Anda di halaman 1dari 5

NAMA : DINDA DWIPERMATA PUTRI

NIM : 04011181823051

HISTOLOGI DAN HISTOPATOLOGI


REPRODUKSI WANITA (TUBA FALLOPII)

SALURAN TELUR (TUBA FALLOPI/OVIDUCT)


Tuba fallopii/tuba uterina/oviduct merupakan tabung muskular yang pangkalnya
menyatu dengan uterus dan ujung distalnya terbuka terbuka kedalam rongga peritoneum
melingkupi ovarium. Saluran ini bertugas untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi, menyiapkan suasana yang baik untuk ovum, spermatozoa, tempat pembuahan
dan perkembangan zigot serta membawa ovum yang sedang berkembang kedalam uterus.
Saluran ini dibagi menjadi 4 bagian yaitu
1. Pars intramural/interstisial yaitu bagian tuba yang menyatu dan menembus
dinding rahim. Bagian ini mempunyai lipatan mukosa yang paling sedikit dan
pendek.
2. Istmus merupakan bagian saluran yang sempit tidak jauh dari uterus dan juga
mempunyai lipatan mukosa yang pendek.
3. Ampula yaitu bagian saluran yang terlebar dan mempunyai lipatan mukosa yang
banyak dan bercabang-cabang. Fertilisasi (pembuahan ovum oleh sperma) terjadi
pada bagian ini.
4. Fimbriae yaitu bagian ujung saluran yang berbentuk seperti corong dan lipatan
mukosa pada bibirnya menjulur seperti jari-jari ke arah ovarium untuk menangkap
ovum pada saat ovulasi.
Secara histologis tuba uterina tersusun oleh 3 lapisan yaitu
1. lapisan mukosa
lapisan ini terdiri atas epitel yang merupakan epitel selapis silindris bersilia yang
dialasi oleh lamina propria. . Epitelnya berupa epitel silindris selapis yang terdiri
atas dua jenis sel yaitu
a. Sel Peg yang akan mensekresikan medium dengan nutrisi untuk sperma dan
embrio
b. Sel silia yaitu sel yang mengandung banyak silia. Silia pada
permukaannya akan melecut bergelombang ke arah uterus sehingga
sangat membantu transport ovum. Lapisan mukus yang dihasilkannya di
dorong ke arah uterus oleh silia sehingga membantu transport ovum dan
sekaligus mencegah invasi bakteri ke rongga peritoneum.
Lamina propria terdiri atas jaringan ikat yang mengandung serat
retikular, fibroblas, sel mast dan limfosit
2. lapisan muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan lapisan muskularis
interna tersusun melingkar sedangkan lapisan muskularis eksterna tersusun
memanjang. Kontraksinya yang mirip gelombang peristaltik bergerak ke arah
uterus.
3. lapisan serosa merupakan lapisan paling luar yang terdiri atas peritoneum
viseral. Lapisan dibatasi oleh epitel selapis gepeng.

KEHAMILAN EKTOPIK
Definisi
- Kehamilan ektopik: suatu kondisi dimana telur yang dibuahi tinggal dan berkembang pada lokasi
lain dari lapisan dalam uterus (diluar kavum uteri).
- Normal: ovum tinggal dan berkembang di lapisan intrauterine.
- Kehamilan ektopik terganggu : kehamilan ektopik yang mengalami abortus ruptur pada tuba.

Lokasi kehamilan ektopik


 Tuba falopi 95%  pars ampularis (55%), pars ismika (25%), pars fimbriae (17%) dan pars
interstitialis (2%)
 Lain ( < 5%)  serviks, ovarium, abdominal
 Intraligamenter : sangat sedikit
 Heterotopik : kehamilan ganda dimana satu janin berada di kavum uteri dan janin lain
ektopik. Kejadian 1 per 15-40ribu.
 Kehamilan ektopik bilateral

Etiologi
1. Faktor Tuba :
- Peradangan atau infeksi menyebabkan lumen tuba menyempit atau buntu.
- Uterus hipoplasia dan saluran tuba berkelok-kelok panjang  fungsi silia kurang
- Pasca operasi rekanalisasi tuba
- Kelainan endometriosis tuba atau divertikel saluran tuba yang bersifat kongenital
- Tumor di saluran tuba (mioma uteri, tumor ovarium)
2. Faktor abnormalitas zigot : tumbuh terlalu besar/cepat  tersendat  tumbuh di saluran tuba
3. Faktor ovarium
4. Faktor hormonal : progesteron (pil KB) membuat gerakan tuba melambat
5. Faktor lain : IUD

Faktor Risiko
 Riwayat kehamilan ektopik: rekuren 15% pada kelahiran ke-2. Bila terkena lagi pada
kelahiran ke-2, pada kelahiran ke-3 angka rekuren menjadi 30%
 Kelainan anatomi pada tuba falopi
 Riwayat operasi tuba falopi: tuba sterilisasi/rekonstruksidapat menyebabkan scaring pada
tuba dan membuat gangguan pada anatomi normal tuba.
 Infeksi, kelainan congenital, atau tumor tuba falopi.
 PIDbiasanya E/sexual transmited organism(Chlamydia, N.gonorrhoeae. dapat juga
organism yang lain.
 IUD: timbul peradangan
 Merokok: dose dependent.
 Umur: semakin tua semakin mungkin terkena kehamilan ektopik.

Patofisiologi
Berdasarkan penyebab:
1. Tuba: Infeksi,operasi, dan tumor
2. Pelvik: Infeksi, endometriosis, tumor fibroid, atau pelvic scar tissue
3. IUD

Penyebab diatas menyebabkan rusaknya, membuat sempit, atau membuat sumbatan akibat jaringan
parut pada tuba falopi.
Normalnya tuba memiliki silia pada bagian dalam yang berguna penting untuk mentransport telur
dari ovarium ke uterus.
Bila ada gangguan, transport terganggu sehingga telur yang sudah dibuahi tetap berada pada
tuba. Hal ini dapat menyebabkan kehamilan ektopik.

4. Rokok: delay ovulasi, mengganggu motilitas tuba dan uterus, atau menurunkan imunitas 
dapat menyebabkan kehamilan ektopik.
Pada awalnya ovum dapat tumbuh, tetapi karena vaskularisasinya terbatas, embrio dapat
mati.

Perdarahan dapat diakibatkan dari:


a. Rupture tuba
b. Darah yang bocor dari plasenta yang diperdarahi oleh pembuluh dari sekitar.

o Perdarahan menyebabkan tuba dan jaringan sekitar teriritasi/ischemik dan dapat menyebabkan
sakit pada daerah tersebut. Akibat perdarahan yang ditakutkan adalah syok hemoragik.

o Luka perdarahan dapat menimbulkan jaringan parut  gangguan struktur anatomi 


kemungkinan kehamilan ektopik pada kehamilan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tambayong, J. dan Wonodirekso, S. (Penyunting),(1985), Sistem Reproduksi Wanita dalam: Buku


Ajar Histologi (Terjemahan Leeson and Leeson Papparo), EGC, Jakarta, Indonesia, pp.481-510

Wonodirekso, S; Diktat Histologi Sistem Reproduksi Wanita: Untuk pemahaman siklus dan
Kesehatan Reproduksi, FKUI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai