Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FORMULASI STATEGI PT INDOMOBIL INTERNASIONAL

Disusun oleh :

Nama : Ahmad Arif


NIM : 500786283

Tugas Manajemen Stratejik

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


BIDANG MINAT SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Diskripsi tugas

Bacalah case study di bawah ini mengenai PT Indomobil Internasional

PT. INDOMOBIL INTERNATIONAL

Pengantar

PT. Indomobil International merupakan salah satu imperium bisnis di bidang otomotif yang
cukup disegani di Indonesia. Produk-produk buatan perusahaan ini banyak berseliweran di
jalan raya di seluruh persada nusantara. Anda pasti kenal nama-nama seperti: Suzuki Carry,
Katana, Vitara, Escudo, Baleno, Karimun, Aerio, APV, Swift, Grand Vitara, SX4, New
Karimun, New Baleno dan yang baru-baru ini telah dilaunching adalah Suzuki Ertiga. Itulah
sebagian produk buatan Indomobil International yang cukup disegani oleh para pesaingnya.
Saat ini, Indomobil International menduduki posisi sebagai penantang pasar dalam bisnis
otomotif.

Dalam menjalani bisnisnya, Indomobil International tidak lepas dari berbagai tantangan, baik
yang berasal dari lingkungan makro maupun mikro. Dalam aspek lingkungan makro,
Indomobil International harus berhadapan dengan berbagai masalah, antara lain: ekonomi
yang belum sepenuhnya pulih, nilai tukar rupiah yang tidak stabil, perubahan kebijakan
ekonomi yang seringkali tidak kondusif bagi tumbuhnya bisnis otomotif, gonjang-ganjing
politik, gejolak peruburuhan, kurangnya law enforcement, banyaknya berbagai pungutan,
menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM, dan sebagainya. Sementara
itu, dari lingkungan mikro terdapat berbagai tantangan yang tidak kalah hebatnya, antara lain
persaingan yang semakin ketat diantara para produsen otomotif. Semua tantangan terebut
harus direspon oleh Indomobil International jika memang dia ingin tetap eksis dan
berkembang serta mempertahankan posisinya sebagai runner-up dalam industri otomotif di
Indonesia.

Peta Bisnis Otomotif

Berdasarkandata dari Gaikaindo, Indomobil International menguasai sekitar 24,9% pangsa


pasar otomotif hampir di semua kategori.

Tabel 1.

Agen Tunggal Pemegang Merek

PEMILIK SAHAM AGEN (PT) MEREK KATEGORI


Astra Motor Daihatsu Indonesia Daihatsu Sedan,I,II,IV

Toyota Astra Toyota Sedan,I,II,IV


Mulati Finance Motor Peugeot, Renault Sedan,I

Pantja Motor Isuzu I,II,III,IV

Tjahaja Sakti Motor BMW Sedan

Djakarta Motor Co. Jeep IV

United Imer Motor Nissan Diesel III,IV


Indomobil Indomobil Suzuki Int’l Suzuki Sedan,I,IV

Central Sole Agency Volvo Sedan

Wahana Wirawan Nissan Sedan,I

National Motors Co. Mazda IV

Hino III
Krama Yudha KTBM Mitsubishi Sedan,I,II,III.IV
Imora Prospect Motor Honda Sedan,I
Rajawali IRMC Ford Sedan,I
BG Stars Motor Ind. Mercedez Benz Sedan,II.III,IV

CMN Hyundai Sedan,I

Daewoo Sedan
Mercu Buana GM Buana Ind. Chavrolet/Opel Sedan,I
Djakarta Motor Djakarta Moto Coy Cherokee IV
Indauda IPN Kia Sedan,I
Wanandi GMM VW Sedan
Dari merek-merek yang tercatat pada ATPM, baru lima perusahaan yang mampu berproduksi
di atas 20 ribu unit per tahunnya, yaitu: Toyota, Suzuki, Daihatsu, Isuzu dan Mitsibishi.
Sementara itu, perusahaan yang lain baru mencapai skala produksi di bwah 5000 ribu unit per
tahun. Dari 10 kelompok usaha ATPM di atas, empat diantaranya menguasai hampir 97%
pangsa pasat otomotif di Indonesia. Indomobil International sebagai runner-up mengenggam
24,9% pangsa pasar domestik. Kemudian Daihatsu menyusul di belakangnya dengan
menguasai pangsa pasar 21%. Selanjutnya Mitsubishi menguasai 15% dan Imora hanya 4%.

Strategi Pemasaran Indomobil International

Di tengah kerasnya persaingan dalam hal citra dan atribut produk (teknologi, modifikasi,
utilitas), harga dan perang diskon antar ATPM, Indomobil International
menggunakan customer satisfaction sebagai ujung tombak strategi mempertahankan loyalitas
konsumennya. Berbagai fasilitas diberikan oleh Indomobil, baik berupa bantuan kredit
maupun pelayanan purna jual. Beberapa fasilitas tersebut meliputi, pertama, pendirian Citra
Asri Buana dengan berbagai cabang di berbagai kota utama di Indonesia,. Fasilitas Citra Asri
Buana merupakan showroom dan bengkel dalam satu atap, atau lebih dikenal dengan istilah
3S, yaitu : Sale, Sparepart, dan Service – yang membuat produk Indomobil International
mudah ditemukan di mana saja karena distribusi merata, serta penggantian suku cadang dan
servisnya mudah diakukan. Kedua, pengadaan fasilitas Indomobil Finance untuk memberikan
kemudahan bagi para pembeli untuk memperoleh kredit mobil berbungan rendah. Ketiga,
membuka showroom Suzuki Used Car, yaitu pusat jual-beli mobil bekas bergaransi untuk
memudahkan konsumen menjual kembali mobil bekas pakai dengan harga yang wajar.

Meskipun berbagai strategi pemasaran telah dilakukan, namun nampaknya tidak semua
produk mengalami gilang-gemilang. Toyota mendominasi perolehan keuntungan bagi Astra,
sementara Daihatsu menduduki rangking kedua, dan Isuzu menduduki rangking ketiga. Untuk
mengetahui lebih rinci pertumbuhan pangsa pasar relatif dan rata-rata pertumbuhan pasar
berbagai produk otomotif Indomobil International, lihat tabel berikut.

PERTUMBUAN PANGSA PASAR RELATIF (RELATIVE MARKETSHARE) PER MEREK


DAN PERTUMBUHAN PASAR (MARKET GROWTH RATE)

KATEGORI RATA-RATA PANGSARATA-RATA


PASAR PERTUMBUHAN

RELATIF PASAR
Kendaraan Keluarga 59% 3%
MPV 27% 25%
SUV 9% 15%
Kendaraan Niaga 1% 5%
Sedan 4% 0,5%
Ket.:Angka Hipotetis

Berdasarkan data di atas nampak bahwa pangsa pasar kendaraan keluarga sangat besar, tetapi
pertumbuhan pasarnya sangat kecil. Sedangkan untuk kategori MPV, pangsa pasarnya besar,
dan pertumbuhan pasarnya juga besar. Kendaraan SUV mempunyai pangsa pasar yang cukup
besar, demikian juga pertumbuhan pasarnya. Untuk kendaraan niaga dan sedan, pangsa
pasarnya sangat kecil, demikian juga pertumbuhan pasarnya.

LINGKUNGAN EKONOMI:

Saat ini Indomobil International menghadapi lingkungan yang kurang kondusif. Akibat krisis
ekonomi yang berkepanjangan beberapa tahun lalu, dampaknya sungguh sangat luar biasa.
Hingga saat ini, ekonomi nasional belum pulih sama sekali. Kurs rupiah masih sangat rentan
terhadapgejolak pasar, daya beli masyarakat sangat rendah, suku bunga tinggi, dan sebagainya.
Tingginya suku bunga jelas akan mempengaruhi omset penjualan mobil, karena 80%
pembelian mobil dibiayai oleh kredit. Di sisi lain, karena kandungan bahan impor masih
mendominasi produksi mobil, maka lemahnya nilai tukar rupiah akan membuat harga mobil
semakin mahal. Kemudian, situasi itu diperburuk dengan iklim investasi yang kurang
kondusif, lemahnya law-eforcement dan carut-marutnya politik, dan sebagainya.

LINGKUNGAN BISNIS/PERSAINGAN

Selain menghadapi persaingan antar pemain domestik, Indomobil International juga


berhadapan dengan pesaing dari negara-negara Asean, Korea, dan RRC. Saat
ini Thailand berusaha menarik produsen otomotif besar, terutama dari Jepang. Dengan
berbagai kemudahan dan fasilitas, Thailand berambisi menarik investor otomotif untuk
melakukan pabrikasi di negaranya. Pemerintah Thailand memberikan potongan bea masuk
sampai 90% untuk impor kendaraan completely knocked down (CKD) asal tujuannya untuk
diekspor kembali. Dengan strategi ini, empat produsen otomotif, yaitu Toyota, Mitsubishi,
Nissan dan Honda mendirikan sentra produksinya di negara Thailand. Malaysia juga tidak
ketinggalan. Melalui kerjasama dengan Mitsubishi, Malaysia kini sudah mengekspor mobil ke
negara Inggris, Singapura, Indonesia dan Selandia Baru.

