Tahun 2018
Posted by Sukri Almarosy on Oktober 29, 2018
Pada Peraturan LKPP nomor 15 Tahun 2018 tentang Pelaku Pengadaan Barang/Jasa terdiri dari 9
(sembilan) pelaku yaitu:
a.PA;
b.KPA;
c.PPK;
d.PejabatPengadaan;
e.PokjaPemilihan;
f.AgenPengadaan;
g.PjPHP/PPHP;
h.PenyelenggaraSwakelola;dan
i.Penyedia.
Salah satu perubahan istilah dari Perpres nomor 54 Tahun 2010 ke Perpres nomor 16 Tahun 2018
adalah perubahan istilah dan perubahan defenisi dari PjHP/PPHP.
Pada Perpres nomor 54 Tahun 2010, PPHP/PjPHP adalah panitia/pejabat yang ditetapkan oleh
PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan. Poinnya ada pada memeriksa dan
menerima hasil pekerjaan. Artinya diperlukan pemeriksaan fisik hasil pekerjaan dilapangan kemudian
ditindaklanjuti dengan menerimaan hasil pekerjaan dari Penyedia.
Pada Perpres nomor 16 Tahun 2018, Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat
PjPHP adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa
administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa. Sedangkan, Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan
yang selanjutnya disingkat PPHP adalah tim yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan
Pengadaan Barang/Jasa. Poinnya adalah memeriksa administrasi hasil pekerjaan. Artinya tidak
diperlukan untuk pemeriksaan fisik hasil pekerjaan dilapangan.
B. Perubahan Pengaturan
Perbedaan utama adalah pada metode dan objek pemeriksaan serta posisi PPHP/PjPHP yang
sebelumnya antara Penyedia menjadi pemeriksa antara PPK dengan PA/KPA.
Berdasarkan Peraturan LKPP nomor 9 Tahun 2018, pemeriksaan administrasi terdiri dari:
a. dokumen program/penganggaran,
b. surat penetapan PPK,
c. dokumen perencanaan pengadaan,
d. RUP/SIRUP,
e. dokumen persiapan pengadaan,
f. dokumen pemilihan Penyedia,
g. dokumen Kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya, dan
e. dokumen serah terima hasil pekerjaan.
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang tertuang
dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Penandatangan Kontrak untuk penyerahan hasil pekerjaan.
2. Sebelum dilakukan serah terima, Pejabat Penandatangan Kontrak melakukan pemeriksaan
terhadap hasil pekerjaan, yang dapat dibantu oleh Konsultan Pengawas atau tim ahli dan tim
teknis.
3. Pemeriksaan dilakukan terhadap kesesuaian hasil pekerjaan terhadap kriteria/spesifikasi
yang tercantum dalam Kontrak.
4. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak dan/atau cacat hasil pekerjaan, Pejabat Penandatangan Kontrak
memerintahkan Penyedia untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan.
5. Apabila dalam pemeriksaan hasil pekerjaan telah sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak maka Pejabat Penandatangan Kontrak dan Penyedia menandatangani Berita
Acara Serah Terima.
6. Setelah penandatanganan Berita Acara Serah Terima, Pejabat Penandatangan Kontrak
menyerahkan barang/hasil pekerjaan kepada PA/KPA.
7. PA/KPA meminta PjPHP/PPHP untuk melakukan pemeriksaan administratif terhadap
barang/hasil pekerjaan yang diserahterimakan.
8. PjPHP/PPHP melakukan pemeriksaan administratif proses pengadaan barang/jasa sejak
perencanaan pengadaan sampai dengan serah terima hasil pekerjaan, meliputi dokumen
program/penganggaran, surat penetapan PPK, dokumen perencanaan pengadaan,
RUP/SIRUP, dokumen persiapan pengadaan, dokumen pemilihan Penyedia, dokumen
Kontrak dan perubahannya serta pengendaliannya, dan dokumen serah terima hasil
pekerjaan.
