Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegas merupakan komponen yang senantiasa dipakai dalam peralatan panjang
kehidupan sehari-hari. Sifat pegas yang paling utama unutk memberi gaya, melunakan
tumbukkan, menyerap serta menyimpan energi agar dapat mengurangi getaran. Pegas masuk
kedalam bahan yang elastis, yaitu bahan yang mudah direnggangkan serta selalu cendrung
pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastic atas gaya tegangan yang
merenggangkan.

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur
dengan alat termometer. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh suhu
terhadap konstanta pegas dengan variasi jumlah lilitan dan diameter pegas baja.

Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C) sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0,2 % hingga 2,1 %
berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengerasan pada kisi
kristal atom besi. Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon lebih kecil 1,7 %.

Diameter adalah suatu ukuran panjang pada sebuah lingkaran yang melewati titik pusat
lingkaran dan menghubungkan dua titik apa lingkaran tersebut.

Konstanta pegas merupakan suatu elemen penting yang terdapat pada pegas. Untuk
mendapatkan nilai konstanta pegas, yang biasanya digunakan adalah persamaan hukum
Hooke yaitu F = kx.Untuk menentukan nilai konstanta pegas, berlaku hukum Hooke yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝐹 = 𝑘 . 𝛥𝑦
𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝐹 = 𝐺𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 (𝑛𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛)
𝐾 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑔𝑎𝑠 (𝑁/𝑚)
𝛥𝑦 = 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟)
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana hasil analisis pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan
menggunakan variasi diameter dan variasi jumlah lilitan pegas?

1.2.2 Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan variasi diameter?
1.2.3 Bagaimanakah pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan variasi jumlah lilitan
pegas?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui hasil analisis pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan
menggunakan variasi diameter dan variasi jumlah lilitan pegas.

1.3.2 Mengetahui pengaruh suhu terhadap konstanta pegas dengan menggunakan variasi
diameter.
1.3.3 Mengetahui pengaruh suhu terhadap konstata pegas dengan menggunakan variasi
lilitan pegas.

1.4 Tinjauan Pustaka


1.4.1 Pegas

Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas
juga termasuk bahan yang mudah diregangkan serta selalu cendrung pulih ke keadaan semula,
dengan menggunakan gaya reaksi leastik atas gaya tegangan yang meregangkan. Tegangan
menyatakan kekuatan dari gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan atau
pemutaran, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk gaya per satuan luas.

Pegas biasanya terbuat dari baja. Ada beberapa rancangan pegas. perangkat fleksibel
yang digunakan untuk menyimpan energi elastis dan melepaskannya ketika dibutuhkan.
Sedangkan regangan menyatakan hasil deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan
regangan (dengan syarat0syarat tertentu) disebut dengan modulus Young (Young & Freedam,
2002:335).

Gaya yang dihasilkan oleh Pegas bisa bersifat tekan (compressive) atau tarik (tensile)
dan bisa juga linear atau radial. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertambahan
panjang pegas yaitu jenis bahan, diameter, jumlah lilitan dan suhu.
Pegas yang akan digunakan pada makalah ini adalah pegas tekan yang terbuat dari
bahan baja.

1.4.2 Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur
dengan alat termometer.

Suhu mempengaruhi semua sifat mekanis dari bahan dan adanya suatu tegangan statis
atau rata-rata juga menyebabkan perubahan perlahan-lahan dalam bahan tersebut (Shigley dan
Mitchell, 1984:307). Bahan yang mengalami pergeseran atau dislokasi dan dapat mengurangi
ketahannya disebabkan dari suhu yang tinggi, karena semakin besar/ tinggi suatu bahan
makan akan menjadi semakin kecil ketahanannya sehingga bahan tersebut akan mencapai
titik lelehnya yaitu dimana kondisi bahan tidak dapat bekerja lagi.

1.4.3 Baja
Baja adalah perpaduan logam dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai
imsur paduan utamanya. Baja yang paling umum dipakai untuk pegas adalah baja pegas
(SUP), baja pegas pembentukannya dilakukan pada temperatur yang tinggi, maka setelah itu
perlu diberi perlakuan panas setelah dibentuk (Sularso dan Suga, 1979:313).

1.4.4 Diameter dan Jumlah Lilitan

Selain suhu dan bahan pegas, pegas juga dapat dipengaruhi oleh diameter dan jumlah
lilitan. Variasi dalam diameter kawat dan diameter gulungan dari sebuah pegas yang
mempunyai suatu pengaruh pada konstanta pegas. Semakin besar jumlah lilitan pegas dan
diameter pegas maka akan semakin kecil nilai dari konstanta pegas tersebut (Setiawan dan
Sutarno, 2011), karena konstanta pegas berbanding terbalik dengan jumlah lilitan pegaa dan
pangkatg tiga daridiameter pegas.

Anda mungkin juga menyukai