Anda di halaman 1dari 9

FUNGSI HARMONIK DAN PENERAPAN PERSAMAAN

LAPLACE DALAM MENYELESAIKAN MASALAH NILAI


BATAS PADA KOORDINAT POLAR

Thoriq Aziz
Tjang Daniel Chandra
E-mail: aziz.thoriq6@gmail.com

ABSTRAK: Fungsi harmonik adalah solusi dari persamaan Laplace. ∆ adalah


𝜕2 𝜕2
operator diferensial didefinisikan sebagai berikut ∆= +⋯+ . Menurut
𝜕𝑥 12 𝜕𝑥 𝑛2
Badger (2010:1), misal 𝑅𝑛 mendefinisikan Ruang Euclid berdimensi-n, sehingga 𝑅1
adalah garis, 𝑅2 adalah bidang dan seterusnya. Misal 𝐹 ⊂ 𝑅𝑛 adalah domainnya,
suatu fungsi 𝑢: 𝐹 → 𝑅 harmonik jika 𝑢 mempunyai turunan parsial kedua yang
kontinu dan turunan parsial tersebut jika dijumlahkan hasilnya sama dengan nol
yaitu 𝑢𝑥 1 𝑥 1 + 𝑢𝑥 2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑢𝑥 𝑛 𝑥 𝑛 = 0. Beberapa sifat fungsi harmonik adalah (1)
jika 𝑢 dan 𝑣 adalah harmonik dan 𝛼 dan 𝛽 adalah suatu konstanta maka 𝛼𝑢 + 𝛽𝑣
adalah harmonik, (2) Hasil kali dua fungsi harmonik 𝑢 dan 𝑣 belum tentu harmonik,
(3) Jika 𝑢 dan 𝑢2 adalah harmonik maka 𝑢 harus suatu konstanta, (4) Jika 𝑢, 𝑣 dan
𝑢2 + 𝑣 2 adalah harmonik maka 𝑢 dan 𝑣 harus konstanta. Penerapan fungsi harmonik
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan nilai batas (dirichlet) pada koordinat
polar dalam domain berbeda. Terdapat empat tipe domain yang berbeda pada
domain ruang Euclid dua dimensi dalam koordinat polar yaitu tipe daerah dalam
suatu cakram (Disk), tipe irisan dengan kondisi Robin, tipe annulus, dan tipe daerah
luar suatu cakram (Disk). Sedangkan dalam domain ruang Euclid tiga dimensi ada
tipe permasalahan dirichlet pada koordinat silinder dengan temperatur bagian
selimut sama dengan 𝑉0 .
Kata kunci: Fungsi Harmonik, Persamaan Laplace, Koordinat Polar, Permasalahan
Nilai Batas.

ABSTRACT: Harmonic function is the solution of laplace equation. Δ is differential


𝜕2 𝜕2
operator, it is defined as 𝛥 = 𝜕𝑥 2 + ⋯ + 𝜕𝑥 2 . According to Badger (2010:1), ie 𝑅 𝑛
1 𝑛
define 𝑛-dimensional Euclidean space, so that 𝑅1 is the line, 𝑅2 is the area and so on.
Suppose 𝐹 ⊂ 𝑅𝑛 is a domain, a function 𝑢: 𝐹 → 𝑅 harmonic if 𝑢 has continuous second
partial derivatives and the sum of the pure second partial derivative is zero i.e 𝑢𝑥 1 𝑥 1 +
𝑢𝑥 2 𝑥 2 + ⋯ + 𝑢𝑥 𝑛 𝑥 𝑛 = 0. Some properties of harmonic functions is if 𝑢 and 𝑣 are
harmonic and 𝛼 and 𝛽 is a number then 𝛼𝑢 + 𝛽𝑣 is harmonic; Product of two harmonic
function 𝑢 and 𝑣 are not harmonic; if 𝑢 and 𝑢2 is harmonic then 𝑢 must be a constant; If
𝑢, 𝑣 and 𝑢2 + 𝑣 2 is harmonic then 𝑢 and 𝑣 must be constant. The application of Laplace
equation is used to solve the problem of boundary value (Dirichlet) to polar coordinate in
different domain. A harmonic function itself is the solution of the problem (Dirichlet).
There are four different types of domain in the domain of two-dimensional Euclidean space
in polar coordinate. The interior type a disk , the wedge type with Robin condition, annulus
type, and exterior type a disk. While in the domain of three-dimensional Euclidean space
type there is a Dirichlet problem to cylindrical coordinates with its lateral surface is charge
at a potential 𝑉0 .
Keywords: Harmonic functions, Laplace equation, Polar coordinates, Boundary Value
Problems

Persamaan diferensial merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang


dipelajari oleh banyak orang dan sebagian sudah diterapkan dalam kehidupan
nyata seperti halnya permodelan matematika yang memiliki peran dalam bidang
teknik, biologi, dan lain-lain, tetapi ada juga yang digunakan untuk
mengembangkan materi yang sudah didapat sehingga memperoleh suatu
pernyataan yang benar dan dapat dibuktikan secara matematis. Persamaan
diferensial mempelajari berbagai macam materi yang berguna penelitian. Salah
satunya Persamaan Laplace yang merupakan materi dalam persamaan diferensial.
Persamaan Laplace merupakan salah satu yang terpenting dari semua persamaan
diferensial dalam terapan matematika (Boyce, dkk, 2008:646). Persamaan tersebut
dapat digunakan untuk menentukan fungsi harmonik yaitu dengan mencari solusi
persamaan Laplace, karena menurut Nakhle (2004), 𝑢(𝑥, 𝑦) disebut fungsi
harmonik jika memenuhi persamaan Laplace. Banyak proyek permasalahan yang
dapat dikaji dalam materi persamaan diferensial salah satu proyek
permasalahannya adalah tentang fungsi harmonik. Salah satu soal proyek yang
belum dikerjakan adalah tentang sifat-sifat fungsi harmonik dan penerapan dari
fungsi harmonik. Berdasarkan buku “Partial Differential Equations with Fourier
Series and Boundary Value Problems” karya Nakhle (2004:194), terdapat soal
proyek tentang sifat-sifat fungsi harmonik yaitu jika 𝑢 dan 𝑣 adalah harmonik dan
𝛼 dan 𝛽 adalah suatu konstanta maka 𝛼𝑢 + 𝛽𝑣 adalah harmonik; Beri contoh dua
fungsi harmonik 𝑢 dan 𝑣 sehingga 𝑢𝑣 bukan harmonik; Jika 𝑢 dan 𝑢2 adalah
harmonik maka 𝑢 harus suatu konstanta; Jika 𝑢, 𝑣 dan 𝑢2 + 𝑣 2 adalah harmonik
maka 𝑢 dan 𝑣 harus konstanta. Karena fungsi harmonik merupakan solusi
persamaan Laplace maka peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan
persamaan Laplace dalam menyelesaikan pemasalahan nilai batas pada koordinat
polar yang meliputi daerah dalam cakram, daerah luar cakram, daerah irisan
dengan kondisi Robin, daerah annulus, dan daerah silinder dengan kondisi
temperatur bagian selimut sama dengan 𝑉0 .
.
KAJIAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan tterlebih dahulu tentang
fungsi harmonik. Menurut Badger (2010:1), misal 𝑅𝑛 mendefinisikan Ruang
Euclid berdimensi-n, sehingga 𝑅1 adalah garis, 𝑅2 adalah bidang, 𝑅3 adalah
Ruang dan seterusnya. Misal 𝐹 ⊂ 𝑅𝑛 adalah domainnya, suatu fungsi 𝑢: 𝐹 → 𝑅
harmonik jika 𝑢 mempunyai turunan parsial kedua yang kontinu dan turunan
parsial tersebut jika dijumlahkan hasilnya sama dengan nol yaitu 𝑢𝑥 1 𝑥 1 + 𝑢𝑥 2 𝑥 2 +
⋯ + 𝑢𝑥 𝑛 𝑥 𝑛 = 0. Fungsi harmonik memiliki sifat-sifat yaitu (1) Jika 𝑢 dan 𝑣
adalah harmonik dan 𝛼 dan 𝛽 adalah suatu bilangan maka 𝛼𝑢 + 𝛽𝑣 adalah
harmonik, (2) Hasil kali dua fungsi harmonik 𝑢 dan 𝑣 belum tentu harmonik, (3)
Jika 𝑢 dan 𝑢2 adalah harmonik maka 𝑢 harus suatu konstanta, (4) Jika 𝑢, 𝑣 dan
𝑢2 + 𝑣 2 adalah harmonik maka 𝑢 dan 𝑣 harus konstanta. Metode variabel terpisah
adalah suatu tekhnik mencari solusi dengan menggunakan nilai batas dan
mengecek kondisi batas. Kemudian untuk mencari solusi dari permasalahan nilai
batas pada koordinat silinder diperlukan solusi dari persamaan Bessel orde nol,
sebelum itu perhatikan teorema berikut
Teorema 2.3.1
Perhatikan persamaan diferensial 𝑥 2 𝑦 ′′ + 𝑥 𝑥𝑝(𝑥) 𝑦 ′ + 𝑥 2 𝑝 𝑥 𝑦 = 0
dimana 𝑥 = 0 adalah titik singular regular kemudian 𝑥𝑝(𝑥) dan 𝑥 2 𝑝 𝑥 analitik
pada 𝑥 = 0 dengan ekspansi deret kuasa konvergen
∞ ∞
𝑛 2
𝑥𝑝 𝑥 = 𝑝𝑛 𝑥 ; 𝑥 𝑞 𝑥 = 𝑞𝑛 𝑥 𝑛
𝑛 =0 𝑛 =0
Untuk 𝑥 < 𝜌, dimana 𝜌 > 0 adalah minimum dari jari-jari konvergensi untuk
deret kuasa 𝑥𝑝 𝑥 dan 𝑥 2 𝑞 𝑥 . Misal 𝑟1 dan 𝑟2 adalah akar-akar dari persamaan
indeks
𝐹 𝑟 = 𝑟 𝑟 − 1 + 𝑝0 𝑟 + 𝑞0 = 0
dengan 𝑟1 ≥ 𝑟2 jika 𝑟1 dan 𝑟2 nyata. Maka pada interval – 𝜌 < 𝑥 < 0 atau interval
0 < 𝑥 < 𝜌, ada solusi dalam bentuk

𝑟1
𝑦1 𝑥 = 𝑥 1+ 𝑎𝑛 𝑟1 𝑥 𝑛 … . (2.1)
𝑛=1
dengan 𝑎𝑛 𝑟1 diberikan oleh relasi rekurensi dengan 𝑎0 = 1 dan 𝑟 = 𝑟1 .
Jika 𝑟1 − 𝑟2 tidak nol atau bilangan bulat positif, maka pada interval – 𝜌 < 𝑥 < 0
atau interval 0 < 𝑥 < 𝜌, ada solusi kedua dalam bentuk

𝑟2
𝑦2 𝑥 = 𝑥 1+ 𝑎𝑛 𝑟2 𝑥 𝑛 … . 2.2
𝑛=1
dengan 𝑎𝑛 𝑟2 diberikan oleh relasi rekurensi dengan 𝑎0 = 1 dan 𝑟 = 𝑟2 . Deret
kuasa dari persamaan 2.1 dan 2.2 konvergen pada paling sedikit 𝑥 < 𝜌
Jika 𝑟1 = 𝑟2 , maka solusi kedua berbentuk

𝑟1
𝑦2 𝑥 = 𝑦1 𝑥 ln 𝑥 + 𝑥 𝑏𝑛 𝑟1 𝑥 𝑛 … . 2.3
𝑛=1
Jika 𝑟1 − 𝑟2 = 𝑁, suatu bilangan bulat positif, maka