Negara Korea juga tidak dapat dianggap enteng. Negara ini mempunyai dua raksasa otomotif,
yaitu KIA dan Hyundai. Kedua merek mobil ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Hyundai Atoz, Hyundai Trajet, KIA Picanto, KIA Carens, KIA Sephia (Timor)
merupakan sebagian dari tipe bikinan kedua perusahaan otomotif tersebut yang cukup populer
di Indonesia. Raksasa ekonomi baru – RRC, juga sudah melebarkan sayapnya dalam bisnis
otomotif di Indonesia. Produk-produk buatan RRC dikenal sebagai barang yang sangat murah.
Tentu saja hal ini akan mempengaruhi perkembangan binis Indomobil International.

PERTANYAAN:

1. Berdasarkan data-data di atas serta pengamatan Saudara terhadap lingkungan eksternal


(ekonomi, demografi dan persaingan), bagaimana prospek bisnis otomotif Indomobil
International? Dalam hal ini, jawaban Saudara harus dilengkapi dengan hasil analisis
Saudara sendiri atas beberapa variabel ekonomi, demografi dan persaingan.
2. Berdasarkan data-data di atas serta pengamatan Saudara terhadap lingkungan industri,
lakukanlah analisis terhadap prospek bisnis otomotif PT. Indomobil dengan
menggunakan Five Forces Model-nya Michael Porter.
3. Berdasarkan data yang tersedia, buatlah matrik BCG atas produk-produk Indomobil
International dan jelaskan strategi yang tepat untuk masing-masing jenis produk pada
masing-masing kuadran tersebut.
Jawab
1. Analisis lingkungan adalah sebagai alat strategi. Ini adalah proses untuk mengidentifikasi
semua elemen eksternal dan internal, yang dapat memengaruhi kinerja organisasi. Analisis
ini melibatkan penilaian tingkat ancaman atau peluang yang mungkin ditimbulkan oleh
beberapa faktor. Evaluasi ini kemudian diterjemahkan ke dalam proses pengambilan
keputusan. Analisis ini membantu menyelaraskan strategi dengan lingkungan perusahaan.
Pasar dalam perekonomian selalu mengalami perubahan bahkan setiap hari. Banyak hal
baru berkembang seiring waktu dan seluruh skenario dapat berubah hanya dalam
beberapa detik. Ada faktor-faktor yang dapat di kendalikan dan ada yang bisa
dikendalikan. Bisnis sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Semua faktor
situasional yang menentukan situasi sehari-hari berdampak pada perusahaan. Jadi, bisnis
harus secara konstan menganalisis lingkungan perdagangan dan pasar.
Ada banyak alat analisis strategis yang dapat digunakan oleh perusahaan, tetapi analisis
detail lingkungan yang paling banyak digunakan adalah analisis PESTLE. Manajer dan
penyusun strategi menggunakan analisis ini untuk menemukan di mana pasar mereka saat
ini. Ini juga membantu memperkirakan di mana organisasi akan berada di masa depan.
Analisis PESTLE terdiri dari berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis.
Huruf-huruf dalam PESTLE, juga disebut PESTEL, menunjukkan akronim dalam Bahasa
inggris yaitu faktor Politik (Political), Ekonomi (Economic), Sosial (Social), Teknologi
(Tecnology), Hukum (Legal), dan Lingkungan (Environmental). PESTLE menandakan
satu set faktor-faktor yang dapat mempengaruhi setiap industri secara langsung atau tidak
langsung.
Saya akan membahas 6 faktor yang paling sering dinilai dalam analisis lingkungan, yaitu:
P untuk faktor Politik.
Faktor politik mengamati situasi politik negara saat ini dan juga membaca pengaruh
kondisi politik global terhadap negara dan bisnis. Dalam melakukan langkah ini, dapat
dengan mengajukan pertanyaan seperti "kebijakan pemerintah apa yang mempengaruhi
keputusan perusahaan?" Beberapa faktor politik yang dapat Anda pelajari adalah:
Peraturan Pemerintah, Undang-undang, pajak dan tariff, Stabilitas pemerintahan,
Peraturan investasi.
E untuk faktor Ekonomi
Pada faktor ini melibatkan semua faktor penentu ekonomi dalam negaranya. Ini adalah
faktor yang dapat menyimpulkan arah ke mana ekonomi mungkin bergerak. Jadi, bisnis
menganalisis faktor ini berdasarkan lingkungan untuk mengatur strategi sesuai dengan
perubahan. Beberapa daftar factor-faktor yang menentukan dapat dikaji untuk mengetahui
bagaimana faktor ekonomi memengaruhi bisnis di antaranya: Tingkat inflasi, Tingkat
bunga, Tingkat penghasilan, Aksesibilitas kredit, Tingkat pengangguran, Kebijakan
moneter atau fiskal Nilai tukar mata uang.
S untuk faktor Sosial
Kondisi social setiap negara bervariasi satu sama lain. Setiap negara memiliki pola pikir
yang khas. Sikap ini berdampak pada bisnis. Faktor sosial pada akhirnya dapat
mempengaruhi penjualan produk dan layanan. Beberapa faktor sosial yang harus pelajari
adalah: Implikasi budaya, Jenis kelamin dan demografi, Gaya hidup social, Struktur
domestic, Tingkat pendidikan, Distribusi kekayaan.
T untuk faktor Teknologi
Teknologi terus berkembang dan hal ini sangat memengaruhi bisnis. Melakukan analisis
lingkungan pada faktor-faktor ini akan membantu perusahaan tetap up to date dengan
perubahan. Teknologi berubah setiap saat, inilah sebabnya mengapa perusahaan harus
tetap memperhatikannya. Perusahaan harus berintegrasi saat dibutuhkan. Faktor teknologi
akan membantu perusahaan mengetahui bagaimana reaksi konsumen terhadap berbagai
tren. Perusahaan dapat mengambil keuntungan dari perubahan-perubahan teknologi