9. Apabila hasil pemeriksaan administrasi ditemukan ketidaksesuaian/kekurangan,
PjPHP/PPHP melalui PA/KPA memerintahkan Pejabat Penandatanganan Kontrak untuk
memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan dokumen administratif.
10. Hasil pemeriksaan administratif dituangkan dalam Berita Acara.
Dengan ini Pihak PPK telah menyerahkan administrasi hasil pekerjaan sesuai
Surat Perjanjian/SPK Nomor : .........................., tanggal .................... kepada Pihak PPHP untuk
diperksa kelengkapannya.
Demikian Berita Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3 (Tiga) untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
2..................................
3....................................
E. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dari PPK ke PA/KPA
Pada hari ini : .........; tanggal : .................; bulan : .............; tahun : ..................; yang bertanda tangan
dibawah ini :
Demikian Berita Serah Terima ini dibuat dengan sebenarnya dalam rangkap 3 (Tiga) untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
............. ........................
NIP................. Direktur
Untuk dapat ditetapkan sebagai PjPHP/PPHP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
syarat sebagai berikut;
a. memiliki integritas dan disiplin;
b. memiliki pengalaman di bidang Pengadaan Barang/Jasa;
c. memahami administrasi proses pengadaan barang/jasa; dan
d. menandatangani Pakta Integritas.
PjPHP/PPHP dapat ditetapkan dari Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, tidak boleh dirangkap oleh
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) atau Bendahara.
Pengangkatan dan pemberhentian PjPHP/PPHP tidak terikat tahun anggaran dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
PPHP era Perpres 16/2018
Setelah 8 tahun perjalanan PPHP yang sedemikian berat, penuh keringat, air mata bahkan
berdarah-darah dalam rimba raya hukum pidana khusus, Perpres 16/2018 datang sebagai
solusi.
Perpres 16/2018 tampaknya menyadari kekeliruan yang selama ini terjadi. Terbukti
label “penerima” diganti menjadi “pemeriksa” saja. Memeriksa tidak wajib untuk
menyatakan menerima. Kemudian dibatasi pula hanya pemeriksaan administratif saja.
Sebagaimana definisi pasal 1 angka 15. PPHP adalah tim yang bertugasmemeriksa
administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.
Dalam tata cara Serah Terima Hasil Pekerjaan pada Perpres 16/2018 Bagian Ke Delapan
pasal 57 dan 58 dirunut sebagai berikut:
Pasal 57
1. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) sesuai dengan ketentuan yang termuat
dalam Kontrak, Penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada
PPK untuk serah terima barang/jasa.
2. PPK
melakukan pemeriksaan terhadap barang/jasa yang diserahkan.
Pasal 58
Setidaknya Perpres 16/2018 telah mampu menjawab bahwa Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
tidak hanya dilakukan saat barang/jasa diserahkan ke PA, tetapi juga dilakukan disisi PPK
saat mendapat penyerahan pekerjaan dari penyedia sebelum diserahkan ke PA.
Dengan bekal Perpres 16/2018 maka dapat ditarik beberapa jawaban atas persoalan pokok
yang disebutkan diawal satu per satu.
1. PPHP bukanlah aktor kunci yang menentukan barang/jasa diterima atau tidak diterima.
Aktor kunci tetaplah Pejabat Penandatangan Kontrak dan PA sebagai pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran.
3. PPHP bukanlah petugas PPK, justru PPHP bertugas memeriksa hasil pekerjaan PPK atas
permintaan dari PA.
4. PPHP tidak bertandatangan pada BAST Hasil Pekerjaan tetapi bertandatangan pada BA
PHP atau BA Pemeriksaan Administratif Hasil Pekerjaan.
1. Dokumen program/penganggaran;
4. RUP/SIRUP;
Demikian uraian tentang PPHP dalam persepsi Perpres 16/2018 dengan pemahaman baru
yang lebih ringan.