Anda di halaman 1dari 17

KONSEP KECEMASAN

A. KONSEP TEORI
a) PENGERTIAN KECEMASAN
Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan dan
sistem perawatan kesehatan itu sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan
saringan terhadap presepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat
menjadi bagian dari sakit yang di deritanya. (Lynn S. Bickley 2009)
Kecemasan adalah ketegangan rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena di
rasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak
di ketahui dan berasal dari dalam. (DepKes RI, 1990)
Kecemasan adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan
bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,
keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J
GROEN)

b) TANDA DAN GEJALA


 merasa kesulitan
 kekhawatiran
 panic atau takut
 perasaan tak nyata
 berkeringat dingin, mati rasa, kesemutan
 pusing
 sesak nafas
 Gejala fisik :
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan
di lambung dan lain-lain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas
kronik seperti: rasa sesak nafas; rasa sakit dada; kadang-kadang merasa harus
menarik nafas dalam; ada sesuatu yang menekan dada; jantung berdebar; mual;
vertigo; tremor; kaki dan tangan merasa kesemutan; kaki dan tangan tidak
dapat diam ada perasaan harus bergerak terus menerus; kaki merasa lemah,
sehingga berjalan dirasakan beret; kadang- kadang ada gagap dan banyak lagi
keluhan yang tidak spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang
dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan
anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa
gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman penderitaan dan gejata ini oleh pasien
yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat.

c) TINGKAT KECEMASAN
1. Ansietas ringan
Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, bertindak, menyelesaikan
masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Ansietas ringan
berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.
a. Respon Fisiologis
Sesekali nafas pendek
Nadi dan tekanan darah naik
Gejala ringan pada lambung
Muka berkerut dan bibir bergetar
Ketegangan otot ringan
Rileks atau sedikit gelisah
b. Respon Kognitif
Mampu menerima rangsang yang kompleks
Konsentrasi pada masalah
Menyelesaikan masalah secara efektif
Perasaan gagal sedikit
Waspada dan memperhatikan banyak hal
Terlihat tenang dan percaya diri
Tingkat pembelajaran optimal
c. Respon Perilaku dan Emosi
Tidak dapat duduk tenang
Tremor halus pada tangan
Suara kadang-kadang meninggi
Sedikit tidak sabar
Aktivitas menyendiri

2. Ansietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu
yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya,
seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan
dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan bahwa
berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya menurunkannya. Pada tingkat
ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih memfokuskan
pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.
a. Respon fisiologis
Ketegangan otot sedang
Tanda-tanda vital meningkat
Pupil dilatasi, mulai berkeringat
Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyari punggung
b. Respon kognitif
Lapang persepsi menurun
Tidak perhatian secara selektif
Fokus terhadap stimulus meningkat
Rentang perhatian menurun
Penyelesaian masalah menurun
Pembelajaran berlangsung dengan memfokuskan
c. Respon prilaku dan emosi
Tidak nyaman
Mudah tersinggung
Kepercayaan diri goyah
Tidak sadar
gembira

3. Ansietas berat
Ansietas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan ada ancaman; ia memperlihatkan respon takut dan distres. Ketika individu
mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional
berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight atau freeze-yakni,
kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap ditempat dan berjuang, atau menjadi
beku atau tidak dapat melakukan sesuatu.
a. Respon fisiologis
Ketegangan otot berat
Hiperventilasi
Kontak mata buruk
Pengeluaran keringat meningkat
Bicara cepat, nada suara tinggi
Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
Rahang menegang, menggetakkan gigi
Kebutuhan ruang gerak meningkat
Mondar-mandir, berteriak
Meremas tangan, genetar
b. Respon kognitif
Lapang persepsi terbatas
Proses berfikir terpecah-pecah
Sulit berfikir
Penyelesaian masalah buruk
Tidak mampu mempertimbangkan informasi
Hanya memerhatikan ancaman
Preokupasi dengan pikiran sendiri
Egosentris
c. Respon prilaku dan emosi
Sangat cemas
Agitasi
Takut
Bingung
Merasa tidak adekuat
Menarik diri
Penyangkalan
Ingin bebas
4 ) Panik
Keadaan ini mengancam pengendalian diri, individu tidak mampu untuk
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan
disorganisasi keperibadian yang ditandai dengan meningkatnya kegiatan
motorik, menurunnya respon untuk berhubungan dengan orang lain, distory
persepsi dan kehilangan pikiran yang rasional. Tingkah laku panik ini tidak
mendukung kehidupan individu tersebut.
Instrumen lain yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan adalah
Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Yaitu mengukur aspek kognitif dan
efektif yang meliputi (Hawari, 2001):
1. Perasaan cemas, ditandai dengan : cemasan, firasat buruk, takut akan
pikiran sendiri, dan mudah tersenggung.
2. Ketegangan yang di tandai oleh : merasa tegang, lesu, tidak dapat
istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, gelisah, gelisah
dan mudah terkejut,
3. Ketakutan ditandai oleh : Ketakutan pada gelap, Ketakutan ditinggal
sendiri, Ketakutan pada orang asing, ketakutan pada binatang besar, ketakutan
pada keramaian lalu lintas, ketakutan pada kerumunan orang banyak.
4. Gangguan tidur ditandai oleh : sukar untuk tidur, terbangun malam
hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, mimpi-mimpi, mimpi buruk,
mimpi yan menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan ditandai oleh: sukar konsentrasi, daya ingat
buruk, daya ingat menurun.
Perasaan depresi di tandai oleh : kehilangan minat, sedih, bangun dini hari,
kurangnya kesenangan pada hoby, perasaan berubah sepanjang hari.
6. Gejala somatik ditandai oleh : nyeri pada otot, kaku, kedutan otot,
gigi gemeretak, suara tidak stabil.
7. Gejala sensorik ditandai oleh : tintus, penglihatan kabur, muka merah
dan pucat, merasa lemah, perasaan di tusuk-tusuk.
8. Gejala kardiovaskuler ditandai oleh : takikardia, berdebar-debar, nyeri
dada, denyut nadi mengeras, rasa lemah seperti mau pingsan, detak jantung
hilang sekejap.
9. Gejala pernafasan di tandai oleh : Rasa tertekan atau sempit didada,
perasaan tercekik, merasa nafas pendek/sesak, sering menarik nafas panjang.
10. Gejala Gastrointestinal ditandai oleh : sulit menelan, mual, perut
melilit, gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum atau sesudah makan,
rasa panas di perut, perut terasa kembung atau penuh, muntah, defekasi
lembek, berat badan menurun, dan kontipasi (sukar buang air besar)
11. Gejala Urogenital ditandai oleh : sering kencing, tidak dapat menahan
kencing, amenorrhoe, amenorrhagia, masa haid berkepanjangan, masa haid
amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, frigiditas, ejakuasi prekok,
ereksi melemah, ereksi hilang dan inpoten.
12. Gejala Otonom ditandai oleh : mulut kering, muka merah kering,
mudah berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa berat, bulu-bulu berdiri.
13. Perilaku sewaktu wawancara, ditandai oleh : gelisah, tidak tenang, jari
gemetar, mengerutkan dahi atau kening, muka tegang tonus otot meningkat,
nafas pendek dan cepat dan muka memerah.
d) FAKTOR PRESDISPOSISI DAN PRESIPITASI
 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan
timbulnya kecemasan seperti:
a. peristiwa traumatic yang dapat memicu terjadinya kecemasandengan krisis yang
dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b. konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik
antara id dan super ego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan
pada individu.
c. konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara
realistissehingga akan menimbulkan kecemasan.
d. frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang
berdampak terhadap ego.
e. gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap
integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani setres akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu
dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiepin, karena benzodizepin dapat menekan neurotrasmiter gamma
amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung
jawab menghasilkan kecemasan.

 Faktor presipitasi
Stressor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan
timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian:
a.Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik meliputi:
Sumber internal, mrliputi kegagalan mekanisme fisiologis system imun, regulasi suhu
tubuh, perubahan biologis normal (mis.hamil)
Sumber eksternal, meliputi paparan terhadapinfeksi virus dan bakteri, polutan
lingkungan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
Sumber internal: kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan di tempat
kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga
dapat mengancanm harga diri.
Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status
pekerjaan, tekanan kelompok, social budaya.

e) MEKANISME KOPING
Secara langsung kecemasan dapat di ekspresikan melalui respon fisiologis dan psikologis
dan secara tidak langsung melalui pengambangan mekanisme koping sebagai pertahanan
melawan kecemasan.
 Respon fisiologis.
 Mengaktifkan system saraf otonom(simpatis dan parasimpatis)
 Respon psikologologis.
 Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal.
 Respon kognitif.
 Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses pikir maupun isis
pikir, diantaranya adalah tidak mampu memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah
lupa, menurunya lapangan persepsi, bingung.
 Respon afektif.
Klien akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berlebihan sebagai
reaksi emosi terhadap kecemasan.

f) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEMASAN


. Teori Psikoanalitik
Menurut freud,struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “ID, EGO Dan SUPER
EGO”. Ego melambangkan dorongaqn insting dan impuls primitif. Super ego mencerminkan
hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang , sedangkan
Ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID dan Super Ego.
2. Teori Interpersonal
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkan akan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai
harga diri rendah biasanya sangat mudah mengalami anxietas yang berat.
3. Teori Perilaku
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.teori ini meyakini bahwa manusia yang
pada awal kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan
kemungkinan anxietas yang berat pada kehidupan masa dewasanya.

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN
Pengkajian ini dilakukan oleh
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal Pengkajian :
Tempat Pengkajian :

1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Agama :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Dx :
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Agama :
Pekerjaan :
Hubungan dengan pasien :
3. Alasan Masuk

4. Faktor Presipitasi

5. Faktor Predisposisi

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran :
c. TTV :
7. Psikososial
a. Genogram
Keterangan
= Laki-laki = Pasien
= Perempuan = Menikah
= Laki-laki meninggal = Tinggal serumah
= Perempuan meninggal = Garis keturunan

b. Konsep Diri
1) Citra Tubuh atau Gambaran Diri
2) Identitas Diri
3) Peran
4) Ideal Diri
5) Harga Diri
c. Hubungan sosial
1) Orang yang Terdekat dalam Kehidupan Pasien
2) Peran Serta dalam Kegiatan Kelompok atau Masyarakat
3) Hambatan dan Hubungan dengan Orang Lain
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
2) Kegiatan Ibadah
8. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas Motorik
d. Alam Perasaan
e. Afek
f. Interaksi Selama Wawancara
g. Persepsi
h. Proses Pikir
i. Isi Pikir
j. Tingkat Kesadaran
k. Memori
1) Jangka Panjang
2) Jangka Pendek
3) Saat Ini
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
m. Kemampuan Penilaian
n. Daya Tilik Diri
9. Kebutuhan Sehari-hari
a. Makan
b. BAB/BAK
c. Mandi
d. Berpakaian
e. Istirahat dan Tidur
f. Penggunaan Obat
g. Pemeliharaan Kesehatan
h. Kegiatan di Dalam Rumah
i. Kegiatan di Luar Rumah

10. Mekanisme Koping


11. Masalah Psikososial dan Lingkungan
12. Pengetahuan
13. Aspek Medik
a. Diagnosa Medis :
b. Terapi Medis :

B. POHON MASALAH

Ketakutan / kecemasan Effect

Gangguan rasa aman nyaman Core Problem

Koping maladaftif Causa


C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan Koping individu tidak efektif


2. Ansietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga
3. Resiko gangguan pesepsi sensorik dan audiotori : Halusinasi berhubungan dengan Ansietas
4. Resiko gangguan isi fikir : Waham berhubungan dengan Ansietas

D. INTERVENSI
- Kondisi Klien
Klien sudah beberapa hari mengalami gelisah, sulit tidur, tidak nafsu makan. Klien selalu
memikirkan jadwal operasi anaknya yang tidak ada kepastian. Biayapun menjadi sumber
kekhawatiran Ny. M karena ia tidak tahu darimana ia harus memenuhi biaya alat operasi
anaknya yang tidak ditanggung Jamkesmas.
2. Diagnosa Keperawatan : Ansietas berat
3. Tujuan :
1. Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2. Pasien mampu mengenal ansietas
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
4. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas
4. Tindakan keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman
dan nyaman saat berinteraksi.
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah :
a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Memperkenalkan identitas diri (nama lengkap, nama panggilan, asal institusi)
d. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
e. Menjelaskan tujuan interaksi
f. Menyepakati kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2. Bantu pasien mengenal ansietas
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
b. Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
c. Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
d. Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
3. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa percaya diri
a. Pengalihan situasi
b. Latihan relaksasi
1) Tarik nafas dalam
2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot
c. Teknik 5 jari
4. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul
B. Proses pelaksanaan tindakan
Orientasi :
”Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Hapsah, panggil saja saya Hapsah, saya
mahasiswa FIK UI yang sedang bertugas selama 2 hari di ruangan Parikesit ini, nama ibu
siapa bu? Ibu lebih suka dipanggil siapa? Ibu, tujuan saya di sini adalah untuk mengetahui
kondisi kesehatan ibu dan anak ibu. Saya yang akan merawat anak ibu selama di sini, mulai
dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang”.
”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? O, jadi ibu semalam gelisah, tidak bisa tidur?”
”Baiklah, bu, bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan yang ibu
rasakan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 30 menit?”
”Kita berbincang-bincang dimana bu? Baiklah kita akan berbincang-bincang di ruang ini”
Kerja :
”Tadi ibu katakan, ibu merasa gelisah, tidak bisa tidur, coba ibu ceritakan lebih lanjut
tentang perasaan ibu? apa yang ibu sedang pikirkan? Apa yang ibu lakukan terkait dengan
perasaan tersebut? Apa yang terjadi sehingga ibu merasa gelisah?”
”Bagaimana kalau saya ukur dulu ya tekanan darah, ibu”
”Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami kondisi seperti sekarang ini?”
”Jadi ibu sebelumnya sering juga mengalami perasaan gelisah seperti sekarang ?”
“Apa masalah yang sebelumnya sering membuat ibu gelisah?”
“Selama ini, bila ibu punya masalah yang mengganggu, apa yang ibu lakukan?”
”Jadi kalau ibu punya masalah, ibu akan memikirkan terus masalah itu sehingga ibu merasa
gelisah, tidak bisa tidur, tidak nafsu makan?”
”Kalau ibu sedang tidak gelisah, bagaimana kebiasaan tidur dan makan ibu?”
“Apa pekerjaan ibu sehari-hari? Apakah ibu selama ini puas dengan pekerjaan yang ibu
lakukan? Bagaimana dengan penghasilan ibu?”
“Dalam keluarga ibu, apa yang biasanya dilakukan kalau ada masalah ?”
“Oh, jadi dalam keluarga ibu, memang terbiasa cepat panik dalam menghadapi masalah?”
“Bagaimana kebiasaan ibu dalam beribadah? Bagaimana dengan kebiasaan beribadah dalam
keluarga ibu?”
“Apakah sebelumnya ibu pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan ?”
“Apa yang ibu lakukan? Dengan siapa biasanya ibu meminta bantuan untuk menyelesaikan
masalah kalau ibu merasa tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut? Apakah ibu berhasil
menyelesaikan masalah tersebut?”
“Wah, baik sekali, berarti dulu ibu pernah mampu menyelesaikan masalah yang cukup
berat, saya yakin sekali ibu sekarang juga akan mampu menyelesaikan kecemasan yang ibu
rasakan”
“Baiklah bu, bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan latihan
relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi
kecemasan yang ibu rasakan. Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu
perhatikan saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya bu. Ibu
silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas dalam perlahan-lahan,
setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu ibu hembuskan udara melalui mulut
dengan meniup udara perlahan-lahan. Nah, sekarang coba ibu praktikkan. Wah bagus sekali,
ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini selama 5 sampai 10 kali
sampai ibu merasa relaks atau santai”
Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu rasakan dan latihan
relaksasi? Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari, wah bagus sekali, jam berapa ibu
akan berlatih lagi melakukan cara ini? Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi,
setiap ibu merasa cemas, ibu bisa langsung praktikkan cara ini, dan bisa melakukannya lagi
sesuai jadwal yang telah kita buat. Latihan relaksasi ini hanya salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi kecemasan atau ketegangan, masih ada cara lain dengan latihan
mengerutkan dan mengendurkan otot, bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok
pagi, jam berapa bu? Seperti biasa jam 10 pagi di rumah ibu? Masih ada yang mau ditanyakan
bu? Baiklah kalau tidak ada saya pamit dulu. Assalamualaikum”

F. EVALUASI
Setelah dilakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
disusun, maka dilakukan evaluasi dari tindakan keperawatan sesuai dengan SOAP (Subjektif,
Objektif, Assesment, Planning). Harapkan klien bisa lebih baik setelah di berikan tindakan
keperawatan

G. DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., !998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa : Yasmin Asih.
Editor Monica Aster, Jakarta : EGC.

Keliat, Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta :
EGC

2000. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta : EGC.

Townsend, M. C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Edisi 3.
Alih Bahas Novi Helena. Rditor Monica Ester, Jakarta : EGC.

Rasmun, 2001, Kepwrawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi
Pertama, Jakarta : CV, Sagung Seto.

Struart, G.W., S undeen, S.J., 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3, Jakarta

Gelisahhttp://fuadbahsin.wordpress.com/2008/12/25/kecemasan

Anda mungkin juga menyukai