Anda di halaman 1dari 13

DARAH

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam
peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-
saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga
mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau
insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat
oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil,
oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut
secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat
pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan
vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).

Darah manusia
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-
hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai
merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-
paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.
Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh
kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan
vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia
asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan
yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:


 Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi
biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita
penyakit anemia.
 Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

 Sel darah putih atau leukosit (0,2%)


Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit
menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit
leukopenia.

Susunan Darah
Serum darah atau plasma terdiri atas:
1.Air: 91,0%
2.Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3.Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium
dan zat besi, dll)

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :


 albumin
 bahan pembeku darah
 immunoglobin (antibodi)
 hormon
 berbagai jenis protein
 berbagai jenis garam

Kesehatan
Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah
membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera untuk mencegah
terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang
parah atau hemorrhage.
Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi dalam pembekuan
darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan nyawa.

Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih. Penyakit
ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih yang mengakibatkan jumlah sel
darah putih meningkat dan kemudian memakan sel darah putih yang normal.

Pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau bukan (seperti pada operasi), dan juga
penyakit darah seperti anemia dan thalassemia, yang memerlukan transfusi darah. Beberapa
negara mempunyai bank darah untuk memenuhi permintaan untuk transfusi darah. Penerima
darah perlu mempunyai jenis darah yang sama dengan penyumbang.

Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu contoh
penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang mengandung virus HIV
dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada makhluk hidup lain melalui sentuhan
antara darah dengan darah, sperma, atau cairan tubuh makhluk hidup tersebut. Oleh karena
penularan penyakit dapat terjadi melalui darah, objek yang mengandung darah dianggap
sebagai biohazard atau ancaman biologis.
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
4. Hitung trombosit / platelet count
5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi)

Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari sekian
banyak tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah suatu protein
yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Jadi, oksigen yang
telah dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam
darah untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan seluruh organ tubuh.
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral, ibu
hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis atau penyakit
kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan lainnya, bisa saja terjadi
penurunan kadar Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak
bertenaga dan mudah lelah.

Nilai normal
* dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, * wanita hamil 10-15 gram/dL
* wanita 12-16 gram/dL * anak 11-16 gram/dL,
* baLita 9-15 gram/dL,bayi 10-17 gram/dL * neonatus 14-27 gram/dL
 Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi.
Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia
leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-
obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid.
Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
 Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera,
dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan
gentamisin.

Hematokrit (Ht)
Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi volume
sampel darah Anda dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per
desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi pengukuran ini bisa
dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi presentasenya berarti semakin
tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit
biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang diderita.

Nilai normal
* dewasa pria 40-54% * wanita 37-47%
* wanita hamil 30-46% * anak 31-45%, balita 35-44%
* bayi 29-54% * neonatus 40-68%
Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
 Ht tinggi (meningkat) hemokonsentrasi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai
kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar,
dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht> 60%.
 Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal
jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan
overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
· Kadar ht normal 3x nilai hb
Leukosit (Hitung total)
Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias bening.
Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil, neutrofil,
limfosit, dan monosit.
Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada darah
setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan
lain-lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.
Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat dibandingkan
kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak
leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika
memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan
memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.
Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang
dari normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti
obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam tertentu, infeksi kronis,
anemia, dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada
system kekebalan tubuh. Tubuh akan lebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi,
agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi,
sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik
lainnya.

Nilai normal 4500-10000 sel/mm3


* Neonatus 9000-30000 sel/mm3 * Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3
* Anak 10 tahun 4500-13500/mm3 * ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,
* postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan
sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
 Anemia hemolitik
 Sirosis hati dengan nekrosis
 Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
 Keracunan berbagai macam zat
 Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan
sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan
postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina,
kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

Leukosit (hitung jenis)


Darah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan
leukosit. Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas neutrofil
batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat penyusun leukosit
tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi ada pada neutrofil segmen
dan limfosit, sementara persentase terendah ada pada eosinofil, basofil, dan monosit.
Kadangkala persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti
cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan monosit lebih
tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.

Nilai normal hitung jenis


 Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
 Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
 Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
 Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
 Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
 Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di
mana eosinofil sering ditemukan meningkat.
 Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding
limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai
shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang
dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi
lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
 Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan
infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain
keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Trombosit
Trombosit sering dikaitkan dengan penyakit demam berdarah atau DBD. Pada penderita
DBD, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara signifikan. Trombosit yang
menurun menyebabkan terjadinya pendarahan pada kulit karena trombosit berfungsi sebagai
salah satu pembeku darah.
Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya trombosit
juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi trombosit seseorang
memang sangat rendah.
Trombosit yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan darah. Oleh
karena itu, pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah akan mempermudah
munculnya titik-titik pendarahan pada kulit, hidung bahkan otak.

Nilai normal
*dewasa 150.000-400.000 sel/mm3 * anak 150.000-450.000 sel/mm3.
 Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah
dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada
<30.000 sel/mm3.
· Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis,
polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan
penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm 3.
leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia vera (kadar sel darah merah yang sangat
meninggi), penyebaran tumor ganas, penyakit-penyakit vaskuler seperti lupus (gangguan system
imun atau kekebalan tubuh), setelah operasi pembedahan, perdarahan, dan pada orang yang
baru berhenti mengkonsumsi alcohol.

Laju Endap Darah (LED)


Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan.
Sekian cc darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada berapa
millimeter pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai berapa
kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung pengukuran yang
diukur selama satu jam.
Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti
polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah
menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya
pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan
darah keseluruhan.
Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu
peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.

Nilai normal
*dewasa pria <15 mm/jam pertama * wanita< 20 mm/jam pertama
*ansia pria <20 mm/jam pertama * wanita< 30-40 mm/jam pertama
*Wanita hamil 18-70 mm/jam pertama * anak < 10 mm/jam pertama
· LED yang meninggi
dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan meningkat :
menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia
hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi kronis atau kasus-kasus dimana
peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik. Adanya tumor, keracunan logam,
radang ginjal maupun lever juga kadang memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
· LED yang sangat rendah
menandakan gagal jantung dan poikilositosis, Laju endap darah bisa
menurun : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu
penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika
dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi
sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.

Hitung eritrosit
Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi
terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat metabolisme makanan
untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida).
Pada penyakit-penyakit kronis seperti penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui
penurunan jumlah sel darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan
melampirkan nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.
MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata.
Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau
mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah.
MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam
darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin concentration untuk mengukur
indeks saturasi eritrosit dalam darah.
Sekali lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang diderita
seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau wajah sel darah merah.
Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sel darah merah.
Nilai normal
*wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3 * pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
*Bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3 * anak 3.6-4.8 juta sel/mm 3.
 Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar,
perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
 Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan,
penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat
(kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
· Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana
ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
· MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata
sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
· MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
· Nilai normal = 82-92 fl
· MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu
banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
· MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
· Nilai normal = 27-31 pg
· MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit
Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen
(%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
· MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
· Nilai normal = 32-37 %
· Masalah Klinis
HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit,
abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation
(DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin),
dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
Anemia berhubungan dengan jumlah atau volume darah di tubuh yang kurang. Sedangkan
tekanan darah rendah adalah kekuatan darah dalam menekan dinding pembuluh darah.

Sumber : www.dokterkreatif.com

Editor : Aldina Shiena

Anda mungkin juga menyukai