Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. VI/No.

5/Jul/2017

KEKUATAN PEMBUKTIAN SURAT MENURUT gugatan, diperiksanya gugatan, diputuskannya


HUKUM ACARA PERDATA1 sengketa sampai pelaksanaan putusan hakim.3
Oleh: Fernando Kobis2 Pembuktian dalam proses peradilan perdata
ialah, kebenaran yang dicari dan diwujudkan
ABSTRAK hakim, cukup kebenaran formil (formeel
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk waarheid). M. Yahya Harahap menjelaskan
mengetahui bagaimana pengaturan bukti surat bahwa: “Dari diri dan sanubari hakim, tidak
menurut Hukum Acara Perdata dan bagaimana dituntut keyakinan. Para pihak yang berperkara
kekuatan pembuktian surat. Dengan dapat mengajukan pembuktian berdasarkan
menggunakan metode penelitian yuridis kebohongan dan kepalsuan, namun fakta yang
normatif, dapat disimpulkan: 1. Bukti surat demikian secara teoritis harus diterima hakim
memegang peranan penting dalam untuk melindungi atau mempertahankan hak
pengamanan transaksi bisnis yang perorangan atau hak perdata pihak yang
menerangkan adanya hak dan kewajiban para bersangkutan.”4
pihak sehingga menjadi alat bukti utama Pembuktian perkara perdata penting sekali
apabila timbul persengketaan di antara para sehingga penilaian hakim terhadap alat-alat
pihak yang bersangkutan. Pengaturan bukti bukti, akan berkaitan erat dengan ketentuan
surat diatur dalam Pasal 1866 ayat (1) pembuktian berdasarkan alat-alat bukti yang
KUHPerdata, dan Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBg. ada dan/atau yang diajukan. Menurut Achmad
Salah satu ketentuan peraturan perundangan Ali dan Wiwie Heryani, ada lima jenis kekuatan
yang mengatur bukti surat di luar KUHPerdata, pembuktian atau daya bukti dari alat-alat bukti,
ialah yang diatur dengan Undang-Undang No. yaitu:
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi 1. Kekuatan pembuktian yang sempurna,
Elektronik, yang sekarang sudah dilakukan yang lengkap (volledig bewijskracht);
revisi atau perubahannya, yang memuat dan 2. Kekuatan pembuktian yang lemah, yang
mengatur alat bukti elektronik berkaitan tidak lengkap (onvolledig bewijskracht);
dengan perkembangan kegiatan dan bisnis yang 3. Kekuatan pembuktian sebagian
dikelola secara elektronik, misalnya e- (gedeeltelijk bewijskracht);
commerce, dan lain sebagainya. 2.Kekuatan 4. Kekuatan pembuktian yang menentukan
pembuktian surat menurut Pasal 1866 ayat (1) (beslissende bewijskracht); dan
KUHPerdata ditempatkan pada tempat teratas, 5. Kekuatan pembuktian perlawanan
yang sekaligus menjelaskan pentingnya bukti (tegenbewijs atau kracht van tegen
tulisan dalam pembuktian perkara perdata dan bewijs).5
bukti tulisan itu sendiri pada dasarnya sudah Contoh dari kekuatan pembuktian
menjadi bukti. sempurna, ialah akta, kekuatan pembuktian ini
Kata kunci: Kekuatan Pembuktian, Surat, bilamana akta tersebut digunakan sebagai alat
Hukum Acara Perdata bukti dan akta ini berisi perjanjian jual beli,
pihak penggugat telah berhasil membuktikan
PENDAHULUAN akta tersebut bahwa benar ada perjanjian jual
A. Latar Belakang Masalah beli, antara penggugat dan tergugat.6
Hukum Pembuktian Perkara Perdata adalah Menurut Kitab Undang-Undang Hukum
bagian penting dari Hukum Acara Perdata, yang Perdata (KUHPerdata) disebutkan pada Pasal
menurut Zainal Asikin, Hukum Acara Perdata 1866 KUHPerdata, bahwa “Alat-alat bukti
secara umum adalah peraturan hukum yang terdiri atas:
mengatur proses penyelesaian perkara perdata
melalui hakim (di Pengadilan) sejak diajukan 3
Zainal Asikin, Hukum Acara Perdata di Indonesia,
Kencana, Jakarta, 2015, hlm. 1.
4
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang
Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hlm.
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Elisabeth 498.
5
Winokan, SH, M.Si; Harold Anis, SH, M.Si, MH Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Asas-asas Hukum
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Pembuktian Perdata, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 80-81.
6
13071102243 Ibid.

