Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING

DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Hendri Almawijaya
Dinas Pemuda dan Olahraga Jl. Depati Said Kelurahan Sidorejo Kec Lubuklinggau Barat II, Kota Lubuklinggau
e-mail: marda.nila777@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the management, actuating, evaluation, and
problems of counseling guideline and students' academic and nonacademic learning achievement
at government junior high-schools in Lubuklinggau. The research method was analytic descriptive.
Subject of research is the principal, vice principal areas of student and teacher guidance and
counseling. The results of the research show that not all secondary school run the planning,
implementation guidance and counseling as well, constraints in the implementation of counseling
include shortage of guidance services and infrastructure limitations, the evaluation of the
implementation of the counseling is done monthly, semester and yearly. With the conclusion that
guidance and counseling services can help improve student achievement in schools

Keywords: management, guidance and counseling, improving, learning achievement

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripksikan perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan
kendala pelaksanaan bimbingan konseling dalam peningkatan prestasi belajar siswa secara
akademik dan non akademik. Metode penelitian adalah deskriptif analitik. Subjek penelitian
adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kesiswaan dan guru bimbingan konseling.
Hasil penelitian ini adalah bahwa tidak semua sekolah menengah pertama menjalankan
perencanaan, dan pelaksanaan bimbingan konseling secara baik, kendala dalam pelaksanaan
bimbingan konseling meliputi kekurangan tenaga layanan bimbingan dan keterbatasan sarana dan
prasarana, evaluasi pelaksanaan bimbingan konseling dilakukan tiap bulan, semester dan tahunan.
Dengan kesimpulan bahwa layanan bimbingan konseling dapat membantu meningkatkan prestasi
siswa di sekolah.

Kata kunci: manajemen, bimbingan dan konseling, peningkatan, prestasi belajar

PENDAHULUAN mengatasi kesulitan siswa belajar dan kenakalan


Guru hendaknya dapat memberikan siswa.
contoh prilaku yang baik, tutur kata yang santun, Guru bimbingan konseling masih belum
memulai kegiatan belajar mengajar dikelas sepenuhnya maksimal dalam membimbing
diawali dengan doa, membiasakan kegiatan siswa, padahal fungsi Bimbingan Konseling
renungan diri yang bertujuan untuk menya- pada satuan pendidikan secara tegas telah diatur
darkan siswa akan kesalahan-kesalahan yang dalam Permendiknas nomor 111 tahun 2014
dilakukannya. Kegiatan-kegiatan guru yang diantara fungsinya adalah membantu siswa
positif dalam memberi contoh dengan perilaku dalam memahami diri dan lingkungan, mem-
yang terpuji, merupakan pembentukan karakter fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan,
siswa kearah hal-hal yang bersifat positif. penyesuaian diri sendiri dan lingkungan,
sehingga siswa dapat mencontoh perilaku yang penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan dan
selama ini kurang baik diharapkan dapat karir, pencegahan timbulnya masalah, perbaikan
diperbaiki. dan penyembuhan, pemeliharan kondisi pribadi
Agar anak didik dapat melaksanakan dan situasi yang kondusif untuk perkembangan
disiplin diri sendiri maka guru sendiri hendaknya diri konselir, pengembangan potensi secara
menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan optimal, advokasi diri terhadap perlakuan yang
pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus diskriminatif, membangun adaptasi pendidik dan
berdisiplin dalam segala hal. Tugas guru tenaga kependidikan terhadap program dan
mengajar dan mendidik dilakukan oleh guru aktifitas pendidikan sesuai dengan latar belakang
mata pelajaran, wali kelas, guru Bimbingan pendidikan, bakat, minat, kemampuan, ke-
Konseling (BK) dan seluruh warga sekolah cepatan belajar dan kebutuhan konselir.
terkait. Guru bimbingan konseling lebih fokus

618
Almawijaya, Analisis Manajemen Bimbingan Konseling 619

Tenaga guru bimbingan konseling di kebutuhannya secara mandiri dan juga yang
setiap sekolah yang memiliki kompetensi yang paling penting yaitu kesiapan moral, siswa bisa
beragam terkadang menjadi faktor penghambat dikatakan berkualitas jika dia memiliki moral
untuk memberikan konseling kepada siswa yang baik, baik itu moral yang berlandaskan
secara individu. Masih kurangnya tenaga guru kepada norma-norma yang berlaku dalam
BK di setiap sekolah menjadi faktor penghambat masyarakat maupun moral yang ada dalam
untuk memberikan konseling kepada siswa agama.
secara individu. Keterbatasan waktu bisa Untuk itulah pelaksanakan manajemen
mempengaruhi hal tersebut. Guru bimbingan bimbingan dan konseling harus dirumuskan
konseling di sekolah masih dominan cuma secara siap baik dari segi program pelayanan
mengatasi siswa-siswi yang berperilaku kurang bimbingan dan konseling, meneliti hal-hal apa
baik seperti mengatasi siswa berkelahi, siswa sajakah yang dibutuhkan oleh para siswa,
yang merokok, siswa yang tidak buat PR, siswa materi-materi yang harus diajarkan untuk
yang melawan guru dan lain sebagainya. Seolah- membentuk kesiapan siswa, satuan layanan dan
olah tugas guru bimbingan konseling cuma kegiatan dalam bimbingan dan konseling, dapat
memperbaiki perilaku siswa yang kurang baik merumuskan dengan baik tata laksana
menjadi baik, sehingga siswa berprestasi yang bimbingan dan konseling, dan mengevaluasi
mempunyai bakat dan minat terabaikan. program yang telah dilaksanakan.
Padahal sejatinya fungsi diadakanya Konseling adalah hubungan pribadi yang
kegiatan bimbingan konseling disekolah adalah dilakukan secara tatap muka antara dua orang
sebagai upaya bantuan untuk mewujudkan dalam mana konselor melalui hubungan itu
perkembangan peserta secara opimal baik secara dengan kemampuan-kemampuan khusus yang
kelompok maupun individual guna meng- dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
identifikasi berbagai potensi, kelebihan dan hal ini konseli dibantu untuk memahami diri
kekurangan, kelemahan, serta permasalahannya. sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan
Dalam sebuah lembaga pendidikan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan
bimbingan dan konseling merupakan suatu dengan menggunakan potensi yang dimilikinya,
komponen yang sangat penting untuk demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
memajukan mutu sebuah sekolah. Karena jika masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar
kita lihat pada masyarakat pada umumnya bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
sebuah sekolah atau lembaga pendidikan secara menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan
umum dapat dikatakan berkualitas dengan cara datang (Tolbert, dalam Prayitno 2004:101).
melihat output yang dihasilkan oleh sebuah Berdasarkan uraian ini, maka rumusan
sekolah, dalam arti kata masyarakat akan masalah penelitian ini secara umum adalah
menganggap sebuah sekolah itu berkualitas “Bagaimanakah manajemen bimbingan kon-
apabila siswa atau peserta yang dihasilkan seling dalam peningkatan prestasi belajar siswa
memiliki kualitas dan memenuhi harapan sesuai di SMP Negeri 3, SMP Negeri 8 dan SMP
yang masyarakat inginkan. Negeri 12 Lubuklinggau?
Manajemen bimbingan dan konseling Secara khusus rumusan masalah penelitian
seharus dapat membantu sekolah dalam ini adalah: (1) bagaimana perencanaan
meningkatkan mutu dari sekolahnya itu bimbingan konseling?; (2) bagaimana pelak-
khususnya dalam pengembangan sumber daya sanaan bimbingan konseling?; (3) bagaimana
manusia yang ada dilingkungan sekolah. Oleh evaluasi bimbingan konseling?; (4) bagaimana
karena itu manajemen bimbingan konseling kendala pelaksanaan kegiatan bimbingan
merupakan satu komponen yang sangat konseling?; (5) bagaimana prestasi belajar siswa
dibutuhkan dalam sebuah lembaga pendidikan secara akademik dan non akademik?
untuk meningkatkan mutu pendidikan dari segi Secara umum penelitian ini bertujuan
kesiapan sumber daya manusia. untuk mendeskripsikan manajemen bimbingan
Ukuran kualitas lulusan tidak hanya konseling dalam meningkatkan prestasi belajar
diukur dari kesiapan kognitif saja, akan tetapi siswa di SMP Negeri 3, SMP Negeri 8, dan SMP
ukuran seorang peserta didik bisa dikatakan Negeri 12 Lubuklinggau. Adapun secara khusus
berkualitas apabila dia sudah siap secara tujuan dari penelitian ini adalah: (1)
emosional, sosial, dapat menyesuaikan diri mendeskripsikan perencanaan bimbingan
dengan lingkungan, dapat mengembangkan konseling; (2) mendeskripsikan pelaksanaan
bakat yang ada dalam dirinya, dapat memenuhi bimbingan konseling; (3) mendeskripsikan
620 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 5, November 2015, hlm. 618-628

