BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Viskositas merupakan sifat fisik yang penting pada fluida. Viskositas fluida
memiliki peranan yang penting pada aliran fluida dalam pipa atau media berpori .
Viskositas fluida dapat ditentukan dengan metode yang berbeda, diantaranya yaitu
bola jatuh, bola bergulir, pipa kapiler, rotasi silinder konsentris dan lainya. Untuk
skala labatau sederhana pada prinsipnya menggunakan viskometer dan bola jatuh
(Aryanto dkk., 2012).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas larutan yaitu suhu,
konsentrasi, berat molekul, tekanan dan kehadiran zat lain. Viskositas sangat
berperan penting dalam proses pembentukan, penguatan dan penghalusan. Hal
inilah yang menyebabkan larutan memiliki viskositas yang berbeda (Fenghe dkk,
2013).
Fluida yang riil memiliki gesekan internal dengan besar tertentu yang disebut
viskositas. Pada intinya, viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan
yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu
melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya
kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul
(Giancoli, 2001).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) konstan (Burhanudin, 2014).
4
.
Gambar 2.1. Viskometer Oswald
2𝑟𝑏(𝑑𝑏−𝑏)𝑔
µ= (pers. 2.3)
𝑔𝜈
dimana :
𝜇 = viskositas (Pa.s)
db = densitas bola jatuh / manik-manik (gr/ml)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
𝜋 = Jari-jari molekul
v = volume cairan
b = densitas air (gr/ml)
.
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
4 Ditimbang massa piknometer yang berisi sampel sampel sirup dan aquadest.
5 Ulangi untuk setiap konsentrasi sirup 20, 40, 60, 80, dan 100 gr/L
1. Disiapkan susu kambing murni dari dua tempat yang berbeda. Masing-masing
sampel ditentukan densitasnya dengan menggunakan piknometer dan densitas
pelarut (air) sebagai larutan pembanding.
2. Ke dalam viskometer Ostwald dimasukkan 5 ml susu dengan menggunakan
pipet volume.
3. Diukur waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati dua tanda yang
terdapat pada viskometer atau waktu alirnya. Caranya dengan menghisap larutan
melalui pipa plastik sampai cairan berada di atas tanda pada bagian atas
viskometer. Kemudian cairan itu dibiarkan turun, dicatat waktu yang dibutuhkan
oleh larutan untuk melewati jarak antara dua tanda yang terdapat pada
viskometer. Langkah ini diulangi tiga kali untuk satu larutan pada masing-
masing sampel.
4. Viskometer Ostwald dicuci dengan cara seperti pada langkah 3 dan 4, saat
berganti cairan susu viskometer dicuci dan dikeringkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
29 2.9646
45 1.9417
55 1.3622
Tabel 4.2 Viskositas susu kambing dengan metode oswald suhu 29°C
4.2 Pembahasan
Fluida (zat cair) adalah zat yang bentuknya dapat berubah secara kontinu
akibat gaya geser. Pada benda padat, gaya geser akan menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk atau deformasi, yang tidak berubah besarnya selama gaya yang
bekerja ini besarnya tetap. Akan tetapi baik fluida viskos maupun encer akan
mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya. Apabila ada
10
gaya geser yang bekerja padanya. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu fluida tidak
dapat menahan gaya geser (Henry, dkk., 2013).
Viskositas atau kekentalan didefinisikan sebagai gerakan internal atau
gesekan fluida terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Viskositas pada
dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang berdekatan ketika bergerak
melintasi satu sama lain. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir sebagai pengukuran dari pergeseran fluida (Siregar, dkk., 2013).
Adapun viskositas suatu larutan dipengaruhi oleh kadar air yang ada pada
cairan tersebut. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapiran internal. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,
konsentrasi, gaya tarik antar molekul, dan ukuran serta jumlah molekul terlarut
(Apriani, dkk., 2013).
Viskositas cairan dapat ditentukan dengan dua metode yaitu metode oswald
dan metode bola jatuh. Metode oswald ditentukan berdasarkan hukum Poiseuille
menggunakan alat viskometer oswald. Penerapannya dilakukan dengan jalan
mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari
a ke b. Sedangkan metode bola jatuh viskositas cairan dapat ditentukan berdasarkan
hukum stokes. Penetapannya diperlukan bola kelereng dari logam dan alat gelas
silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan rapatan ρ dan jari-jari r dijatuhkan ke
dalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang
diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan dengan tinggi tertentu kemudian dicatat
dengan stopwatch.
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran viskositas suatu cairan dengan
metode viskometer oswald dan metode bola jatuh. Pengukuran viskositas dilakukan
pada minyak bimoli dengan suhu 29, 45, dan 55°C dan susu kambing Unsyiah
murni dan susu kambing Stui murni. Tujuannya untuk membandingkan nilai
viskositas yang didapat saat praktikum dengan nilai viskositas yang sudah diketahui
pada literatur. Pada percobaan yang dilakukan Damayanti, dkk(2018) didapatkan
11
viskositas dari minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C berturut-turut sebesar
0,419; 0,387; dan 0,311 Pa.s dengan menggunakan metode bola jatuh. Pada
percobaan yang dilakukan Sagitarini, dkk(2013) didapatkan viskositas susu
kambing Cilacap sebesar 2,06 Cp dan susu kambing Bogor sebesar 1,62 Cp.
29 0.0296 0.0419
45 0.0194 0.0387
55 0.0136 0.0311
Dari data pada Tabel 4.3 dapat dibuat grafik perbandingan antara hasil yang
didapat pada saat praktikum dengan hasil yang ada pada literatur. Perbandingan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
12
0.045
0.04
0.035
Viskositas (Pa.s)
0.03
0.025 Percobaa
n
0.02
literatur
0.015
0.01
0.005
0
29 45 55
Suhu (°C)
Gambar 4.1 Perbandingan viskositas minyak bimoli dari hasil percobaan terhadap
hasil dari literatur
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil viskositas minyak bimoli pada
hasil percobaan lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada literatur. Perbedaan
itu disebabkan karena beberapa hal salah satunya karena perbedaan metode dalam
perhitungan waktu saat kelereng mencapai dasar dari fluida. Pada penelitian yang
dilakukan Damayanti, dkk(2018), mereka menggunakan Tracker Video Analysis
sehingga waktu yang didapatkan pun semakin akurat. Sementara pada praktikum
ini hanya menggunakan stopwatch sederhana, sehingga waktu yang didapatkan
kurang akurat.
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat semakin tinggi temperatur, maka grafik
semakin menurun. Hubungan suhu terhadap nilai viskositas adalah ketika terjadi
kenaikan suhu, massa jenis dan nilai viskositas semakin menurun. Sebaliknya,
ketika suhu menurun nilai viskositas pun semakin meningkat (Damayanti, dkk.,
2018).
Prinsip pipa oswald adalah sampel dihisap sampai tanda tera bagian atas dan
dihitung waktu turun sampel sampai tanda tera bagian bawah. Viskositas dari cairan
yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut
untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
oswald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat diantara
dua tanda tersebut (Safitri dan Swarastati, 2013). Perbandingan viskositas susu
kambing dari berbagai tempat dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.
2.5
2
Viskositas (Cp)
1.5
0.5
0
unsiyah stui cilacap bogor
Asal susu kambing
Gambar 4.2 Perbandingan viskositas susu kambing dari berbagai tempat pada suhu
29°C
Pada Gambar 4.2 dapat dilihat besaran grafik dari setiap tempat berbeda-
beda. Nilai viskositas susu kambing dari Unsyiah, Stui, Cilacap, dan Bogor
berturut-turut adalah 1,9052; 1,9719; 2,06; dan 1,62 Cp. Viskositas dari susu
kambing dari Cilacap dan Bogor didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Sagitarini, dkk(2013), dengan menggunakan metode yang sama yaitu viskometer
oswald. Percobaan ini dilakukan untuk membandingkan viskositas susu kambing
dari berbagai tempat dan mengetahui penyebab terjadinya perbedaan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin tinggi suhu suatu fluida, maka nilai viskositas dari fluida tersebut
semakin kecil. Pada cairan minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C memiliki
viskositas berturut-turut 2,9646; 1,9417; dan 1,3622 Cp.
2. Kandungan suatu zat di dalam fluida mempengaruhi nilai viskositasnya. Pada
kasus ini susu kambing dari beberapa daerah memiliki nilai viskositas yang
berbeda-beda karena perbedaan kandungan protein di dalamnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, D., Gusnedi, dan Yenni, D. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas
Madu. Jurnal Pillar of Physics. Vol. 2: 91-92.
Atkins . P.W,. 1998. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Dasar: Kimia Fisika dan Soal-soal.Jakarta: Erlangga.
FengHe, Caiming peng dan Tuan,z. 2013. Viskositas and structure of lithium
sodium borosilicote glasses. Physic Procedic. 40(2013): 73 – 80.
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes and Separation Process Principle 4th
Edition. New Jersey: Pearson Education Internasional.
Henry, O.S., Arifin, D., dan Helmi, H. 2013. Analisis Perubahan Dimensi Kincir
Air Terhadap Kecepatan Aliran Air. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
1(1): 1.
Sutiah, K., Firdausi, S., dan Budi, W. S. 2012. Studi Kualitas Minyak Goreng
dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol.
11(2)
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1 Waktu alir sampel minyak bimoli pada metode bola jatuh pada suhu 29,
45, dan 55°C
Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III
Tabel A.2 Waktu alir sampel susu pada metode viskometer oswald pada suhu ruang
Pengulangan (s)
Jenis susu Waktu rata-rata (s)
I II III
Susu kambing
21.07 20.77 20.06 20.63
unsyiah
Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III
Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III
Tabel A.5 Densitas minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C
29 0.9312
45 0.91
55 0.9072
20
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
= 1 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
B. 2 Menentukan densitas minyak
= 0,9312 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
= 0,91 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
= 0,9072 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
21
5,61 𝑔𝑟𝑎𝑚
=4
(3,14)(0,9)³
3
= 1,838 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚³
= 1,0484 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
= 1,0436 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
𝑔𝑟𝑎𝑚
( 20,63 𝑠 𝑥 1,0484 )
𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 9,29 𝑠 𝑥 1 )
𝑚𝐿
= 1,9052 𝐶𝑝
22
𝑔𝑟𝑎𝑚
( 21,45 𝑠 𝑥 1,0436 )
𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 9,29 𝑠 𝑥 1 )
𝑚𝐿
= 1,9719 𝐶𝑝
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,9312 ) 𝑥 0,77 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,23 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 2,9646 𝐶𝑝
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,91 ) 𝑥 0,603 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,206 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 1,9417 𝐶𝑝
23
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,9072 ) 𝑥 0,46 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,19 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 1,3622 𝐶𝑝
24
LAMPIRAN C
GAMBAR
0.045
0.04
0.035
Viskositas (Pa.s)
0.03
0.025 Percobaa
n
0.02
literatur
0.015
0.01
0.005
0
29 45 55
Suhu (°C)
Gambar C.1 Perbandingan viskositas minyak bimoli dari hasil percobaan terhadap
hasil dari literatur
2.5
2
Viskositas (Cp)
1.5
0.5
0
unsiyah stui cilacap bogor
Asal susu kambing
Gambar C.2 Perbandingan viskositas susu kambing dari berbagai tempat pada
suhu 29°C