1.
2.
DESKRIPSI
DEFINISI
5. RAGAM INFLASI
MODUL
3. KONSEP DASAR INFLASI
- Natural Inflation
4. TEORI INFLASI BERDASARKAN - Tax Push Inflation
PARA TOKOH ISLAM
- Corruption Push
- Al Maqrizi - Monetary Inflation
- Ibnu Taimiyah
8
6. TEORI NILAI TUKAR ISLAMI
- Ibnu Khaldun 7. PERANAN ZAKAT DALAM
- Al Ghazali MENGATASI INFLASI
&*
1. DESKRIPSI
Modul ini disusun sebagai materi
pembelajaran untuk memberikan
pemahaman kepada mahasiswa
mengenai konsep dan nilai inflasi
dalam Ekonomi Makro Islam.
Sasaran akhir yang dituju dalam
modul ini adalah agar mahasiswa
dapat memahami tentang konsep
dan nilai inflasi dalam konteks
ekonomi makro Islam dan peranan
zakat dalam mengatasi inflasi.
INFLASI
2. DEFINISI
Inflation atau dalam bahasa Indonesia disebut inflasi adalah
suatu keadaan dimana terjadi kenaikan tingkat harga umum, baik
barang-barang, jasa-jasa, maupun faktor produksi lainnya yang
mengundikasikan keadaan melemahnya daya beli yang diikuti
dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu
negara.(Samuelson, 2011).
E-Learning UNISMA.ac.id
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
Namun, sering kali inflasi yang terjadi lebih serius, yang besarnya antara 5
hingga 10 persen pertahun. Dalam keadaan tertentu, inflasi juga dapat mencapai
ratusan bahkan ribuan persen pertahun sebagai akibat resesi ekonomi atau sebab-
sebab lainnya. Boediono mendefinisikan inflasi sebagai kecenderungan dari harga-
harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Dimana setidaknya ada tiga
hal yang perlu ditekankan dalam memahami inflasi, yaitu:
Secara garis besar ada 3 pandangan ahli ekonomi mengenai teori inflasi, yaitu
teori inflasi kaum Klasik (Teori Kuantitas), Keynes, dan kaum Strukturalis. Inti dari
teori Inflasi menurut mereka adalah sebagai berikut:
a. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat. Tanpa adanya tambahan jumlah uang yang beredar tidak
akan terjadi inflasi.
b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan
oleh harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa yang akan
datang. Ada tiga kemungkinan keadaan:
Keadaan pertama, bila masyarakat tidak mengharapkan harga-harga akan
naik, maka tambahan uang yang beredar akan diterima sebagai tambahan
likuiditasnya, dan sebagian besar dari kenaikan tersebut tidak dibelanjakan
untuk membeli barang-barang.
Keadaan kedua, adalah masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi, orang-
orang mulai mengharapkan kenaikan harga. Penambahan jumlah uang yang
beredar akan digunakan untuk membeli barangbarang, hal ini dilakukan untuk
menghindari kerugian memegang uang kas.
Keadaan ketiga, terjadi pada tahap inflasi yang lebih parah yaitu tahap
hiperinflasi. Keinginan untuk tidak memegang uang kas dan adanya keinginan
yang sangat besar untuk membelanjakan dengan membeli barang-barang.
Keadaan ini ditandai oleh makin cepatnya peredaran uang. Prosentase
kenaikan jumlah uang yang beredar akan diikuti kenaikan prosentase harga
yang lebih besar.
Page 2 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
A. Al Maqrizi
Taqiyuddin Abu Al-Abbas Ahmad bin Abdul Qadir Al-Husaini lahir di
Barjuwan, Kairo pada 766 H. Keluarganya berasal dari Maqarizah, sebuah desa
yang terletak di kota Ba’labak. Karena itu, ia lebih banyak dikenal dengan
sebutan Al-Maqrizi.
Interaksinya dengan Ibnu Khaldun dimulai saat Abu Al-Iqtishad ini menetap
di Kairo dan memangku jabatan hakim agung (Qadi Al-Qudat) mazhab Maliki
pada masa pemerintahan Sultan Barquq (784-801 H). Saat berumur 22 tahun,
Al-Maqrizi mulai terlibat dalam berbagai tugas pemerintahan Dinasti Mamluk.
