Disusun oleh :
Pengantar
PT. Indomobil International merupakan salah satu imperium bisnis di bidang otomotif yang
cukup disegani di Indonesia. Produk-produk buatan perusahaan ini banyak berseliweran di
jalan raya di seluruh persada nusantara. Anda pasti kenal nama-nama seperti: Suzuki Carry,
Katana, Vitara, Escudo, Baleno, Karimun, Aerio, APV, Swift, Grand Vitara, SX4, New
Karimun, New Baleno dan yang baru-baru ini telah dilaunching adalah Suzuki Ertiga. Itulah
sebagian produk buatan Indomobil International yang cukup disegani oleh para pesaingnya.
Saat ini, Indomobil International menduduki posisi sebagai penantang pasar dalam bisnis
otomotif.
Dalam menjalani bisnisnya, Indomobil International tidak lepas dari berbagai tantangan, baik
yang berasal dari lingkungan makro maupun mikro. Dalam aspek lingkungan makro,
Indomobil International harus berhadapan dengan berbagai masalah, antara lain: ekonomi
yang belum sepenuhnya pulih, nilai tukar rupiah yang tidak stabil, perubahan kebijakan
ekonomi yang seringkali tidak kondusif bagi tumbuhnya bisnis otomotif, gonjang-ganjing
politik, gejolak peruburuhan, kurangnya law enforcement, banyaknya berbagai pungutan,
menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM, dan sebagainya. Sementara
itu, dari lingkungan mikro terdapat berbagai tantangan yang tidak kalah hebatnya, antara lain
persaingan yang semakin ketat diantara para produsen otomotif. Semua tantangan terebut
harus direspon oleh Indomobil International jika memang dia ingin tetap eksis dan
berkembang serta mempertahankan posisinya sebagai runner-up dalam industri otomotif di
Indonesia.
Tabel 1.
Hino III
Krama Yudha KTBM Mitsubishi Sedan,I,II,III.IV
Imora Prospect Motor Honda Sedan,I
Rajawali IRMC Ford Sedan,I
BG Stars Motor Ind. Mercedez Benz Sedan,II.III,IV
Daewoo Sedan
Mercu Buana GM Buana Ind. Chavrolet/Opel Sedan,I
Djakarta Motor Djakarta Moto Coy Cherokee IV
Indauda IPN Kia Sedan,I
Wanandi GMM VW Sedan
Dari merek-merek yang tercatat pada ATPM, baru lima perusahaan yang mampu berproduksi
di atas 20 ribu unit per tahunnya, yaitu: Toyota, Suzuki, Daihatsu, Isuzu dan Mitsibishi.
Sementara itu, perusahaan yang lain baru mencapai skala produksi di bwah 5000 ribu unit per
tahun. Dari 10 kelompok usaha ATPM di atas, empat diantaranya menguasai hampir 97%
pangsa pasat otomotif di Indonesia. Indomobil International sebagai runner-up mengenggam
24,9% pangsa pasar domestik. Kemudian Daihatsu menyusul di belakangnya dengan
menguasai pangsa pasar 21%. Selanjutnya Mitsubishi menguasai 15% dan Imora hanya 4%.
Di tengah kerasnya persaingan dalam hal citra dan atribut produk (teknologi, modifikasi,
utilitas), harga dan perang diskon antar ATPM, Indomobil International
menggunakan customer satisfaction sebagai ujung tombak strategi mempertahankan loyalitas
konsumennya. Berbagai fasilitas diberikan oleh Indomobil, baik berupa bantuan kredit
maupun pelayanan purna jual. Beberapa fasilitas tersebut meliputi, pertama, pendirian Citra
Asri Buana dengan berbagai cabang di berbagai kota utama di Indonesia,. Fasilitas Citra Asri
Buana merupakan showroom dan bengkel dalam satu atap, atau lebih dikenal dengan istilah
3S, yaitu : Sale, Sparepart, dan Service – yang membuat produk Indomobil International
mudah ditemukan di mana saja karena distribusi merata, serta penggantian suku cadang dan
servisnya mudah diakukan. Kedua, pengadaan fasilitas Indomobil Finance untuk memberikan
kemudahan bagi para pembeli untuk memperoleh kredit mobil berbungan rendah. Ketiga,
membuka showroom Suzuki Used Car, yaitu pusat jual-beli mobil bekas bergaransi untuk
memudahkan konsumen menjual kembali mobil bekas pakai dengan harga yang wajar.
Meskipun berbagai strategi pemasaran telah dilakukan, namun nampaknya tidak semua
produk mengalami gilang-gemilang. Toyota mendominasi perolehan keuntungan bagi Astra,
sementara Daihatsu menduduki rangking kedua, dan Isuzu menduduki rangking ketiga. Untuk
mengetahui lebih rinci pertumbuhan pangsa pasar relatif dan rata-rata pertumbuhan pasar
berbagai produk otomotif Indomobil International, lihat tabel berikut.
RELATIF PASAR
Kendaraan Keluarga 59% 3%
MPV 27% 25%
SUV 9% 15%
Kendaraan Niaga 1% 5%
Sedan 4% 0,5%
Ket.:Angka Hipotetis
Berdasarkan data di atas nampak bahwa pangsa pasar kendaraan keluarga sangat besar, tetapi
pertumbuhan pasarnya sangat kecil. Sedangkan untuk kategori MPV, pangsa pasarnya besar,
dan pertumbuhan pasarnya juga besar. Kendaraan SUV mempunyai pangsa pasar yang cukup
besar, demikian juga pertumbuhan pasarnya. Untuk kendaraan niaga dan sedan, pangsa
pasarnya sangat kecil, demikian juga pertumbuhan pasarnya.
LINGKUNGAN EKONOMI:
Saat ini Indomobil International menghadapi lingkungan yang kurang kondusif. Akibat krisis
ekonomi yang berkepanjangan beberapa tahun lalu, dampaknya sungguh sangat luar biasa.
Hingga saat ini, ekonomi nasional belum pulih sama sekali. Kurs rupiah masih sangat rentan
terhadapgejolak pasar, daya beli masyarakat sangat rendah, suku bunga tinggi, dan sebagainya.
Tingginya suku bunga jelas akan mempengaruhi omset penjualan mobil, karena 80%
pembelian mobil dibiayai oleh kredit. Di sisi lain, karena kandungan bahan impor masih
mendominasi produksi mobil, maka lemahnya nilai tukar rupiah akan membuat harga mobil
semakin mahal. Kemudian, situasi itu diperburuk dengan iklim investasi yang kurang
kondusif, lemahnya law-eforcement dan carut-marutnya politik, dan sebagainya.
LINGKUNGAN BISNIS/PERSAINGAN
Negara Korea juga tidak dapat dianggap enteng. Negara ini mempunyai dua raksasa otomotif,
yaitu KIA dan Hyundai. Kedua merek mobil ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Hyundai Atoz, Hyundai Trajet, KIA Picanto, KIA Carens, KIA Sephia (Timor)
merupakan sebagian dari tipe bikinan kedua perusahaan otomotif tersebut yang cukup populer
di Indonesia. Raksasa ekonomi baru – RRC, juga sudah melebarkan sayapnya dalam bisnis
otomotif di Indonesia. Produk-produk buatan RRC dikenal sebagai barang yang sangat murah.
Tentu saja hal ini akan mempengaruhi perkembangan binis Indomobil International.
PERTANYAAN:
yang teh atau minuman ringan, peminum kopi dapat beralih ke pengganti mereka. Jika
produk industri memiliki beberapa pengganti cukup dekat pengganti yang kekuatan
kompetitif yang lemah, maka, hal-hal lain yang sama, perusahaan dalam industri memiliki
kesempatan untuk menaikkan harga dan mendapatkan keuntungan tambahan. Seperti
Produk-produk buatan perusahaan Indomobil Internasional yaitu: Suzuki Carry, Katana,
Vitara, Escudo, Baleno, Karimun, Aerio, APV, Swift, Grand Vitara, SX4, New Karimun,
New Baleno dan yang baru-baru ini telah dilaunching adalah Suzuki Ertiga. Dengan
banyak produk-produk tersebut maka pemasok memasarkan produk pengganti yang
sesuai dengan keinginan pembeli sesuai dengan harganya.
3. Buatlah matrik BCG atas produk-produk Indomobil International dan jelaskan strategi
yang tepat untuk masing-masing jenis produk pada masing-masing kuadran tersebut.
Matriks BCG grafis menggambarkan perbedaan antara divisi dalam hal relatif berbagi
posisi dan industri tingkat pertumbuhan pasar. Matriks BCG memungkinkan organisasi
multidivisional untuk mengelola portofolio bisnis dengan memeriksa posisi pangsa pasar
relatif dan tingkat pertumbuhan industri masing-masing Divisi relatif terhadap semua
divisi lain di organisasi. Posisi pangsa pasar yang relatif didefinisikan sebagai rasio
pangsa pasar Divisi sendiri (atau pendapatan) dalam industri tertentu untuk pasar saham
(atau pendapatan) diselenggarakan oleh perusahaan saingan terbesar di industri. Jadi
rumusannya adalah sebagai berikut:
Adapun dasar Matriks BCG yaitu Setiap lingkaran mewakili satu divisi terpisah. Ukuran
lingkaran yang sesuai dengan proporsi perusahaan pendapatan yang dihasilkan oleh unit
bisnis yang, dan potongan kue menunjukkan proporsi keuntungan perusahaan yang
dihasilkan oleh divisi itu. Divisi-divisi yang terletak di kuadran I matriks BCG disebut
"Question Marks," orang-orang yang terletak di kuadran II disebut "Stars" yang berada
dalam kuadran III yang disebut "Cash Cows", dan divisi-divisi tersebut terletak di kuadran
IV disebut "Dogs" (Fred R, David. 2011).
Question Marks. Divisi pada kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif rendah,
namun mereka bersaing pada sebuah pertumbuhan industri yang tinggi. Umumnya
kebutuhan uang tunai perusahaan-perusahaan ini tinggi dan generasi kas mereka
rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah
akan menguatkan mereka dengan mengejar strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar atau pengembangan produk) atau untuk menjualnya,
Stars. bisnis kuadran ke-II yaitu bintang, dimana mewakili peluang jangka panjang
terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas organisasi. Divisi ini memiliki pangsa
pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi yang harus
menerima investasi substansial untuk mempertahankan atau memperkuat posisi
dominannya. integrasi Maju, mundur dan horizontal, penetrasi pasar, perkembangan
pasar, dan pengembangan produk sesuai strategi untuk divisi-divisi ini perlu
dipertimbangkan,
Cash Cows. Divisi ini diposisikan pada kuadran III yang memiliki posisi pangsa
pasar relatif tinggi tapi bersaing pada pertumbuhan industri yang rendah. Disebut
Cash cow karena menghasilkan uang lebih dari kebutuhannya, disebabkan sering
diperah susunya. Banyak dari cash cow bagian dari bintang-bintang sebelumnya.
Divisi Cash Cows harus dikelola untuk mempertahankan posisi yang kuat selama
mungkin. untuk menarik strategi yang kuat dari cash cow ini, diperlukan
Pengembangan produk atau diversifikasi. Namun, sebagai divisi Cash cows dapat
menjadi lebih lemah, akibat adanya penghematan atau pelepasan,
Dogs. Divisi kuadran IV organisasi memiliki posisi pangsa pasar yang relatif rendah
dan bersaing secara pelan atau tidak ada pertumbuhan pasar industri; mereka adalah
Dogs dalam portofolio perusahaan. Karena lemahnya posisi internal dan eksternal,
maka bisnis ini sering dilikuidasi, melakukan divestasi, atau dipangkas turun melalui
penghematan. Ketika divisi pertama menjadi Dogs, penghematan dapat menjadi
strategi terbaik untuk mengejar akibat banyaknya Dog yang telah bangkit kembali,
setelah berat aset dan pengurangan biaya, agar menjadi layak, serta Divisi-divisi
menguntungkan.
