TINJAUAN PUSTAKA
A. Demam Tifoid
1. Pengertian Demam Tifoid
Demam tifoid (Tifus abdominalis, enteric fever) ialah penyakit
infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran cerna dengan gejala
demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan
demam tifoid, demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kumam
higienitas, umur, dan jenis kelamin. Infeksi demam tifoid ditandai dengan
2012).
2. Etiologi
Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan
kandung ampedu atau di dalam ginjal. Demam tifoid disebabkan oleh jenis
dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein
labil panas. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor, makanan
tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan kapan saja dapat
menderita penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari ibu yang
cukup menular lewat air seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat
dilakukan binatang seperti lalat dan kecoa yang mengangkut bakteri ini dari
ditemukan juga pada anak usia 0–3 tahun dengan usia termuda adalah 2,5
tahun.
4. Patofisiologi
S. typhi masuk ketubuh manusia melalui makanan dan air yang
penyakit tifus. Inilah yang disebut dengan pembawa penyakit tifus. Meski
bercampur dengan tinja. Bakteri ini dapat menyebar lewat air seni atau tinja
umumnya adalah 10-12 hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala
rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, dan
pada awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti
dan merasa tidak enak, sedangkan diare dan sembelit dapat terjadi
dengan gejala- gejala di atas yang bisa saja terjadi pada penyakit-
penyakit lain juga. Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari
ketujuh dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata,
penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran
1-5 mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan
kemudian meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada
individu mungkin akan jatuh pada fase toksik yang ditandai dengan
(Brusch, 2011).
5) Minggu Keempat
Pada minggu ke empat demam turun perlahan secara lisis, kecuali
dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada
7. Cara Penularan
Cara penularan demam tifoid adalah melalui melalui fecal
tulang dan ginjal. Akhir masa inkubasi yaitu pada 5 – 9 hari kuman
kulit dan permukaan tangan dengan kuat dan ringkas yang kemudian
tangan yaitu dengan air mengalir, air hangat, cairan antiseptik dan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh
orang baik secara kontak langsung ataupun kontak tak langsung seperti
makanan.
c. Pengolahan makan dan Tempat Jajan
Menurut FAO (Food and Agricultur Organisation) makanan
yag dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan
(WHO, 2017).
Kebiasaan jajan pada siswa sekolah merupakan fenomena yang
oleh godaan dari media massa tentang makanan junk food yang sangat
bervariasi.
Selain itu banyak jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan
(Winnarny, 2007).
Standarisasi makanan jajanan yang baik meliputi makanan yang
bersih adalah makanan yang bebas dari lalat, debu, dan serangga
BinKesMas, 2011).
Umumnya siswa memiliki kebiasaan jajan makanan di kantin atau
d. Lingkungan
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup
manusia.
Tiga faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia
komponen tersebut.
Komponen dalam epidemiological yang termasuk agens
penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis yang
dalam hal ini adalah bakteri Salmonella Thypi. Faktor manusia (host)
sakit. Rawat pasien harus ditempatkan di isolasi kontak selama fase akut
infeksi. Tinja dan urine harus dibuang secara aman. Pengobatan penderita
diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat
diberikan dengan aman. Juga perlu diberikan vitamin dan mineral untuk
dapat minum obat, selama 21 hari, atau amoksisilin dengan dosis 100
kali pemberian, oral, selama 14 hari. Pada kasus berat, dapat diberi
seftriakson dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau
80 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari. Pada kasus
minggu sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus
yang tidak terawat. Vaksin untuk demam tifoid tersedia dan dianjurkan
dilakukan dalam kasus perforasi usus. Kebanyakan ahli bedah lebih suka
carrier karena infeksi hati yang terus ada. Para peneliti dalam laporan
sebuah obat tradisional Afrika untuk demam tifoid, aktif terhadap S typhi
lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi
antara lain :
1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
2. Tidak mengandung banyak serat.
3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas
4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
perforasi usus.
kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya ,
dan santan
lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan
Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG ini diantaranya dipengaruhi oleh usia,
pada bayi dan anak per kg BB lebih besar daripada kebutuhan energy dan
energy dan protein per kg BB per hari menurun seiring dengan bertambahnya
umur, sedangkan kebutuhan zat gizi mikro semakin meningkat sesuai dengan
umur. Kebutuhan zat gizi dipengaruhi oleh berbagai macam keadaan seperti
2010)
Energi dibutuhkan tubuh untuk memelihara fungsi dasar tubuh
yang disebut metabolisme basal sebesar 60-70% dari kebutuhan energi total.
(Gibney, 2007).
Kebutuhan energy dapat dihitung dengan berbagai cara antara lain :
a. Mengacu pada AKG tahun 2012
b. Menghitung metabolisme basal ditambah aktifitas fisik
c. Menghitung metabolisme basal dikali factor stress
d. Menentukan kebutuhan energy pada anak sebaiknya dihitung secara
actual pada median WHO 2005 (untuk usia 0-5 tahun) atau BB
berdasarkan TB actual pada persentil 50 grafik CDC (untuk anak usia >
5 tahun) - Usia tinggi = usia sesuai TB actual bila berada pada median
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi, Protein yang dianjurkan untuk Bayi
*Nilai median berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) orang Indonesia
2007 dan 2010. Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan
2. Asupan Protein
sel tubuh yang rusak. Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat
penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, zat
pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam amino yang tidak
transportasi zat-zat gizi. Asupan protein yang lebih, maka protein akan
sisa ikatan karbon akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam tubuh.
penyakit, daya kreatifitas dan daya kerja merosot, mental lemah dan lain-
protein yang baik, dalam jumlah maupun mutunya, seperti: telur, susu,
daging, unggas, ikan, dan kerang. Akan tetapi harga pangan hewani
K
ekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat yang sosial
protein atau asam amino minimal yang secara individual dapat digunakan
pada saat lahir sampai usia 1 tahun sangat tinggi sehubungan dengan
anak adalah 10-15% dari total energy. Perhitungan kebutuhan protein yaitu
BBI x Kebutuhan Protein sesuai usia tinggi (Penuntun Diet Anak, 2015)
C. Dukungan Keluarga
1. Definisi keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. keluarga terdiri atas kelompok
orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunan atau hubungan
sedarah atau hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah,
sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yang
2015).
Dukungan keluarga merupakan bentuk pemberian dukungan
(Potter, 2009).
3. Sumber Dukungan Keluarga
Menurut Friedman (2010) terdapat tiga sumber dukungan sosial
diakses atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak
dijalankan yaitu :
1) Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan,
dkk 2009).
6) Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan
1) Faktor internal
a. Tahap perkembangan
c.Faktor emosi
penyakit mungkin.
d.Spiritual
2) Eksternal
a.Praktik di keluarga
b.Faktor sosio-ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan resiko
penunjukkan hari lama pasien yang dirawat inap dalam satu periode
tercapai oleh tenaga medis dan pasien telah tercapai maka tentu tidak ada
lama hari rawat adalah dengan menghitung selisish antara tanggal pulang
(keluar dari rumah sakit, baik hidup ataupun meninggal) dengan tanggal
masuk rumah sakit. Adapun rumus lama hari rawat sebagai berikut :
Dimana :
akan lebih lama, serta rawat inap menjadi lebih lama dan secara umum
Murjinah,2002).
Selain itu, factor kasus-kasus yang akut dan kronis akan memerlukan
lama hari rawat yang berbeda, dimana kasus yang kronis akan
bersifat akut. Demikian juga penyakit yang tunggal pada satu penderita
akan mempunyai lama hari rawat lebih pendek dari pada penyakit ganda
hanya efektif bila nutrisi tercukupi karena proses defensi dan enzimatik yang
kkal perhari dan asupan protein per hari sebanyak 12 gram, hal tersebut dapat
memperpendek lama hari rawat. Pasien yang berstatus gizi baik namun asupan
energi dan protein dalam masa perawatan yang tidak adekuat, maka pasien
tersebut memiliki risiko pulang dengan keadaan belum sembuh. Asupan energi
dan protein yang sesuai dengan kebutuhan pasien berperan penting dalam
typhoid yang memiliki kelainan adanya tukak-tukak pada usus halus sehingga
mengandung tinggi energi, tinggi protein, cukup cairan, rendah serat, dan
typhoid, diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup serta
1. Pada minggu pertama dapat diberikan diet cair seperti susu, bubur
3. Pada minggu ketiga apabila sudah membaik dapat diberikan nasi biasa
inap. Pasien sebelum masuk rumah sakit yang didukung keluarga merupakan
membangun kebudayaan yang sehat pada saat pasien sakit. Sehingga keluarga
yang ada dalam keluarga. Sikap keluarga yang tidak peduli terhadap kesehatan
anak. Penanganan yang telat dalam mengatasi masalah kesehatan anak dapat
tifus kemudian dibiarkan lebih dari 72 jam, maka harus segera dibawa ke
dokter agar dapat dilakukan pelayanan medis yang tepat serta pengecekan
darah. Sebaliknya, jika orang tua meremehkan demam tifoid maka dapat
membuat penyakitnya lebih berat bahkan dapat mengancam jiwa nya bila
koefisien korelasi sebesar 0,439 dengan p value sebesar 0,000 (p< 0,05). Hal
tersebut dapat diartikan bahwa dukungan social keluarga berhubungan dengan
penyembuhan.
G. Kerangka Teori
Pengobatan
Pemberian Diet
Kepatuhan Diet
Dukungan Keluarga
Asupan Gizi
Sumber: Hasnawati (2013) dalam (Rafiah, 2016) dan Voss, et al. (2006) dalam
(Vicky, 2012)
Keterangan :