Page 3 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
Untuk mencapai tujuan, mata uang yang dipakai hanya terdiri dari emas
dan perak. Umumnya kedua mata uang itu dibentuk dinar dengan menggunakan
bahan emas dan dirham dari bahan perak. Dalam sejarah perkembangannya, Al-
Maqrizi menguraikan bahwa bangsa Arab jahiliyyah menggunakan dinar emas
dan dirham perak sebagai mata uang mereka yang masing-masing diadopsi dari
Romawi dan Persia serta mempunyai bobot dua kali lebih berat di masa Islam.
Perubahan yang sangat signifikan terhadap mata uang ini terjadi pada
tahun 76 H. Setelah berhasil menciptakan stabilitas politik dan keamanan,
khalifah Abdul Malik Ibnu Marwan melakukan reformasi moneter dengan
mencetak dinar dan dirham Islam. Penggunaan kedua mata uang ini terus
berlanjut, tanpa perubahan yang berarti, hingga pemerintah Al-Mu’tashim,
khalifah terakhir Dinasti Abbasiyyah.
Page 4 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
Inflasi pada fenomena jenis pertama juga terjadi pada masa Rasulullah
SAW dan Khulafaur Rasyidin, yaitu karena kekeringan dan pengangguran.
Sementara untuk jenis inflasi yang kedua, menurut Al-Maqrizi sama dengan
penyebab yang mendasari terjadinya krisis di Mesir, yaitu korupsi dan
administrasi pemerintah yang buruk; pajak berlebihan yang memberatkan
petani, dan jumlah fulus yang berlebihan. Ini jelas lebih konprehensif dengan
yang dikemukakan oleh Milton Friedman (bapaknya kaum monetaris) yang
menganggap bahwa inflasi hanyalah semacam fenomena moneter.
Page 5 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
B. Ibnu Taimiyah
Ahmad bin Abd al-Halim bin Ali bin Abd Allah bin Taimiyah al Harani al
Damayqi atau yang dikenal sebagai Ibnu Taimiyah lahir dan tumbuh besar di
Damaskus hingga akhir hayatnya pada tahun 1263-1328 M. Dimana selama
hidupnya Ibnu Taimiyah banyak menuliskan karya-karya yang berhubungan
dengan lingkup makro ekonomi seperti harga yang adil, mekanisme pasar,
regulasi harga, uang, dan kebijakan moneter.
Penciptaan mata uang dengan nilai nominal yang lebih besar dari pada nilai
intrinsiknya akan menyebabkan penurunan nilai mata uang serta akan
memunculkan inflasi. Ini berarti akibat dari rendahnya nilai intrinsic uang
menjadi salah satu terjadinya inflasi. Begitu juga pemalsuan mata uang dan
perdagangan mata uang di nilai ibn Taimiyah sebagai bentuk kezaliman terhadap
masyarakat dan bertentangan dengan kepentingan umum.
C. Ibnu Khaldun
Nama lengkapnya adalah Abd al-Rahman bin Muhammad bin Khaldun
alHadrawi, dikenali dengan panggilan Waliyuddin Abu Zaid, Qadi al-Qudat. Ia
lahir tahun 732 H DI Tunis. Ia bermazhab Maliki, Muhadist al-Hafidz, pakar ushul
fiqh, sejarawan, pelancong, penulis, dan sastrawan. Saat kecil Ia biasa dipanggil
dengan nama Abdurrahman. Sedangkan Ibnu Zaid adalah panggilan oleh
keluarganya. Ia bergelar waliyudin dan nama populernya adalah Ibnu Khaldun.
Latar belakang dari keluarga kelas atas ini rupanya menjadi salah satu
faktor penting yang kemudian mewarnai karir hidup Ibnu Khaldun dalam politik
sebelumnya ia terjun sepenuhnya ke dunia ilmu. Otak cerdas yang dimilikinya
jelas turut bertanggung jawab mengapa ia tidak puas bila tetap berada di bawah.
Page 6 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
buku lain tentang matematika, sebuah buku lainnya tentang ushul fiqh dan buku
sejarah yang sangat dikenal luas. Buku sejarah tersebut berjudul Al-Ibar wa
Diwan al-Mubtada’ wa al-Khabar fi Tarikh al-Arab wa al-Ajam wa al-Barbar.
Ibnu Khaldun melalui buku ini benar-benar menunjukkan penguasaannya atas
sejarah dan berbagai ilmu pengetahuan.
Page 7 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
mayoritas dalam sebuah populasi. Karena itu Ibnu Khaldun berpendapat bahwa
harga rendah untuk kebutuhan pokok harus diusahakan tanpa merugikan
produsen.
Dengan kata lain, tingkat harga yang stabil dan biaya hidup yang relative
rendah adalah pilihan terbaik dengan tetap mengusahakan pertumbuhan dan
keadilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bukan malah
sebaliknya dengan harga yang naik membuat resah masyarakat dan
menghancurkan perekonomian. Tingginya pajak juga berpengaruh terhadap
tingginya harga suatu barang. Penentuan besarnya pajak juga dipengaruhi oleh
daerah tersebut, apakah daerah tersebut merupakan perkotaan atau pedesaan.
D. Al Ghazali
Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Tusi al-Ghazali
lahir di sebuah kota kecil bernama Toos, Khurasan, Persia. Di masa mudanya Al-
Ghazali diketahui belajar ke berbagai negara seperti Mesir, Iraq, dan Palestina.
Maka kemudian tidak heran jika Al-Ghazali dikenal sebagai salah satu ilmuwan
yang disegani dan dihormati.
Al-Ghazali dikenal sebagai salah satu ilmuwan dan penulis kitab yang
sangat produktif. Hingga kemudian dinyatakan banyak pemikir barat abad
pertengahan, seperti Raymond Martin, Thomas Aquinas, hingga Pascal yang
meniru dan mengikuti pemikiran Al-Ghazali.
Al-Ghazali diketahui telah menghasilkan lebih kurang 300 karya tulis dalam
berbagai disiplin ilmu, seperti logika, filsafat, moral, tasawuf, politik hingga ilmu
ekonomi.
5. RAGAM INFLASI
Dalam sejarah ekonomi moneter, awal munculnya inflasi adalah mulai
diberlakukannya dan beredarnya mata uang yang tidak berstandar pasti seperti
adanya uang kertas maupun mata uang dinar dan dirham campuran. Walaupun
demikian, inflasi juga dapat terjadi akibat beberapa faktor nonmoneter seperti
adanya bencana alam ataupun kesalahan yang dilakukan pemerintah dalam
menerapkan kebijakan moneter.
Inflasi Alamiah adalah inflasi yang terjadi secara alami, bukan disebabkan oleh
berbagai macam penyimpangan yang dilakukan oleh para penguasa negara.
Misalnya ketika suatu bencana banjir terjadi, maka akan terjadi gagal panen di
berbagai sawah sehingga terjadi kelangkaan bahan makanan dan meningkatnya
harga bahan makanan.
Page 8 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
MV = PT = Y
Dimana:
M : Jumlah uang beredar
V : Kecepatan peredaran uang
P : Tingkat harga
T : Jumlah barang dan jasa
Y : Tingkat pendapatan nasioanl (GDP)
Page 9 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
Page 10 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
penting dan terhormat yang tidak mempunyai kredibilitas. Mereka yang
mempunyai mental seperti ini, rela menggadaikan seluruh harta milik untuk
meraih jabatan, kondisi ini juga akan berpengaruh ketika mereka berkuasa,
para pejabat tersebut akan menyalahgunakan kekuasaannya untuk meraih
kepentingan pribadi, baik untuk menutupi kebutuhan finansial pribadi atau
keluarga atau demi kemewahan hidup.
