Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 SAMARINDA


(Materi Gerak Lurus)

JURNAL ILMIAH

Oleh:

FIQIH ASTRID ANDASARI


NIM. 1305035126

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018

1
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 SAMARINDA

Fiqih Astrid Andasari


Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman, Samarinda-Indonesia
E-mail: fiqihastrid89@gmail.com

ABSTRAK
Model pembelajaran Problem Based Learning adalah salah satu model
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi siswa dalam
situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar
bagaimana belajar. Model pembelajaran ini dimulai dengan guru memberikan
orientasi suatu masalah kepada siswa kemudian mengorganisasikan serta
mendamping siswa dalam menyelesikan suatu permasalahan sendiri maupun
kelompok dan guru mempersilahkan siswa untuk mempresentasikan hasil karya
setiap masing-masing kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar, dan untuk
mengetahui pengaruh hasil belajar terhadap nilai siswa SMA Negeri 13 Samarinda.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 13
Samarinda Tahun ajaran 2017/2018. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas X
IPA 1 sebanyak 32 orang. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa besarnya nilai
rata-rata hasil belajar siswa adalah 60,15. Hasil penelitian ini di uji dengan uji
statistic dengan menggunakan uji t dua sampel berpasangan dan N-Gain. Uji t dua
sampel berpasangan diperoleh thitung = 28,96 untuk hasil belajar siswa ttabel =
2,03951. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran problem
based learning terhadap hasil belajar siswa kelas X IPA 1 SMA Negeri 13
Samarinda pada materi gerak lurus.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Problem Based Learning, Hasil Belajar.

2
EFFECT OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL (PBL) TO
LEARNING RESULT OF STATE SENIOR HIGH SCHOOL 13
SAMARINDA
(Material: Rectilinear Motion)
Name : Fiqih Astrit Andasari
NIM : 1305035126
Supervisors : 1. Dr. Johansyah, M.Pd, M.Si
2. Dr. M.Yunus, M.Pd

ABSTRACT
Learning model of Problem Based Learning was a learning model which
was used to stimulate student high level thinking in situation which oriented on real
world problem, including learning and how to learn. This learning model was
started by teacher gave orientation about a problem to student then they organized
along with accompanied student to finish a problem by themselves or group and
teacher let student to present their work for each group. This research aimed to
know the effect of problem based learning model to learning result, and to know the
effect of learning result to student’s score in State Senior High School 13
Samarinda. Populations in this research were whole X grade students of State
Senior High School 13 Samarinda year study of 2017/2018. Sample which was
used were X Science 1 as many as 32 persons. From this research was obtained that
average value of student’s learning result was 60,15. This research result was tested
by statistic test used two-samples paired t-test and N-Gain. Test of 2 samples paired
t-test and N-Gain. Two-samples paired t-test it was obtained tcount = 28,96 for
students learning result was ttable = 2,03951. It showed that value of tcount > ttable
with result that it could be concluded there was significant effect between learning
model of problem based learning to learning result of class X Science 1 student of
State Senior High School 13 Samarinda on rectilinear motion material.

Keywords : Learning Model of Problem Based Learning, Learning Result.

3
PENDAHULUAN disebabkan karena dalam proses
Pendidikan merupakan salah siswa kurang dilibatkan dalam situasi
satu hal yang sangat penting untuk optimal untuk belajar, pembelajaran
masyarakat di Indonesia. Pendidikan cenderung berpusat pada guru, dan
adalah suatu rencana untuk membetuk klasikal. Selain itu siswa kurang
generasi penerus bangsa dalam dilatih untuk menganalisis
suasana pembelajaran dengan permasalahan dalam mata pelajaran
memberikan ilmu pengetahuan, agar fisika, jarang sekali siswa
tercapai kemampuan, spiritual menyampaikan ide untuk menjawab
keagamaan, kecerdasan, kepribadian, pertanyaan bagaimana proses
serta pengendalian diri. Secara umum, penyelesaian soal yang dilontarkan
pendidikan berkenaan dengan guru.
peningkatan kualitas manusia, Suatu permasalahan yang ada
pengembangan potensi, kecakapan, dilingkungan atau yang ada pada
dan karakteristik generasi muda ke dunia nyata diduga dapat dipecahkan
arah yang diharapkan di lingkunagan menggunakan suatu model
masyarakat dan dapat menjadi pembelajaran yang mendukung proses
manusia yang berkualitas. pembelajaran tersebut. Model
Proses pembelajaran dikelas, Problem Based Learning diharapkan
guru dituntut untuk bisa memilih dapat memicu peningkatkan hasil
model pembelajaran yang tepat sesuai belajar peserta didik, karena model ini
dengan situasi dan kondisi peserta merupakan pendekatan pembelajaran
didik agar mencapai keberhasilan siswa pada masalah autentik (nyata)
dalam belajar. Keberhasilan yang sehingga siswa dapat menyusun
dimaksud adalah peserta didik dapat pengetahuannya sendiri, menumbuh
membangun konsep-konsep fisika kembangkan ketrampilan yang tinggi,
dengan bahasanya sendiri, mampu memandirikan siswa, dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan meningkatkan kepercayaan dirinya.
sehari-hari, serta mampu Penulis ingin memberikan
menyelesaikan masalah-masalah suatu altenatif dalam mengatasi
fisika yang ditemukan peserta didik permasalahan tersebut dengan
selama proses pembelajaran. menggunakan pembelajaran yang
Proses pembelajaran inovatif seperti pembelajaran problem
membutuhkan metode yang tepat. based learning (PBL). Problem based
Kesalahan menggunakan metode learning (PBL) adalah suatu model
dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran, yang mana siswa sejak
pendidikan yang diinginkan. Dampak awal dihadapkan pada suatu masalah,
yang lain adalah rendahnya kemudian diikuti oleh proses
kemampuan bernalar siswa dalam pencairan informasi.
pembelajaran fisika. Hal ini
METODE PENELITIAN

4
metode One-Group Pretest- Berdasarkan hasil penelitian
Posttest Design. Pada jenis ini hanya didapatkan rata-rata pre-test siswa
terdapat kelas eksperimen yang
yaitu 25,15, dengan perolehan nilai
diberikan pretest dan posttest
kemudian dibandingkan dengan tertinggi sebesar 45 dan nilai terendah
keadaan sebelum dan setelah sebesar 15. Perolehan nilai ini sangat
diberikan perlakuan. Gejala yang
rendah dikarenakan para siswa belum
dimaksud adalah model pembelajaran
PBL yang kemudian dianalisis memahami materi sehingga
hubungannya dengan hasil belajar kemampuan awalnya sangat rendah.
yang dimiliki siswa.
Setelah dilaksanakan pre-test maka
Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah proses pembelajaran dimulai dengan
instrumen soal tes berbentuk essay menerapkan model problem based
untuk mengukur hasil belajar fisika. learning (PBL) pada materi gerak

HASIL DAN PEMBAHASAN lurus.


Penelitiaan ini dilakukan di Proses pembelajaran
SMA Negeri 13 Samarinda yang berlangsung dengan menerapkan
terletak di Jl. D.I Panjaitan,
model problem based learning (PBL)
Kelurahan Gunung Lingai,
Kecamatan Sungai Pinang pada sebanyak 3 kali pertemuan. Setelah
semester ganjil tahun pembelajran penerapan model PBL, maka diakhir
2017/2018. Kelas siswa yang menjadi
pembelajaran dilaksanakan post-test
sampel dalam penelitian adalah siswa
kelas X IPA I yang berjumlah 32 yang terdiri dari 10 soal essai.
siswa. Adapun teknik pengambilan Berdasarkan hasil penelitian ini
data yang dilakukan peneliti yakni
didapatkan rata-rata post-test siswa
dengan tes hasil belajar.
yaitu 60,15, dengan perolehan nilai
1. Hasil Belajar Fisika Siswa tertinggi sebesar 80 dan nilai terendah
Awal proses pembelajaran yaitu sebesar 40. Hasil post-test ini
sebelum diterapkan model dikategorikan dalam ketuntasan hasil
pembelajaran problem based learning belajar sesuai kriteria ketuntasan
(PBL) para siswa diberikan soal pre- minimal (KKM) dari sekolah sebesar
test berupa 10 soal essai. Tujuannya 75 sehingga didapatkan siswa yang
agar guru dapat mengetahui tuntas sebanyak 8 siswa dengan
kemampuan awal para siswa. persentase sebesar 25% sedangkan

5
siswa yang belum mencapai KKM uji t yang mencapai nilai signifikan
sebanyak 24 siswa dengan persentase yaitu 0,000. Namun apabila dilihat
sebesar 75%. dari hasil belajar ketuntasan siswa
Dalam penelitian ini masih terdapat masih banyak siswa yang belum
24 siswa dari 32 siswa yang belum mencapai nilai KKM yang telah
mencapai ketuntasan dalam mata ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar
pelajaran fisika materi gerak lulus. 75. Hal tersebut dikarenakan ketika
Dari hasil analisis penulis, faktor- pada ssat proses pembelajaran banyak
faktor yang mempengaruhi hasil siswa yang kurang konsentrasi
belajar dari siswa kelas X IPA I di kemudian pada saat mengerjakan
SMA Negeri 13 Samarinda yakni LKPD hanya sebagaian siswa yang
kecerdasan seseorang yang berdeba- mengerjakan soal tersebut tanpa
beda, minat, bakat dan motivasi. bantuan dari siswa satu kelompoknya.
Kecerdasan dan kemampuan siswa Selanjutnya, grafik tingkat
untuk memproses informasi antar keberhasilan siswa pada grafik 4.3
siswa yang satu dengan lainya diketahui berjumlah 32 siswa yang
berbeda-beda. Walaupun model memperoleh nilai gain 0,3 ≤ g ≤ 0,7
problem based learning (PBL) dengan perolehan nilai 0,4 sampai
memiliki keunggulan yaitu siswa 0,6, dan tidak ada siswa yang berada
dilibatkan dalam memecahkan dalam kategori rendah g < 0,3.
masalah pada situasi nyata dan Persentase ketuntasan yang didapat
membangun pengetahuan sendiri sebesar 60,15% secara kategori sudah
melalui aktivitas belajar namun faktor berada dalam kategori cukup.
kecerdasan siswa mengingat materi Berdasarkan penjelasan sebelumnya
yang disampaikan tidak bisa menunjukkan bahwa memang benar
disamakan. Faktor minat, bakat dan hasil belajar mengalami peningkatan
motivasi juga sangat mempengaruhi dari pada nilai siswa saat sebelum
hasil belajar siswa. menerima pembelajaran.
Apabila dilihat dari nilai Berdasarkan data yang diperoleh dari
signifikansi hasil belajar meningkat hasil perhitungan uji t dua sampel
hal tersebut dapat dililhat dari hasil berpasangan, nilai thitung sebesar 28,96

6
dan nilai ttabel 2,03951. Dari hasil contoh soal serta meningkatkan
tersebut maka nilai thitung lebihbesar hasil belajarnya.
dari pada nilai ttabel, dengan demikian 2. Bagi guru, dapat menerapkan atau
dapat pula disimpulkan bahwa model memperkenalkan kepada siswa
problem based learning (PBL) model pembelajaran yang baru
berpengaruh secara signifikan contohnya dengan model
terhadap hasil belajar. Hipotesis pembelajaran Problem Based
penelitian dapat diterima atau terbukti Learning (PBL) sehingga siswa
bahwa ada perbedaan yang signifikan dapat meningkatkan peran aktiv
hasil uji pretest dan posttest. siswa secara individu maupun
kelompok dalam pembelajaran
PENUTUP guna meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasi penelitian dan
3. Bagi sekolah, agar dapat lebih
analisis data yan telah dilakukan di
ditingkatkan fasilitas agar proses
SMA Negeri 13 Samarinda kelas X
belajar mengajar dikelas bisa lebih
IPA I mengenai pengaruh model
baik lagi dan mengasah
pembelajaran problem based learning
kemampuan siswa memiliki
(PBL) terhadap hasil belajar siswa
berpikir tinggi.
(materi gerak lurus), maka dapat
4. Bagi peneliti selanjutnya, pada
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran problem
yang signifikan antara model
based learning agar dapat
pembelajaran problem based learning
dimanfaatkan dengan baik setelah
(PBL) terhadap hasil belajar siswa
penelitian ini serta diharapkan
kelas X IPA 1 SMA Negeri 13
dapat dijadikan sebagai dasar
Samarinda.
pengembangan penelitian tahap
Berdasarkan temuan-temuan
lanjut, misalnya tidak hanya
yang diperoleh selama penelitian,
menganalisis sikap kreatif siswa.
maka penulis menyarankan:
Namun, dapat pula menganalisis
1. Bagi siswa agar terus belajar dan
produk kreatif siswa dengan hasil
berlatih mengerjakan contoh-
belajar dan mengembangkan
penelitian sejenis dengan lebih

7
memperhatikan beberapa Resnick, Halliday, Walker. 2010.
Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta:
hambatan yang mungkin terjadi
Erlangga
pada saat penelitian antara lain
Ridwan Abdullah Sani. 2014.
kurang tersediannya kelengkapan Pembelajaran Saintifik
belajar seperti alat praktikum. Untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Bumi Aksara.
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar Rusman. 2013. Model-Model
& Pembelajaran Di Pembelajaran
Sekolah Dasar. Jakarta: “Mengembangkan
Kencana Profesionalisme Guru”.
Jakarta: Rajawali Pers.
Asep Jihad. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Setyo. 2010. Ciri-Ciri Model
Presindo Pembelajaran Problem
Based Learning.
Giancoli, Douglas. C, 2001. Fisika
http://setyoexoatm.blogspot.
Jilid 1 ( Edisi Kelima), Jakarta:
com/2010/06/problem-
Erlangga.
based-learning.html?m=1
Hakim. 2011. Aktivitas Siswa dalam (Diakses tanggal 20 Oktober
Proses Belajar Mengajar. 2017, pukul 20.55 WITA).
Http://www.learnngmodels.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
blogspot.com/2011/04/aktivi
faktor Yang Mempengaruhi.
tas-siswa-dalam-belajar-di-
Jakarta: Rineka Cipta
kelas.html?m=1 (diakses 11
November 2017, pukul Sobry Sutikno. 2013. Belajar dan
19:50 WITA) Pembelajaran “Upaya
Kreatif dalamMewujudkan
Marthen Kanginan. 2016. Fisika
Pembelajaran yang
untuk SMA Kelas X
Berhasil”. Lombok:
Semester 1. Jakarta:
Holistica
Erlangga.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Nana Sudjana. (2012). Penilaian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes
Remaja Rosdakarya Diagnostik dalam
Pembelajaran. Yogyakarta.
Oemar Hamalik. 2009. Dasar-Dasar
Pustaka Belajar.
Pengembangan Kurikulum.
Bandung: PT. Remaja Taufiq Amir. 2013. Innovasi
Rosdakarya Pendidikan Melalui Problem
Based Learning

8
“Bagaimana Pendidikan
Memperdayakan
Pembelajaran di Era
Pengetahuan”. Jakarta:
Kencana

Trianto. 2009. Mendesain


Pembelajaran Inovatif-
Progresif: Konsep
Landasan, dan
Implementasinya pada
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana

Trianto. 2012. Model Pembelajaran


Terpada. Jakarta: Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2010. Strategi


Pebelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencna

Wisudawati, A. W dan Sulistyowati


Eka. 2015. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.

Yamin Martinis. 2013. Strategi dan


Metode dalam Model
Pembelajaran. Jakarta:
Referensi (GP Press Group).

Anda mungkin juga menyukai