Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagian besar materi zat padat adalah kristal dan electron didalamnya. Zat padat
mulai dikembangkan awal abad ke-20 difraksi sinar-x oleh Kristal. Dalam fisika zat padat
dipelajari tentang kristalografi. Kristalografi merupakan sains eksperimental yang dapat
digunakan untuk menentukan susunan atom dalam fisika zat padat. Sebelum perkembangan
kristalografi difraksi sinar X, studi Kristal didasarkan pada geometri Kristal.

Geometri Kristal ini termasuk untuk mengukur sudut permukaan Kristal relative
terhadap pada sumbu refrensi teoretis, dan menetapkan kesetangkupan Kristal yang
bersangkutan.

Kristalografi dapat diaplikasikan dalam beberapa bidang, salah satunya adalah pada
kesehatan dalam sudut pandang Fisika Zat Padat. Salah satu pengaplikasian kristalografi
dalam kesehatan adalah difraksi sinar X.

Sinar x adalah salah satu instrumen medis yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan dengan perantara sebuah alat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa manfaat Fisika Zat Padat dalam bidang kesehatan? Dan apa yang dimaksud dengan
difraksi sinar X?

1.2.2 Apa manfaat Fisika Zat Padat dalam bidang kesehatan?


1.2.3 Apa yang dimaksud dengan difraksi sinar X?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetauhi manfaat Fisika Zat Padat dalam bidang kesehatan dan mengetahui difraksi
sinar X.

1
1.3.2 Mengetahui manfaat Fisika Zat Padat dalam bidang kesehatan.
1.3.3 Mengetahui definisi dan penjelasan tentang difraksi sinar X.

1.4 Tinjauan Pustaka


Dalam dunia kesehatan Fisika Zat Padat memiliki manfaat yang disebut dengan
difraksi sinar X yang berhubungan dengan metode kristalografi.
Metode kristalografis saat ini tergantung kepada analisis pola hamburan yang muncul dari
sampel yang dibidik oleh berkas sinar tertentu, seperti Sinar X, electron, dan neutron. Sinar X
merupakan pilihan yang paling umum.

Difraksi sinar X dapat melihat objek yang beruukuran sekitar orde saty Angstroom
karena panjang gelombang sinar X berada pada daerah 0,5 hingga 2,5 A. sinar X merupakan
gelombang elektromagnetik yang tidak dapat ditembus oleh mata serta daya temusnya sangat
tinggi apabila dibandingkan dengan cahaya tampak sehingga dapat menembus beberapa lapis
logam tebal serta dapat menembus tubuh manusia. Selain itu, salah satu pengaruh penting dari
sinar X terhadap keberadaan Fisika Zat Padat antara lain tidak hanya kemampuannya untuk
mendektesi suatu bahan serbuk atau logam padat dengan pola difriksi, tetapi juga dapat
menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif dan control kualitas dari bahan-bahan mentah
(raw materials) dalam zat padat.

Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh
gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X
yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi
kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan. Didalam kritalogi, sinar X
berinteraksi dengan distribusi spasial electron valensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal penemuan Sinar X
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C.
Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung.
rookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung
yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung
itu dengan kertas hitam dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat.
Namun setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen Menyimpulkan
bahwa ada sinar-sinar tidak tampak yang mampu menerobos kertas hitam tersebut.

Pada saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda,
beliau mendapatkan bahwa ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat daribar ium
platino cyanida yang kebetulan berada di dekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan, maka
cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak
kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah
dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X.

Roentgen memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dari penyelidikan


itu beliau mendapatkan bahwa sinar-X dapat memendarkan berbagai jenis bahan kimia. Sinar-
X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar tampak biasa
yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu, Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang
tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung
sinar katoda dan layar. Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini
merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan listrik maupun
medan magnet.

2.2 Teori
Sinar-X dapat terbentuk apabila partikel bermuatan misalnya elektron oleh pengaruh
gaya inti atom bahan mengalami perlambatan. Sinar-X yang tidak lain adalah gelombang
elektromagnetik yang terbentuk melalui proses ini disebut sinar-X bremsstrahlung. Sinar-X
yang terbentuk dengan cara demikian mempunyai energi paling tinggi sama dengan energi
kinetik partikel bermuatan pada waktu terjadinya perlambatan

3
Pada dasarnya pesawat sinar-X terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tabung sinar-X,
sumber tegangan tinggi yang mencatu tegangan listrik pada kedua elektrode dalam tabung
sinar-X, dan unit pengatur. Bagian pesawat sinar-X yang menjadi sumber radiasi adalah
tabung sinar-X. Didalam tabung pesawat sinar-X yang biasanya terbuat dari bahan gelas
terdapat filamen yang bertindak sebagai katode dan target yang bertindak sebagai anode.
Tabung pesawat sinar-X dibuat hampa udara agar elektron yang berasal dari filamen tidak
terhalang oleh molekul udara dalam perjalanannya menuju ke anode. Filamen yang di panasi
oleh arus listrik bertegangan rendah (If) menjadi sumber elektron. Makin besar arus filamen
If, akan makin tinggi suhu filamen dan berakibat makin banyak elektron dibebaskan
persatuan waktu.

Elektron yang dibebaskan oleh filamen tertarik ke anode oleh adanya beda potensial
yang besar atau tegangan tinggi antara katode dan anode yang dicatu oleh unit sumber
tegangan tinggi (potensial katode beberapa puluh hingga beberapa ratus kV atau MV lebih
rendah dibandingkan potensial anode), elektron ini menabrak bahan target yang umumnya
bernomor atom dan bertitik cair tinggi (misalnya tungsten) dan terjadilah proses
bremsstrahlung.

Beda potensial atau tegangan antara kedua elektrode menentukan energi maksimum
sinar-X yang terbentuk, sedangkan fluks sinar-X bergantung pada jumlah elektron persatuan
waktu yang sampai ke bidang anode yang terakhir ini disebut arus tabung It yang sudah
barang tentu bergantung pada arus filamen It. Namun demikian dalam batas tertentu,
tegangan tabung juga dapat mempengaruhi arus tabung. Arus tabung dalam sistem pesawat
sinar-X biasanya hanya mempunyai tingkat besaran dalam milliampere (mA), berbeda dengan
arus filamen yang besarnya dalam tingkat ampere.

Baik foton sinar-X maupun foton cahaya tampak, keduanya dihasilkan oleh
perpindahan elektron dalam atom. Kita tahu bahwa elektron menempati tingkat-tingkat energi
tertentu, yang kita sebut orbital, di sekeliling inti atomnya. Jika sebuah elektron jatuh ke
tingkat energi yang lebih rendah, maka elektron ini harus mengeluarkan sejumlah energi
tertentu, dan energi ini dilepaskan dalam bentuk foton. Besar energi foton yang terlepas
bergantung pada seberapa dalam orbit yang dituju elektron tersebut.

Pada saat sebuah foton menumbuk atom lain, atom yang ditumbuk akan menyerap
energi foton yang menumbuknya dan memicu sebuah elektron dalam atom tersebut untuk

4
bergerak ke orbit yang lebih tinggi. Satu syarat yang harus dipenuhi untuk hal itu, yaitu energi
foton yang menumbuk atom harus sama dengan selisih antara dua orbit elektron. Jika tidak
demikian, foton tersebut tidak mampu menggeser elektron atom itu.

Atom-atom kulit tubuh kita menyerap foton cahaya tampak dengan sangat baik.
Energi yang dimiliki oleh foton cahaya tampak tersebut klop dengan selisih tingkat energi
antar atom-atom penyusun kulit kita. Untuk jenis gelombang elektromagnetik lain, misalnya
gelombang radio energi yang dimiliki oleh foton-fotonnya tidak mencukupi untuk dapat
membuat elektron atom tubuh berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Itulah sebabnya
gelombang radio akan menembus hampir semua material. Sinar-X juga mampu menembus
banyak material (bahan) tetapi bukan karena energi yang dimilikinya kurang, melainkan
karena energi yang dimiliki oleh foton-fotonnya justru sangat besar. Energi foton sinar-X
bahkan bisa menyebabkan elektron atom terlempar keluar dari atom. Beberapa energi dari
foton sinar-X dapat memisahkan elektron dari atom, dan sisanya menyebabkan elektron
melayang di udara. Atom yang lebih besar lebih mudah menyerap foton sinar-X, karena atom
yang lebih besar tersebut memiliki selisih tingkat-tingkat energi yang lebih besar pula.
Sedangkan atom-atom yang lebih kecil, dimana selisih antara tingkat-tingkat energi
elektronnya (orbit) kecil, lebih sulit menyerap sinar-X; yang berarti lebih mudah ditembus
sinar-X.

Lapisan kulit kita yang lunak tersusun atas atom-atom yang kecil, sehingga tidak
dapat menyerap sinar-X atau meneruskan sinar-X dengan baik. Atom-atom kalsium yang
merupakan atom penyusun tulang kita memiliki atom yang jauh lebih besar sehingga atom-
atom tersebut menyerap sinar-X sehingga tulang sulit ditembus sinar-X. Untuk menggunakan
sinar-X dalam melakukan foto Rontgen dalam bidang kedokteran, diperlukan alat pemancar
sinar-X..

2.3 Cara kerja


Bagian utama dari mesin sinar-X adalah sepasang elektrode, yaitu katode dan
anode, yang ditempatkan dalam sebuah tabung kaca yang divakumkan. Katode terbuat dari
sebuah filamen yang dipanaskan, seperti yang biasa ditemukan pada lampu pijar model lama.
Arus listrik pada mesin pemancar sinar-X dilewatkan melalui filamen ini sehingga filamen
tersebut menjadi panas. Akibatnya, elektron-elektron terpancar dari permukaan filamen
tersebut. Anode yang bermuatan positif, dibuat dari bahan tungsten berbentuk lingkaran datar,

5
menarik elektron-elektron tersebut membentuk berkas elektron dari katode ke anode dalam
tabung.

Antara katode dan anode diberi beda potensial yang sangat besar, sehingga berkas
elektron mengalir dalam tabung dengan energi yang sangat tinggi. Ketika elektron berenergi
tinggi ini menumbuk atom tungsten di anode, sebuah elektron yang berada pada orbit .yang
relatif rendah dari atom tungsten tersebut akan terlempar meninggalkan tempatnya. Elektron
lain yang berada di orbit yang lebih tinggi akan segera jatuh mengisi tempat kosong di orbital
yang lebih rendah yang telah ditinggalkan elektron. Karena elektron jatuh dari orbital yang
lebih tinggi ke orbital yang lebih rendah, maka dalam proses ini akan dilepaskan foton. pada
peristiwa ini, elektron yang jatuh tersebut berasal dari tingkat energi yang jauh lebih tinggi,
sehingga foton yang dihasilkan juga merupakan foton dengan energi yang cukup tinggi, yaitu
foton-foton sinar-X.

Peristiwa tumbukan yang sangat kuat dalam proses pembentukan sinar-X akan
menimbulkan panas. Untuk menghindari terjadinya pelelehan pada anode akibat panas ini,
pada mesin pemancar sinar-X terdapat sebuah motor yang memutar anode. Dengan demikian,
berkas elektron tidak selalu menumbuk bagian anode yang sama. Selain itu dalam mesin juga
terdapat minyak pendingin yang berfungsi menyerap panas.

Di sekeliling alat penghasil sinar-X ini, dipasangi sebuah penghalang tebal dari
bahan timbal. Ini untuk menjaga agar sinar-X tidak keluar memancar ke segala arah. Untuk
menyalurkan berkas sinar-X yang dihasilkan, dibuat sebuah lubang kecil di bagian lapisan
penghalang tersebut. Sebelum sinar-X ini mengenai tubuh pasien yang akan difoto, sinar-X
ini akan melewati sejumlah penyaring (filter) sesuai dengan kebutuhan.

2.4 Sinar X dalam Bidang Kesehatan

Gambar 1 Skema persilangan dari tabung Sinar X.

6
Sinar-X bisa dihasilkan oleh seperangkat alat yang desebut pesawat sinar X.
Pesawat sinar X banyak digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan diagnostik dan terapi
dan di bidang industri, antara lain untuk radiografi.

Sebuah kamera di sisi lain pasien akan merekam pola sinar-X yang melewati tubuh
pasien. Kamera sinar-X ini menggunakan teknologi film yang sama dengan kamera film
biasa (bukan kamera digital). Bedanya adalah reaksi kimia pada film foto disebabkan oleh
sinar-X bukan sinar cahaya tampak seperti pada kamera film biasa.

Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-X dapat dilakukan
pada permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar-
X yang mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagian sinar-X oleh bagain
tubuh manusia. Daya serap tubuh terhadap sinar-X sangat bergantung pada kandungan unsur-
unsur yang ada di dalam organ. Tulang manusia yang didominasi oleh unsur Ca mempunyai
kemampuan menyerap yang tinggi terhadap sinar-X. Karena penyerapan itu maka sinar-X
yang melewati tulang akan memberikan bayangan gambar pada film yang berbeda
dibandingkan bayangan gambar dari organ tubuh yang hanya berisi udara seperti paru-paru
atau air seperti jaringan lunak pada umumnya.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemanfaatan fisika zat padat sangat luas salah satunya pada bidang medis, dengan
menggunakan sinar-x, dokter dapat mendiagnosa penyakit atau kerusakan didalam tubuh
manusia, yang tidak dapat dilihat dari luar, dengan mempelajari kristalografi dan difraksi
sinar-x sesuai dengan tujuan dari pembuatan makalah ini penulis dapat memahami aplikasi
fisika zat padat dan teori yang dipelajari didalamnya.

3.2 Saran

 Materi fisika zat padat luas sehingga aplikasi tidak hanya pada bidang medis

 Penulis harus mempelajari lebih dalam materi fisika zat padat untuk mempertanggung
jawabkan nilai yang didapat setelah makalah ini di setujui.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/download/link/aplikasi-fisika-zat-padat-di-kedokteran

https://id.wikipedia.org/wiki/Kristalografi

https://docplayer.info/38217307-Pendahuluan-fisika-zat-padat-dra-wiendartun-m-
si.html

Anda mungkin juga menyukai