Akibatnya akan terjadi penurunan drastis terhadap penerimaan dan
pendapatan Negara. Korupsi akan mengganggu tingkat harga, karena para
produsen akan menaikkan harga jual barangnya untuk menutupi biaya-biaya
siluman yang telah mereka keluarkan. Dimasukkannya biaya siluman dalam
biaya produksi (cost of goods sold) akan menaikkan total biaya produksi. ATC
dan MC menjadi ATC2 dan MC2. Sehingga harga jual menjadi naik dari P
menjadi P2. Hal ini menjadi tidak mereflleksikan nilai sumber daya sebenarnya
yang digunakan dalam proses produksi.
Harga terdistorsi oleh komponen yang seharusnya tidak ada. Hal ini
menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi (high cost economy) dan pada
akhirnya terjadi inefisiensi alokasi sumber daya yang merugikan masyarakat.
Jika merujuk pada persamaan AS-AD, terlihat korupsi dan administrasi
pemerintahan yang buruk menyebabkan kontraksi pada kurva penawaran
agregatif.
Selain menyebabkan inefisiensi dan ekonomi biaya tinggi, korupsi dan
kelemahan administrasi sangat membahayakan perekonomian yakni terjerat
pada spiralling inflation atau hyper inflation.
Efek yang ditimbulkan oleh pajak yang berlebihan pada perekonomian hamper
sama dengan efek yang ditimbulkan oleh korupsi dan administrasi yang buruk
yaitu kontraksi pada kurva penawaran agregatif . Namun, jika dilihat lebih
jauh, excessive tax mengakibatkan apa yang dinamakan para ekonom dengan
efficiency loss atau dead weight loss.
Ketika terjadi defisit anggaran baik sebagai akibat dari kemacetan ekonomi,
maupun perilaku buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara,
pemerintah melakukan percetakan uang fulus secara besar-besaran. Ibn al-
Maqrizi berpendapat bahwa percetakan uang yang berlebihan akan
mengakibatkan naiknya tingkat harga (P↑), menurunnya nilai mata uang
secara drastis, akibatnya uang tidak lagi bernilai.
Menurut al-Maqrizi kenaikan harga komoditas adalah kenaikan dalam bentuk
jumlah uang (fulus), sedangkan jika diukur dengan emas (dinar), harga-harga
komoditas itu jarang sekali mengalami kenaikan. Uang sebaiknya dicetak
hanya pada tingkat minimal yang dibutuhkan untuk bertransaksi dan dalam
pecahan yang mempunyai nilai nominal yang kecil.
Page 11 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
1. Kebijakan Moneter.
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur
jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang
dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang
dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah
ditargetkan sebelumnya. Terdapat tiga kebijakan yang dapat di tempuh bank
sentral dalam mengatur inflasi :
Yang paling penting dalam setiap keuangan adalah penentuan satuan dasar
keuangan dimana kepada satuan itu dinisbahkan seluruh nilai-nilai berbagai mata
uang lain. Variabel yang harus diformulasikan dalam kerangka kebijakan moneter
dalam suatu perekonomian Islam adalah stok uang, bukan tingkat suku bunga.
Tingkat pertumbuhan yang ingin dicapai haruslah yang stabil, realistis dan
dapat bertahan dalam jangka menengah maupun panjang, bukan yang tidak
realistis dan naik turun.
2. Kebijakan Fiskal.
Page 12 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
Sehingga tidak melampaui batas yang telah direncanakan yang dapat
mendorong pertambahan uang beredar dan sebaliknya.
2. Peningkatan dan Penurunan Tarif Pajak. Dengan mengontrol
kebijakan mengenai tarif pajak dapat menstabilkan daya beli masyarakat
dan kemampuan produksi barang dan jasa.
Dalam perspektif Islam kebijakan fiskal mempunyai peran penting, hal ini
didasarkan pada alasan-alasan sebagai berikut: Peran kebijakan fiskal relative
dibatasi, dua hal yang mendasarinya; 1) Tingkat bunga yang tidak mempunyai
peran sama sekali dalam ekonomi islam, 2) Islam tidak memperbolehkan perjudian
karena dapat menimbulkan berbagai praktek perjudian yang mengandung spekulasi
(untung-untungan).