105
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

- Bukti tulisan; sesuai dengan peraturan yang berlaku di


- Bukti dengan saksi-saksi; Indonesia. Suatu bukti elektronik dapat
- Persangkaan-persangkaan; memiliki kekuatan hukum apabila informasinya
- Pengakuan; dapat dijamin keutuhannya, dapat
- Sumpah.7 dipertanggungjawabkan, dapat diakses, dan
Kedudukan alat bukti tulisan tersebut, oleh dapat ditampilkan, sehingga menerangkan
M. Yahya Harahap, dijelaskan bahwa, pada suatu keadaan.”9
Pasal 1866 KUHPerdata, urutan pertama alat Perkembangan transaksi elektronik
bukti disebut bukti tulisan (schrifftelijke bewijs, (electronic commerce/e-commerce) yang
written evidence). Ada pula yang menyebut alat semakin pesat terjadi di Indonesia belakangan
bukti surat. Bukankah tulisan pada dasarnya ini, transaksi dan surat-suratnya tidak dibuat
sama dengan surat? Dalam hukum acara dengan dokumen yang ditandatangani bersama
perdata bukti tulisan merupakan alat bukti yang pada lembaran kertas biasa, melainkan
penting dan paling utama dibandingkan dengan ditandatangani para pihak yang bahkan tidak
yang lain. Apalagi pada masa sekarang, semua saling mengenal satu sama lainnya. Kekuatan
tindakan hukum dicatat atau dituliskan dalam alat bukti elektronik seperti surat elektronik
berbagai bentuk surat, yang sengaja dibuat misalnya e-mail yang mengandung perjanjian
untuk itu.8 atau kontrak, menjadi bagian penting dalam
Tidak semua alat bukti surat mempunyai penelitian ini yang berkaitan dengan kekuatan
kekuatan pembuktian yang sempurna, misalnya pembuktiannya.
surat-surat biasa seperti yang dinamakan surat
di bawah tangan, suatu perjanjian yang tidak B. Rumusan Masalah
dibuat di hadapan pejabat yang berwenang 1. Bagaimana pengaturan bukti surat menurut
membuatnya, seperti akta jaminan fidusia, akta Hukum Acara Perdata?
pendirian perseroan terbatas, akta pembagian 2. Bagaimana kekuatan pembuktian surat?
warisan, yang merupakan akta-akta yang dibuat
oleh notaris sehingga disebut pula sebagai akta C. Metode Penelitian
otentik. Kenyataannya dalam hubungan hukum Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum
di tengah masyarakat, hubungan hukum yang normatif, atau juga disebut penelitian
tertuang dalam bentuk surat seperti jual beli doktrinal.10 Menurut Soerjono Soekanto dan Sri
tanah merupakan praktik yang lazim di Mamudji, pada penelitian hukum normatif,
kalangan masyarakat pedesaan. Proses jual beli bahan pustaka merupakan data dasar yang
tanah yang sederhana seperti itu cukup hanya dalam ilmu penelitian digolongkan sebagai data
disaksikan beberapa orang dan diberitahukan sekunder.11 Sumber data sekunder diperoleh
kepada Kepala Desa, sehingga kekuatan dari berbagai bahan hukum yang meliputi
pembuktiannya lemah apabila timbul bahan hukum primer, sekunder, dan tersier.
persengketaan hingga ke pengadilan. Praktik
sekarang ialah berkembangnya alat bukti HASIL DAN PEMBAHASAN
elektronik, yaitu suatu hubungan hukum yang
ditandatangani oleh satu atau lebih pihak A. Pengaturan Bukti Surat Menurut Hukum
dengan membubuhkan tandatangan elektronik. Acara Perdata
Hubungan hukum semacam ini oleh karena Surat atau tulisan adalah salah satu alat
para pihak berada pada tempat berjauhan bukti yang diatur di dalam Pasal 1866 ayat (1)
sehingga proses hukumnya dilakukan dengan KUHPerdata; Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBg.
tandatangan digital. Kedua sumber hukum atau dasar hukum
Menurut Efa Laela Fakhriah, bukti elektronik pengaturan utama tentang alat-alat bukti pada
di Indonesia:
“Bukti elektronik baru dapat dinyatakan sah 9
Efa Laela Fakhriah, Bukti Elektronik Dalam Sistem
apabila menggunakan sistem elektronik yang Pembuktian Perdata, Alumni, Bandung, 2009, hlm. 101.
10
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum,
7
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm. 43.
11
Hukum Perdata, Pradnya Paramita, Jakarta, 2002, hlm. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
475. Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada,
8
M. Yahya Harahap, Op Cit, hlm. 559. Jakarta, 2013, hlm. 24.
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