𝑟2
𝑦2 𝑥 = 𝑎𝑦1 𝑥 ln 𝑥 + 𝑥 1+ 𝑐𝑛 𝑟2 𝑥 𝑛 … . 2.4
𝑛 =1
Koefisien 𝑎𝑛 𝑟1 , 𝑏𝑛 𝑟1 , 𝑐𝑛 𝑟2 , dan konstanta 𝑎 dapat ditentukan dengan
mensubtitusi bentuk dari deret solusi persamaan
𝑥 2 𝑦 ′′ + 𝑥 𝑥𝑝(𝑥) 𝑦 ′ + 𝑥 2 𝑝 𝑥 𝑦 = 0
Konstanta 𝑎 dapat dinyatakan dengan nol pada kasus yang tidak ada suku
logarithmic di solusi 2.4 . Masing-masing deret di persamaan 2.3 dan 2.4
konvergen pada paling sedikit 𝑥 < 𝜌 dan mendefinisikan suatu fungsi yang
analitik pada beberapa lingkungan dari 𝑥 = 0.
Dalam semua kasus tersebut, dua solusi 𝑦1 𝑥 dan 𝑦2 𝑥 membentuk suatu set
solusi fundamental dari persamaan diferensial yang diberikan.
Kemudian perhatikan persamaan umum dari persamaan Bessel yaitu
𝑥 2 𝑦 ′′ + 𝑥𝑦 ′ + 𝑥 2 − 𝑣 2 𝑦 = 0
Dari teorema 2.3.1 diperoleh bahwa solusi untuk persamaan Besel orde nol (saat
𝑣 = 0) yaitu
𝑦 = 𝑐1 𝐽0 𝑥 + 𝑐2 𝑌0 𝑥
∞ −1 𝑥 2𝑚 2 𝑥 ∞ −1 𝑚 +1 𝐻𝑚
dengan 𝐽0 = 1 + 𝑚 =1 22𝑚 𝑚 ! 2 ; 𝑌0 = 𝜋 𝐽0 𝑥 𝛾 + ln 2 + 𝑚 =1 22𝑚 𝑚 ! 2 𝑥 2𝑚
Perhatikan bahwa 𝐽0 𝑥 → 1 saat 𝑥 → 0 dan 𝑌0 𝑥 memiliki singular
2
logarithmic pada 𝑥 = 0 sehingga 𝑌0 𝑥 berperilaku seperti 𝜋 ln 𝑥 saat 𝑥 → 0
melalui nilai positif. Oleh karena itu jika mencari solusi dengan persamaan Bessel
orde nol yang terhingga pada titik asal, kasus yang seperti ini diharuskan
membuang 𝑌0 .
Persamaan Euler merupakan persamaan diferensial yang berbentuk
𝑑2𝑦 𝑑𝑦
𝑥 2 2 + 𝛼𝑥 + 𝛽𝑦 = 0 … 1 ; 𝛼, 𝛽 ∈ ℝ
𝑑𝑥 𝑑𝑥
Solusi dari persamaan euler tersebut untuk akar real dan kembar adalah sebagai
berikut 𝑦 𝑥 = 𝑐1 𝑥 𝑟1 + 𝑐2 𝑥 𝑟1 ln 𝑥.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini peneliti akan menunjukkan solusi dari permasalahan
nilai batas dalam domain yang berbeda yaitu empat permasalahan di ruang Euclid
berdimensi dua dan satu permasalahan dalam ruang Euclid berdimensi tiga. Solusi
dari permasalahan tersebut merupakan fungsi harmonik. Sebelum mencari solusi
dari permasalahan nilai batas tersebut terlebih dahulu mengubah persamaan
Laplace dalam koordinat kartesius ke dalam koordinat polar sehingga diperoleh
persamaan Laplace dua dimensi dalam koordinat polar dan persamaan Laplace
𝜕2𝑢 1 𝜕𝑢 1 𝜕2𝑢
tiga dimensi dalam koordinat silinder berturut-turut yaitu + 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 𝜕 𝜃 2 = 0
𝜕𝑟2
𝜕 2𝑢 1 𝜕𝑢 𝜕2𝑢
dan 𝜕 𝜌 2 + 𝜌 𝜕𝜌 + 𝜕 𝑧 2 = 0.
Permasalahan nilai batas pada suatu daerah dalam cakram (Interior Disk).
𝜕 2𝑢 1 𝜕𝑢 1 𝜕 2𝑢
Akan dicari solusi dari + 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 𝜕 𝜃 2 = 0 dengan kondisi batas 𝑢 1, 𝜃 =
𝜕𝑟2
𝑓 𝜃 ; 0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋.
Dengan menggunakan metode variabel
terpisah diperoleh persamaan diferensial biasa
𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0 dan 𝑇 ′′ + 𝐾𝑇 = 0.
Digunakan periode dari 𝜃 yaitu 2𝜋 dan
menyelesaikan persamaan diferensial 𝑇 ′′ +
𝐾𝑇 = 0. Karena K adalah suatu konstanta
maka perhatikan tiga kasus yaitu saat 𝐾 =
𝜆2 < 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 cosh 𝜆𝜃 + 𝑐2 sinh(𝜆𝜃) yang
periodic saat 𝑐1 = 𝑐2 = 0 sehingga solusi
yang didapat trivial akibatnya kasus ini diabaikan. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 𝜃 + 𝑐2 yang periodic jika 𝑐1 = 0 jadi solusi yang didapat adalah
𝑇 𝜃 = 𝑐2 . Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝜆𝜃 +
𝑐2 sin 𝜆𝜃 yang periodic jika 𝜆 = 𝑛 untuk 𝑛 bilangan bulat jadi solusi yang
didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝑛𝜃 + 𝑐2 sin 𝑛𝜃 . Karena solusi yang tidak
diabaikan terdapat dua kasus sehingga selesaikan persamaan diferensial 𝑟 2 𝑅′′ +
𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐3 + 𝑐4 ln 𝑟, karena untuk
𝑟 = 0 nilai dari ln 𝑟 tidak bernilai real jadi solusi yang didapat adalah 𝑅 𝑟 = 𝑐3 .
Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 𝜆 + 𝑐6 𝑟 −𝜆 , karena untuk
𝑟 = 0 nilai dari 𝑐6 𝑟 −𝜆 tidak bernilai real jadi solusi yang didapat adalah 𝑅 𝑟 =
𝑐5 𝑟 𝑛 . Dari ketiga kasus tersebut diperoleh solusi umum untuk permasalahan nilai
batas pada suatu daerah dalam cakram adalah
∞ 𝑛
𝑢 𝑟, 𝜃 = 𝐶 + 𝑛 =1 𝑟 𝐴𝑛 cos 𝑛𝜃 + 𝐵𝑛 sin 𝑛𝜃 . Kemudian mencari nilai dari
1 2𝜋
konstanta menggunakan deret fourier diperoleh 𝐶 = 2𝜋 0 𝑓 𝜃 𝑑𝜃; 𝐴𝑛 =
1 2𝜋 1 2𝜋
𝑓 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 dan 𝐵𝑛 = 𝜋 𝑓 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃.
𝜋 0 0
Permasalahan nilai batas pada suatu daerah luar cakram (Exterior Disk).
𝜕 2𝑢 1 𝜕𝑢 1 𝜕 2𝑢
Akan dicari solusi dari + 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 𝜕 𝜃 2 = 0 dengan kondisi batas 𝑢 1, 𝜃 =
𝜕𝑟2
𝑓 𝜃 ; 0 ≤ 𝜃 ≤ 2𝜋.
Dengan menggunakan metode variabel
terpisah diperoleh persamaan diferensial biasa
𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0 dan 𝑇 ′′ + 𝐾𝑇 = 0.
Digunakan periode dari 𝜃 yaitu 2𝜋 dan
menyelesaikan persamaan diferensial 𝑇 ′′ +
𝐾𝑇 = 0. Karena K adalah suatu konstanta
maka perhatikan tiga kasus yaitu saat 𝐾 =
𝜆2 < 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cosh 𝜆𝜃 +
𝑐2 sinh(𝜆𝜃) yang periodic saat 𝑐1 = 𝑐2 = 0
sehingga solusi yang didapat trivial akibatnya
kasus ini diabaikan. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 𝜃 + 𝑐2 yang periodic
jika 𝑐1 = 0 jadi solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐2 . Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 >
0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝜆𝜃 + 𝑐2 sin 𝜆𝜃 yang periodic jika 𝜆 = 𝑛
untuk 𝑛 bilangan bulat jadi solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝑛𝜃 +
𝑐2 sin 𝑛𝜃 . Karena solusi yang tidak diabaikan terdapat dua kasus sehingga
selesaikan persamaan diferensial 𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0. Saat 𝐾 = 0 diperoleh
solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐3 + 𝑐4 ln 𝑟, karena untuk 𝑟 = 0 nilai dari ln 𝑟 tidak bernilai real
jadi solusi yang didapat adalah 𝑅 𝑟 = 𝑐3 . Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh
solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 𝜆 + 𝑐6 𝑟 −𝜆 , karena untuk 𝑟 semakin besar nilai dari 𝑐6 𝑟 𝜆 tidak
terhingga jadi solusi yang didapat adalah 𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 −𝑛 . Dari ketiga kasus
tersebut diperoleh solusi umum dari permasalahan nilai batas pada suatu daerah
luar cakram adalah 𝑢 𝑟, 𝜃 = 𝐶 + ∞ 𝑛 =1 𝑟
−𝑛
𝐴𝑛 cos 𝑛𝜃 + 𝐵𝑛 sin 𝑛𝜃 .
Kemudian mencari nilai dari koefisien menggunakan deret fourier diperoleh
1 2𝜋 1 2𝜋
𝐶 = 2𝜋 0 𝑓 𝜃 𝑑𝜃; 𝐴𝑛 = 𝜋 0 𝑓 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 dan
1 2𝜋
𝐵𝑛 = 𝜋 0 𝑓 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃.
Permasalahan nilai batas pada suatu daerah irisan dengan kondisi Robin.
𝜕 2𝑢 1 𝜕𝑢 1 𝜕 2𝑢
Akan dicari solusi dari + 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 𝜕 𝜃 2 = 0 dengan kondisi batas 𝑢 𝑟, 𝜃 =
𝜕𝑟2
𝜕
0 ; 𝑢 𝑟, 𝛼 = 0 ; 𝜕𝑟 𝑢 1, 𝜃 = −𝑢 1, 𝜃 − 𝜃. Kodisi batas ini merepresentasikan
suatu irisan yang sisi bagian pertama adalah sinar 𝜃 = 0 dan sisi yang lain adalah
sinar 𝜃 = 𝛼, irisan ini mengalirkan panas sesuai dengan konsisi Robin
𝜕
𝑢 1, 𝜃 = −𝑢 1, 𝜃 − 𝜃.
𝜕𝑟
Dengan menggunakan metode variabel
terpisah diperoleh 𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0 dan
𝑇 ′′ + 𝐾𝑇 = 0. Kemudian diperhatikan
persamaan diferensial 𝑇 ′′ + 𝐾𝑇 = 0 dengan
kondisi batas 𝑇 0 = 0; 𝑇 𝛼 = 0. Karena K
adalah suatu konstanta maka perhatikan tiga