evaluasi bimbingan konseling; (4) men- bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa
deskripsikan kendala pelaksanaan kegiatan penelitian merupakan proses yang berjalan
bimbingan konseling; (5) mendeskripsikan secara terus-menerus hal tersebut sesuai dengan
prestasi belajar siswa secara akademik dan non kataaslinya dalam bahasa inggris yaitu research,
akademik. yang berasal dari kata re dan search yang berarti
Adapun kegunaan dan manfaat pene- pencarian kembali
litianini diharapkan akan memberi bermanfaat Subyek penelitian adalah benda, hal, atau
sebagai berikut: (1) bagi siswa: sebagai orang tempat data untuk variabel penelitian
pembelajaran untuk selalu berperilaku baik dan melekat, dan yang dipermasalahkan. Subyek
mematuhi peraturan sekolah sebagai usaha penelitian tidak selalu orang, tetapi dapat benda,
peningkatan prestasi belajar; (2) bagi guru: kegiatan, tempat (Arikunto, 2006:116). Mengacu
merupakan salah satu alternatif untuk menerap- pada pendapat tersebut dalam penelitian ini
kan pola mengajar dalam pembinaan melakukan adalah segenap orang yang menjadi subyek
bimbingan konseling terhadap prestasi siswa dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah,
belajar; (3) bagi kepala sekolah: sebagai Wakil kepala sekolah urusan kesiswaan, guru
implementasi monitoring dan evaluasi terhadap bimbingan konseling.
peningkatan prestasi sekolah. Teknik pengumpulan data adalah
observasi, wawancara dan dokumentasi. Agar
METODE pelaksanaan observasi efektif beberapa langkah
Penelitian ini adalah penelitian deskripstif yang ditempuh oleh peneliti dalam mengadakan
analitik. Deskriptif adalah pencarian fakta observasi perilaku subjek yang diobservasi tidak
dengan interprestasi yang tepat. SMP Negeri 3 dibuat-buat karena merasa sedang diamati.
Lubuklinggau, SMP Negeri 8 Lubuklinggau dan Observasi merupakan teknik pengumpulan data
SMP Negeri 12 Lubuklinggau. SMP Negeri 3 yang paling utama mengamati aktifitas kepala
Lubuklinggau merupakan sekolah standar sekolah, guru BK, dam siswa di sekolah. Secara
nasional (SSN) terakreditasi “A”. SMP Negeri 8 rinci kegiatan observasi diharapkan yaitu: a)
Lubuklinggau terakreditasi “B” dan SMP Negeri peneliti lebih mampu memahami konteks data
12 Lubuklinggau terakreditasi “B”. Dari dalam keseluruhan situasi, b) memungkinkan
observasi awal peneliti, alasan memilih SMP peneliti yang terjadi di lapangan secara nyata, c)
Negeri 3 Lubuklinggau merupakan salah satu Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
SMP Negeri favorit di kota Lubuklinggau, serta yang sedianya tidak akan terungkap oleh
dengan tingkat kesejahteraan dan pendidikan responden dalam wawancara karena sifat
orangtua wali murid dari kalangan atas, sensitive atau ingin menutupi karena dianggap
menengah ke bawah. Perilaku siswa di usia SMP merugikan nama lembaga, d) peneliti dapat
sangat bervariatif dan minat bakat perlu menemukan hal-hal diluar responden sehingga
bimbingan terutama dari guru bimbingan peneliti memperoleh gambaran yang lebih
konseling. Sedangkan SMP Negeri 8 Lubuk- komprehensif, e) melalui observasi peneliti
linggau merupakan sekolah yang memiliki dapat mengadakan pengamatan sehingga
akreditasi B dengan tingkat kesejahteraan dan memperoleh kesan-kesan pribadi. Teknik
pendidikan orangtua wali murid cendrung observasi biasanya dilakukan bersamaan dengan
menengah kebawah, dan SMP Negeri 12 teknik lain untuk mengamati keadaan fisik,
Lubuklinggau merupakan sekolah yang relative lokasi atau daerah penelitian secara sepintas lalu
baru berdiri dengan tingkat kesejateraan dan (on the spot) dan dengan melakukan pencatatan
pendidikan wali murid cenderung menengah seperlunya.
kebawah hampir semuanya berprofesi sebagai Observasi pada penelitian ini mengadakan
petani ataupun buruh tani pengamatan secara langsung terhadap gejala-
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah gejala subjek yang diteliti, baik pengamatan itu
pencarian jawaban dari pertanyaan yang ingin dilakukan dalam situasi yang sebenarnya
diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya maupun dilakukan di dalam buatan khusus
hasil penelitian akan berupa jawaban atas diadakan. Pada penelitian ini observasi
pertanyaan yang diajukan pada saat dimulainya- dilakukan terhadap aktivitas guru bimbingan
penelitian. Untuk menghasilkan jawaban konseling dan siswa, yang berkaitan pada
tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan perilaku dan prestasi belajar siswa di sekolah
dan analisis data dengan menggunakan metode dalam bentuk rapat pembinaan, pelaksanaan dan
tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan monitoring bimbingan konseling, Agar observasi
Almawijaya, Analisis Manajemen Bimbingan Konseling 621

ini memiliki parameter maka peneliti akan Menurut Miles and Huberman dalam
menggunakan cek list sebagai alat observasi. Sugiyono (2006:337-341) aktivitas dalam
Wawancara yaitu proses memperoleh analisa data, yaitu data reduction (reduksi data),
keterangan atau informasi melalui Tanya jawab data display (penyajian data), dan consulsion/-
langsung, dengan tatap muka atau melalui alat verification (simpulan dan verifikasi). Reduksi
komunikasi. Wawancara dilakukan dengan data berarti merangkum dan memilih hal-hal
pedoman wawancara (interview guided) Teknik yang pokok, memfokuskan hal-hal yang penting,
wawancara digunakan untuk mengumpulkan dicari tema dan pokoknya dalam membuang
data yang berhubungan dengan suatu peristiwa yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
yang bersifat abstrak dan kompleks. Melalui telah direduksi akan memberikan gambaran yang
teknik wawancara akan diketahui bagaimana jelas, dan mempermudah peneliti untuk
responden mempersepsikan, memandang suatu melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
peristiwa/fenomena dan kemudian memberikan mencarinya bila diperlukan. Data display
tanggapan. Menurut Moleong (2005:186) bahwa (penyajian data), dalam penelitian kualitatif,
maksud mengadakan wawancara adalah untuk penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
memverifikasi, mengubah, dan memperluas uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori.
informasi yang diperoleh oleh orang lain, baik Dengan mendisplaykan data, maka akan
manusia maupun bukan manusia (trianggulasi). memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
Wawancara (interview), yaitu teknik pengum- merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
pulan data yang dilakukan melalui tatap muka yang telah dipahami tersebut. consulsion/-
dan wawancara antara pengumpul data verification adalah penarikan kesimpulan dan
(pencacat) dengan responden. Wawancara verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan
dilakukan baik secara langsung maupun dengan masih bersifat sementara, dan akan berubah oleh
menggunakan pedoman “daftar pertanyaan” dari bukti-bukti yang mendukung pada tahap awal,
kuesioner sebagai instrumen penelitian. didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
Penelitian peneliti akan mewawancara konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
kesiswaan dan bimbingan konseling, di SMP dikemukakan merupakan kesimpulan yang
Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8 kredibel.
Lubuklinggau dan SMP Negeri 12 Lubuk- Hasil belajar Penelitian deskriptif analitik
linggau. Sebagai media wawancara, peneliti yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk
menggunakan tape recorder. memberikan gambaran tentang realitas pada
Teknik dokumentasi adalah cara obyek yang diteliti secara obyektif.
mengumpulkan data dengan mencatat dan www.damandiri.or,id/file/ahmadsuyuti.unair
memanfaatkan data yang ada di lapangan, baik bab4.pdf. Analisa kualitatif fokusnya pada
berupa data-data tertulis seperti buku piket, penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan dan
absensi guru, daftar hadir guru, arsip-arsip surat, penerapan data pada konteksnya masing-masing,
arsip bimbingan konseling, maupun foto-foto. dan sering melukiskannya di dalam kata-kata
Peneliti juga mengumpulkan data yang berupa daripada di dalam angka.
dokumen-dokumen yang dipandang baik secara
langsung maupun tidak langsung yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berhubungan dengan kegiatan kedisiplinan Hasil
siswa, kehadiran, dan aktivitas guru bimbingan Hasil penelitan dapat sebagai berikut:
konseling dan siswa kelas VIII di sekolah SMP Pertama, perencanaan bimbingan konseling di
Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8 SMP Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8
Lubuklinggau dan SMP Negeri 12 Lubuk- Lubuklinggau, dan SMP Negeri 12 Lubuk-
linggau. linggau, belum disertai dengan perencanaan
Analisa data penelitian adalah dengan anggaran biaya yang diharapkan dapat
induktif. Menurut Arikunto (2006:15) induktif menunjang pelaksanaan kegiatan, mengetahui
yaitu pengembangan konsep yang didasarkan secara persis berapa jumlah dana yang
atas data yang ada, mengikuti desain penelitian dialokasikan oleh sekolah dalam menunjang
yang fleksibel sesuai dengan konteksnya. pelaksanaan layanan bmbingan konseling.
Selanjutnya Sugiyono (2006:80) mengemukakan Kedua, pelaksanaan bimbingan konseling
induktif adalah cara menerangkan diri dari data di SMP Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8
kearah teori. Lubuklinggau, dan SMP Negeri 12 Lubuk-
622 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 5, November 2015, hlm. 618-628

linggau. Pelaksanaan bimbingan konseling pada diberikan ruang untuk menentukan bakat dan
SMP Negeri 3 Lubuklnggau dan SMP Negeri 8 minat serta potensi individunya baik secara
Lubuklinggau, program yang terencana dan akademik maupun secara non akademik.
berjalan dengan baik. Adanya kerjasama tim
sekolah, kolaborasi antara guru bimbingan Pembahasan
konseling dengan wakil kepala sekolah bidang 1. Perencanaan Bimibingan Konseling
kesiswaan, wali kelas. Pelaksanaan bimbingan Perencanaan program bimbingan kon-
konseling di SMP Negeri 12 Lubuklinggau seling yang dilakukan guru bimbingan konseling
belum berjalan sesuai dengan pedoman program SMP 3 Lubuklinggau bekerjasama dengan para
kerja layanan bimbingan karena masih dilakukan wali kelas, wakil kepala sekolah bidang
secara insidentil. kesiswaan serta koordinasi dengan kepala
Ketiga, evaluasi Bimbingan Konseling di sekolah. Perencanaan program bimbingan
SMP Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8 konseling diawali dengan membuat program
Lubuklinggau dan SMP Negeri 12 Lubuk- rencana bimbingan harian, mingguan, semester
linggau. Evaluasi bimbingan konseling meru- dan tahunan, lengkap dengan administrasi yang
pakan tindakan atau proses untuk menentukan menunjang konseling pada siswa yang
derajat kualitas kemajuan kegiatan yang melakukan tindakan tidak disiplin atau pelang-
berkaitan dengan pelaksanaan program garan ringan, sedang dan berat. Catatan siswa
bimbingan di sekolah yang mengacu pada yang berprestasi dan bakat minat baik bidang
kriteria atau patokan- patokan tertentu sesuai akademik dan non akademik. Bimbingan
dengan program bimbingan yang di laksanakan. konseling yang dilakukan oleh guru bimbingan
Evaluasi bimbingan konseling di SMP Negeri 3 konseling SMP Negeri 3 Lubuklinggau bagi
Lubuklinggau dan SMP Negeri 8 Lubuklinggau, siswa bermasalah dilakukan tahapan-tahapan
dilakukan secara rutin setiap bulan, semester, bimbingan. Guru bimbingan konseling di SMP
dan tahunan, hal ini dilakukan untuk menge- Negeri 3 Lubuklinggau memberikan layanan
tahui sejauh mana program bimbingan yang visit home dengan mendatangi siswa bermasalah
dilakukan oleh guru bimbingan konseling. ke rumahnya untuk mengetahui secara lebih
Evaluasi bimbingan konseling di SMP Negeri 12 dekat permasalahan yang dihadapi siswa untuk
Lubuklinggau, diakukan di evaluasi pada dicari solusi supaya peserta didik kembali
semester genap dan akhir tahun ajaran. Evaluasi sekolah melanjutkan pendidikan sesuai dengan
dilakukan dalam bentuk rapat bulanan yang di tingkatan pelanggaran yang dilakukan siswa.
pimpin langsung oleh kepala sekolah. SMP Negeri 3 Lubuklinggau memberlakukan
Keempat, kendala pelaksanaan kegiatan sistem poin untuk pelanggaran-pelanggaran yang
bimbingan konseling di SMP Negeri 3 dilakukan siswa. Apabila siswa melanggar
Lubuklinggau, SMP Negeri 8 Lubuklinggau dan peraturan sekolah melebihi jumlah poin yang
SMP Negeri 12 Lubuklinggau. Jumlah guru disepakati antara siswa dan sekolah, melalui
bimbingan konseling tidak sebanding dengan rapat komite yang dihadiri oleh wali murid
jumlah siswa. Fasilitas masih belum maksmal disosialisasikan maksud dan tujuan
terpenuhi. Ruang BK di SMP Negeri 12 diberlakukannya sistem poin untuk
Lubuklinggau belum memiliki khusus ruang meminimalkan pelanggaran-pelanggaran yang
BK. Pelaksanaan bimbingan konseling cende- menyimpang.
rung pada siswa bermasalah dan penyelesainya, Di SMP Negeri 8 Lubuklinggau,
untuk bimbingan bakat dan minat masih jarang perencanaan Bimbingan Konseling dilakukan
dilakukan. oleh guru Bimbingan Konseling dengan dibantu
Kelima, prestasi belajar siswa secara oleh Wakil Kepala sekolah bidang kesiswaan,
akademk dan non akademik di SMP Negeri 3 Wali kelas yang selanjutnya dikoordinasikan
Lubuklinggau, SMP Negeri 8 Lubuklinggau, dan dengan Kepala sekolah selaku pimpinan
SMP Negeri 12 Lubuklinggau merupakan kemudian ditetapkan sebagai program
capaian hasil dari kerja sama guru mata bimbingan konseling selama satu tahun pelajaran
pelajaran Setiap sekolah tentu memiliki prestasi terdiri dari program harian, program mingguan,
sebagai hasil dari pembinaan dari guru yang program bulanan, program semester dan
melaksanakan proses kegiatan belajar di sekolah. program tahunan.
Bimbingan konseling memiliki mempengaruhi Guru bimbingan konseling juga melayani
terhadap capaian hasil prestasi siswa. Karena siswa melalui program, visit home dengan
melalui layanan bimbingan konseling siswa mendatangi siswa bermasalah ke rumahnya
Almawijaya, Analisis Manajemen Bimbingan Konseling 623

untuk mengetahui secara lebih dekat kegiatan yang memiliki program layanan
permasalahan yang dihadapi siswa untuk dicari terhadap siswa. Layanan bimbingan dan
solusi supaya peserta didik kembali sekolah konseling pada satuan pendidikan secara
melanjutkan pendidikan sesuai dengan tingkatan keseluruhan dikemas dalam empat komponen
pelanggaran yang dilakukan siswa. SMP Negeri layanan, yaitu komponen: (a) layanan dasar, (b)
8 Lubuklinggau memberlakukan sistem poin layanan peminatan dan perencanaan individual,
untuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan (c) layanan responsif, dan (d) dukungan sistem.
siswa. Apabila siswa melanggar peraturan
sekolah melebihi jumlah poin yang disepakati 2. Pelaksanaan Bimbingan Konseling
antara siswa dan sekolah, melalui rapat komite Secara umum pelaksanaan kegiatan
yang dihadiri oleh wali murid disosialisasikan bimbingan konseling di SMP Negeri 3
maksud dan tujuan diberlakukannya sistem poin Lubuklinggau berjalan dengan baik, hal ini tidak
untuk meminimalkan pelanggaran-pelanggaran lepas dari adanya kerjasama tim sekolah yang
yang menyimpang. tidak hanya guru bimbingan konseling di
Bimbingan konseling di SMP Negeri 12 dalamnya tapi juga merupakan hasil kolaborasi
Lubuklinggau sebagaimana telah dikemukakan antara guru bimbingan konseling dengan wakil
pada laporan hasil penelitian tidak memiliki kepala sekolah bidang kesiswaan, wali kelas,
perencanaan, bimbingan konseling di SMP guru piket bahkan terkadang melibatkan
Negeri 12 Lubuklinggau dilakukan dengan cara Organisasi Intra Sekolah (OSIS).
yang insedentil (ketika ada masalah). Pelaksanaan Bimbingan Konseling di
Perencanan bimbingan konseling di suatu SMP Negeri 8 Lubuklinggau memiliki beberapa
sekolah merupakan sebuah keharusan, dan layananan bimbingan konseling terhadap siswa
hendaknya memperhatikan kemampuan satuan yang kemudian dituangkan dalam program
pendidikan dalam menjalankan semua program pelaksanaan layanan dalam kurun satu tahun
yang akan dilaksanakan. Ada beberapa aspek ajaran.
yang harus menjadi pertimbangan diantaranya Sementara itu, pelaksanaan kegiatan
aspek sarana prasarana, dan aspek pembiayaan. bimbingan konseling di SMP Negeri 12
Akan lebih baik jika program bimbingan dan Lubuklinggau belum sepenuhnya berjalan sesuai
konseling dalam penyusunan dan perencanaanya dengan apa yang diharapkan. Karena SMP
melalui proses studi kelayakan. Menurut Drs. Negeri 12 Lubuklinggau melaksanakan kegiatan
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila bimbingan konseling hanya bersifat insidentil,
Kusmawati dalam bukunya yang berjudul Proses ketika ada siswa yang bermasalah barulah ada
Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2008:7). tindakan. Namun pihak dalam pelaksanaan nya
“Studi kelayakan adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan
kegiatan dalam mengumpulkan berbagai konseling tetap berada dalam koordinasi antara
informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan untuk Kepala Sekolah, Wakil Kepala bidang
penyusunan program bimbingan dan konseling kesiswaan, dan wali kelas.
disekolah. Dengan adanya studi kelayakan ini, Kegiatan pelaksanaan bimbingan dan
kesimpulan dan saran-saran yang disajikan pada konseling di satuan pendidikan merupakan
akhir studi dipakai sebagai tolak ukur untuk kegiatan layanan yang dilakukan oleh tenaga
menentukan program bimbingan dan konseling professional (guru bimbingan konseling) kepada
yang perlu dikembangkan disekolah. Dalam peserta didik sebagai konseli melaui kontak
studi kelayakan yang dapat dipertimbangkan secara langsung yang berkenaan dengan
ialah beberapa aspek, diantaranya : (1) Sarana persoalan ataupun kepentingan peserta didik
dan prasarana, yang memungkinkan bisa untuk dalam mengikuti rangkaian proses belajar
digali, (2) pengendalian pelaksanaan program, mengajar disekolah.
(3) pembiayaan kegiatan secara keseluruhan Menurut Drs. Dewa Ketut Sukardi dan
yang menunjang pelaksanaan program, dan Desak P.E Nila Kusmawati dalam bukunya yang
berbagai aspek lainya yang bisa digali” berjudul Proses Bimbingan dan Konseling di
Berdasarkan penjelasan permendiknas no Sekolah (2008:56)
111 tahun 2014 dijelaskan bahwa sejatinya “Suatu kegiatan bimbingan dan konseling
bimbingan konseling bukanlah mengurusi disebut pelayanan apabila kegiatan tersebut
persoalan siswa yang memiliki permasalahan dilakukan melalui kontak langsung dengan
dalam pelanggaran tata tertib sekolah. sasaran pelayanan (klien/konseli), dan secara
Bimbingan konseling lebih mengacuh kepada langsung berkenaan dengan permasalahan
624 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 5, November 2015, hlm. 618-628

ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan kompetensi, penelitian dan pengembangan,


oleh sasaran pelayanan itu” pengembangan keprofesian berkelanjutan
Berdasarkan lampiran Permendiknas no (PKB), serta kegiatan tambahan yang relevan
111 tahun 2014 Layanan bimbingan dan dengan profesi bimbingan dan konseling atau
konseling pada satuan pendidikan diseleng tugas kependidikan atau lainnya yang berkaitan
garakan oleh tenaga pendidik profesional yaitu dengan tugas profesi bimbingan dan konseling
Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling yang didasarkan atas tugas dari pimpinan satuan
yang memiliki disiplin ilmu sarjana pendidikan pendidikan atau pemerintah.
dalam bidang Bimbingan Konseling dan Ada berbagai kegiatan profesi bimbingan
bersertifikasi sebagai pendidik. Layanan dan konseling di luar kelas, sebagai berikut:
Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di Konseling individual merupakan kegiatan yang
dalam kelas (bimbingan klasikal) dan di luar dilakukan secara perseorangan untuk membantu
kelas. Kegiatan bimbingan dan konseling di peserta didik/konseli yang sedang mengalami
dalam kelas dan di luar kelas merupakan satu masalah atau kepedulian tertentu yang bersifat
kesatuan dalam layanan profesional bidang pribadi. Dalam pelaksanaannya, peserta didik/
bimbingan dan konseling. Layanan dirancang konseli dibantu oleh Konselor atau Guru
dan dilaksanakan dengan memperhatikan Bimbingan dan Konseling untuk mengiden
keseimbangan dan kesinambungan program tifikasi masalah, penyebab masalah, menemukan
antar kelas dan antar jenjang kelas, serta alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan
mensinkronkan dengan kegiatan pembelajaran keputusan terbaik untuk mewujudkan keputusan-
mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler. nya dengan penuh tanggung jawab dalam
Layanan Bimbingan dan Konseling diseleng kehidupannya.
garakan secara terprogram berdasarkan asesmen Konseling kelompok merupakan kegiatan
kebutuhan (need assessment) yang dianggap terapeutik yang dilakukan dalam situasi
penting (skala prioritas) dilaksanakan secara kelompokuntuk membantu menyelesaikan
rutin dan berkelanjutan (scaffolding). Semua masalah individu yang bersifat rahasia. Dalam
peserta didik harus mendapatkan layanan pelaksanaannya, peserta didik/konseli dibantu
bimbingan dan konseling secara terencana, oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan
teratur dan sistematis serta sesuai dengan Konseling dan anggota kelompok untuk
kebutuhan. mengidentifikasi masalah, penyebab masalah,
Untuk layanan bimbingan konseling menemukan alternatif pemecahan masalah, dan
didalam kelas, konselor atau guru Bimbingan pengambilan keputusan terbaik dan mewujudkan
dan Konseling dialokasikan jam masuk kelas keputusannya dengan penuh tanggung jawab.
selama 2 (dua) jam pembelajaran per minggu Bimbingan kelompok merupakan pem-
setiap kelas secara rutin terjadwal. Layanan berian bantuan kepada peserta didik/konseli
bimbingan dan konseling di dalam kelas bukan melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas
merupakan mata pelajaran bidang studi, namun dua sampai sepuluh orang untuk maksud
terjadwal secara rutin di kelas dimaksudkan pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai
untuk melakukan asesmen kebutuhan layanan atau pengembangan keterampilan-keterampilan
bagi peserta didik/konseli dan memberikan hidup yang dibutuhkan. Bimbingan kelompok
layanan yang bersifat pencegahan, perbaikan dan harus dirancang sebelumnya dan harus sesuai
penyembuhan, pemeliharaan, dan atau dengan kebutuhan nyata anggota kelompok.
pengembangan. Topik bahasan dapat ditetapkan berdasarkan
Kegiatan layanan bimbingan dan kesepakatan angggota kelompok atau diru-
konseling di luar kelas, meliputi konseling muskan sebelumnya oleh Konselor atau Guru
individual, konseling kelompok, bimbingan Bimbingan dan Konseling berdasarkan
kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas pemahaman atas data tertentu. Topiknya bersifat
kelas, konsultasi, konferensi kasus, kunjungan umum (common problem) dan tidak rahasia.
rumah (home visit), advokasi, alih tangan kasus, Bimbingan kelas besar atau lintas kelas,
pengelolaan media informasi yang meliputi Bimbingan lintas kelas merupakan kegiatan yang
website dan/atau leaflet dan/atau papan bersifat pencegahan, pengembangan yang
bimbingan dan konseling, pengelolaan kotak bertujuan memberikan pengalaman, wawasan,
masalah, dan kegiatan lain yang mendukung serta pemahaman yang menjadi kebutuhan
kualitas layanan bimbingan dan konseling yang peserta didik, baik dalam bidang pribadi, sosial,
meliputi manajemen program berbasis
Almawijaya, Analisis Manajemen Bimbingan Konseling 625