seperti: Penemuan baru, Tingkat keusangan teknologi, Tingkat kemajuan teknologi,
Platform teknologi yang inovatif.
L untuk faktor Hukum (Legal)
Perubahan peraturan dapat terjadi setiap waktu. Banyak dari perubahan ini mempengaruhi
lingkungan bisnis. Jika badan pengawas suatu industry menetapkan peraturan, misalnya
undang-undang atau peraturan menteri itu akan memengaruhi industri dan bisnis dalam
perekonomian itu. Jadi, bisnis juga harus menganalisis perkembangan hukum di
lingkungan masing-masing. Beberapa faktor hukum yang perlu ketahui yaitu: Regulasi
produk, Peraturan ketenagakerjaan, Peraturan persaingan usaha, Pelanggaran paten,
Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja.
E untuk faktor Lingkungan (Environmental)
Lokasi mempengaruhi tingkat penjualan. Perubahan cuaca juga dapat mempengaruhi
perdagangan. Reaksi konsumen terhadap penawaran tertentu juga bisa menjadi masalah.
Biasanya factor lingkungan paling sering mempengaruhi bisnis pertanian (agribisnis).
Beberapa faktor lingkungan yang dapat dipelajari adalah: Letak geografis, Iklim dan
cuaca, Undang-undang pembuangan limbah, konsumsi energy.
Faktor Ekonomi Penting bagi Indomobil
Tren ekonomi mempengaruhi perkembangan bisnis. Dimensi model analisis PESTEL ini
menentukan efek situasi ekonomi atau perubahan pada bisnis. Dalam kasus Indomobil,
faktor eksternal ekonomi yang paling signifikan dalam lingkungan mikro atau makro
adalah sebagai berikut:
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil
atau Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang
kondusif untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang
tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi transportasi dan
industry mobil pada saat ini.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan Yen Jepang (ancaman)
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara
material terhadap Indomobil. Indonesia telah merasa efek krisis
keuangan global. Laju inflasi meningkat, negara-negara pengimpor
menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut menurun. Beberapa
perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah
karyawan dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan
penurunan tingkat pembelanjaan konsumen, yang akan berdampak
negatif terhadap pendapatan perusahaan. Kondisi persaingan akan
menjadi semakin ketat, para Produsen bertarung untuk mendapatkan
pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil, tetapi dengan
pertumbuhan ekonomi pada saat ini akan membuat sejumlah pabrikan
untuk melakukan konsolidasi.
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi (Peluang)
Jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi telah
mendorong permintaan yang cukup tinggi akan layanan distribusi dan
transportasi. Industri transportasi akan terus tumbuh sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan akan meningkatkan
permintaan layanan murah, cepat dan massal.
Indomobil memiliki tantangan untuk meningkatkan penjualannya di Indonesia disebabkan
sebagian besar komponen masih bergantung dari Jepang berdasarkan kelemahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar dan yen Jepang berpengaruh pada harga bahan bakar dan
harga jual unit.
Indomobil memiliki peluang untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia yang sedang
menggalakkan pembangunan infrastruktur jalan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi
menghadirkan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan berdasarkan
pasar transportasi umum dan online memenuhi tuntutan mobilitas masyarakat.
Dalam dimensi analisis PESTEL Indomobil ini, faktor eksternal ekonomi utama
menciptakan peluang untuk pertumbuhan bisnis.
Perusahaan akan mengalami efek faktor sosial atau sosiokultural. Dimensi model analisis
PESTEL ini berkaitan dengan dampak tren sosiokultural pada bisnis. Berikut ini adalah
faktor eksternal sosial / sosiokultural utama di lingkungan atau makro-lingkungan
perusahaan:
Meningkatnya minat mobil hibrida (peluang)
Meningkatnya minat mobil listrik (peluang)
Pelebaran kesenjangan kekayaan (ancaman)
Indomobil memiliki peluang untuk menyediakan lebih banyak produk yang memuaskan
minat pelanggan yang meningkat pada kendaraan hibrida dan listrik. Namun, perusahaan
harus mempertimbangkan kesenjangan kekayaan yang melebar, yang merupakan ancaman
karena sesuai dengan kelas menengah yang menurun. Kelas menengah adalah sumber
pendapatan utama. Dalam dimensi analisis PESTEL ini, faktor eksternal sosial dari
kesenjangan kekayaan yang melebar merupakan perhatian utama
2. Michael porter berpendapat bahwa terdapat 5 lima kekuatan bentuk persaingan dalam
industri (Hill, Charles WL dan Jones, Gareth R. 2010):
1) Resiko masuknya oleh potensi pesaing. adalah fungsi tingginya hambatan untuk
masuk, bahwa itu adalah faktor yang mahal bagi perusahaan untuk memasuki sebuah
industri. Semakin besar biaya bahwa pesaing potensial harus menanggung untuk
memasuki industri. Hambatan masuk yang tinggi dapat menyimpan potensi pesaing
dari industri bahkan ketika industri memperoleh untung yang tinggi. Hambatan
Penting untuk masuk tersebut adalah skala ekonomi, loyalitas merek, biaya
