Sistem Proteksi
Sistem Proteksi
Sistem Proteksi
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa permasalahan, diantaranya adalah :
1.2.1 Apa saja sistem proteksi yang terdapat di Pembangkit Listrik, Gardu Induk, Distribusi
?
1.2.2 Bagaimana sistem proteksi tersebut Bekerja ?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari sistem proteksi adalah :
1.4.1 Mengurangi terjadinya gangguan dan kerusakan pada peralatan listrik dan mesin-
mesin listrik.
1.4.2 Menciptakan rasa aman bagi manusia ketika berhubungan dengan energi listrik.
1.4.3 Menciptkan nilai ekonomis dalam penyaluran daya energi listrik.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah membaca makalah ini adalah pembaca mengetauhi
sistem proteksi tenaga listrik yang digunakan pada umumnya, bagaimana proteksi tersebut
bisa bekerja, penerapannya dibagian sebelah mana, dan macam alat pengaman tenaga listrik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian proteksi adalah sistem pengaman atau perlindungan lalu sistem tenaga
listrik adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem seperti pembangkit,
transmisi, distribusi, dan instalasi pemanfaatan. Jadi pengertian sistem proteksi tenaga listrik
adalah perlindungan atau pengaman yeng terdapat pada pembangkit, transmisi, distribusi dan
instalasi pemanfaatan. Sistem proteksi sangat dibutuhkan sistem tenaga listrik karena sistem
proteksi mempunyai fungsi utama yaitu mendeteksi adanya gangguan pada bagian sistem
yang diamankan dan melepaskan bagian sistem yang mengalami gangguan sehingga sistem
lainnya dapat bekerja. Suatu sistem proteksi haruslah memenuhi beberapa syarat tertentu aga
bias dikatakan proteksi yang baik, adapun syarat yang harus dipenuhi oleh sistem proteksi
adalah :
1. Kepekaan (Sensitivity). Peralatan proteksi harus cukup peka dan mampu mendeteksi
gangguan dikawasan pengamannya.
2. Keandalan (Reliability). Peralatan proteksi harus memliki tingkat keandalan yang
tinggi untuk mendeteksi dan melepaskan bagian yang mengalami gangguan dan tidak
boleh gagal.
3. Kepastian (Depenbility). Peralatan proteksi harus memiliki kepastian dalam
menentukan bagian yang mengalami gangguan.
4. Security (Keamanan). Peralatan proteksi harus memiliki keamanan yang tinggi.
5. Selektifitas (Selectivity). Peralatan proteksi harus mampu menyeleksi bagian yang
mengalami gangguan dengan benar dan tidak salah kerja.
6. Kecepatan (Speed). Peralatan proteksi harus mampu mengatasi bagian yang
mengalami gangguan dengan cepat walaupun ada kemungkinan pengaman diberi
waktu tunda (time delay), dengan tingkat kecepatan yang baik maka kerusakan dapat
diperkecil.
Proses terbentuknya energi listrik, dimulai dari pembangkit listrik. Pembangkit listrik
menghasilkan listrik, lalu di salurkan menuju gardu induk melalui sistem tranmisi, lalu di
salurkan gardu distribusi dan selanjutny disalurkan kekonsumen. Berikut ini sistem proteksi
yang terdapat pada pembangkit, gardu induk, sistem distribusi adalah
3
2.2 Sistem Proteksi pada Pembangkit Listrik
Nilai investasi peralatan listrik pada suatu pembangkit listrik sedemikian besarnya,
sehingga perhatian yang khusus harus diutamakan agar setiap peralatan tidak hanya dapat
beroperasi dengan efisiensi yang optimal, tetapi juga harus teramankan dari
kecelakaan/kerusakan yang fatal.
Untuk itu sistem proteksi sangat dibutuhkan pada pembangkit berikut ini macam-
macam klasifikasi proteksi yang dipasang pada pembangkit :
Ket : Relai proteksi adalah suatu perangkat kerja proteksi yang mempunyai fungsi dan
peranan
4
Tabel 2. Simbol Dan Kode Relai Proteksi
Kemudian pada pembangkit terdapat juga peralatan listrik seperti generator dan
transformator, kedua peralatan ini sangat penting bagi pembangkit karena berhubungan pada
proses produksi energi listrik. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada kedua perlatan ini
maka dibutuhkan sistem proteksi.
Generator adalah peralatan listrik yang berfungsi mengubah energi kinetic menjadi
energy listrik. Misalnya pada pembangkit listrik tenaga air, energi potensial yang terdapat
didalam air ini dimanfaatkan untuk memutar turbin generator. Dengan menggunakan prinsip
5
induksi magnet generator akan menghasilkan energi listrik. Banyak sekali gangguan yang
bias terjadi di generator antara lain :
Dengan banyaknya gangguan yang bisa terjadi pada generator maka pada generator perlu
dipasang proteksi. Berikut ini sistem relai proteksi yang dipasang pada generator adalh :
6
lebih
11 Relai keseimbangan te- Untuk mendeteksi hilangnya tegangan
gangan (voltage balance dari trafo tegangan ke pengatur tegangan
relay) otomatis (AVR) dan ke relay
12 Relai waktu Untuk memperlambat/mempercepat
waktu
13 Relai stator gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung
tanah(stator ground fault tanah pada stator
relay)
14 Relai kehilangan sinkroni- Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada
sasi (out of step relay) generator yang sudah paralel dengan
sistem
15 Relai pengunci (lock out Untuk menerima signal trip dari relai-
relay) relai proteksi dan kemudian meneruskan
signal trip ke PMT, alarm, dan peralatan
lain serta penguncinya
16 Relai frekuensi (frequen-cy Untuk mendeteksi besaran frekuensi
relay) rendah/lebih di luar harga yang
ditentukan
17 Relai differensial (diffe- Untuk mendeteksi gangguan hubung
rential relay) singkat pada daerah yang diamankan
Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk menaikan atau menurunkan
baik itu tegangan, arus ataupun daya. Pada pembangkit listrik transformator digunakan untuk
menaikkan tegangan yang dihasilkan oleh generator dan kemudian di salurkan ke gardu
induk. Berikut ini macam-macam transformator pembangki :
Pada transformator juga memiliki gangguan seperti gangguan beban lebih, gangguan
hubung singkat dan lain-lain. Untuk itu perlu juga dipasang sistem proteksi atau relai proteksi
guna mencegah terjadinya gangguan pada transformator. Berikut ini macam-macam relai
proteksi pada transformator :
7
Tabel 4. Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya
Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari
transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem
kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk
bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik
menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya
mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub
sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari
8
sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan
penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi)
secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi
dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah.
9
Gardu induk penurun tegangan
Gardu induk penaik tegangan
Gardu induk pengatur tegangan
Gardu Induk pengatur beban
4. Gardu induk (substations) berdasarkan dari sistem rel/ busbar yang digunakan dapat
diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :
Gardu induk sistem ring busbar
Gardu induk sistem single busbar
Gardu induk sistem double busbar
Gardu induk sistem satu setengah busbar
Relai Proteksi
Relay adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur/
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya
perubahan lain. Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai
berikut :
Elemen Pengindera
Elemen Pembanding
Elemen Pengukur
Relai Proteksi Busbar
10
Sebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi
mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar
itu sendiri. Konfigurasi Busbar ada 3 macam :
11
withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus
susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow current) setelah
surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Proteksi Petir
Tujuan dari proteksi petir pada serandang adalah untuk mengamankan
peralatan dan instalasi dari sambaran langsung surja petir. Ada beberapa
model pengaman petir antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW
(Galvanized Steel Wire) yang direntangkan pada serandang, pemasangan
Franklin Rod atau Early Streamer pada bagian atas serandang. Kawat
Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan untuk melindungi
peralatan utama dari sambaran surja petir. Kawat tanah terbuat dari baja yang
sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium. Jumlah Kawat
Pentanahan/ EW/ GSW pada serandang diletakkan pada posisi tertinggi pada
serandang tersebut sehinggga mempunyai sudut perlindungan yang aman
(minimum 30 drajat) terhadap peralatan di bawahnya. Pemasangannya dengan
cara menggunakan klem penegang yang dipress atau klem penegang dengan
mur baut.
Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi,
dimana tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah menjadi
380/220 Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan menarik
kabel-kabel tegangan rendah menjelajah ke sepanjang pusat-pusat pemukiman, baik itu
komersial maupun beberapa industri yang ada disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan
dalam kehidupan sehari-hari untuk mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik
12
dengan tegangan yang rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan
menengah (sistem 20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan sebagai
sistem penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan untuk
kehandalan sistem karena dapat memperkecil rugirugi daya dan memliki tingkat kehandalan
penyaluran yang tinggi, disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai wilayah menuju pusat-pusat
pelanggan.
1. Tiang
2. Penghantar
Berfungsi sebagai penyalur arus listrik dari trafo daya pada gardu induk ke konsumen.
Kebanyakan penghantar yang digunakan pada sistem distribusi . Begitu juga dengan beberapa
kawat jaringan bawah tanah.
3. Kapasitor
Berfungsi memperbesar factor daya pada sistem penyaluran
4. Recloser
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara otomatis ketika terjadi gangguan dan
akan segera menutup kembali beberapa waktu kemudian sesuai dengan setting waktunya.
Biasanya alat ini disetting untuk dua kali bekerja, yaitu dua kali pemutusan dan dua kali
penyambungan . Apabila hingga kerja recloser yang kedua keadaan masih membuka dan
menutup, berarti telah terjadi gangguan permanen.
5. Fuse
Berfungsi untuk memutuskan saluran apabila terjadi gangguan beban lebih maupun
adanya gangguan hubung singkat.
6. PMT
13
Berfungsi untuk memutuskan saluran secara keseluruhan pada tiap out put.
Pemutusan dapat terjadi karena adanya gangguan sehingga secara otomatis PMT akan
membuka ataupun secara manual diputuskan karena adanya pemeliharaan jaringan.
7. Transformator
Berfungsi untuk menurunkan level tegangan sehingga sesuai dengan tegangan kerja
yang diinginkan.
8. Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang maupun ke
penghantar lainnya.
PMT
Pemutus Balik Otomatis (PBO)
Saklar Seksi Otomatis (SSO)
Cut Out Fused (CO)
Overcurrent Relay
Differensial Relay
Berikut ini gambar proteksi pada line diagram saluran distribusi udara :
14
15