Dedi Atila
Gagal respiratori akut
Hipoksemik
Gagal oksigenasi
PaO2 < 60 mmHg
Hiperkapnik
Gagal ventilasi, dengan atau tanpa gagal
respiratori hipoksemik
PaCO2 > 50 mmHg
Gagal respiratori, berdasarkan onset
dan durasi :
Akut
Menit - jam
Kronik
Beberapa hari atau lebih
Sistem kardiovaskular
Left ventrikel Emboli lemak
Mitral stenosis Gigitan ular
Volume overload Uremia
Gagal Respiratori Hipoksemik
UDARA BEBAS:
PiO2 : 21% x 760 = 160 mmHg
PiCO2 : 0.04 % x 760 = 0.3 mmHg
ALVEOLUS
PiN2 : 78.6 % x 760 = 597mmHg
PiH2O : 0.46 % x 760 = 3.5 mmHg
N2 H2 O
KAPILER PARU
PAN2: PAH2O:
PROSES DIFUSI 573 mmHg 47 mmHg
Tekanana
Ketinggian PO2 di udara
barometrik PAO2 (mmHg) SaO2 (%)
(meter) (mmHg)
(mmHg)
6.000 349 73 40 78
9.100 226 47 30 63
V/Q mismatch:
Ruang Rugi Ventilasi
Ventilasi di alveoli normal tetapi perfusi
sangat sedikit
Intra-kardiak
Apapun penyebab shunt kanan ke kiri
spt Tetralogi Fallot, Eisenmenger
Intra-pulmoner
Pneumonia
Edema Pulmoner
Atelektasis
Kolaps
Perdarahan atau kontusio Pulmoner
Perfusi Tanpa Ventilasi (Shunting)
Intra-pulmoner
ALVEOLUS
KAPILER PARU
Pulmonary Vein
PaO2
Pulmonary Artery O2 O2
PvO2:
40 mmHg CO2 CO2
PcCO2: 45 PcCO2: 45
mmHg PcO2: 40 mmHg
mmHg
Hubungan Ventilasi (V) dan Perfusi (Q)
RUANG RUGI
FISIOLOGIK
V/Q =
KAPILER RUANG RUGI
PARU ALVEOLAR RUANG RUGI
V/Q > 1 MEKANIK :
TUBE
NORMAL CONNECTOR
V/Q = 1
ET CO2
BREATHING
CIRCUIT
V/Q < 1
SHUNT
V/Q = 0
Difusi Abnormal
Penyebab termasuk:
Acute Respiratory Distress
Syndrome
Penyakit Paru Fibrotik
Difusi Abnormal
ALVEOLUS
SVO2
Saturasi darah yg kembali ke jantung
kanan
Menggambarkan jumlah oksigen yg
tersisa setelah digunakan jaringan sesuai
kebutuhan
Mixed venous oxygen saturation
(SVO2) rendah
V/Q abnormality
Shunt – pada keadaan lanjut (edema, infiltrates)
Ruang rugi ventilasi Vd/Vt > 50% (advanced
emphysema)
Kemoreseptor
Sentral (medullary)
Perifer (aortic & carotis) “Respon thd CO2 & O2
tension”
Hypoksemia.
Hipotensi Akut.
Pernafasan tidak adekuat.
Trauma.
Penyakit akut.
Keracunan CO.
Anemia berat.
Periode peri-operatif.
dll
Terapi Oksigen
Variable-performance systems
1. Kanul hidung
2. Simple semirigid plastic mask
3. Tracheostomy mask
4. T-piece system
Terapi Oksigen
Kanul hidung
Mudah digunakan.
Toleransi baik.
Nyaman utk penggunaan lama.
Pasien dapat makan dan berbicara
dgn mudah.
Dapat mengalirkan oksigen 24-
40% dgn laju aliran 1-6 L/min.
Laju aliran 4 L/min dapat
menyebabkan ketidaknyamanan
dan membrana mukosa hidung
menjadi kering.
Terapi Oksigen
Tracheostomy mask
Semirigid plastic
Bekerja spt yg di muka
Terapi Oksigen
T-piece system
Terdapat inspiratory & expiratory limb
Berbentuk huruf ‘T”
Dapat digunakan dengan ETT
Terapi Oksigen
Fixed-performance systems
1. Ventury-type mask
2. Non-rebreathing mask
Terapi Oksigen
Ventury-type mask
Oksigen masuk mll lubang kecil mengalirkan udara yg
pengencerannya dpt diatur.
Dapat mengalirkan oksigen 40-60%
Katup berwarna dan berkode dan laju aliran yg
diperlukan utk konsentrasi yg tepat terdapat pada
setiap katup
Terapi Oksigen
Non-rebreathing mask
Dapat mengalirkan oksigen dgn konsentrasi yg tinggi
(85% pd 15 L/mnt)
Memiliki reservoir bag utk meningkatkan oksigen.
Katup searah utk mencegah udara kamar dan ekspirasi
dari pengenceran konsentrasi oksigen.
Tutup yg rapat sangat diperlukan
Terapi Oksigen
Bahaya terapi oksige
Keracunan oksigen – dapat terjadi jika FiO2 > 50%
selama lebih dari 48 jam
Penekanan ventilasi – dapat menyebabkan
peningkatan CO2 dan CO2 narkose.
Bahaya thdp api
Infeksi
Perdatin Jaya – Jakarta Critical Care Alumnae