EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PENANGANAN

FARINGITIS AKUT DI PUSKESMAS CIUMBULEUIT KOTA BANDUNG

Qurrota A’yun
Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas, Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung,
September 2018
Jl. Ganesha no. 10, Bandung 40132, Indonesia

ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan yang dapat berlangsung
hingga 14 hari, dengan tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran
pernapasan atau struktur tubuh yang berhubungan dengan saluran pernapasan. ISPA merupakan
salah satu penyebab utama kunjungan pasien di Puskesmas (40%-60%) dan rumah sakit (15%-30%).
Program pengendalian ISPA secara khusus bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian khususnya pada bayi dan anak balita, namun angka kesakitan dan kematian masih tetap
tinggi seperti yang telah dilaporkan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 dan 2013 (25,5% dan
25%). Faringitis merupakan bagian dari ISPA, yaitu peradangan dinding faring yang sebagian besar
disebabkan oleh virus (40%-60%), dan bakteri (5%-40%). Identifikasi penyebab faringitis akut
merupakan kunci utama dalam menentukan penanganan yang optimal pada pasien. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan dua metode identifikasi penyebab faringitis akut menggunakan
Centor Criteria dan analisis gejala, tanda, dan komorbiditas, mengevaluasi rasionalitas penggunaan
antibiotik, mengidentifikasi dampak ketidakrasionalan, serta melihat keterkaitan antara kepatuhan
pasien dan hasil terapi pasien faringitis akut. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional
deskriptif yang melibatkan evaluasi penggunaan obat rasional (POR), yang dilakukan secara
retrospektif dan konkuren di Puskesmas Ciumbuleuit Kota Bandung pada periode Maret-Juni 2018.
Penelitian ini diawali dengan studi pendahuluan yang dilanjutkan dengan penentuan kriteria pasien
yang menjadi subjek studi serta kriteria POR. Analisis statistik dilakukan menggunakan metode chi-
kuadrat dan Fisher exact test sehingga diperoleh hubungan antara hasil analisis Centor Criteria
dengan analisis gejala, tanda, dan komorbiditas pasien. Hasil identifikasi penyebab faringitis akut
pada fase retrospektif maupun konkuren menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna pada
metode skor Centor Criteria dengan metode analisis gejala, tanda, dan komorbiditas (p= 0,830 dan
p= 0,593). Pada fase retrospektif, sebanyak 59,55% pasien menerima terapi antibiotik namun rata-
rata hanya 27,7% pasien yang terindikasi memerlukan terapi antibiotik. Sebanyak 16,88% antibiotik
yang diberikan bukan antibiotik pilihan. Pada fase konkuren, rasionalitas penggunaan antibiotik
meliputi ketepatan indikasi (46,67%), ketepatan pemilihan obat (87,5%), dan ketepatan dosis
(100%), namun terjadi ketidaktepatan lama pemberian antibiotik hampir pada seluruh pasien. Hasil
terapi menunjukkan bahwa pada 73,33% pasien mendapatkan hasil terapi yang baik, dengan
antibotik maupun tanpa antibiotik. Kondisi pasien dengan gejala menetap setelah menerima
antibiotik diperkirakan karena faktor ketidakpatuhan pasien (26,67%). Ketidakrasionalan
penggunaan antibiotik dapat berdampak pada timbulnya resistensi bakteri terhadap antibiotik serta
meningkatnya risiko timbul efek samping pada pasien.
Kata kunci: ISPA, faringitis akut, Centor criteria, rasionalitas, antibiotik
DAFTAR PUSTAKA
1. Bisno AL, Gerber MA, Gwaltney JM, Kaplan EL, Schwartz RH, 2002, Practice guidelines for
the diagnosis and management of group A streptococcal pharyngitis, Clinical Infectious
Diseases 35(2): 113-125
2. Kementrian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan RI,
Jakarta, 65-66.
3. Shulman ST et al, 2012, Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Management of
group A Streptococcal Pharyngitis, 2012 Updated by The Infectious Diseases Society of
America, Clinical Infectious Disease.
Pembimbing: Dr. Kusnandar Anggadiredja
Cindra Tri Yuniar, M.Si., Apt.
 EVALUATION OF RATIONAL ANTIBIOTIC USE FOR ACUTE PHARYNGITIS AT
CIUMBULEUIT COMMUNITY HEALTH CENTER IN BANDUNG CITY

Qurrota A’yun
Clinical and Community Pharmacy Study Program, School of Pharmacy, Bandung Institute of
Technology,
September 2018
Jl. Ganesha no. 10, Bandung 40132, Indonesia

ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is a respiratory infection that can last up to 14 days, with acute
signs and symptoms due to infection in every part of the respiratory tract or body structure associated
with the respiratory tract. ARI is one of the main causes of patient visits in Community Health Center
(Puskesmas) (40%-60%) and hospitals (15%-30%). ARI stewardship program specifically aims to
reduce morbidity and mortality, especially in infants and toddlers. However the morbidity and
mortality rates are still high as reported in the Result of Basic Health Research of 2007 and 2013
(25.5% and 25%). Pharyngitis is part of ARI, which is an inflammation of the pharyngeal wall caused
by viruses (40%-60%), and bacteria (5%-40%). Identifying the causes of acute pharyngitis is a key
point in determining the optimal treatment for patients. This study aimed to compare two methods
of identifying the causes of acute pharyngitis using Centor Criteria and analysis of symptoms, signs
and comorbidities; evaluate the rationality of antibiotic use; identify the impact of irrationality; and
see if there was any relationship between patient adherence and the outcome of therapy of acute
pharyngitis patients. This was a descriptive observational study involving evaluation rational use of
medicines, carried out retrospectively and concurrently at the Community Health Center
Ciumbuleuit, Bandung in period of March-June 2018. This study began with a preliminary study
followed by the determination of criteria for subject of interest and rational use of medicines criteria.
Statistical analysis was performed using chi-square method and Fisher exact test to conclude the
relationship between the results of the Centor Score method and the method of analysis of symptoms,
signs, and comorbidities of patients. Causes of acute pharyngitis identification results in both
retrospective and concurrent phases showed no significant differences both using the Centor Score
method or the method of analysis of symptoms, signs, and comorbidities (p = 0.830 and p = 0.593).
In the retrospective phase, 59.55% of patients received antibiotic therapy albeit only an average of
27.7% of patients needed to receive antibiotics. A total of 16.88% of antibiotics prescribed for non-
treatment option. In the concurrent phase, the rationality of antibiotic use comprised the accuracy of
the indication (46.67%), the accuracy of drug selection (87.5%), and the accuracy of the dose (100%),
but there was inaccuracy in duration of antibiotic given to almost all patients. The therapy results
showed that 73.33% of patients received good therapeutic results, with antibiotics and without
antibiotics. The condition of patients with persistent symptoms after receiving antibiotics was
thought to be due to patient’s non-compliance (26.67%). The irrationality of antibiotic use could
have an impact on the emergence of bacterial resistance to antibiotics and the increased risk of side
effects in patients.
Keywords: ARI, acute pharyngitis, Centor criteria, rationality, antibiotics
REFERENCES
1. Bisno AL, Gerber MA, Gwaltney JM, Kaplan EL, Schwartz RH, 2002, Practice guidelines for the
diagnosis and management of group A streptococcal pharyngitis, Clinical Infectious Diseases 35(2):
113-125
2. Kementrian Kesehatan RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta,
65-66.
3. Shulman ST et al, 2012, Clinical Practice Guideline for the Diagnosis and Management of group A
Streptococcal Pharyngitis, 2012 Updated by The Infectious Diseases Society of America, Clinical
Infectious Disease.

Supervisors: Dr. Kusnandar Anggadiredja

Cindra Tri Yuniar, M.Si., Apt.