Anda di halaman 1dari 3

KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM

AT-TUROTS AL-ISLAMY
NOMOR :
TENTANG
KEBIJAKAN PENDELEGASIAN DOKTER ANESTHESI
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM AT-TUROTS AL-ISLAMY

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis di Rumah
Sakit Umum At-Turots Al-Islamy, maka diperlukan penyediaan pelayanan
anesthesi guna memenuhi kebutuhan medis pasien, Pelayanan anesthesi
tersedia untuk keadaan darurat di luar jam kerja;
b. bahwa berdasarkan point a diperlukan keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum At-Turots Al-Islamy tentang pendelegasian tugas dokter anesthesi.

Mengingat :
1. Undang – undang Negara Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
519/Menkes/Per/2011 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif Di Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 920 /
MENKES/PER/XII/1986 Tanggal 17 Desember 1986 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medis;
4. Surat Keputusan Ketua Yayasan At-Turots Al-Islamy Nomor:……..
tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum At-Turots Al-Islamy,
Yogyakarta.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Pimpinan rumah sakit, dalam hal ini direktur umum, memiliki kewenangan
untuk meningkatkan pelayanan medis dalam penyediaan pelayanan
anesthesi;
Kedua : Pelayanan anesthesi harus tersedia untuk keadaan darurat di luar jam kerja,
meliputi pra operatif (pra anesthesi), Intra anesthesi dan Pasca anesthesi
serta pelayanan lain sesuai bidang anesthesi lain;
Ketiga : Pimpinan Rumah sakit menjamin ketersediaan tenaga Ahli Anesthesi,
dengan proses pendelegasian dengan pertimbangan rekor catatan kinerja
yang akseptabel serta dapat memenuhi undang-undang dan peraturan yang
berlaku;
Keempat : Pimpinan anestesi yang telah ditunjuk, dalam hal ini dokter spesialis
anestesi yang memiliki Surat Ijin Praktek , dengan sistem kerja part time.
Apabila Dokter Spesialis Anesthesi berhalangan maka memiliki kewajiban
untuk mencari dokter spesialis anesthesi penganti;
Kelima : Petugas yang bertanggungjawab untuk anesthesi, harus kompeten dalam
melaksanakan teknik berbagai modus anestesi, monitoring yang tepat,
respon terhadap adanya komplikasi, penggunaan zat – zat reversal, serta
pelaksanaan bantuan hidup dasar dalam hal ini yang bertanggungjawab
adalah dokter spesialis anesthesi dengan kolaborasi dengan perawat
anesthesi;
Keenam : Dokter anesthesi dapat mendelegasikan kepada dokter anaesthesi yang
memiliki SIP jika berhalangan melakukan tindakan anesthesi di Rumah
Sakit Umum At-Turots Al-Islamy.
Ketujuh : Dokter anesthesi pengganti melakukan tindakan anesthesi sesuai prosedur
di Rumah Sakit Umum At-Turots Al-Islamy.
Kedelapan : Dokter anesthesi pengganti dapat melakukan tindakan atas rekomendasi
dari dokter anesthesi Rumah Sakit Umum At-Turots Al-Islamy.
Kesembilan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal :
Direktur
Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy,

dr. Badrul Munir Jauhari


NIP.

Tembusan :

1. Bidang Pelayanan Medis

2. Arsip

Anda mungkin juga menyukai