Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya (Warsito, dkk., 2012).
Sifat cairan sebagian besar ditentukan oleh kekentalannya untuk mengalir,
yang dinamakan viskositas. Viskositas (Viscosity) adalah hambatan suatu fluida
untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka semakin lambat aliran cairan.
Cairan yang mempunyai gaya antar molekul yang kuat memiliki viskositas yang
lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antar molekul yang lemah
(Chang, 2005).
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil
(rill = nyata). Fluida riil adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida
ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan, fluida ideal hanya sebuah
contoh yang digunakan untuk membantu dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal dipakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis).
Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2= Pa.s
(pascal sekon). Satuan CGS (Centimeter Gram Sekon) untuk SI koefisien viskositas
adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise
(cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan
Perancis, Jean Louis Marie Poiseuille.
2

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah pengukuran viskositas untuk menentukan jari-
jari molekul.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Viskostias

Viskositas merupakan sifat fisik yang penting pada fluida. Viskositas fluida
memiliki peranan yang penting pada aliran fluida dalam pipa atau media berpori .
Viskositas fluida dapat ditentukan dengan metode yang berbeda, diantaranya yaitu
bola jatuh, bola bergulir, pipa kapiler, rotasi silinder konsentris dan lainya. Untuk
skala labatau sederhana pada prinsipnya menggunakan viskometer dan bola jatuh
(Aryanto dkk., 2012).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas larutan yaitu suhu,
konsentrasi, berat molekul, tekanan dan kehadiran zat lain. Viskositas sangat
berperan penting dalam proses pembentukan, penguatan dan penghalusan. Hal
inilah yang menyebabkan larutan memiliki viskositas yang berbeda (Fenghe dkk,
2013).
Fluida yang riil memiliki gesekan internal dengan besar tertentu yang disebut
viskositas. Pada intinya, viskositas merupakan gaya gesekan antara lapisan-lapisan
yang bersisian pada fluida pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu
melewati yang lainnya. Pada zat cair, viskositas terutama disebabkan oleh gaya
kohesi antar molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul
(Giancoli, 2001).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya-
gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk
fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan
kecepatan geser (g) konstan (Burhanudin, 2014).
4

Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikan viskositas larutan. Bahkan


pada konsentrasi rendah memiliki efek yang besar, hal ini disebabkan karena
molekul besar mempengaruhi aliran fluida pada jarak jauh. Pada konsentrasi
rendah, viskositas larutan n berhubungan dengan viskositas pelarut murni n*,
dengan:
n =n*(1 + {n}c +…) (pers.2.1)
Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam (viskometer ostwald) waktu
yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat, dan dibandingkan
dengan sampel standar .metode ini cocok untuk penentuan [n], karena
perbandingan viskositas larutan dan pelarut murni , sebanding dengan waktu
pengaliran t dan t0 setelah dikoreksi untuk perbedaan rapatan p dan p0:
μ t ρ
= × (pers.2.2)
μo to ρo

2.2 Metode Viskometer Ostwald


Pada metode viskometer ostwald yang diukur adalah waktu yang
dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Cara ostwald ini, viskositas dari cairan atau
sampel yang digunakan dapat ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir. Dalam hal ini
waktu alir dari cairan dapat dilihat dari kekentalan suatu zat cairan, yaitu kental zat
cair maka waktu alir zar cair yang dibutuhkan semakin besar, sebaliknya semakin
encer zat cair maka waktu alir akan semakin kecil (Rosita, 2014).
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel terlarut, gerakan antar partikel
semakin tinggi dan viskositarnya akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
viskositas berbanding lurus dengan berat molekul terlarut pada sampelnya
(Lumbataruan dan Yuliantin, 2016).
Pada viskometer Oswald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah
5

cairan tertentu cairan dimasukkan ke dalam viskometer. Cairan kemudian di hisap


melalui labu pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi dari
pada batas “a” cairan kemudian dibiarkan turun. Ketika permukaan cairan turun
melewati batas “a” stopwatch mulai dinyalakan dalam ketika cairan melewati batas
“b”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melewati jarak
antara “a” dan “b” dapat ditentukan. Tekanan (P) merupakan perbedan antara kedua
ujung pipa U dan besarnya ddiasumsikan dengan berat jenis cairan (Bird, 1985)

.
Gambar 2.1. Viskometer Oswald

2.3 Metode Bola Jatuh


Pada prinsipnya, pengukuran viskositas fluida dengan metode bola jatuh
ialah dengan cara mengukur kecepatan bola pejal untuk jatuh di dalam cairan uji.
Viskoistas fluida ditentukan denga memasukkan cairan yang akan diukur
kekentalannya kedalam suatu tabung viskometer. Tabung tersebut diberi dua batas
dengan jarak tertentu, selanjutnya diukur waktu yang diperlukan bola pejal untuk
menempuh dua batas tersebut (Aryanto, dkk., 2012).
Semakin besar konsentrasi sampel maka viskositasnya juga semakin sulit
cairan tersebut mengalir. Semakin besar konsentrasi sampel maka viskositasnya
juga semakin tinggi. Hal ini dikarenakan saat konsentrasi tinggi, cairan akan
semakin kental dan bola yang dijatuhkan ajan semakin lama untuk mencapai dasar
tabung (Ulya dan Agustini, 2012).
Metode bola jatuh ini menyangkut gaya gravitasi ruang seimbang dengan
gerakan aliran pekat, dan hubungannya adalah :
6

2𝑟𝑏(𝑑𝑏−𝑏)𝑔
µ= (pers. 2.3)
𝑔𝜈

dimana :
𝜇 = viskositas (Pa.s)
db = densitas bola jatuh / manik-manik (gr/ml)
g = konstanta gravitasi (m/s2)
𝜋 = Jari-jari molekul
v = volume cairan
b = densitas air (gr/ml)

Gambar 2.2. Metode Bola Jatuh

.
7

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Sebanyak
 Viskometer Ostwald 1 buah
 Pipet tetes 1 buah
 Erlenmeyer 100 mL 4 buah
 Stopwatch italic 1 buah
 Gelas ukur 1000 mL 1 buah
 Piknometer 1 buah
 Kelereng 1 buah
 Gelas ukur 50 mL
 Bola hisap
 Spatula

3.1.2 Bahan

 Susu kambing Darussalam


 Susu kambing Stui
 Minyak makan Bimoli
 Aquadest

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Cara menggunakan Piknometer

1 Ditimbang Piknometer kosong, lalu dicatat.


2 Disiapkan sirup engan konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 gr/L
3 Dimasukkan sampel sirup dan aquadest yang akan diukur massa jenisnya
kedalam piknometer.
8

4 Ditimbang massa piknometer yang berisi sampel sampel sirup dan aquadest.
5 Ulangi untuk setiap konsentrasi sirup 20, 40, 60, 80, dan 100 gr/L

3.2.2 Cara Viskometer Ostwald

1. Disiapkan susu kambing murni dari dua tempat yang berbeda. Masing-masing
sampel ditentukan densitasnya dengan menggunakan piknometer dan densitas
pelarut (air) sebagai larutan pembanding.
2. Ke dalam viskometer Ostwald dimasukkan 5 ml susu dengan menggunakan
pipet volume.
3. Diukur waktu yang diperlukan oleh larutan untuk melewati dua tanda yang
terdapat pada viskometer atau waktu alirnya. Caranya dengan menghisap larutan
melalui pipa plastik sampai cairan berada di atas tanda pada bagian atas
viskometer. Kemudian cairan itu dibiarkan turun, dicatat waktu yang dibutuhkan
oleh larutan untuk melewati jarak antara dua tanda yang terdapat pada
viskometer. Langkah ini diulangi tiga kali untuk satu larutan pada masing-
masing sampel.
4. Viskometer Ostwald dicuci dengan cara seperti pada langkah 3 dan 4, saat
berganti cairan susu viskometer dicuci dan dikeringkan.

3.2.3 Metode Bola Jatuh


1. Sampel dimasukkan kedalam tabung (gelas ukur).
2. Diukur waktu yang diperlukan oleh larutan dalam tabung tersebut. Dengan
cara menjatuhkan sebuah bola (kelereng) dari permukaan larutan dampai bola
jatuh ke dasar tabung (gelas ukur). Dicatat waktu yang dibutuhkan oleh larutan
tersebut saat bola jatuh dari permukaan larutan sampai kedasar tabung.
Langkah diulangi dengan konsentrasi yang berbeda setiap gelas ukur.
9

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.1 Viskositas minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C dengan metode
bola jatuh

Suhu (°C) Viskositas (Cp)

29 2.9646

45 1.9417

55 1.3622

Tabel 4.2 Viskositas susu kambing dengan metode oswald suhu 29°C

Jenis susu Viskositas (Cp)

Susu kambing unsyiah 2.9646

Susu kambing Stui 1.9417

4.2 Pembahasan
Fluida (zat cair) adalah zat yang bentuknya dapat berubah secara kontinu
akibat gaya geser. Pada benda padat, gaya geser akan menyebabkan terjadinya
perubahan bentuk atau deformasi, yang tidak berubah besarnya selama gaya yang
bekerja ini besarnya tetap. Akan tetapi baik fluida viskos maupun encer akan
mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya. Apabila ada
10

gaya geser yang bekerja padanya. Jadi dapat dikatakan bahwa suatu fluida tidak
dapat menahan gaya geser (Henry, dkk., 2013).
Viskositas atau kekentalan didefinisikan sebagai gerakan internal atau
gesekan fluida terhadap wadah dimana fluida itu mengalir. Viskositas pada
dasarnya adalah gesekan antar lapisan fluida yang berdekatan ketika bergerak
melintasi satu sama lain. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir sebagai pengukuran dari pergeseran fluida (Siregar, dkk., 2013).
Adapun viskositas suatu larutan dipengaruhi oleh kadar air yang ada pada
cairan tersebut. Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan
antar lapiran internal. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat.
Besarnya viskositas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur,
konsentrasi, gaya tarik antar molekul, dan ukuran serta jumlah molekul terlarut
(Apriani, dkk., 2013).
Viskositas cairan dapat ditentukan dengan dua metode yaitu metode oswald
dan metode bola jatuh. Metode oswald ditentukan berdasarkan hukum Poiseuille
menggunakan alat viskometer oswald. Penerapannya dilakukan dengan jalan
mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari
a ke b. Sedangkan metode bola jatuh viskositas cairan dapat ditentukan berdasarkan
hukum stokes. Penetapannya diperlukan bola kelereng dari logam dan alat gelas
silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan rapatan ρ dan jari-jari r dijatuhkan ke
dalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang
diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan dengan tinggi tertentu kemudian dicatat
dengan stopwatch.
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran viskositas suatu cairan dengan
metode viskometer oswald dan metode bola jatuh. Pengukuran viskositas dilakukan
pada minyak bimoli dengan suhu 29, 45, dan 55°C dan susu kambing Unsyiah
murni dan susu kambing Stui murni. Tujuannya untuk membandingkan nilai
viskositas yang didapat saat praktikum dengan nilai viskositas yang sudah diketahui
pada literatur. Pada percobaan yang dilakukan Damayanti, dkk(2018) didapatkan
11

viskositas dari minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C berturut-turut sebesar
0,419; 0,387; dan 0,311 Pa.s dengan menggunakan metode bola jatuh. Pada
percobaan yang dilakukan Sagitarini, dkk(2013) didapatkan viskositas susu
kambing Cilacap sebesar 2,06 Cp dan susu kambing Bogor sebesar 1,62 Cp.

4.2.1 Viskositas minyak bimoli dengan metode bola jatuh


Pada metode bola jatuh ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh
sebuah bola (kelereng) untuk melewati cairan dengan tinggi tertentu. Suatu benda
akan jatuh karena adanya gaya gravitasi. Melalui medium yang berviskositas
dengan kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum
(Dogra, 1990). Data viskositas yang didapatkan pada saat praktikum dengan data
pada literatur dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Nilai viskositas dari literatur dan hasil percobaan

Suhu (°C) Percobaan (Pa.s) Literatur (Pa.s)

29 0.0296 0.0419

45 0.0194 0.0387

55 0.0136 0.0311

Dari data pada Tabel 4.3 dapat dibuat grafik perbandingan antara hasil yang
didapat pada saat praktikum dengan hasil yang ada pada literatur. Perbandingan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
12

0.045
0.04
0.035
Viskositas (Pa.s)

0.03
0.025 Percobaa
n
0.02
literatur
0.015
0.01
0.005
0
29 45 55
Suhu (°C)
Gambar 4.1 Perbandingan viskositas minyak bimoli dari hasil percobaan terhadap
hasil dari literatur

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa hasil viskositas minyak bimoli pada
hasil percobaan lebih rendah dibandingkan dengan hasil pada literatur. Perbedaan
itu disebabkan karena beberapa hal salah satunya karena perbedaan metode dalam
perhitungan waktu saat kelereng mencapai dasar dari fluida. Pada penelitian yang
dilakukan Damayanti, dkk(2018), mereka menggunakan Tracker Video Analysis
sehingga waktu yang didapatkan pun semakin akurat. Sementara pada praktikum
ini hanya menggunakan stopwatch sederhana, sehingga waktu yang didapatkan
kurang akurat.

Pada Gambar 4.1 dapat dilihat semakin tinggi temperatur, maka grafik
semakin menurun. Hubungan suhu terhadap nilai viskositas adalah ketika terjadi
kenaikan suhu, massa jenis dan nilai viskositas semakin menurun. Sebaliknya,
ketika suhu menurun nilai viskositas pun semakin meningkat (Damayanti, dkk.,
2018).

2.2.2 Viskositas susu kambing dengan metode viskometer oswald


13

Prinsip pipa oswald adalah sampel dihisap sampai tanda tera bagian atas dan
dihitung waktu turun sampel sampai tanda tera bagian bawah. Viskositas dari cairan
yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut
untuk lewat antara dua tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer
oswald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang
dibutuhkan bagi suatu zat yang sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat diantara
dua tanda tersebut (Safitri dan Swarastati, 2013). Perbandingan viskositas susu
kambing dari berbagai tempat dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut.

2.5

2
Viskositas (Cp)

1.5

0.5

0
unsiyah stui cilacap bogor
Asal susu kambing

Gambar 4.2 Perbandingan viskositas susu kambing dari berbagai tempat pada suhu
29°C

Pada Gambar 4.2 dapat dilihat besaran grafik dari setiap tempat berbeda-
beda. Nilai viskositas susu kambing dari Unsyiah, Stui, Cilacap, dan Bogor
berturut-turut adalah 1,9052; 1,9719; 2,06; dan 1,62 Cp. Viskositas dari susu
kambing dari Cilacap dan Bogor didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Sagitarini, dkk(2013), dengan menggunakan metode yang sama yaitu viskometer
oswald. Percobaan ini dilakukan untuk membandingkan viskositas susu kambing
dari berbagai tempat dan mengetahui penyebab terjadinya perbedaan tersebut.

Perbedaan viskositas dari susu kambing dari berbagai tempat disebabkan


oleh perbedaan protein yang terkandung di dalam susu tersebut. Pemberian jenis
14

makanan membuat protein yang dihasilkan pun berbeda-beda sehingga


mempengaruhi nilai viskositas (Sagitarini, dkk., 2013).
15

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Semakin tinggi suhu suatu fluida, maka nilai viskositas dari fluida tersebut
semakin kecil. Pada cairan minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C memiliki
viskositas berturut-turut 2,9646; 1,9417; dan 1,3622 Cp.
2. Kandungan suatu zat di dalam fluida mempengaruhi nilai viskositasnya. Pada
kasus ini susu kambing dari beberapa daerah memiliki nilai viskositas yang
berbeda-beda karena perbedaan kandungan protein di dalamnya.
16

DAFTAR PUSTAKA

Apriani, D., Gusnedi, dan Yenni, D. 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas Madu
Hutan dari Beberapa Daerah di Sumatera Barat untuk Mengetahui Kualitas
Madu. Jurnal Pillar of Physics. Vol. 2: 91-92.

Aryanto.,S, Septaningar dan Wijayanto. 2012. Rancang Bangun Viskometer Fluida


metode Bola Jatuh Bebas Berbasis mikro ATMEAIG. Jurnal Fisika dan
Aplikasinya. 8(2).

Atkins . P.W,. 1998. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 1. Erlangga : Jakarta.

Bird, Tony, 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Chang, Raymond. 2005. Kimia dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.

Dogra, S.K. 1990. Kimia Dasar: Kimia Fisika dan Soal-soal.Jakarta: Erlangga.

FengHe, Caiming peng dan Tuan,z. 2013. Viskositas and structure of lithium
sodium borosilicote glasses. Physic Procedic. 40(2013): 73 – 80.

Geankoplis, C.J. 1993. Transport Processes and Separation Process Principle 4th
Edition. New Jersey: Pearson Education Internasional.

Giancoli, Douglass .C.1999. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Henry, O.S., Arifin, D., dan Helmi, H. 2013. Analisis Perubahan Dimensi Kincir
Air Terhadap Kecepatan Aliran Air. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan.
1(1): 1.

Lumbantaruan, Parmin, dan Yulianti, Erislah.2016.Pengaruh Suhu Terhadap


Viskositas Minyak Pelumas (oli). Jurnal Sainmatika.Vol.13(2).

Milana, Burhanuddin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika 2. Jakarta I. IPA


FITK-PRESS.
17

Safitri, M. F., dan Swarastuti, A. 2013. Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi


Grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(2): 87.

Siregar, K.T.T., Takdir, T., dan Bisman, P. 2013. Viskometer Digital


Menggunakan Water Flow Sensor G 1/2 Berbasis Mikrokontroller 8535.
Jurnal Universitas Sumatera Utara.

Sutiah, K., Firdausi, S., dan Budi, W. S. 2012. Studi Kualitas Minyak Goreng
dengan Parameter Viskositas dan Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol.
11(2)

Warsito,Suciyatu,S,W dan Isworo,D. 2012. Desain dan analitis pengukuran


viskositas dengan metode bola jath berbasis sensor optocooler dan system
akuisisinya pada computer. Jurnal Natur Indonesia
18

LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

Tabel A.1 Waktu alir sampel minyak bimoli pada metode bola jatuh pada suhu 29,
45, dan 55°C

Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III

29 0.69 0.89 0.73 0.77

45 0.53 0.61 0.67 0.603

55 0.46 0.42 0.5 0.46

Tabel A.2 Waktu alir sampel susu pada metode viskometer oswald pada suhu ruang

Pengulangan (s)
Jenis susu Waktu rata-rata (s)
I II III

Susu kambing
21.07 20.77 20.06 20.63
unsyiah

Susu kambing Stui 21.36 21.43 21.58 21.45


19

Tabel A.3 Waktu alir aquadest pada metode bola jatuh

Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III

29 0.2 0.25 0.24 0.23

45 0.19 0.21 0.22 0.206

55 0.18 0.22 0.17 0.19

Tabel A.4 Waktu alir aquadest pada metode viskometer oswald

Pengulangan (s)
Suhu (°C) Waktu rata-rata (s)
I II III

29 9.23 9.45 9.2 9.29

Tabel A.5 Densitas minyak bimoli pada suhu 29, 45, dan 55°C

Suhu (°C) Densitas Mnyak Bimoli (gr/mL)

29 0.9312

45 0.91

55 0.9072
20

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

B. 1 Menentukan densitas aquadest


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

51,82 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 1 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
B. 2 Menentukan densitas minyak