Pemerintah Islam harus lebih keras dan tegas dalam menjamin bahwa
pungutan atas zakat dapat dikumpulkan dari setiap muslim yang mempunyai
kelebihan harta yang telah mencapai nishab. Tujuan dari kebijakan fiskal dalam
islam adalah untuk menciptakan stabilitas ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi dan pemerataan pendapatan, ditambah dengan tujuan lain yang
terkandung dalam aturan Islam yaitu menetapkan pada tempat yang tinggi akan
terwujudnya persamaan dan demokrasi sesuai dengan QS. 59:7, yang artinya :
“Apa saja harta rampasan (fa’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari
harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah,
untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu,
maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
Hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah menarik beban atas harta
yang menganggur, sehingga akan mendorong masyarakat untuk menginvestasikan
dananya lewat tabungan atau deposito dengan tanpa menggunakan tingkat bunga
tetapi melalui bagi hasil, semua ini akan merangsang para pengusaha karena
dalam berusaha tidak akan terbebani oleh beban bunga yang tinggi.
3. Kebijakan Lain.
Page 13 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
3. Pengawasan Harga. Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha
dapat diatasi dengan adanya pengawasan harga pasar.
Ciri kerusakan mata uang dînâr-dirham dan mata uang kertas adalah sama,
yakni sama-sama diakibatkan oleh perilaku ekonomi yang destruktif. Mata uang
dînâr-dirham pernah rusak karena penimbunan dan pemalsuan, sedangkan mata
uang kertas pernah rusak karena pembungaan dan spekulasi. Krisis moneter di
akhir tahun sembilan puluhan dan krisis global yang terjadi baru-baru ini,
bersumber dari pembungaan dan spekulasi tersebut.
Dalam konteks ini kita dapat memandang fungsi alokatif zakat yang
merealokasi sumber daya dari orang kaya ke orang miskin ini, sebagai cara yang
efektif untuk memerangi kemiskinan dan berimplikasi pada penurunan inflasi.
Dengan pendayagunaan zakat yang produktif, tepat sasaran dan berkelanjutan,
zakat akan mampu mengubah kaum dhuafa’ menjadi muzakki.
KESIMPULAN
Inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang
yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu
tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga
ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga
barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan-
penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.
Inflasi dapat digolongan menjadi dua kategori, yaitu natural inflation dan
human error inflation. Karenanya, hendaklah masyarakat bisa menjaga (hedging)
terhadap harta kekayaannya dengan cara yang bijaksana, tidak berprilaku boros
dan hidup dalam kesederhanaan. Sebaiknya kita simak kutipan dari Yusuf Qardhawi
yang mengatakan
“Hal yang dapat membedakan antara sistem Islam dengan sistem maupun
agama lain, adalah bahwa antara ekonomi dan akhlak tidak pernah terpisah
sama sekali seperti halnya tidak pernah terpisah antara ilmu dan akhlak,
antara politik dan akhlak, dan antara perang dengan akhlak. Akhlak adalah
daging dan urat nadi kehidupan Islami. Karena risalah Islam adalah risalah
akhlak, sebagaimana pula tidak pernah terpisah antara agama dan negara,
Page 15 of 16
Mata Kuliah : Ekonomi Makro Islam University of Islam Malang 2019
dan antara materi dan ruhani. Seorang Muslim yakin akankesatuan hidup dan
kesatuan kemanusiaan. Karena itu, tidak bisa diterima sama sekali tindakan
pemisahan antara kehidupan dunia dan agama sebagaimana yang terjadi di
Eropa. Demikian pula yang digembar-gemborkan oleh faham kapitalis
maupun lainnya.”
REFERENSI
Huda, Nurul. 2008. Ekonomi Makro Islam, Pendekatan Teoritis. Jakarta: Kencana.
Karim, Adiwarman. 2012. Ekonomi Makro Islami. Jakarta : Raja Grafindo.
Mannan, Muhammad Abdul. 2007. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta : Dana
Bhakti Wakaf
Sadono, Sukirno. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.
Page 16 of 16