Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OBAT
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat merupakan bagian penting
dalam pelayanan pasien sehingga organisasinya harus efektif dan efisien, serta
bukan hanya tanggung jawab apoteker, tetapi juga profesional pemberi asuhan
dan staf klinis pemberi asuhan lainnya. Pengaturan pembagian tanggung jawab
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu dengan yang
lainnya.
akan memberikan dampak negatif terhadap rumah sakit baik secara medis
dalam hal mutu, keamanan, manfaat, serta khasiat obat dan alat kesehatan.
1
Dengan kajian ini rumah sakit dapat memahami kebutuhan dan prioritas
B. TUJUAN
Kajian tahunan mengumpulkan semua data, informasi, dan pengalaman
termasuk antara lain seberapa baik sistem telah bekerja terkait dengan :
2. Penyimpanan;
C. PENGERTIAN
Review Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat ( PKPO ) dilakukan
terhadap :
a. Seleksi
2
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan
3) Pola penyakit
6) Mutu
7) Harga
8) Ketersediaan di pasaran
Obat yang disepakati staf medis, disusun oleh Komite Farmasi dan
yang rasional.
pelayanan medik;
3
2) Mengelompokkan usulan Obat berdasarkan kelas terapi;
pakar;
Rumah Sakit;
menguntungkan penderita;
pasien;
8) Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
4
dalam Formularium Rumah Sakit dengan mempertimbangkan
Perencanaan
2) Penetapan prioritas;
3) Sisa persediaan;
6) Rencana pengembangan.
b. Pengadaan Obat
5
ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai antara lain:
(MSDS);
tutup.
6
Pengadaan dapat dilakukan melalui:
1) Pembelian
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai harus sesuai dengan
Obat;
b) Persyaratan pemasok;
tertentu apabila:
7
2. Penyimpanan
kehilangan.
pertama, sistem first in First Out (FIFO) yaitu obat yang datang
Obat diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal
khusus;
8
c) Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan
yang dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat
diidentifikasi.
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan
medis. Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas
bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan
yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan
pengambilan Obat.
9
Pengelolaan Obat emergensi harus menjamin:
a) Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang
telah ditetapkan;
lain;
obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Rumah sakit perlu
10
obat harus sesuai peraturan perundang-undangan dan praktik
kembali obat suntik harus dilakukan dalam ruang yang bersih (clean
setiap resep atau setiap ada pesanan obat. Pengkajian resep untuk
untuk pasien dan kebutuhan kliniknya pada saat resep dibuat atau
obat dipesan.
b) Duplikasi pengobatan
g) Kontra indikasi
a) identitas pasien
b) ketepatan obat;
c) dosis
d) rute pemberian
e) waktu pemberian.
11
Pemberian Obat
pemberian obat untuk pasien rawat inap, rawat jalan dan pemberian
perorangan.
diselenggarakan oleh :
12
dikonsumsi masih perlu dilanjutkan. Jika terdapat reaksi obat yang
tidak dikehendaki dan atau efek samping obat, maka DPJP, Perawat
ditetapkan.
13
sub divisi farmasi juga dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan
dispensing aseptic.
print dan tidak lagi manual. Hal ini bertujuan untuk mengurangi lama
14
BAB II
TATA LAKSANA
Manajemen obat di rumah sakit dilakukan oleh Sub Divisi Farmasi Rumah Sakit.
rumah sakit perlu adanya Komite Farmasi dan Terapi, Formularium dan Pedoman
Pengobatan.
Pengelolaan obat di rumah sakit merupakan salah satu manajemen rumah sakit
yang penting, karena ketidakefisienan dalam pengelolaan akan memberikan efek negatif
terhadap rumah sakit baik secara medis maupun ekonomis. Pengelolaan obat di rumah
sakit bertujuan agar obat diperlukan tersedia setiap saat diperlukan, dalam jumlah yang
indikator yang khas untuk sistem tersebut. Terdapat beberapa batasan-batasan indikator
yaitu :
pengukuran.
9
Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat
MACAM CARA NILAI
TAHAP TUJUAN
INDIKATOR PERHITUNGAN STANDAR
sesungguhnya di metode
butuhkan. konsumsi
Persentase x
100%
kerugian
bagi rumah
sakit
terhadap menunjukka
sepakati baiknya
manajemen
10
keuangan
pihak rumah
sakit
atau A ≠ B
=B
TOR =
barang dalam no
batch, tanggal
kadaluwarsa dan
tanggal
pembelian,
dicatat berapa
(Y). Hitung
11
berapa persen
x 100 %
opname = Y
Kerugian x
100 %
(Y).
12
pasien (A)
X=
resepkan (Y).
Z= x 100 %.
Z = x 100 %
diperlukan rapat Komite Farmasi dan Terapi berdasarkan formulir yang masuk dari para
dokter .
a. Memiliki rasio manfaat – resiko ( benefit risk ratio ) yang paling menguntungkan
pasien
13
c. Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
f. Obat lain yang yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
terjangkau
Kriteria untuk mengurangi obat dari formularium 2018 ke dalam formularium 2019:
b. Obat – obat yang tidak digunakan (death stock) dalam waktu 1 tahun maka akan
Apabila pada bulan berikutnya tetap tidak digunakan, maka obat tersebut
c. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah / BPOM atau dari
pabrikan.
Jenis Obat yang ditambah dan dikurangi dimasukkan dalam laporan review
formularium.
Monitoring Efek Samping Obat perlu dilakukan tidak hanya oleh petugas farmasi
tetapi oleh perawat di ruangan yang pertama kali menemukan kejadian. Jika menemukan
ESO maka petugas farmasi / perawat akan menuliskan di Form MESO dan laporan tersebut
Monitoring kesalahan obat dan kejadian Nyaris Cedera adalah salah satu indikator
mutu sub divisi farmasi dan hasil pemantauan dilaporkan ke Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien (KMKP) setiap bulan. Angka kejadian tidak ada target, akan tetapi
harus ada penurunan dari bulan ke bulan sebagai ukuran peningkatan terhadap mutu
layanan farmasi.
diklat in house training sebanyak 20 jam /tahun terutama tentang akreditasi Rumah Sakit
Untuk mengurangi medication error dan meningkatkan Patient Safety maka dibuatkan
program pembuatan etiket secara elektronik / print dan tidak lagi manual. Hal ini bertujuan
14
untuk mengurangi lama pekerjaan tulis menulis, meningkatkan identifikasi pasien saat
15
BAB III
PEMBAHASAN
1. Frekuensi Untuk mengetahui Ambil 30 kartu stok obat, diamati beberapa kali obat Semakin kecil persentase slow Dari 30 sampel barang
pengadaan tiap berapa kali obat-obat dipesan tiap tahun moving semakin kecil kerugian frekuensi pembelian :
item obat tersebut di pesan tiap bagi rumah sakit rendah (<12) : 6
bulannya. sedang (12-24) : 10
tinggi (>24) : 14
PENGADAAN
2. Frekuensi Untuk mengetahui Ambil daftar hutang, cocokan dengan daftar Tingkat frekuensi tertundanya 0%
tertundanya kualitas pembayaran pembayarannya. pembayaran menunjukkan
pembayaran rumah sakit kurang baiknya manajemen
oleh RS keuangan pihak rumah sakit
terhadap waktu
yang di sepakati
16
MACAM
TAHAP TUJUAN CARA PERHITUNGAN NILAI STANDAR PENCAPAIAN
INDIKATOR
1.Kecocokan Untuk mengetahui Seluruh kartu stok obat (A) cocokan dengan barang yang 100% sesuai 99,3% sesuai
PENYIMPANAN antara barang ketelitian petugas di ada (B) apakah
dengan kartu pelayanan A=B atau A ≠ B
stok
Omzet 1 tahun = A
2. Turn over Ratio Untuk mengetahui Hasil stok opname 1 tahun =B 6-7x A= Rp. 38.943.965.533
(TOR) berapa kali perputaran B= Rp. 1.457.818.582
TOR = -
modal dalam 1 tahun
TOR = 26,71
Ambil 30 kartu stok secara acak (X),
Untuk menilai sistem 100% sesuai
cocokkan dengan keadaan barangdalam no batch, tanggal
3. Sistem penataan penataan obatdi X = 30 sampel ,
gudang gudang, standar obat Y= 5 sampel tidak sesuai.
Kadaluarsa dan tanggal pembelian, dicatat berapa
FIFO Persentase = 83.33%
yang tidak cocok (Y). Ht berapa
persen yang tidak cocok
= x 100 %
PENYIMPANAN
4. Prosentase nilai
obat yang
kadaluwarsa dan
Dari catatan obat ED dalam 1 tahun, hitung nilainya = X.
atau yang rusak Untuk mengetahui Nilai obat ED =
Nilai stok opname = Y
besarnya kerugian < 1% Rp. 4.193.982
Kerugian x 100 %
rumah sakit Nilai stok =
Rp. 1..457.818.582
Nilai kerugian RS = 0,29%
17
MACAM
TAHAP TUJUAN CARA PERHITUNGAN NILAI STANDAR PENCAPAIAN
INDIKATOR
5.Prosentase stok Untuk mengetahui item Jumlah item obat yang tidak terpakai dalam 12 bulan (X) < 3% Januari s/d Desember
mati (death stock) obat yang tidak terpakai Jumlah item obat yang ada stoknya (Y). item death stok 133 (X)
selama 12bulan jumlah item obat =5818
(Y)
prosentase =2.28 %
1.Rata-rata waktu Untuk mengetahui Ambil 30 pasien Rawat jalan, catat waktu resep waktu (B) Obat jadi =30 menit Rata-rata tahun 2018 :
yang digunakan kecepatan pelayanan dan waktu obat selesai dilayani (A) Obat racikan=60 menit Obat jadi = 20menit
untuk melayani farmasi rumah sakit X= Obat racikan= 40menit
resep sampai ke
DISTRIBUSI tangan pasien
2.Persentase Obat Untuk mengetahui Ambil 100 lembar resep per bulan >95% Persentase obat terlayani
terlayani sejauh mana catat total jumlah item obat, yang dalam
diserahkan ke Px (X), catat jumlah
kemampuan IFRS tahun 2018= 98,2 %
item obat yang di resepkan (Y).
menyediakan obat yang
Z= x 100 %.
diresepkan.
Persentase resep Untuk mengukur tingkat X = jumlah Obat yang sesuai formularium
80% Rata-rata resep sesuai
PENGGUNAAN dengan obat didalam kepatuhan dokter Y = Total jumlah obat
formularium 83,56 %
formularium terhadap formularium Z = x 100 %
18
A. SELEKSI DAN PENGADAAN
disepakati staf medis, disusun oleh Komite/Tim Farmasi dan Terapi yang
menguntungkan penderita.
8) Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence
19
penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun
sebelumnya.
konsumsi ini memakai waktu lebih mudah dilakukan, namun aspek medik
Surat Pesanan (SP), keadaan fisik barang serta nomor batch, tanggal
PENGADAAN .
time relatif lama. Oleh karena itu membutuhkan buffer yang mencukupi
Perkebunan adalah obat yang dipesan kadang datang tidak tepat waktu
tagihan yang belum dibayar oleh pihak rumah sakit. Di samping itu
20
kendala lain terkait pengadaan adalah ketika terjadi stock out di salah
24) dan tinggi (>24) . Banyaknya obat dengan frekuensi sedang dan
jenis slow moving dapat berarti kerugian bagi rumah sakit. Dari data
21
September Rp. 342,879,719 Rp. 179,063,452 Rp. 397,462,129 Rp. 919,405,300
dan bagian pembayaran. Saat ada order obat yang tidak terkirim dari
terkirim segera.
B. PENYIMPANAN
22
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara
alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
1) Kemudahan bergerak
mempermudah gerakan
23
3) Rak dan Pallet
5) Pencegahan kebakaran
Dari sampel data yang diambil, 99,3 % data obat yang cocok antara
24
b. Petugas klaim belum terbiasa dengan menggunakan
computer
modal dalam satu tahun, selain itu dapat digunakan untuk menghitung
persediaan obat. Apabila TOR rendah, berarti masih banyak stok obat
omzet dalam satu tahun dengan hasil stok opname pada akhir tahun.
Standar umum TOR yang biasa di gunakan yaitu 6-7 kali. TOR yang
dicapai adalah 26,71 kali, yang berarti perputaran modal sangat cepat.
penyimpanan obat Sub Divisi Farmasi Rumah Sakit sudah sesuai dengan
sekali.
penyediaan atau perubahan pola penyakit atau pola peresepan obat oleh
25
Rumah Sakit, nilai obat kadaluwarsa dan rusak tahun 2018 sebesar Rp.
didapatkan presentase 0,29% . Nilai ini lebih kecil dari persentase nilai
obat kadaluwarsa dan rusak yang dapat diterima, yakni kurang dari 1%.
yang disebabkan akibat stok mati adalah perputaran uang yang tidak
bulan Desember 2018, obat death stock sebanyak 68 item dari 5.818 item
dengan persentase 1,17%. Nilai death stock yang diterima adalah <3% .
D. DISTRIBUSI
1. Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep sampai ke
tangan pasien.
waktu yang dicapai saat pelayanan obat jadi sebesar 20 menit, dan 40
resepkan, dari obat pelayanan resep tahun 2018, persentase obat yang
dilayani Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah 98,2 %, lebih besar dari
26
E. PENGGUNAAN
Selama tahun 2018 terdapat 5 (lima) laporan ESO (Efek Samping Obat)
27
yang Arcoxia.
5. Anti Triamcort Trilac Berdasarkan penggunaan Trilac tab pada
inflamasi, pasien rawat jalan, Trilac tab memberikan
anti keloid, efikasi yang baik dalam membantu keluhan
sinovitis pasien terkait inflamasi.
6. Anti emetik Granopi Berdasarkan penggunaan Granopi tab pada
pasien rawat jalan poli interna, Granopi tab
memberikan efikasi yang baik dalam
membantu keluhan pasien terkait
hiperemesis.
7 Topikal Burnazin Berdasarkan penggunaan Burnazin plus
plus krim pada pasien rawat jalan poli bedah
umum, Burnazin plus krim memberikan
efikasi yang baik dalam membantu
penyembuhan luka pasca operasi.
instalasi farmasi (farmasi rawat jalan, gudang farmasi dan farmasi rawat
mungkin jarang ditemui. Slow moving adalah obat yang turn over nya
lebih kecil dari 20% dari jumlah persediaan ditambahkan mutasi masuk.
Sakit Perkebunan :
28
Stok Mutasi Mutasi Stok Persen
No. Nama Barang Satuan Total
Awal masuk Keluar Akhir Turnover
11 APOLAR CREAM 10GR TUBE 3 3 1 3 94.500 16,67%
12 TRUVAS 40MG @30 CAPS 0 30 5 30 440.000 16,67%
13 INTERZINC 20MG TAB @10 TAB 60 80 24 60 83.993 17,14%
14 HERBESSER CD 100MG @100 (B) CAPS 258 200 80 258 1.046.073 17,47%
15 THIAMYCIN 1000MG @50 TAB 35 50 15 35 120.047 17,65%
16 JANUMET 50/500 MG @28 CAPS 55 28 15 55 329.399 18,07%
17 MERLOPAM 0.5 TAB @ 100 TAB 100 100 37 100 62.048 18,50%
TOTAL 6.571.406
29
Stok Mutasi Mutasi Stok Persen
No. Nama Barang Satuan Total
Awal masuk Keluar Akhir Turnover
33 POLYSORB 3-0 HR26 GL-122 PCS 0 12 2 12 589.137 16,67%
34 IMUNOS PLUS SY BTL 9 9 3 8 629.527 16,67%
35 SURGIPRO 3/0 VP-522X PCS 12 12 4 9 1.368.000 16,67%
36 JARUM SPINAL 26G PCS 14 15 5 14 556.097 17,24%
37 PROPANOLOL 40MG TAB TAB 75 0 13 74 8.674 17,33%
38 RIFAMTIBI 600MG TAB 77 100 32 77 384.160 18,08%
39 POSAFIT TAB @30 TAB 33 30 12 30 127.386 19,05%
TOTAL 23.092.784
BMHP.
sama.
moving.
dapat termonitor.
30
f) Menawarkan obat - obatan yang slow moving pada rumah sakit dan
PT NMU.
farmasi, yang sejak awal Januari 2018 selama kurun waktu 12 bulan
death stock. Kejadian obat death stock bisa disebabkan oleh beberapa
hal :
31
19 VBLOC 25MG TAB 25 98.979
20 NOPRENIA TAB 1 MG @ 30 TAB 30 112.800
21 TANAPRES 5MG TAB. @30 TAB 40 300.616
22 TRAJENTA 5MG TAB @30 TAB 61 815.912
23 FARNORMIN 50MG TAB @ 100 TAB 72 28.798
24 ROVADIN TAB 500MG @100 TAB 100 352.617
25 EPHEDRIN HCL TAB TAB 190 4.227
3.797.833
32
39 OCTAGAM 50ML FLAS 1 2.880.000
40 AMINOFUSIN PAED 250ML (B) FLAS 7 344.145
41 ICUNES 2 ML VIAL 5 1.517.857
42 CLOZAPINE 25MG TAB @50 TAB 4 6.693
43 HYPOBHAC INJ 100MG/1 VIAL VIAL 3 314.635
44 CLOZAPINE TAB 25 MG TAB @50(B) TAB 4 4.076
45 ROPIVELL 7,5MG/20ML @5 AMP 5 360.000
46 HERBESSER INJ 50MG (B) VIAL 15 2.105.454
47 THORAX CATH NO.20 PCS 2 184.000
48 EFRALA INJ@5 INJ 25 1.950.000
24.365.537
Tabel : Stok Gudang Farmasi
33
35 POSOP 0.6 ML MINIDOSE ED 4 195.745
36 STATROL EYE DROPS DROP 5 82.776
37 AVODART 0.5 MG @30 CAPS 30 275.769
SUPRASORB P NON ADHESIVE 20407
38 10X10 LBR 10 855.000
39 EPIRUBICIN 10MG VIAL 2 198.544
40 BACTIGRAS 10X10 PCS 10 101.250
41 ABILIFY 15MG TAB TAB 10 461.320
42 GIFLOX MDS STR 5 371.157
43 AQUAMARIS STRONG NASAL SPRAY BTL 3 300.000
44 CLOZAPINE 100MG TAB @50 TAB 50 269.886
45 UROMITEXAN 400MG @15 AMP 24 2.373.592
46 PORTEX TRACHEOSTOMY 6 BOX 1 1.500.000
47 URINAL PEREMPUAN BIJI 2 9.400
48 SUPERBA KRILL OIL CAP @30 CAPS 60 278.400
49 GAMARAS 5%(B) BTL 10 19.180.000
50 CERTOFIX DUO PAED S 413 PCS 1 491.009
51 NICARDIPINE 10MG INJ @5 (B) AMP 25 539.448
52 BARACLUDE 1MG TAB @30 TAB 30 2.648.700
53 GAFORIN TETES MATA BTL 2 233.285
54 CYSTISTAT 40MG/50ML VIAL 2 2.600.000
55 NUTRIMAMA 3 (30 CAP) CAPS 30 257.700
56 BASIC DRESSING SET SET 10 133.018
57 ST.COX SPRING CATHETER BOX 1 4.200.000
58 CHLORPROMAZINE 25MG INJ @30 INJ 30 33.900
59 ETANYL 100 MCG/2 ML @5 AMP 20 740.000
60 JACKSON REEVES 2LT PCS 3 765.000
59.433.607
death stock :
terkait.
dapat termonitor.
34
c) Melakukan analisa terhadap penggunaan/ kebutuhan obat - obatan
sama.
lingkup PT NMU
2019
Dari data review formularium tidak ada obat yang ditambahkan dan
pembahasan oleh Komite Farmasi dan Terapi sesuai dengan kriteria yang
CEDERA (KNC)
b. Pelatihan PMKP
35
e. Pelatihan Komunikasi Efektif
BASED
Untuk mengurangi medication error maka sejak bulan April 2018 untuk
etiket obat dibuat print etiket tidak lagi manual. Hal ini lebih
tanggal lahir, nama obat, jumlah obat, aturan pakai dan tanggal kadaluarsa
obat.
36
BAB IV
EVALUASI
tetapi nilai yang di sediakan menjadi terlalu besar dari anggaran. Oleh
karena itu perlu monitoring yang ketat dari pengadaan. Solusi yang dapat di
37
death moving dan mendekati kadaluarsa dikumpulkan tersendiri
sudah dibahas oleh Komite Farmasi Rumah Sakit kemudian dibuatkan Surat
Dari laporan ESO (Efek Samping Obat) selama tahun 2018 terdapat laporan
Dari Monitoring Kesalahan Pemberian Obat, maka Kepala Sub Divisi Farmasi
dan Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien akan membuat
kajian Failure Mode Effect Analysis (FMEA) untuk mencegah terjadinya KTD, KTC,
KNC dan Sentinel dimasa mendatang. Kajian ini dilaporkan ke Kepala Rumah Sakit
keselamatan pasien.
38
BAB V
LANJUT
dibandingkan dengan anggaran secara ketat, yaitu DKB obat alkes, Kadiv
dan meningkatkan
39
moving.
2 Pengadaan a. Frekuensi pengadaan tiap item a. Dari pengadaan data a. Memperbaiki sistem
40
b. Ditemukan terjadinya penundaan pengadaan gudang, koordinasi internal
penagihan
distributor agar
mengirimkan
berkas tagihan
secara rutin,
41
bagian salesman
masalah retur
pihak distributor
masalah
pemfakturan
barang yang
dikirim
menggunakan
Tanda Terima.
3 Penyimpanan a. Sistem penataan obat di gudang. a. Untuk meningkatkan a.Setiap kali akan
42
sudah sesuai dengan sistem FIFO ketat terhadap stok, dan jika barang
b. Dilakukan
terjadwal dengan
43
waktu tertentu oleh
pihak yang
independen di
rumah sakit
(misalnya SPI).
Menyederhanakan
mudah menelusuri
kesalahan dan
mencegah
terjadinya
dalam data satu tahun di Instalasi Pada awal tahun c. Melakukan Stok
44
standar yakni kurang dari 1 %. obat dengan tahun edaran kepada DPJP
Nilai obat kadaluwarsa dan rusak kadaluwarsa tahun tentang obat slow
tahun 2018 sebesar Rp. 4.193.982, tersebut, misalnya moving dan death
sedangkan nilai stok akhir tahun pada Januari 2019 moving yang
ED januari sampai
dengan Desember
2018. Kemudian
dilakukan tiga
kegiatan :
retur pada
distributor bila
jadwal retur
diterima oleh
distributor
membuat daftar
45
obat kadaluwarsa
diedarkan pada
dibantu dalam
peresepan
substitusi langsung
dokter yang
mengusulkan
untuk masuk ke
formularium
46
transaksisebanyak 68 item dari
mengakibatkan obat
menumpuk dan
berpengaruh terhadap
keuntungan. Tetap
dilakukan
pengawasan agar
47
tidak terjadi
penumpukan obat
farmasi. b. Memperbaiki
Dari pelayanan resep tahun 2018, gudang farmasi untuk koordinasi dengan
48
Instalasi Farmasi Rumah Sakit belum terlayani. farmasi untuk
beli luar.
5 Penggunaan Dari data pelayanan resep tahun Melakukan konfirmasi Melakukan sosialisasi
yang sesuai dengan formularium menulis resep di luar DPJP dan membagikan
persentase yang ada dalam standar substitusi obat di luar praktek dokter serta
6 Penambahan dan Telah diterbitkan formularium 2019 Data obat tambahan Formulir permintaan
pengurangan obat di yang terdapat pengurangan dan dibahas oleh Komite obat sisispan 2019 bisa
Formularium 2019 penambahan item obat.Tidak ada Farmasi dan Terapi disampaikan kepada
obat yang ditambahkan dan 17obat (KFT) Rumah Sakit Komite KFT dan
yang dihapus dari formularium 2018 untuk dilihat trend diusulkan kepada
49
ke dalam formularium 2019 penggunaan, efek kantor pusat untuk
KMKP.
7 Pendokumentasian dan Terdapat laporan Monitoring Efek Efek Samping Obat Memonitor
Pemantauan Efek Obat Samping Obat sebanyak 5 (lima) yang dilaporkan penggunaan obat yang
Nasional formularium.
8 Monitoring kesalahan obat Terdapat 22 laporan medication Kasubdiv melakukan Membudayakan berani
dan Kejadian Nyaris error selama tahun 2018 monitoring Kesalahan melaporkan insiden
50
KMKP. melakukan supervise
dijadikan bahan
pertimbangan dalam
pemberian
rekomendasi proses
signifikan terhadap
keselamatan pasien.
9 Kebutuhan Pendidikan dan Dari 28 petugas di Sub Divisi Kasubdiv berkoordinasi Semua petugas
Pelatihan Farmasi terdapat 3 petugas yang dengan SDM Rumah Farmasi mengikuti
51
2018 orang yang belum House ataupun Exhose
tahun 2019.
10 Pertimbangan Kegiatan Sub Divisi Farmasi membuat Selama ini program Untuk ke depannya
Baru Berbasis Bukti program baru yaitu Etiket Print bantu pembuatan print semua status pasien
Evidence Based (tidak lagi manual) dengan dibantu etiket obat hanya untuk diharapkan bisa
oleh Tim IT Rumah Sakit. pasien rawat jalan dan dibuatkan etiket print
52
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Perencanaan
Dari kajian perencanaan terdapat anggaran dana yang dibutuhkan untuk
pembelian obat dapat tersedia lebih dari 100% namun demikian tetap
2. Pengadaan
a. Pada pengadaan obat di Rumah Sakit Perkebunan didapatkan hasil
terlambatnya pembayaran.
3. Penyimpanan
a. Pada penyimpanan obat di gudang diperoleh data 83.33%penyimpanan
obat Sub Divisi Farmasi Rumah Sakit sudah sesuai dengan sistem FIFO
dan FEFO
sebesar 99.3 %
c. Terdapat persentase nilai obat yang kadaluwarsa atau rusak dalam data
satu tahun sebesar 0.29% ( Nilai Standar kurang dari 1%) , nilai obat
kadaluarsa atau rusak sebesar Rp. 4.193.982, sedangkan nilai stok akhir
d. Terdapat Stok mati (death stock) adalah stok obat yang tidak di
sebanyak 68 item dari 5.818 item dengan persentase 1,17%. Nilai death
e. TOR yang dicapai adalah 26,71 kali, yang berarti perputaran modal
sangat cepat. Standar umum TOR yang biasa di gunakan yaitu 6-7 kali.
53
4. Distribusi
a. Pada distribusi terdapat progress perbaikan respon time farmasi.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah 98,2 %, lebih besar dari persentase
5. Penggunaan
Dari data pelayanan resep tahun 2018, persentase penulisan resep yang
sesuai dengan formularium adalah 83,56%, lebih besar dari persentase yang
penambahan item obat. Tidak ada obat yang ditambahkan dan 17 obat yang
tahun 2018.
B. SARAN
1. Perencanaan
secara mingguan.
54
b. Monitoring stok obat saat pembelian sehingga menurunkan besar stok di
2. Pengadaan
3. Penyimpanan
4. Distribusi
55
b. Memperbaiki permintaan DKB ke gudang farmasi untuk memenuhi
5. Penggunaan
Data obat tambahan dibahas oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) Rumah
petugas farmasi ikut pelatihan in house training di tahun 2019 agar tercapai
semua status pasien bisa dibuatkan etiket print label, bukan hanya untuk
56
Jember, 7 Januari 2019
Mengetahui
UTAMA
Dr. Anita Fadhilah, MMRS. Dra. Kusumaningrum, Apt Erna Widyaningrum,S.Si, Apt
Menyetujui,
57