belajar, serta karir. Salah satu contoh kegiatan memecahkan masalah dan mengembangkan
bimbingan lintas kelas adalah career day. potensi peserta didik/konseli.
Konsultasi merupakan kegiatan berbagi Pengelolaan Media informasi merupakan
pemahaman dan kepedulian antara konselor atau kegiatan penyampaian informasi yang ditujukan
guru bimbingan dan konseling dengan guru mata untuk membuka dan memperluas wawasan
pelajaran, orang tua, pimpinan satuan peserta didik/konseli tentang berbagai hal yang
pendidikan, atau pihak lain yang relevan dalam bermanfaat dalam pengembangan pribadi, sosial,
upaya membangun kesamaan persepsi dan belajar, dan karir, yang diberikan secara tidak
memperoleh dukungan yang diharapkan dalam langsung melalui media cetak atau elektronik
memperlancar pelaksanaan program layanan (seperti web site, buku, brosur, leaflet, papan
bimbingan dan konseling. bimbingan).
Konferensi kasus (case conference) Pengelolaan kotak masalah merupakan
merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh kegiatan penjaringan masalah dan pemberian
konselor atau guru pembimbing dengan maksud umpan balik terhadap peserta didik yang
membahas permasalahan peserta didik/konseli. memasukan surat masalah kedalam sebuah kotak
Dalam pelaksanaannya, melibatkan pihak-pihak yang menampung masalah-masalah peserta
yang dapat memberikan keterangan, kemudahan didik.
dan komitmen bagi penyelesaian masalah Manajemen Program berbasis komptensi.
peserta didik/konseli. Dalam hal pengelolaan bimbingan dan konseling
Kunjungan rumah (home visit) merupakan secara operasional, kepala sekolah
kegiatan mengunjungi tempat tinggal mendelegasikan kewenangan kepada koordinator
orangtua/wali peserta didik/konseli dalam bimbingan dan konseling sebagai tugas
rangka klarifikasi, pengumpulan data, konsultasi tambahan yang ditugaskan kepada konselor atau
dan kolaborasi untuk penyelesaian masalah guru bimbingan dan konseling yang berlatar
peserta didik/konseli. belakang Sarjana Pendidikan (S-1) bidang
Alih tangan kasus (referral) adalah Bimbingan dan Konseling dan telah lulus
pelimpahan penanganan masalah peserta pendidikan profesi guru bimbingan dan
didik/konseli yang membutuhkan keahlian di konseling/konselor, atau minimal Sarjana
luar kewenangan konselor atau guru bimbingan Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
dan konseling. Alih tangan kasus dilakukan Konseling.
dengan menuliskan masalah konseli dan Penelitian dan Pengembangan. Konselor
intervensi yang telah dilakukan, serta dugaan atau Guru Bimbingan dan Konseling dituntut
masalah yang relevan dengan keahlian menggunakan temuan-temuan baru atau
profesional yang melakukan alih tangan kasus. mengembangkan cara-cara baru dalam
Advokasi adalah layanan bimbingan dan melaksanakan tugas-tugas keprofesiannya.
konseling yang dimaksudkan untuk memberi Upaya yang dapat dilakukan antara lain
pendampingan peserta didik/konseli yang melakukan penelitian mandiri, penelitian
mengalami perlakuan tidak mendidik, kelompok bersama teman sejawat, penelitian
diskriminatif, malpraktik, kekerasan, pelecehan, berkolaboratif dengan pakar di perguruan tinggi.
dan tindak kriminal. Proses dan hasil penelitian dan pengembangan
Kolaborasi adalah kegiatan fundamental disebarluaskan kepada berbagai pihak melalui
layanan BK dimana Konselor atau guru jurnal, forum konvensi dan forum ilmiah
bimbingan dan konseling bekerja sama dengan lainnya, rubrik media cetak maupun elektronik.
berbagai pihak atas dasar prinsip kesetaraan, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
saling pengertian, saling menghargai dan saling (PKB). Dalam upaya memberikan layanan
mendukung. Semua upaya kolaborasi diarahkan profesi dan pengabdian terbaik serta merespons
pada suatu kepentingan bersama, yaitu dinamika tuntutan dan tantangan profesi,
bagaimana agar setiap peserta didik/konseli konselor atau guru bimbingan dan konseling
mencapai perkembangan yang optimal dalam berusaha secara terus-menerus mengembangkan
aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui
karirnya. Kolaborasi dilakukan antara konselor pendidikan dan latihandalam jabatan, studi lanjut
atau guru bimbingan dan konseling dengan guru dan aktif dalam organisasi profesi pada tataran
mata pelajaran, wali kelas, orang tua, atau pihak lokal, regional, nasional, dan internasional
lain yang relevan untuk membangun pemahaman Dari kesemua layanan kegiatan bimbingan
dan atau upaya bersama dalam membantu konseling dalam pelaksanaanya hendaklah selalu
626 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 5, November 2015, hlm. 618-628

dilakukan secara sinergis antara guru bimbingan menjadi referensi dalam melaksanakan kegiatan
konseling, wakil kepala sekolah, wali kelas dan bimbingan selanjutnya. Hal ini sejalan dengan
guru mata pelajaran lainya dibawah koordinasi Ketut Sukardi dan Nila Kusmawati dalam
kepala sekolah. bukunya yang berjudul Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah (2008:96) Evaluasi
3. Evaluasi Bimbingan Konseling pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Evaluasi Bimbingan Konseling di SMP disekolah dimaksudkan adalah segala upaya
Negeri 3 Lubuklinggau dilakukan secara rutin tindakan atau proses yang menentukan derajat
setiap bulan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan
sejauh mana program bimbingan yang dilakukan dengan pelaksanaan program bimbingan dan
oleh guru bimbingan konseling. Evaluasi konseling disekolah dengan mengacu pada
dilakukan dalam bentuk rapat bulanan yang di kreteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
pimpin langsung oleh kepala sekolah. Dalam dengan program bimbingan dan konseling yang
rapat ini setiap guru diminta menyampaikan dilaksanakan.
persoalan proses kegiatan belajar mengajar Sebagaimana dijelaskan dalam lampiran
disekolah, termasuk guru bimbingan konseling. permendiknas nomor 111 tahun 2014 bahwa
Hal ini dilakukan untuk mengetahui capaian evaluasi dalam bimbingan dan konseling
hasil yang telah dilaksanakan dalam setiap merupakan proses pembuatan pertimbangan
bulan. Rapat bulanan ini biasanya dilaksanakan secara sistematis mengenai keefektivan dalam
setiap awal bulan. mencapai tujuan program bimbingan dan
Disamping ada evaluasi bulanan, SMP konseling berdasar pada ukuran (standar)
Negeri 3 Lubuklinggau juga melakukan evaluasi tertentu. Dengan demikian evaluasi merupakan
semester dan evaluasi tahunan. Hal ini dilakukan proses sistematis dalam mengumpulkan dan
guna mengetahui capaian hasil proses kegiatan menganalisis informasi tentang efisiensi,
belajar mengajar selama satu semester dan satu keefektivan, dan dampak dari program dan
tahun ajaran. Dalam pembinaan siswa disekolah layanan bimbingan dan konseling terhadap
sangat diperlukan adanya kerjasama semua perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir
personil satuan pendidikan yang meliputi Guru peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan
mata pelajaran, wali kelas, guru bimbingan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa
konseling, wakil kepala sekolah dan kepala besar tujuan bimbingan dan konseling telah
sekolah. dicapai.
Pelaksanaan evaluasi di SMP Negeri 8 Selanjutnya evaluasi dari pelaksanaan
Lubuklinggau, dilakukan oleh Kepala Sekolah, program dimaksudkan untuk menjawab
hal ini diketahui dari program yang disusun oleh pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang
guru bimbingan konseling. Adapun bentuk sebagai hasil dari layanan bimbingan dan
evaluasi yang dilakukan antara lain: (1) konseling. Hasil evaluasi akan digunakan
Melaksanakan rapat secara priodik yang sebagai pendukung program lanjutan untuk
dilakukan setiap bulan dengan guru pembimbing menjamin keberhasilan pelaksanaan program
bersama dewan guru lainya. (2) Guru bimbingan selanjutnya.
konseling melaporkan kegiatanya kepada Kepala
Sekolah yang dilakukan satu bulan sekali. 4. Kendala Pelaksanaan Bimbingan
Hal sama juga peneliti temukan di SMP Konseling
Negeri 12 Lubuklinggau, meski kegiatan Setiap pelaksanaan program bimbingan
bimbingan konseling tidak memiliki program tentu memiliki kendala dalam pelaksanaanya.
secara tertulis, kegiatan bimbingan konseling di Kendala yang peneliti temukan hampir serupa,
SMP Negeri 12 Lubuklinggau juga dilakukan yakni keterbatasan tenaga pendidik bidang
evaluasi. bimbingan konseling yang tidak seimbang
Setiap pelaksanaan kegiatan sudah dengan jumlah siswa di sekolah. Idealnya
selayaknya dilakukan evaluasi secara priodik, seorang guru bimbingan konseling melayani
hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana antara 150 sampai dengan 160 siswa dimasing
capaian hasil yang telah dicapai oleh sebuah masing sekolah.
program. Termasuk juga program layanan Disamping itu keterbatasan sarana dan
bimbingan konseling. Evaluasi juga dimaksud- prasarana yang ada disekolah juga menjadi
kan untuk mengetahui kelemahan dari sebuah kendala dalam pelaksanaan kegiatan layanan
proses kegiatan layanan bimbingan agar dapat bimbingan konseling. Idealnya ruangan
Almawijaya, Analisis Manajemen Bimbingan Konseling 627

bimbingan konseling berukuran 8 meter x 8 konseling juga hendaknya dilengkapi sarana


meter. Dan minimal memiliki skat ruangan penunjang, diantaranya Dokumen program
diantaranya ruangan tamu, ruangan kerja guru bimbingan dan konseling yang disimpan dalam
bimbingan konseling sekaligus menjadi ruangan almari maupun instrumen pengumpul data dan
konseling bagi individu, ruangan bimbingan kelengkapan administrasi seperti (1) Alat
kelompok, ruangan data, ruangan pustaka dan pengumpul data berupa tes, (2) Alat pengumpul
ruang lain yang dianggap perlu. data teknik non-tes yaitu: biodata peserta
Pada lampiran permendiknas nomor 111 didik/konseli, pedoman wawancara, pedoman
tahun 2014 juga dijelaskan bahwa Ukuran ruang observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala
bimbingan dan konseling harus disesuaikan penilaian, angket (angket peserta didik dan orang
dengan kebutuhan jenis dan jumlah ruangan. tua), biografi dan autobiografi, angket
Ruang kerja konselor atau guru bimbingan dan sosiometri, AUM, ITP, format RPLBK, format-
konselor disiapkan secara terpisah dan antar format surat (panggilan, referal, kunjungan
ruangan tidak tembus pandang dan suara. Jenis rumah), format pelaksanaan pelayanan, dan
ruangan yang diperlukan antara antara lain (1) format evaluasi, (3) Alat penyimpan data, dapat
ruang kerja sekaligus ruang konseling berbentuk kartu, buku pribadi, map dan file
individual, (2) ruang tamu, (3) ruang bimbingan dalam komputer. Bentuk kartu ini dibuat dengan
dan konseling kelompok, (4) ruang data, (5) ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga
ruang konseling pustaka (bibliocounseling) dan mudah untuk disimpan dalam almari/ filing
(6) ruang lainnya sesuai dengan perkembangan cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan,
profesi bimbingan dan konseling. Jumlah ruang informasi atau pun data untuk masing-masing
disesuaikan dengan jumlah peserta didik/konseli peserta didik, maka perlu disediakan map
dan jumlah konselor atau guru bimbingan dan pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek
konseling yang ada pada satuan pendidikan. data peserta didik yang perlu dan harus dicatat,
Fasilitas ruangan yang diharapkan tersedia maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat
ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku
dan teratur, serta perlengkapan lain yang pribadi, (4) Kelengkapan penunjang teknis,
memungkinkan tercapainya proses pelayanan seperti data informasi, paket bimbingan, alat
bimbingan dan konseling yang bermutu. bantu bimbingan perlengkapan administrasi,
Ruangan itu hendaknya sedemikian rupa seperti alat tulis menulis, blanko surat, kartu
sehingga di satu segi para peserta didik/konseli konsultasi, kartu kasus, blanko konferensi kasus,
yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa dan agenda surat, buku-buku panduan, buku
nyaman, dan segi lain di ruangan tersebut dapat informasi tentang studi lanjutan atau kursus-
dilaksanakan pelayanan dan kegiatan bimbingan kursus, modul bimbingan, atau buku materi
lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik pelayanan bimbingan, buku hasil wawancara,
bimbingan dan konseling. Khusus ruangan laporan kegiatan pelayanan, data kehadiran
konseling individual harus merupakan ruangan peserta didik, leger Bimbingan dan Konseling,
yang memberi rasa aman, nyaman dan menjamin buku realisasi kegiatan Bimbingan dan
kerahasiaan konseli. Konseling, bahan-bahan informasi pengem-
Di dalam ruangan hendaknya juga dapat bangan keterampilan pribadi, sosial, belajar
disimpan segenap perangkat instrumen maupun karir, papan informasi kegiatan
bimbingan dan konseling, himpunan data peserta Bimbingan dan Konseling dan sebagainya di
didik, dan berbagai data serta informasi lainnya. sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan
Ruangan tersebut hendaknya juga mampu satuan pendidikan.
memuat berbagai penampilan, seperti
penampilan informasi pendidikan dan jabatan. 5. Prestasi Belajar Siswa Secara Akademik
Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu dan Non-akademik
hendaklah nyaman yang menyebabkan para Layanan bimbingan konseling hendaknya
pelaksana bimbingan dan konseling betah mempengaruhi capaian hasil prestasi siswa.
bekerja. Kenyamanan itu merupakan modal Karena melalui layanan bimbingan konseling
utama bagi kesuksesan program layanan siswa diberikan ruang untuk menentukan bakat
bimbingan dan konseling yang disediakan. dan minat serta potensi individunya baik secara
Disamping jumlah guru bimbingan akademik maupun secara non akademik.
konseling yang terbatas dan ruangan layanan Namun pada kenyataannya tidak semua
bimbingan yang refresentatif, layanan bimbingan siswa yang memiliki prestasi merupakan akibat
628 Manajer Pendidikan, Volume 9, Nomor 5, November 2015, hlm. 618-628

langsung dari proses layanan bimbingan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran BK
konseling di sekolah. Hal ini disebabkan pelak- lebih intensif. (2) Kepala sekolah agar menyu-
sanaan layanan kegiatan bimbingan konseling sun Program Perencanaan Anggaran untuk
berjalan belum sepenuhnya efektif dan layanan bimbingan melalu rapat untuk
maksimal. Walaupun ada sebagian siswa yang menghasilkan mufakat terhadap pelaksanaan
berprestasi baik secara akademik maupun non layanan bimbingan konseling. (3) Guru
akademik merupakan hasil dari layanan kegiatan bimbingan konseling hendaknya dapat
bimbingan konseling pada satuan pendidikan. meningkatkan pemahamannya dalam menguasai
Akan tetapi penulis menyadari jika sebuah layanan konseling. (4) Kepada pemerintah
hasil yang menyangkut sebuah prestasi bukanlah melalui pihak Dinas Pendidikan Nasional Kota
hal mutlak yang harus dicapai dalam proses Lubulinggau dan kepala sekolah, kiranya dapat
layanan bimbingan konseling. Yang terpenting memperhatikan pengadaan atau renovasi ruang
adalah proses layanan bimbingan konseling BK untuk kenyamanan dan peningkatan
memberikan layanan kepada peserta didik agar pelayanan bimbingan konseling.
peserta didik dapat melakukan pengembangan
potensi dirinya secara maksimal. Hal ini
dimaksudkan agar konseli/klien atau peserta DAFTAR RUJUKAN
didik mampu secara mandiri untuk berkembang
secara optimal. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
SIMPULAN DAN SARAN VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Simpulan Moleong. 2005. Metedologi Penelitian Kuali-
Simpulan secara umum penelitian ini tatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
adalah manajemen bimbingan konseling di SMP Prayitno dkk. 2003. diunduh melalui:
Negeri 3 Lubuklinggau, SMP Negeri 8 http://theworldofguidanceandcounseling.b
Lubuklinggau, dan SMP Negeri 12 Lubuk- logspot.com/2012/04/pengertian-bimbi
linggau, memiliki pengaruh terhadap pening- ngan-dan-konseling.html
katan prestasi siswa baik secara akademik Sukardi, Dewa, Ketut. 2008. Proses Bimbingan
maupun non akademik. dan Konseling Di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta
Saran Sugiyono.2006. Metode Penelitian Pendidikan
Saran ditujukan kepada pihak yang Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R
berkompeten dalam mewujudkan guru-guru & D. Bandung: Alfabeta.
profesional terutama dalam bidang bimbingan Sudrajat, Akhmad. 2008. Fungsi Prinsip dan
konseling: (1) Dinas Pendidikan Nasional Koa Asas Bimbingan Konseling.
Lubuklinggau, kiranya dapa menyusun rogram

Anda mungkin juga menyukai