B. 2. 1 Menentukan densitas minyak pada suhu 29°C


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

50,1 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 0,9312 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿

B. 2. 2 Menentukan densitas minyak pada suhu 45°C


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

49,7 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 0,91 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿

B. 2. 3 Menentukan densitas minyak pada suhu 55°C


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

49,5 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 0,9072 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿
21

B. 3 Menentukan densitas kelereng


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
ρ=
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

5,61 𝑔𝑟𝑎𝑚
=4
(3,14)(0,9)³
3

= 1,838 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚³

B. 4 Menentukan densitas susu kambing

B. 4. 1 Susu kambing Unsyiah


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

53,03 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 1,0484 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿

B. 4. 2 Susu kambing Stui


(𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡)−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
ρ=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

52,91 𝑔𝑟𝑎𝑚−26,82 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
25 𝑚𝐿

= 1,0436 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝐿

B. 5 Menentukan viskositas susu kambing dengan metode oswald


( 𝑡 . 𝑑)
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑡0 . 𝑑0)

Diketahui nilai µ0 = Appendix ( Geankoplis, 1993)

... Pada suhu 29°C = 0,81835 Cp

B. 5. 1 Viskositas susu kambing Unsyiah


( 𝑡 . 𝑑)
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑡0 . 𝑑0)

𝑔𝑟𝑎𝑚
( 20,63 𝑠 𝑥 1,0484 )
𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 9,29 𝑠 𝑥 1 )
𝑚𝐿

= 1,9052 𝐶𝑝
22

B. 5. 2 Viskositas susu kambing Stui


( 𝑡 . 𝑑)
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑡0 . 𝑑0)

𝑔𝑟𝑎𝑚
( 21,45 𝑠 𝑥 1,0436 )
𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 9,29 𝑠 𝑥 1 )
𝑚𝐿

= 1,9719 𝐶𝑝

B. 6 Menentukan viskositas minyak bimoli dengan metode bola jatuh


( 𝑑𝑏−𝑑) 𝑥 𝑡
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑑𝑏−𝑑0) 𝑥 𝑡0

Diketahui nilai µ0 = Appendix ( Geankoplis, 1993)

... Pada suhu 29°C = 0,81835 Cp

... Pada suhu 45°C = 0,599 Cp

... Pada suhu 55°C = 0,50655 Cp

B. 6. 1 Viskositas minyak bimoli pada suhu 29°C


( 𝑑𝑏−𝑑) 𝑥 𝑡
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑑𝑏−𝑑0) 𝑥 𝑡0

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,9312 ) 𝑥 0,77 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,23 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿

= 2,9646 𝐶𝑝

B. 6. 2 Viskositas minyak bimoli pada suhu 45°C


( 𝑑𝑏−𝑑) 𝑥 𝑡
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑑𝑏−𝑑0) 𝑥 𝑡0

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,91 ) 𝑥 0,603 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,206 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿

= 1,9417 𝐶𝑝
23

B. 6. 3 Viskositas minyak bimoli pada suhu 55°C


( 𝑑𝑏−𝑑) 𝑥 𝑡
𝜇 = 𝜇0 ( 𝑑𝑏−𝑑0) 𝑥 𝑡0

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 0,9072 ) 𝑥 0,46 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿
= 0,81835 𝐶𝑝 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
( 1,838 − 1 ) 𝑥 0,19 𝑠
𝑚𝐿 𝑚𝐿

= 1,3622 𝐶𝑝
24

LAMPIRAN C
GAMBAR

0.045
0.04
0.035
Viskositas (Pa.s)

0.03
0.025 Percobaa
n
0.02
literatur
0.015
0.01
0.005
0
29 45 55
Suhu (°C)
Gambar C.1 Perbandingan viskositas minyak bimoli dari hasil percobaan terhadap
hasil dari literatur

2.5

2
Viskositas (Cp)

1.5

0.5

0
unsiyah stui cilacap bogor
Asal susu kambing
Gambar C.2 Perbandingan viskositas susu kambing dari berbagai tempat pada
suhu 29°C

Anda mungkin juga menyukai