Anda di halaman 1dari 13

BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT


Rancangan aktualisasi dalam rangka pelatihan dasar CPNS Golongan III
dengan uraian jabatan dokter spesialis mata di satuan kerja RSUD Tarakan telah
dilaksanakan dari tanggal 26 Mei sampai dengan 7 Juli 2019.

Kegiatan 1. Pembekalan perawat poliklinik mata selaku pembantu edukator


Kegiatan ini merupakan kegiatan awal penulis dalam melakukan Aktualisasi di
RSUD Tarakan. Penulis melakukan konsultasi kepada coach, mentor dan kepala
SMF poliklinik mata terkait isu yang diangkat dan solusinya. Penulis kemudian
melakukan koordinasi dengan perawat poliklinik mata yang akan membantu
penulis dalam memberikan edukasi kepada pasien.
Pemberian materi kepada perawat diawali penulis dengan memberikan bahan
materi mengenai kelainan refraksi dan bahayanya, sehingga diharapkan nantinya
perawat mampu menjelaskan kepada pasien.
Koordinasi dengan perawat juga membahas media apa saja yang akan
digunakan sebagai alat sosialisasi dan kendala apa saja yang akan ditemukan
dalam pemberian edukasi kepada pasien serta solusinya.

Gambar 3.1. Pembekalan perawat poliklinik mata


Output dari kegiatan ini adalah lembar persetujuan dan notulen rapat yang
telah dilaksanakan oleh staf poliklinik mata RSUD Tarakan.

Gambar 3.2. Lembar notulen rapat poliklinik

Kegiatan 2. Membuat media sosialisasi leaflet


Kegiatan ini diawali dengan pembuatan draft materi leaflet bersama dengan
perawat poliklinik mata dan konsultasi materi leaflet kepada kepala SMF poliklinik
mata. Beberapa masukan diberikan kepala SMF poliklinik mata mengenai materi
yang akan diberikan melalui media leaflet, dimana akan melibatkan orang tua dan
anak. Penulis kemudian melakukan koordinasi ke bagian PKRS untuk materi
leaflet yang akan digunakan sebagai media sosialisasi.

Gambar 3.3. Koordinasi dengan tim PKRS RSUD Tarakan

Penulis juga melakukan koordinasi dan kerjasasama dengan bagian poliklinik


anak RSUD Tarakan untuk optimalisasi sosialisasi kelainan refraksi anak dengan
meletakkan leaflet di poliklinik anak.
Gambar 3.3. Draft materi sosialisasi leaflet dan realisasinya di poliklinik
Tahap akhir kegiatan ini adalah evaluasi pemahaman pasien mengenai
kelainan refraksi anak dilakukan di poliklinik mata dengan pengisian kuesioner.

Kegiatan 3. Membuat media sosialisasi pamflet


Kegiatan ini diawali dengan pembuatan draft materi pamflet bersama dengan
perawat poliklinik mata dan konsultasi materi pamflet kepada kepala SMF
poliklinik mata. Pamflet ini ditujukan untuk edukasi ke anak tentang dampak
negatif kelainan refraksi serta pemakaian gadget. Penulis kemudian melakukan
koordinasi ke bagian PKRS untuk materi pamflet yang akan digunakan sebagai
media sosialisasi.

Gambar 3.4. Draft media pamflet untuk pasien anak

Kegiatan 4. Membuat media sosialisasi banner


Kegiatan pembuatan banner sebagai media sosialisasi juga diawali dengan
koordinasi dan konsultasi ke mentor, kepala SMF poliklinik mata dan perawat
poliklinik mata. Penulis mengajukan draft materi banner yang akan digunakan
kepada mentor, kepala SMF poliklinik mata dan perawat poliklinik mata.

Gambar 3.5. Draft materi sosialisasi banner dan realisasinya

Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kordinasi ke bagian PKRS mengenai


pembuatan banner dan materinya. Tim PKRS melakuakn revisi draft banner yang
diajukan dari bagian poliklinik mata. Draft banner telah disetujui kemudian dicetak
dan diletakkan di ruangan poliklinik sesuia dengan ketentuan tempat yang telah
ditentukan oleh tim PKRS.
Tahap akhir kegiatan ini adalah evaluasi pemahaman pasien mengenai
kelainan refraksi anak. Evaluasi ini dilakukan di poliklinik mata dengan pengisian
kuesioner mengenai pemahaman pasien tentang kelainan refraksi pada anak.
Gambar 3.6 Pengisian lembar kuesioner sebagai bentuk feedback

Kegiatan 5. Membuat media sosialisasi solusi penurunan risiko kelainan


refraksi berupa video
Kegiatan ini diawali dengan dengan koordinasi dan konsultasi ke mentor,
kepala SMF poliklinik mata dan perawat poliklinik mata. Penulis bekerja sama
dengan sumber inspirasi solusi permainan edukatif non gadget dan meminta ijin
akan memakainya dalam video sebagai media sosialisasi.
Penulis kemudian melakukan koordinasi ke bagian PKRS mengenai isi video
yang akan digunakan sebagai media sosialisasi.

Gambar 3.6. Sosialisasi kelainan refraksi anak melalui media video


Tahap akhir kegiatan ini adalah evaluasi pemahaman pasien mengenai
kelainan refraksi anak dilakukan di poliklinik mata dengan pengisian kuesioner.

Kegiatan 6. Penyuluhan promosi kesehatan kelainan refraksi pada anak


Kegiatan penyuluhan ini disarankan oleh bagian PKRS kepada penulis untuk
mengoptimalkan sosialisasi kelainan refraksi pada anak. Penulis kemudian
berkoordinasi ke mentor dan kepala SMF poliklinik mata mengenai kegiatan
penyuluhan yang akan dilakukan pada Kamis, 20 Juni 2019. Penulis kemudian
menyusun draft presentasi yang akan diberikan setelah mendapatkan
persetujuan dan melakukan konsultasi isi materi presentasi dengan kepala
poliklinik SMF mata.

Gambar 3.7. Penyuluhan promosi kesehatan instalasi rawat jalan

Penyuluhan promosi kesehatan juga dlakukan pada hari Rabu, 26 Juni


2019 pada acara Corporate Social Responsible (CSR) di daerah Juata Laut
Tarakan.

Gambar 3.8. Penyuluhan promosi kesehatan CSR RSUD Tarakan


Tahap akhir kegiatan ini adalah evaluasi pemahaman pasien mengenai
kelainan refraksi anak dilakukan di poliklinik mata dengan pengisian kuesioner.

7. Kegiatan 6. Edukasi langsung kepada pasien


Kegiatan ini diawali dengan koordinasi ke mentor dan kepala poliklinik SMF
mata. Hasil konsultasi berupa pemberian edukasi langsung kepada pasien
akan dilakukan di poliklinik mata kepada pasien yang datang dengan keluhan
kelainan refraksi.

Gambar 3.9 Sosialisasi langsung ke pasien anak dan orang tua

Pemberian edukasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan


pengertian secara baik kepada anak dan orang tua.
Kuesioner mengenai pemahaman kelainan refraksi pada anak diberikan
kepada orang tua pasien sebagai bentuk timbal balik dari sosialisasi yang telah
dilaksanakan. Hasil dari kuesioner digunakan sebagai bahan evaluasi
mengenai keberhasilan dari sosialisasi yang telah dilakukan. Sebanyak 70
orang pasien dipilih secara consecutive sampling (sampel diambil saat datang
ke poliklinik mata) untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. Lembar
kuesioner kemudian di analisa untuk melihat pemahaman dari pasien di
Instalasi Rawat Jalan. Hasil dari pengisian kuesioner tampak pada gambar
dibawah ini:
Pertanyaan 1. Apakah Anda pernah Pertanyaan 2. Apa saja kelainan rabun
mengajak anak anda untuk melakukan mata pada anak yang anda ketahui?
pemeriksaan mata? (rabun jauh, rabun dekat, silinder)

1 jawaban 2 jawaban >2 jawaban

14%
46%
54% Ya
22%
Tidak
64%

Pertanyaan 3. Apa yang Anda ketahui Pertanyaan 4. Kemana Anda akan


tentang penyebab rabun pada anak? membawa anak Anda untuk
memeriksakan kondisi matanya jika
1 jawaban mengeluh kabur?

2 jawaban
Optik Dokter Mata
lebih dari 3 jawaban

44%
47% 17%
56%
36%

Pertanyaan 5. Menurut Anda, jika ada anak


yang memerlukan memakai kacamata apakah Pertanyaan 6. Alasan tidak
Anda akan menyarankannya untuk mengunakan kacamata pada anak
memakainya setiap hari? dengan kelainan refraksi?

ya tidak Ketergantungan Bertambah parah


Sulit beraktivitas

6%
43%
38%
57%
56%
Pertanyaan 7. Apa saja komplikasi atau kerugian yang Anda ketahui jika
rabun pada anak terabaikan?

Juling Mata malas Prestasi menurun Jawaban > 2

31% 17%
12%

40%

Gambar 3.10 Hasil evaluasi pemahaman kelainan refraksi anak

Hasil dari pelaksanaan kegiatan dari rancangan aktualisasi dirangkum dalam


masing-masing tabel di bawah ini

Tabel 3.1. Realisasi Kegiatan dan Output

TAHAPAN
NO KEGIATAN REALISASI OUTPUT/HASIL
KEGIATAN
Lembar
Melakukan konsultasi
persetujuan
dengan mentor dan
27 Mei 2019 mentor dan
kepala SMF poliklinik
kepala SMF
mata
mata
Notulen
Pembekalan Mencari dasar
pemahaman
perawat evidence based
27– 29 Mei perawat poli
Poliklinik mengenai efek
1 2019 mata mengenai
Mata selaku kelainan refraksi
dampak kelainan
pembantu pada anak
refraksi
edukator
Menganalisis
masalah komunikasi
27-29 Mei
untuk pemberian Notulen rapat
2019
edukasi pada pasien
Lembar
Melakukan konsultasi
persetujuan
dengan mentor dan
27 Mei 2019 mentor dan
kepala SMF poliklinik
kepala SMF
Mata
mata
Berkoordinasi
dengan tim Promosi Notulen lembar
Kesehatan Rumah 10 Juni 2019 rekomendasi
Sakit (PKRS) RSUD atau persetujuan
Tarakan
Mempersiapkan
Draft materi
materi edukasi
10 Juni 2019 yang telah
bekerja sama dengan
Membuat disetujui
perawat poli Mata
media
Melakukan
2 sosialisasi
sosialisasi
leaflet
pentingnya masalah
10-12 Juni Berita acara
kelainan refraksi
2019
pada tenaga terkait di
instalasi rawat jalan
(poli anak)
Memberikan
Lembar
sosialisasi dampak
12 Juni – 5 Komunikasi,
kelainan refraksi
Juli 2019 Informasi,
pada pasien di
Edukasi (KIE)
instalasi rawat jalan

Melakukan 12 Juni – 5
Kuesioner
monitoring evaluasi Juli 2019

Lembar
Membuat Melakukan konsultasi persetujuan
media dengan mentor dan mentor dan
27 Mei 2019
3 sosialisasi kepala SMF poliklinik kepala SMF
pamflet Mata mata
Berkoordinasi
dengan tim Promosi
Kesehatan Rumah Notulen lembar
Sakit (PKRS) RSUD 10 Juni 2019 rekomendasi
Tarakan sebagai atau persetujuan
leader sosialisasi
rumah sakit
Mempersiapkan
materi edukasi yang
Draft materi
akan diberikan
10 Juni 2019 yang telah
kepada pasien
disetujui
bekerja sama dengan
perawat poli Mata
Memberikan
Lembar
sosialisasi dampak
12 Juni – 5 Komunikasi,
kelainan refraksi
Juli 2019 Informasi,
pada pasien di
Edukasi (KIE)
instalasi rawat jalan

Melakukan 12 Juni – 5
Kuesioner
monitoring evaluasi Juli 2019

Lembar
Melakukan konsultasi persetujuan
dengan mentor dan mentor dan
30 Mei 2019
kepala SMF poliklinik kepala SMF
Membuat Mata mata
media
4
sosialisasi Berkoordinasi
banner dengan tim Promosi
Draft materi
Kesehatan Rumah 10 Juni 2019
edukasi
Sakit (PKRS) RSUD
Tarakan
Memberikan
sosialisasi dampak
12 Juni-5 Juli
kelainan refraksi Kuesioner
2019
pada pasien di
instalasi rawat jalan
Lembar
Melakukan konsultasi persetujuan
dengan mentor dan Lembar
30 Juni 2019
Membuat kepala SMF poliklinik rekomendasi

media mata atau persetujuan

sosialisasi
solusi Berkoordinasi

5 penurunan dengan tim Promosi

risiko Kesehatan Rumah

kelainan Sakit (PKRS) RSUD 10 Juni 2019 Notulen

refraksi Tarakan sebagai

berupa video leader sosialisasi


rumah sakit

Melakukan
12 Juni – 5
monitoring dan Kuesioner
Juli 2019
evaluasi

Melakukan konsultasi
dengan mentor dan Lembar
30 Mei 2019
Penyuluhan kepala SMF poliklinik persetujuan

kelainan mata
6
refraksi pada Melakukan
anak 20 Juni 2019
koordinasi dengan
dan 26 Juni Daftar hadir
tim PKRS RSUD
2019
Tarakan
Melakukan konsultasi
dengan mentor dan Lembar
30 Mei 2019
Edukasi kepala SMF poliklinik persetujuan

langsung mata
7
kepada Lembar
pasien Melakukan
12 Juni – 5 Komunikasi,
monitoring dan
Juli 2019 Informasi,
evaluasi
Edukasi (KIE)

B. FAKTOR PENDUKUNG REALISASI AKTUALISASI


Faktor-faktor pendukung selama kegiatan realisasi aktualisasi adalah:
1. Dukungan dari Ketua Sie Pelayanan Medik Rawat Jalan selaku mentor
kegiatan aktualisasi.
2. Dukungan dari Kepala SMF Ilmu Kesehatan Mata RSUD Tarakan beserta
perawat poliklinik.
3. Dukungan dari bagian promosi kesehatan RSUD Tarakan.

C. FAKTOR PENGHAMBAT REALISASI AKTUALISASI


Faktor-faktor penghambat selama kegiatan realisasi aktualisasi adalah
pemahaman mengenai kelainan refraksi anak di kalangan pasien masih belum
baik. Banyaknya informasi mitos yang beredar membuat sulitnya pemberian
pemahaman kepada pasien.

Anda mungkin juga menyukai