keuntungan mutlak, biaya alihan pelanggan, dan peraturan pemerintah. Seperti
persaingan antara Indomobil International beberapa beberapa otomotif yang masuk ke
pasar indonesia antara lain Toyota, Mitsubishi, Daihatsu, imora, KIA dan Hyundai
serta produk otomotif dari RRC. Meskipun telah dilakukan berbagai strategi
pemasaran, namun nampaknya tidak semua produk mengalami peningkatan. Toyota
mendominasi perolehan keuntungan bagi Astra, sementara Daihatsu menduduki
rangking kedua, dan Isuzu menduduki rangking ketiga dalam pertumbuhan pangsa
pasar dan rata-rata pertumbuhan pasar berbagai produk otomotif Indomobil
International,
1)
2) Intensitas persaingan antara perusahaan-perusahaan yang mapan dalam industri.
Persaingan mengacu pada perjuangan pesaing antara perusahaan pada sebuah industri
untuk memperoleh pangsa pasar dari satu sama lain. Kompetitif bisa dilakukan
menggunakan harga, desain produk, iklan dan pengeluaran promosi, usaha penjualan
langsung, dan layanan purna jual dan pendukungnya. Intensitas persaingan antara
perusahaan-perusahaan yang mapan dalam industri adalah sebagian besar dari fungsi
struktur kompetitif terdapat empat faktor: (1) industri; (2) kondisi permintaan; (3)
kondisi biaya; dan (4) tinggi hambatan keluar dalam industri. Seperti kondisi
pemasaran otomotif Berdasarkan data dari Gaikaindo, Indomobil International
menguasai sekitar 24,9% pangsa pasar otomotif hampir di semua kategori. sedangkan
merek-merek yang tercatat di ATPM, terdapat lima perusahaan yang mampu
berproduksi di atas 20 ribu unit per tahunnya, seperti Toyota, Suzuki, Daihatsu, Isuzu
dan Mitsibishi. Sementara itu, perusahaan yang lain baru mencapai skala produksi di
bawah 5000 ribu unit per tahun. Dari 10 kelompok usaha ATPM di atas, empat
diantaranya menguasai hampir 97% pangsa pasar otomotif di Indonesia. Indomobil
International sebagai runner-up mengenggam 24,9% pangsa pasar domestik.
Kemudian Daihatsu menyusul di belakangnya dengan menguasai pangsa pasar 21%.
Selanjutnya Mitsubishi menguasai 15% dan Imora hanya 4%.
2)
3) Daya tawar dari pembeli. Pembeli industri mungkin pelanggan individu yang
akhirnya mengkonsumsi produk-produknya (pengguna akhir) atau perusahaan yang
mendistribusikan produk-produk industri untuk pengguna akhir, seperti pengecer dan
pedagang besar. Daya tawar dari pembeli mengacu pada kemampuan pembeli tawar-
menawar dengan harga rendah yang dibebankan oleh perusahaan dalam industri atau
untuk menaikkan biaya perusahaan dalam industri dengan menuntut kualitas produk
dan layanan. Dengan menurunkan harga dan meningkatkan biaya, kuat pembeli dapat
menekan keuntungan dari sebuah industri. Seperti
4) Dengan Negara Thailand yang memberikan berbagai kemudahan dan
fasilitas, kepada investor otomotif untuk melakukan pabrikasi di negaranya. dimana
Pemerintah Thailand memberikan potongan bea masuk sampai 90% untuk impor
kendaraan completely knocked down (CKD) asal untuk diekspor kembali. Hal ini
membuat pemasok seperti Toyota, Mitsubishi, Nissan dan Honda mendirikan sentra
produksinya di negara Thailand.
3)
4) Daya tawar dari pemasok. Organisasi yang memberikan masukan ke dalam industri,
seperti bahan, Layanan, dan tenaga kerja (yang mungkin individu, organisasi buruh
atau perusahaan yang menyediakan tenaga kerja kontrak). Daya tawar dari pemasok
merujuk pada kemampuan pemasok untuk menaikkan harga input, atau untuk
meningkatkan biaya industri dengan cara lain. Sebagai pembeli, kemampuan
pemasok untuk membuat tuntutan bagi sebuah perusahaan tergantung pada kekuatan
relatif mereka terhadap perusahaan. Seperti halnya dalam beberapa hal perusahaan
menawarkan berupa citra dan atribut produk (teknologi, modifikasi, utilitas), harga
dan perang diskon antar ATPM. Sedangkan Indomobil International
menggunakan customer satisfaction sebagai ujung tombak strategi dalam
mempertahankan loyalitas konsumennya. Berbagai fasilitas diberikan oleh
Indomobil, baik berupa bantuan kredit maupun pelayanan purna jual. Beberapa
fasilitas tersebut meliputi, pertama, pendirian Citra Asri Buana dengan berbagai
cabang di berbagai kota utama di Indonesia. Fasilitas Citra Asri Buana merupakan
showroom dan bengkel dalam satu atap, atau lebih dikenal dengan istilah 3S,
yaitu : Sale, Sparepart, dan Service – yang membuat produk Indomobil International
mudah ditemukan di mana saja karena distribusi merata, serta penggantian suku
cadang dan servisnya mudah diakukan. Kedua, pengadaan fasilitas Indomobil
Finance untuk memberikan kemudahan bagi para pembeli untuk memperoleh kredit
mobil berbungan rendah. Ketiga, membuka showroom Suzuki Used Car, yaitu pusat
jual-beli mobil bekas bergaransi untuk memudahkan konsumen menjual kembali
mobil bekas pakai dengan harga yang wajar.
Kedekatan pengganti untuk produk industri. produk-produk bisnis yang berbeda atau
industri yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan yang serupa. Keberadaan pengganti
yang dekat adalah ancaman kompetitif yang kuat karena hal ini membatasi harga yang
perusahaan dalam satu industri dapat mengisi untuk produk mereka, dan dengan demikian
keuntungan industrinya. Jika harga kopi meningkat terlalu banyak dibandingkan dengan

yang teh atau minuman ringan, peminum kopi dapat beralih ke pengganti mereka. Jika
produk industri memiliki beberapa pengganti cukup dekat pengganti yang kekuatan
kompetitif yang lemah, maka, hal-hal lain yang sama, perusahaan dalam industri memiliki
kesempatan untuk menaikkan harga dan mendapatkan keuntungan tambahan. Seperti
Produk-produk buatan perusahaan Indomobil Internasional yaitu: Suzuki Carry, Katana,
Vitara, Escudo, Baleno, Karimun, Aerio, APV, Swift, Grand Vitara, SX4, New Karimun,
New Baleno dan yang baru-baru ini telah dilaunching adalah Suzuki Ertiga. Dengan
banyak produk-produk tersebut maka pemasok memasarkan produk pengganti yang
sesuai dengan keinginan pembeli sesuai dengan harganya.
3. Buatlah matrik BCG atas produk-produk Indomobil International dan jelaskan strategi
yang tepat untuk masing-masing jenis produk pada masing-masing kuadran tersebut.
Matriks BCG grafis menggambarkan perbedaan antara divisi dalam hal relatif berbagi
posisi dan industri tingkat pertumbuhan pasar. Matriks BCG memungkinkan organisasi
multidivisional untuk mengelola portofolio bisnis dengan memeriksa posisi pangsa pasar
relatif dan tingkat pertumbuhan industri masing-masing Divisi relatif terhadap semua
divisi lain di organisasi. Posisi pangsa pasar yang relatif didefinisikan sebagai rasio
pangsa pasar Divisi sendiri (atau pendapatan) dalam industri tertentu untuk pasar saham
(atau pendapatan) diselenggarakan oleh perusahaan saingan terbesar di industri. Jadi
rumusannya adalah sebagai berikut:

