PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempersiapkan anak sejak dini menjadi anak yang sehat, cerdas dan
memenuhi hak anak adalah memberikan makanan terbaik bagi anak sejak
(SDGs). Empat pilar utama yang harus dikembangkan untuk mencapai visi
internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan
ituberdasarkan data yang diperoleh dari cakupan pemberian air susu ibu
eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2013 sebesar 54,3% pada
tahun 2014 relatif turun menjadi 52,4% (Kementrian Kesehatan RI, 2015).
kurang dari satu jam (IMD) setelah bayi lahir adalah 34,5 %, dengan
2013). Data-data tersebut adalah keadaan dimana para ibu masih minim
mengetahui status nutrisi atau kandungan gizi yang dapat memperlancar
terutama pada ibu-ibu yang bekerja dengan alasan air susunya hanya
sedikit atau tidak keluar sama sekali, keadaan ini memberikan dampak
kaya akan protein dan mineral untuk kelancara pengeluaran ASI dan ibu
Air Susu Ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama
adalahair susu yang keluar dari seorang ibu pasca melahirkan bukan
sekedar sebagai makanan, tetapi juga sebagai suatu cairan yang terdiri dari
sel-sel yang hidup seperti sel darah putih, antibodi, hormon, faktor-faktor
pertumbuhan, enzim, serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus
(Nugroho,2011).
memperlancar ASI keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka
bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu disebut “rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada
ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran
(IDAI, 2010). Bayi yang sehat dapat mengosongkan payudara sekitar 5-7
menit dan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2jam. Frekuensi
melahirkan. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam
menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah satu sampai dua
mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksinya. Oleh karena itu ibu harus
mencukupi bagi bayi pada 2-3 hari pertama kelahiran, diantaranya adalah
sebelum disusui payudara ibu terasa tegang, ASI yang banyak dapat keluar
dari puting dengan sendirinya, ASI yang kurang dapat dilihat saat
stimulasi pengeluaran ASI, ASI hanya sedikit yang keluar, bayi baru lahir
yang cukup mendapatkan ASI maka BAK-nya selama 24 jam minimal 6-8
kali, warna urin kuning jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi
bayi adalah karakteristik dari BAB bayi. Pada 24 jam pertama bayi
mengeluarkan BAB yang berwarna hijau pekat, kental dan lengket, yang
bayi, serta cairan amnion. Pola eliminasi bayi tergantung dari intake yang
bayi dapatkan, bayi yang meminum ASI, umumnya pola BABnya 2-5 kali
terlalu encer dan tidak terlalu pekat, sedangkan bayi yang mendapatkan
susu formula, umumnya pola BABnya hanya 1 kali sehari, BAB berwarna
menyusui saat bayi hanya mendapat ASI saja, ibu perlu tambahan nutrisi
700
2015).
2008).
sebanyak 1320 orang pada tahun 2016. Data kunjungan nifas di poli KIA pada