kasus yaitu saat 𝐾 = 𝜆2 < 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 cosh 𝜆𝜃 + 𝑐2 sinh(𝜆𝜃) yang
memenuhi kondisi batas saat 𝑐1 = 𝑐2 = 0
sehingga solusi yang didapat trivial akibatnya
kasus ini diabaikan. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 𝜃 + 𝑐2 yang yang
memenuhi kondisi batas jika 𝑐1 = 𝑐2 = 0 jadi solusi yang didapat trivial
akibatnya kasus ini diabaikan. Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝜆𝜃 + 𝑐2 sin 𝜆𝜃 yang memenuhi kondisi batas jika 𝑐1 = 0
𝑛𝜋
sehingga solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐2 sin 𝛼 𝜃 . Karena solusi yang
tidak diabaikan terdapat satu kasus sehingga selesaikan persamaan diferensial
𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0. Saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 𝜆 + 𝑐6 𝑟 −𝜆 ,
karena untuk 𝑟 = 0 nilai dari 𝑐6 𝑟 −𝜆 tidak bernilai real jadi solusi yang didapat
adalah 𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 𝑛 . Dari ketiga kasus diatas diperoleh solusi umum dari
permasalahan nilai batas pada suatu daerah irisan dengan kondisi robin adalah
𝑛𝜋
∞ 𝑛𝜋
𝑢 𝑟, 𝜃 = 𝑛 =1 𝐴𝑛 𝑟 𝛼 sin 𝜃 . Kemudian mencari nilai dari koefisien
𝛼
2 𝛼 𝑛𝜋
menggunakan deret fourier diperoleh 𝐴𝑛 = − 𝑛𝜋 0
𝜃 sin 𝜃 𝑑𝜃.
𝛼 1+ 𝛼
𝛼
Permasalahan nilai batas pada suatu daerah annulus. Akan dicari solusi dari
𝜕2𝑢 1 𝜕𝑢 1 𝜕2𝑢
+ 𝑟 𝜕𝑟 + 𝑟 2 𝜕 𝜃 2 = 0 dengan kondisi batas 𝑢 𝑎, 𝜃 = 𝑓1 𝜃 ; 𝑢 𝑏, 𝜃 = 𝑓2 𝜃 .
𝜕𝑟2
Dengan menggunakan metode variabel
terpisah diperoleh persamaan diferensial
𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0 dan 𝑇 ′′ + 𝐾𝑇 =
0. Digunakan periode dari 𝜃 yaitu 2𝜋
untuk menyelesaikan persamaan
′′
diferensial 𝑇 + 𝐾𝑇 = 0. Karena K
adalah suatu konstanta maka perhatikan
tiga kasus yaitu saat 𝐾 = 𝜆2 < 0
diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cosh 𝜆𝜃 +
𝑐2 sinh(𝜆𝜃) yang periodic saat 𝑐1 = 𝑐2 =
0 sehingga solusi yang didapat trivial
akibatnya kasus ini diabaikan. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 𝜃 + 𝑐2 yang
periodic jika 𝑐1 = 0 jadi solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐2 . Kemudian saat
𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝜆𝜃 + 𝑐2 sin 𝜆𝜃 yang periodic jika
𝜆 = 𝑛 untuk 𝑛 bilangan bulat jadi solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 =
𝑐1 cos 𝑛𝜃 + 𝑐2 sin 𝑛𝜃 . Karena solusi yang tidak diabaikan terdapat dua kasus
sehingga selesaikan persamaan diferensial 𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0. Saat 𝐾 = 0
diperoleh solusi 𝑅 𝑟 = 𝑐3 + 𝑐4 ln 𝑟. Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi
𝑅 𝑟 = 𝑐5 𝑟 𝑛 + 𝑐6 𝑟 −𝑛 . Dari ketiga kasus tersebut diperoleh solusi umum
permasalahan nilai batas pada suatu daerah annulus adalah 𝑢 𝑟, 𝜃 = 𝐶 +
𝐷 ln 𝑟 + ∞ 𝑛
𝑛 =1 𝐴𝑛 𝑟 + 𝐵𝑛 𝑟
−𝑛
cos 𝑛𝜃 + 𝐶𝑛 𝑟 𝑛 + 𝐷𝑛 𝑟 −𝑛 sin 𝑛𝜃 . Kemudian
untuk mencari nilai koefisien menggunakan deret fourier diperoleh
1 ln 𝑎 2𝜋 2𝜋
𝐶 = 2𝜋 1− 𝑎
0
𝑓1 𝜃 𝑑𝜃 + 0
𝑓2 𝜃 𝑑𝜃
ln
𝑏
1 2𝜋
𝐷= 𝑎
0
𝑓1 𝜃 − 𝑓2 𝜃 𝑑𝜃
2𝜋 ln
𝑏
1 2𝜋 1 2𝜋
𝐴𝑛 = 𝑎 𝑛 𝜋 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎 2𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 −
𝜋𝑎 𝑛 𝑏 𝑛 − 𝑛
𝑏
2𝜋
𝑎𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃
1 2𝜋 2𝜋
𝐵𝑛 = 𝑏 𝑛 𝑎 𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎𝑛 0
𝑓2 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝜋 −
𝑎 𝑏
1 2𝜋 1 2𝜋
𝐶𝑛 = 𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎 2𝑛
𝑏𝑛 𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 −
𝑎𝑛 𝜋 0 𝜋 𝑎𝑛 𝑏𝑛 − 𝑛 0
𝑏
𝑎𝑛02𝜋𝑓1𝜃sin𝑛𝜃𝑑𝜃
1 2𝜋 2𝜋
𝐷𝑛 = 𝑏 𝑛 𝑎 𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎𝑛 0
𝑓2 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝜋 −
𝑎 𝑏

Permasalahan nilai batas pada suatu daerah silinder dengan temperatur


bagian selimut sama dengan 𝑉0 . Akan diselesaikan persamaan Laplace
𝜕 2 𝑢 1 𝜕𝑢 𝜕 2 𝑢
+ + = 0, 0 < 𝜌 < 𝑎, 0<𝑧<ℎ
𝜕𝜌2 𝜌 𝜕𝜌 𝜕𝑧 2
dengan kondisi batas 𝑢 𝜌, 0 = 𝑢 𝜌, ℎ = 0, 0 ≤ 𝜌 ≤ 𝑎 ; 𝑢 𝑎, 𝑧 = 𝑉0 , 0 ≤ 𝑧 ≤ ℎ
Dengan menggunakan metode variabel terpisah
diperoleh persamaan diferensial 𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ −
𝐾𝑅 = 0 dan 𝑍 ′′ + 𝐾𝑍 = 0. Kemudian diperhatikan
persamaan diferensial 𝑍 ′′ + 𝐾𝑍 = 0 dengan
kondisi batas 𝑍 0 = 0; 𝑍 ℎ = 0. Karena 𝐾
adalah suatu konstanta maka diperhatikan tiga
kasus yaitu saat 𝐾 = 𝜆2 < 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 cosh 𝜆𝜃 + 𝑐2 sinh(𝜆𝜃) yang
memenuhi kondisi batas jika 𝑐1 = 𝑐2 = 0 sehingga
solusi yang didapat trivial akibatnya kasus ini
diabaikan. Saat 𝐾 = 0 diperoleh solusi 𝑇 𝜃 =
𝑐1 𝜃 + 𝑐2 yang memenuhi kondisi batas jika 𝑐1 = 𝑐2 = 0 jadi solusi yang didapat
trivial akibatnya kasus ini diabaikan. Kemudian saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 diperoleh solusi
𝑇 𝜃 = 𝑐1 cos 𝜆𝜃 + 𝑐2 sin 𝜆𝜃 yang memenuhi kondisi batas jika𝑐1 = 0 jadi
𝑛𝜋
solusi yang didapat adalah 𝑇 𝜃 = 𝑐2 sin ℎ 𝜃 dengan 𝑛 = 1,2,3, …. Karena
solusi yang tidak diabaikan terdapat satu kasus sehingga selesaikan persamaan
diferensial 𝑟 2 𝑅′′ + 𝑟𝑅′ − 𝐾𝑅 = 0. Saat 𝐾 = 𝜆2 > 0 persamaan tersebut dapat
dipandang sebagi persamaan Bessel orde nol sehingga diperoleh solusi 𝑅 𝑟 =
𝑛𝜋
𝑐1 𝐽𝑜 ℎ 𝜌 . Dari ketiga kasus tersebut diperoleh solusi umum dari permasalahan
nilai batas pada daerah silinder dengan temperatur bagian selimut sama dengan
𝑛𝜋 𝑛𝜋
𝑉0 adalah 𝑢 𝑟, 𝜃 = ∞ 𝑛 =1 𝐼0 ℎ 𝜌 sin ℎ 𝑧 . Kemudian mencari koefisien
dengan menggunakan deret fourier diperoleh
𝑉 ℎ 𝑛𝜋
𝑐𝑛 = 𝑛𝜋0 0
sin ℎ 𝑧 𝑑𝑧
𝐼0 𝑎 ℎ

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil diatas diperoleh bahwa fungsi harmonik memiliki sifat-
sifat yaitu (1) Jika 𝑢 dan 𝑣 adalah harmonik dan 𝛼 dan 𝛽 adalah suatu bilangan
maka 𝛼𝑢 + 𝛽𝑣 adalah harmonik, (2) Hasil kali dua fungsi harmonik 𝑢 dan 𝑣
belum tentu harmonik, (3) Jika 𝑢 dan 𝑢2 adalah harmonik maka 𝑢 harus suatu
konstanta, (4) Jika 𝑢, 𝑣 dan 𝑢2 + 𝑣 2 adalah harmonik maka 𝑢 dan 𝑣 harus
konstanta. Solusi dari masing-masing permasalahan nilai batas merupakan fungsi
harmonik yaitu
a. Permasalahan nilai batas pada suatu daerah dalam cakram (Interior Disk)
u(r, )  C   r n  An cos n  Bn sin n 
n
dengan
2
1
C
2 0
 f ( ) d
2
1
An 
 0
 f ( ) cos(n ) d
2
1
Bn 
  f ( ) sin(n ) d
0
b. Permasalahan nilai batas pada suatu daerah luar cakram (Exterior Disk)
u(r, )  C   r  n  An cos n  Bn sin n 
n
dengan
2
1
C
2 0
 f ( ) d ;
2
1
An 
 0
 f ( ) cos(n ) d
2
1
Bn 
  f ( ) sin(n ) d
0
c. Permasalahan nilai batas pada suatu daerah irisan dengan kondisi Robin
n

 n 
u(r, )  bn r  sin    , 0  r  1, 0    
n 1  
dengan

2  m 
bm  
 m  0   sin 

 d
 
 1 
  
d. Permasalahan nilai batas pada suatu daerah annulus
 
u(r, )  C  D ln r   An r n  Bn r  n cos n  Cn r n  Dn r n sin n
n
 
dengan
1 ln 𝑎 2𝜋 2𝜋
𝐶 = 2𝜋 1− 𝑎
0
𝑓1 𝜃 + 0
𝑓2 𝜃 𝑑𝜃
ln
𝑏
1 2𝜋
𝐷= 𝑎
0
𝑓1 𝜃 − 𝑓2 𝜃 𝑑𝜃
2𝜋 ln
𝑏
1 2𝜋 1 2𝜋
𝐴𝑛 = 𝑎 𝑛 𝜋 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎 2𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 −
𝜋𝑎 𝑛 𝑏𝑛 − 𝑛
𝑏
2𝜋
𝑎𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃
1 2𝜋 2𝜋
𝐵𝑛 = 𝑏 𝑛 𝑎 𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎𝑛 0
𝑓2 𝜃 cos 𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝜋 −
𝑎 𝑏
1 2𝜋 1 2𝜋
𝐶𝑛 = 𝑎 𝑛 𝜋 0
𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎 2𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 −
𝜋𝑎𝑛 𝑏𝑛 − 𝑛
𝑏
2𝜋
𝑎𝑛 0
𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃
1 2𝜋 2𝜋
𝐷𝑛 = 𝑏 𝑛 𝑎 𝑛
𝑏𝑛 0
𝑓1 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃 − 𝑎𝑛 0
𝑓2 𝜃 sin 𝑛𝜃 𝑑𝜃
𝜋 −
𝑎 𝑏

e. Permasalahan nilai batas pada silinder dengan temperatur bagian selimut sama
dengan 𝑉0

𝑛𝜋 𝑛𝜋
𝑢 𝜌, 𝑧 = 𝑐𝑛 𝐼0 𝜌 sin 𝑧
ℎ ℎ
𝑛 =1
dengan
𝑉0 ℎ 𝑛𝜋
𝑐𝑛 = 𝑛𝜋 0
sin 𝑧 𝑑𝑧
𝐼0 𝑎 ℎ ℎ

Saran
Saran dari peneliti setelah diuraikan penjelasan tentang permasalahan nilai
batas dengan domain yang berbeda-beda adalah domain dari penerapan fungsi
harmonik dalam penjelasan pada hasil dan pembahasan terbatas hanya pada
koordinat polar dua dimensi dan koordinat silnder dengan kondisi batas tertentu,
sehingga dapat dikembangkan ke dalam koordinat bola atau koordinat silinder
dengan kasus kondisi batas yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Asmar, Nakhle.H.2005.Differential Equations with Fourier Series and Boundary
Value Problems(Second Edition).Pearson Prentice Hall:Amerika Serikat.
Axler, S., Bourdon, P., dan Ramey, W..2000.Harmonic Function Theory (Second
Edition).Springer:Amerika Serikat.
Badger.2010.Harmonic Function (Suplemental Notes).(online)
(http://ww:w.google.com/harmonic%20function/www.math.washington.
edu/hnotes.pdf, diakses tanggal 8 Agustus 2012)
Boyce, William E., dan Diprima, Richard E.2009.Elementary Differential
Equations and Boundary Value Problems (Ninth
Edition).Willey:Amerika Serikat.
Brown, James W., dan Churchill, Ruel V..1993.Fourier Series and Boundary
Problem (Fifth Edition).McGraw-Hill:Amerika Serikat.
Goh, Y.K.2009.Boundary Value Problems in Cylindrical Coordinates.(online)(
staff.utar.edu.my/gohyk/03_PDE_cyl.pdf, diakses 7 Maret 2013)
Zill, Dennis G.,dan Cullen, Michael R..2009.Differential Equations with
Boundary-Value Problems (Seventh Edition).Cengage Learning:
Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai