TINJAUAN PUSTAKA
9
10
Sumber : https://edukasimedia.wordpress.com/2011/07/15/definisi-sekolah/.
Sumber : (https://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_dasar)
11
Sumber:http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-
istilahnya.html
Kesepuluh indikator itu masih harus dilengkapi dengan adanya ruang Unit
Kesehatan Sekolah (UKS) dan program UKS yang melaksanakan Trias UKS,
yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan
lingkungan sehat.
Penekanan kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif, untuk
meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat yang dikenal dengan istilah tiga program pokok (trias) UKS.
Kegiatan UKS lebih dikenal dengan sebutan Trias UKS, untuk tatanan
Sekolah Dasar (SD) dimana kegiatannya berupa pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat
2.10.1 Lokasi
Bangunan sekolah adalah semua ruang dan halaman yang ada di dalam
batas pagar sekolah yang dipergunakan untuk berbagai keperluan dan
kegiatan sekolah. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1429 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah persyaratan kontruksi bangunan yaitu sebagai berikut :
1. Atap dan Talang
a. Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan
tikus.
b. Kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak
memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit.
c. Talang tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
2. Langit-Langit
a. Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
b. Kerangka langit-langit yang terbuat dari anyaman bambu tidak boleh
dicat dengan larutan kapur.
c. Langit-langit tingginya minimal 3 m dari permukaan lantai.
3. Dinding
a. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang.
b. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari
bahan yang kuat dan kedap air.
c. Dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak.
d. Dinding yang terbuat dari kayu atau anyaman bambu harus rapat dan
tidak boleh di cat dengan larutan kapur.
e. Warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.
20
4. Lantai
a. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan.
b. Pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus atau
lengkung agar mudah dibersihkan.
c. Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan
yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah.
d. Warna lantai harus berwarna terang.
5. Tangga
a. Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga
berfungsi sebagai tangga penyelamat.
b. Lebar anak tangga minimal 30 cm.
c. Tinggi anak tangga maksimal 20 cm.
d. Pegangan tangan di tangga harus ada untuk keamanan.
e. Lebar tangga atau luas tangga 150 cm.
6. Pintu
Terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukan ke luar dan mempunyai
ukuran sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu
yang berdekatan dengan pintu keluar, untuk memungkinkan cepat keluarnya
siswa yang duduk paling belakang.
7. Jendela
Dapat dibuka dan ditutup dengan arah yang bukan ke luar. Untuk ruang
tertentu seperti : ruang laboratorium, ruang computer, ruang media, ruang
perpustakaan diberi besi pengaman.
1. Ruang Kelas
a. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75m2/murid.
b. Jarak papan tulis dengan meja siswa paling depan minimal 2,5 m dan
jarak papan tulis dengan meja siswa paling belakang maksimal 9 m.
c. Lantai di depan papan tulis ditinggikan 40 cm dari lantai dan sekitarnya.
d. Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir di depan
ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas.
e. Tingkat kebisingan tidak melebihi 35 – 45 dB(A)
3. Ruang UKS
a. Ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir.
b. Luas minimal 27 m2.
4. Ruang Laboratorium
a. Tersedia tempat cuci peralatan laboratorium dilengkapi dengan air
bersih yang mengalir.
b. Untuk laboratorium kimia harus dilengkapi lemari asam dan shower
atau pancuran air dengan kualitas dan kuantitas air yang cukup.
22
2.10.5 Pencahayaan
TABEL 2.1
INTENSITAS PENCAHAYAAN RUANG
2.10.6 Ventilasi
TABEL 2.2
VENTILASI RUANG
2.10.7 Kebisingan
1. Air Bersih
a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari.
b. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
c. Jarak sumur atau sarana air bersih dengan sumber pencemaran
(sarana pembuangan air limbah, septictank, tempat pembuangan akhir,
dll) minimal 10 m.
2. Halaman Sekolah
a. Lahan sekolah harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi dengan
pagar yang kuat dan aman.
b. Halaman sekolah harus selalu dalam keadaan bersih, tidak becek dan
menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga,
binatang pengerat dan bnatang pengganggu lainnya.
c. Tersedia akses tempat parkir kendaraan.
d. Ada tempat untuk upacara.
e. Tersedia lahan untuk apotik hidup.
f. Tersedia saluran penuntasan air hujan yang diresapkan ke dalam
tanah atau dialirkan ke saluran umum.
Menurut Notoatmodjo (2010: 27) dalam bukunya yang berjudul Ilmu Perilaku
Kesehatan menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada
waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga)
dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar
dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan yaitu: tahu (know), memahami
(comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), evaluasi (evaluation).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudain mencari hubungan antara kompnen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
30
2.11.4 Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan
sebagainya).
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif
terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang
lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap
apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap
tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil risiko bila
ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.
2.11.5 Tindakan
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut
kualitasnya, yaitu praktik terpimpin (apabila subjek atau seseorang telah
melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau panduan),
praktik secara mekanisme (apabila subjek atau seseorang telah melakukan
seuatu hal secara otomatis tanpa adanya tuntutan atau panduan terlebih
32
dahulu), adopsi (suatu tindakan yang sudah berkembang, artinya apa yang
dilakukan dimodifikasi, atau tindakan yang berkualitas) (Notoatmodjo, 2010).
2.12.1 Peraturan
Peraturan adalah sesuatu yang mengatur, mengikat dan bersifat baku mutu
agar dapat dilaksanakan dan menciptakan kelancaran suatu kegiatan.
Pedoman dalam penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah ini diatur
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1429 Tahun
2006.
33
2.12.2 Pelaksanaan
2.12.3 Pengawasan