Pangsa Pasar Relatif (PPR) =

Adapun dasar Matriks BCG yaitu Setiap lingkaran mewakili satu divisi terpisah. Ukuran
lingkaran yang sesuai dengan proporsi perusahaan pendapatan yang dihasilkan oleh unit
bisnis yang, dan potongan kue menunjukkan proporsi keuntungan perusahaan yang
dihasilkan oleh divisi itu. Divisi-divisi yang terletak di kuadran I matriks BCG disebut
"Question Marks," orang-orang yang terletak di kuadran II disebut "Stars" yang berada
dalam kuadran III yang disebut "Cash Cows", dan divisi-divisi tersebut terletak di kuadran
IV disebut "Dogs" (Fred R, David. 2011).
 Question Marks. Divisi pada kuadran I memiliki posisi pangsa pasar relatif rendah,
namun mereka bersaing pada sebuah pertumbuhan industri yang tinggi. Umumnya
kebutuhan uang tunai perusahaan-perusahaan ini tinggi dan generasi kas mereka
rendah. Bisnis ini disebut tanda tanya karena organisasi harus memutuskan apakah
akan menguatkan mereka dengan mengejar strategi intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar atau pengembangan produk) atau untuk menjualnya,
 Stars. bisnis kuadran ke-II yaitu bintang, dimana mewakili peluang jangka panjang
terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas organisasi. Divisi ini memiliki pangsa
pasar relatif tinggi dan tingkat pertumbuhan industri yang tinggi yang harus
menerima investasi substansial untuk mempertahankan atau memperkuat posisi
dominannya. integrasi Maju, mundur dan horizontal, penetrasi pasar, perkembangan
pasar, dan pengembangan produk sesuai strategi untuk divisi-divisi ini perlu
dipertimbangkan,
 Cash Cows. Divisi ini diposisikan pada kuadran III yang memiliki posisi pangsa
pasar relatif tinggi tapi bersaing pada pertumbuhan industri yang rendah. Disebut
Cash cow karena menghasilkan uang lebih dari kebutuhannya, disebabkan sering
diperah susunya. Banyak dari cash cow bagian dari bintang-bintang sebelumnya.
Divisi Cash Cows harus dikelola untuk mempertahankan posisi yang kuat selama
mungkin. untuk menarik strategi yang kuat dari cash cow ini, diperlukan
Pengembangan produk atau diversifikasi. Namun, sebagai divisi Cash cows dapat
menjadi lebih lemah, akibat adanya penghematan atau pelepasan,
 Dogs. Divisi kuadran IV organisasi memiliki posisi pangsa pasar yang relatif rendah
dan bersaing secara pelan atau tidak ada pertumbuhan pasar industri; mereka adalah
Dogs dalam portofolio perusahaan. Karena lemahnya posisi internal dan eksternal,
maka bisnis ini sering dilikuidasi, melakukan divestasi, atau dipangkas turun melalui
penghematan. Ketika divisi pertama menjadi Dogs, penghematan dapat menjadi
strategi terbaik untuk mengejar akibat banyaknya Dog yang telah bangkit kembali,
setelah berat aset dan pengurangan biaya, agar menjadi layak, serta Divisi-divisi
menguntungkan.

