Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaran & Pengembangan

Analisi Instruksional

DISUSUN OLEH:

1. RAHMAT ARDIANSYAH (5183321016)


2. FAIZ LUTHFI ALWAN (5183321001)
3. KEVIN SIMARMATA
4. FULGENTIUS SINAGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019
ANALISIS INSTRUKSIONAL

A. Pengertian Analisis Instruksional


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis Adalah Penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan analisis
intruksional dapat didefinisikan sebagai tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari
pemaparan bagaimana perancang menentukan komponen utama dari tujuan instruksional
melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan bagaimana setiap langkah dalam tujuan
tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan subordinate atau keterampilan
prasyarat. (Dick and Carey 2005).

Suparman mendefinisikan analisis instruksional sebagai proses yang menjabarkan


perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis instruksional adalah
proses penjabaran dari perilaku umum ke perilaku khusus dimana kegiatan tersebut bertujuan
untuk mengidentifikaasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku
umum secara lebih terperinci, logis dan sistematis.

Yang dimaksud tersusun secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang seharusnya
dilakukan terlebih dahulu ditinjau dari berbagai alasan seperti karena kedudukannya sebagai
perilaku prasyarat, prilaku yang menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang
menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.
B. Macam-macam Struktur Analisis Instruksional

Dalam melakukan analisis, terdapat beberapa macam struktur analisis diantaranya sebagai
berikut :

1. Struktur Hirarki (hierarchial approach)

Adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan Struktur ini adalah kedudukan dua
perilaku yang menunjukkan bahwa perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai
perilaku yang lain. Misalnya, perilaku B hanya dapat dipelajari apabila siswa telah dapat
melakukan perilaku A. Contoh singkatnya seperti kedudukan perilaku memahami penulisan
kalimat pernyataan dengan menggunakan tanda baca penutup yang tepathanya dapat
diketahui dengan cara mengetahui terlebih dahulu kalimat pernyataan dengan tanda baca
penutup yang tepat. Pemilihan tanda baca penutup yang tepat dalam kalimat pernyataan dan
mengklasifikasikan sebuah kalimat lengkap sebagai kalimat pernyataan.

2. StrukturProsedural

Adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan perilaku tetapi
tidak ada perilaku yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun perilaku khusus
dilakukan berurutan untuk dapat melakukan perilaku umum, tetapi setiap perilaku dapat
dipelajari secara terpisah.

Misalnya, Dalam menggunakan OHP, ada tiga perilaku khusus yang terstruktur secara
prosedural

a. Menempatkan transparansi diatas OHP


b. Menyalakan OHP
c. Mengatur focus

Siswa dapat mempelajari cara mengatur focus terlebih dahulu. Pada kesempatan lain ia
belajar menempatkan transparansi diatas OHP dan kemudian menyalakannya.
3. Struktur Pengelompokan

Adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan
yang lainnya walaupun semuanya berhubungan. Dalam keadaan seperti itu, garis penghubung
antara perilaku-perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak diperlukan.

4. Struktur Kombinasi

Adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara
struktur hirarkial, procedural dan pengelompokan.
C. Langkah Praktek Melaksanakan Analisis Instruksional

Dalam melaksanakan analisis instruksional, ada beberapa langkah-langkah yang


digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran yang
dikembangkan
2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum tersebut.
Jumlah perilaku khusus setiap perilaku berkisar 1-5 buah dan dapat ditambah jika
diperlukan
3. Menyusun perilaku khusus yang paling dekat sampai yang jauh hubungannya dengn
perilaku umum dalam suatu daftar
4. Menambah atau mengurangi perilaku tersebut jika diperlukan
5. Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm
6. Menyusun kartu tersebut diatas meja dan menempatkannya dalam struktur hirarkial,
prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu
yang lain.
7. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang
menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan serta letakkan secara vertical
untuk perilaku-perilaku yang hirarkial
8. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau
dikurangi bila dianggap lebih
9. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam kotak-kotak
10. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain
11. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai
yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan
perilaku tersebut.
12. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan
memperhatikan:
a. Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku
umum
b. Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
c. Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hirarkial, presedural,
pengelompokan atau kombinasi)
D. Strategi Instruksional

Strategi instruksional adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam
belajar. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan
komponen-komponen umum dari suatu prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama
bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Ia menyebutkan
ada lima komponen umum dari strategi instruksional, yaitu:

1. Kegiatan pra-instruksional
2. Penyajian informasi
3. Partisipasi siswa
4. Test
5. Tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai