan oleh bakteri
anaerob.
b). Pengendapan, tumbuhan yang telah mengalami proses pembusukan selanjutnya
akan mengalami pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi
dari endapan ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan
membentuk lapisan gambut.
c). Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui proses
biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya sebagian
unsur karbon dalam bentuk karbondioksida, karbonmonoksida, dan metana.
Secara relatif, unsur karbon akan bertambah dengan adanya pelepasan unsur
atau senyawa tersebut.
d).Geotektonik, lapisan gambut akan mengalami kompaksi akibat adanya gaya
tektonik dan kemudian akan mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low
grade dapat berubah menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang
terjadi adalah gaya tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat
menyebabkan terjadinya intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan
pembentukan batubara yang berair juga dapat berubah menjadi area darat
dengan adanya gaya tektonik setting tertentu.
e).Erosi, merupakan proses pengikisan pada permukaan batubara yang telah
mengalami proses geotektonik. Permukaan yang telah terkelupas akibat erosi
inilah yang hingga saat ini dieksploitasi manusia.
Faktor – faktor yang berpengaruh dalam pembentukan batubara antara
lain :
a). Posisi Geotektonik
Posisi geotektonik akan berpengaruh pada pembentukan cekungan
batubara yang dikontrol oleh gaya-gaya tektonik lempeng.
b). Topografi
Topografi berpengaruh terbatas pada iklim dan morfologi dari
cekungan batubara sehingga menentukan penyebaran rawa-rawa dimana
batubara terbentuk.
c). Iklim
Iklim berpengaruh pada pertumbuhan flora pembentuk batubara.

d). Penurunan
Penurunan cekungan akan berpengaruh pada ketebalan lapisan batubara
yang terebdapkan didalamnya.
e). Umur Geologi
Umur geologi disini berpengaruh pada kualitas terbentuknya batubara.
f). Tumbuhan
Tumbuhan tentu sangat berpengaruh pada pembentukan batubara
karena memang batubara terbentuk oleh akumulasi sisa tumbuh – tumbuhan
yang tertimbun dalam sedimen. Kualitas tumbuhan akan berpengaruh terhadap
kualitas batubara yang terbentuk.
g). Dekomposisi
Dekomposisi flora merupakan bagian dari transformasi biokimia dari
organik dan merupakan titik awal untuk seluruh akterasi.
h). Metamorfosa Organik
Tingkat kedua dalam pembentukan batubara adalah penimbunan atau
penguburan oleh sedimen baru. Proses ini lebih didominasi oleh proses
dinamokimia yang menyebabkan perubahan gambut menjadi batubara dalam
berbagai mutu. Proses metemorfosa organik akan dapat mengubah gambut
menjadi batubara sesuai dengan perubahan sifat kimia, fisik, dan optiknya.

2. Lingkungan Pengendapan Batubara


Pembentukan batubara terjadi pada kondisi reduksi di daerah rawa-rawa
lebih dari 90% batubara di dunia terbentuk pada lingkungan paralik. Daerah seperti
ini dapat dijumpai di dataran pantai, laguna, delta, dan fluviatil.
Di dataran pantai, pengendapan batubara terjadi pada rawa-rawa di
lelakang pematang pasir pantai yang berasosiasi dengan sistem laguna ke arah
darat. Di daerah ini tidak berhubungan dengan laut terbuka sehingga efek oksidasi
au laut tidak ada sehingga menunjang pada pembentukan batubara di daerah rawa-
rawa pantai.
Pada lingkungan delta, batubara terbentuk di backswamp clan delta plain.
Sedangkan di delta front dan prodelta tidak terbentuk batubara disebabkan oleh
adanya pengaruh air laut yang besar clan berada di bawah permulcaan air laut.
Pada lingkungan fluviatil terjadi pada rawa-rawa dataran banjir atau,th.-
alplain dan belakang tanggul alam atau natural levee dari sistem sungai yang are-
ander. Umumnya batubara di lingkungan ini berbentuk lensa-lensa karena membaii
ke segala arah mengikuti bentuk cekungan limpahnya.
a). Endapan Batubara Paralik
Lingkungan paralik terbagi ke dalam 3 sub lingkungan, yakni endapan
lmuhara belakang pematang (back barrier), endapan batubara delta, endapan
Dwubara antar delta dan dataran pantai (Bustin, Cameron, Grieve, dan
Kalkreuth)
Ketiganya mempunyai bentuk lapisan tersendiri, akan tetapi pada,
wnumnya tipis-tipis, tidak menerus secara lateral, mengandung kadar sulfur,
abu dan nitrogen yang tinggi.
b). Endapan Batubara Belakang Pematang (back barrier)
Batubara belakang pematang terakumulasi ke arah darat dari pulau-
pulau pcmatang (barrier island) yang telah ada sebelumnya dan terbentuk
sebagai ai.:hat dari pengisian laguna. Kemudian terjadi proses pendangkalan
cekungan antar pulau-pulau bar sehingga material yang diendapkan pada
umumnya tergolong ke dalam klastika halus seperti batulempung sisipan
batupasir dan batugamping. Selanjutnya terbentuk rawa-rawa air asin dan pada
keadaan ini cn.iapan sedimen dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga
moluska dapat berkembang dengan baik sebab terjadi pelemparan oleh ombak
dari laut terbuka le laguna yang membawa materi organik sebagai makanan
yang baik bagi penghuni laguna. Sedangkan endapan sedimen yang berkembang
pada umumnya tcrdiri dari perselingan batupasir dan batulempung dengan
sisipan batubara dan batugamping. Struktur sedimen yang berkembang ialah
lapisan bersusun, silang siur dan laminasi halus. Endapan batubara terbentuk
akibat dari meluasnya permukaan rawa dari pulau-pulau gambut (marsh) yang
ditumbuhi oleh tumbuhan air tawar.
c). Endapan Batubara Delta
Berdasarkan bentuk dataran deltanya, batubara daerah ini terbentuk pada
beberapa sub lingkungan yakni delta yang dipengaruhi sungai, gelombang
pasang surut. dataran delta bawah dan atas, dan dataran aluvium. Kecepatan
pengendapan sangat berpengaruh pada penyebaran dan ketebalan endapan
batubara. Batubara daerah ini tidak menerus secara lateral akibat dari perubahan
fasies yang relatif pendek dan cepat yang disebabkan oleh kemiringan yang
tajam sehingga ketebalan dan kualitasnya bervariasi. Pada umumnya batubara
tersebut berasal dari alang-alang dan tumbuhan paku.
d). Endapan Batubara Antar Delta dan Dataran Pantai
Batubara daerah ini terbentuk pada daerah rawa yang berkembang di
daerah pantai yang tenang dengan water table tinggi dan pengaruh endapan
liaaik sangat kecil. Daerah rawa pantai biasanya banyak ditumbuhi oleh
tumbuhan air tawar dan air payau. Batubara ini pada umumnya tipis-tipis dan
secara lateral tidak lebih dari 1 km.
Batubara lingkungan ini kaya akan abu, sulfur, nitrogen, dan
mengandung fosil laut. Di daerah tropis biasanya terbentuk dari bakau dan
kaya sulfur. Kandungan sulfur tinggi akibat oleh naiknya ion sulfat dari air laut
dan oleh salinitas bakteri anaerobik.

3. Klasifikasi Batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan,
panas dan waktu, batubara umumnya dibagi dalam limakelas yaitu: batubara
antrasit, batubara bituminus, batubara sub-bituminus, batubara lignit dan gambut.
a). Batubara Antrasit
Adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster)
metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air
kurang dari 8%.Biasanya digunakan untuk proses sintering bijih mineral, proses
pembuatan elektroda listrik, pembakaran batu gamping, dan untuk pembuatan
briket tanpa asap.

GambarBatubaraAntrasit

b). BatubaraBituminus
Mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari
beratnya. Kelas batubara yang paling banyak ditambang di Australia.Dan
batubara ini masih dibedakan menjadi dua, yaitu:
 Batubara ketel uap atau batubara termal atau yang disebut steam coal, banyak
digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, pembakaran umum seperti
pada industri bata atau genteng, dan industri semen
 Batubara metalurgi (metallurgical coal atau coking coal) digunakan untuk
keperluan industri besi dan baja serta industri kimia.
Gambar Batubara Bituminus

c). BatubaraSub-bituminus
Mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya
menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.

Gambar BatubaraSub-bituminus

d). BatubaraLignit atau Batubara coklat


Adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari
beratnya.
Gambar BatubaraLignit atau Batubara Coklat

e). Gambut
Gambut berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori
yang paling rendah.

Gambar Gambut
DAFTAR PUSTAKA

Logku Februari 2011, proses-pembentukan-batubara


http://logku.blogspot.co.id/2011/02/proses-pembentukan-batubara.html
diakses tanggal 19 September 2015
Ayobelajargeologi Desember 2011, batubra
http://ayobelajargeologi.blogspot.co.id/2011/12/batubara.html
diakses tanggal 19 September 2015
Tanaangga, terbentuknya-batubara
https://tanaangga.wordpress.com/terbentuknya-batubara/
diakses tanggal 19 september 2015
Bahangaliantambang Desember 2011, jenis-jenis-batubara
http://bahangaliantambang.blogspot.co.id/2011/12/jenis-jenis-batubara.html
diakses tanggal 20 september 2015

Anda mungkin juga menyukai