Sumber: Fred R, David. 2011. Strategic management: concepts and cases, 13th ed. Pearson Education,
Inc. New Jersey
Dimana, jika perusahaan memiliki nilai lebih besar daripada +1 (satu) termasuk dalam
kategori posisi tinggi (High) Hal ini dikenal sebagai pemimpin pasar. Sedangkan kurang
dari +1 (satu) maka ini termasuk kategori rendah. Angka +1 disebut sebagai angka
pembagi dan nilai ini tergantung keperluan perusahaan tersebut. Disisi lain, TPP dapat
diukur dari volume penjualan sebuah SBU dengan formulasi tingkat pertumbuhan pasar
sebagai berikut (Christiananta, B. et al (2015):

TPP = X 100%

Dengan demikian Manfaat utama dari matriks BCG adalah bahwa ia menarik perhatian
pada arus kas, investasi karakteristik dan kebutuhan organisasi berbagai divisi. Divisi-
divisi banyak perusahaan berkembang dari waktu ke waktu: Dogs menjadi Question
marks, Question marks menjadi Stars, Stars menjadi Cash Cows dan Cash Cows menjadi
anjing sedang berlangsung bergerak berlawanan arah jarum jam. Jarang, Stars menjadi
Question marks, Question marks menjadi Dogs, Dogs menjadi Cash Cows, dan Cash
Cows menjadi Stars (bergerak searah jarum jam). Di beberapa organisasi, tidak ada
gerakan siklus yang jelas. Seiring waktu, organisasi harus berusaha untuk mencapai
portofolio divisi Stars.
Adapun produk-produk Indomobil International yaitu Suzuki, Volvo, Nissan, Hino, dan
Mazda. Dimana kategori merek tersebut berupa Sedan, I, III dan IV. Dimana pangsa pasar
relatifnya (PPR) sebesar 4% dan tingkat pertumbuhan pasar 0.5%.

20

Question
StarsMarks
II
I
Tingkat Pertumbuhan Pasar

10

Cash Cows
III
(%)

Dogs
0 IV
1,0 0,5 0,0
Sedan (0.4,
/ 0.5)
Dari hasil BCG Matrix diatas dapat disimpulkan dapat dijelaskan sebagai berikut: bahwa
produk-produk indomobil utamanya adalah kategori sedan. Dari pangsa pasar relative dan
tingkat pertumbuhannya menunjukkan bahwa berada pada kuadran IV. Dimana memiliki
posisi pangsa pasar yang relatif rendah dan bersaing secara pelan atau tidak ada
pertumbuhan pasar industri; mereka adalah Dogs dalam portofolio perusahaan. Karena
lemahnya posisi internal dan eksternal, maka bisnis ini sering dilikuidasi, melakukan
divestasi, atau dipangkas turun melalui penghematan.

Daftar Pustaka:
1. Blythe, J. 2005. Essentials of marketing, 3rd ed. Pearson Education Limited. England,
2. Christiananta, B. Supratiwi, dan Daniel, Debby R. 2015. Materi pokok Manajemen
Stratejik, Cet. 8, Edisi pertama. Universitas Terbuka. Tangerang Selatan,
3. Fred R, David. 2011. Strategic management: concepts and cases, 13th ed. Pearson
Education, Inc. New Jersey,
4. Hill, Charles WL dan Jones, Gareth R. 2010. Strategic Management Theory: An
Integrated Approach, Ninth Edition. South-Western, Cengage Learning, USA,
5. Kotler, P dan Amstrong, G. 2011. Principles of marketing, 14th ed. Pearson Education,
Inc. New Jersey,
6. Kotler, P dan Keller, K. Lane. 2012. Marketing management, 14th ed. Pearson
Education, Inc. New Jersey
7. Porter, Michael E. 1980. Competitive strategy: techniques for analyzing industries and
competitors: with a new introduction. Free Press. New York.
8. http://pestleanalysis.com/what-is-pestle-analysis/
0,5

Anda mungkin juga menyukai