Sumber: Fred R, David. 2011. Strategic management: concepts and cases, 13th ed. Pearson Education,
Inc. New Jersey
Dimana, jika perusahaan memiliki nilai lebih besar daripada +1 (satu) termasuk dalam
kategori posisi tinggi (High) Hal ini dikenal sebagai pemimpin pasar. Sedangkan kurang
dari +1 (satu) maka ini termasuk kategori rendah. Angka +1 disebut sebagai angka
pembagi dan nilai ini tergantung keperluan perusahaan tersebut. Disisi lain, TPP dapat
diukur dari volume penjualan sebuah SBU dengan formulasi tingkat pertumbuhan pasar
sebagai berikut (Christiananta, B. et al (2015):
TPP = X 100%
Dengan demikian Manfaat utama dari matriks BCG adalah bahwa ia menarik perhatian
pada arus kas, investasi karakteristik dan kebutuhan organisasi berbagai divisi. Divisi-
divisi banyak perusahaan berkembang dari waktu ke waktu: Dogs menjadi Question
marks, Question marks menjadi Stars, Stars menjadi Cash Cows dan Cash Cows menjadi
anjing sedang berlangsung bergerak berlawanan arah jarum jam. Jarang, Stars menjadi
Question marks, Question marks menjadi Dogs, Dogs menjadi Cash Cows, dan Cash
Cows menjadi Stars (bergerak searah jarum jam). Di beberapa organisasi, tidak ada
gerakan siklus yang jelas. Seiring waktu, organisasi harus berusaha untuk mencapai
portofolio divisi Stars.
Adapun produk-produk Indomobil International yaitu Suzuki, Volvo, Nissan, Hino, dan
Mazda. Dimana kategori merek tersebut berupa Sedan, I, III dan IV. Dimana pangsa pasar
relatifnya (PPR) sebesar 4% dan tingkat pertumbuhan pasar 0.5%.
20
Question
StarsMarks
II
I
Tingkat Pertumbuhan Pasar
10
Cash Cows
III
(%)
Dogs
0 IV
1,0 0,5 0,0
Sedan (0.4,
/ 0.5)
Dari hasil BCG Matrix diatas dapat disimpulkan dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa
produk-produk indomobil utamanya adalah kategori sedan. Dari pangsa pasar relative dan
tingkat pertumbuhannya menunjukkan bahwa berada pada kuadran IV. Dimana memiliki
posisi pangsa pasar yang relatif rendah dan bersaing secara pelan atau tidak ada
pertumbuhan pasar industri; mereka adalah Dogs dalam portofolio perusahaan. Karena
lemahnya posisi internal dan eksternal, maka bisnis ini sering dilikuidasi, melakukan
divestasi, atau dipangkas turun melalui penghematan.
Daftar Pustaka:
1. Blythe, J. 2005. Essentials of marketing, 3rd ed. Pearson Education Limited. England,
2. Christiananta, B. Supratiwi, dan Daniel, Debby R. 2015. Materi pokok Manajemen
Stratejik, Cet. 8, Edisi pertama. Universitas Terbuka. Tangerang Selatan,
3. Fred R, David. 2011. Strategic management: concepts and cases, 13th ed. Pearson
Education, Inc. New Jersey,
4. Hill, Charles WL dan Jones, Gareth R. 2010. Strategic Management Theory: An
Integrated Approach, Ninth Edition. South-Western, Cengage Learning, USA,
5. Kotler, P dan Amstrong, G. 2011. Principles of marketing, 14th ed. Pearson Education,
Inc. New Jersey,
6. Kotler, P dan Keller, K. Lane. 2012. Marketing management, 14th ed. Pearson
Education, Inc. New Jersey
7. Porter, Michael E. 1980. Competitive strategy: techniques for analyzing industries and
competitors: with a new introduction. Free Press. New York.
8. http://pestleanalysis.com/what-is-pestle-analysis/
0,5