perkara tersebut terlebih dahulu perlu dibahas c. Segala perubahan terhadap tandatangan
dari peristilahannya (etimologis) dan arti kata elektronik yang terjadi setelah waktu
atau pengertian (terminologis) dari surat penandantanganan dapat diketahui;
sebagai alat bukti. d. Segala perubahan terhadap informasi
Alat bukti (bewijsmiddel) bermacam-macam elektronik yang terkait dengan tandatangan
bentuk atau jenisnya, dan M. Yahya Harahap, elektronik tersebut setelah waktu
mengemukakan hukum pembuktian yang penandatanganannya dapat diketahui;
berlaku di Indonesia sampai saat ini masih e. Terdapat cara tertentu untuk menunjukkan
berpegang kepada jenis alat bukti tertentu saja. bahwa penandatangan telah memberikan
Di luar itu, tidak dibenarkan diajukan alat bukti persetujuannya terhadap informasi
lain. Alat bukti yang diajukan di luar yang elektronik yang terkait.
ditentukan undang-undang: tidak sah sebagai Pengakuan dan pengaturan tentang
alat bukti, oleh karena itu, tidak mempunyai tandatangan elektronik tersebut merupakan
nilai kekuatan pembuktian untuk menguatkan bagian yang tidak terpisahkan dari pembahasan
kebenaran dalil atau batahan yang tentang pengaturan bukti tulisan pada Hukum
12
dikemukakan. Acara Perdata di Indonesia. Jika perihal bukti
Menurut penulis, ada pengaturan alat-alat tulisan menurut segi yuridis di dalamnya terkait
bukti perkara perdata di Indonesia telah terjadi berbagai aspek, yang menurut M. Yahya
pergeseran, oleh karena alat-alat bukti yang Harahap, terdiri atas:
diatur pada Pasal 1866 KUHPerdata atau Pasal a. Tanda bacaan, berupa Aksara;
164 HIR/Pasal 284 RBg, telah bertambah b. Disusun beberapa kalimat sebagai
dengan sejumlah alat bukti yang diatur di pernyataan;
dalam sejumlah peraturan perundang- c. Ditulis pada bahan tulisan;
undangan. d. Ditandatangani pihak yang membuat;
Tandatangan (signature) yang menjadi alat e. Foto dan peta bukan tulisan;
bukti penting dan bukti surat, misalnya f. Mencantumkan tanggal.13
tandatangan yang dibubuhkan oleh para pihak Tanda bacaan berupa aksara merupakan
pada perjanjian atau kontrak jual beli, sewa tata bahasa berupa kalimat-kalimat tertentu
menyewa, dan lain sebagainya, dalam dalam bahasa tertentu, yang dapat berupa
perkembangannya telah dikenal pula bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa
tandatangan elektronik, yang menurut Undang- Jerman, bahasa-bahasa daerah, termasuk yang
Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi penulisan bahasa tersebut dikehendaki oleh
dan Transaksi Elektronik, dirumuskan pada para pihak.
Pasal 1 angka 12, bahwa “tandatangan Pasal 1868 KUHPerdata, merumuskan
elektronik adalah tandatangan yang terdiri atas bahwa, suatu akta otentik ialah suatu akta yang
informasi elektronik yang dilekatkan, di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-
terasosiasi atau terkait dengan informasi undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-
elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat pegawai umum yang berkuasa untuk itu di
verifikasi dan autentikasi. tempat di mana akta dibuatnya.14
Pada Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang No. Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang
11 Tahun 2008, disebutkan bahwa perubahan atas Undang-Undang No. 30 Tahun
“Tandatangan elektronik memiliki ketentuan 2004 tentang Jabatan Notaris, pada Pasal 1
hukum dan akibat hukum yang sah selama angka 7, merumuskan bahwa “Akta Notaris,
memenuhi persyaratan sebagai berikut: yang selanjutnya disebut akta adalah akta
a. Data pembuatan tandatangan elektronik autentik yang dibuat oleh atau di hadapan
terkait hanya kepada penandatangan; notaris menurut bentuk dan tata cara yang
b. Data pembuatan tandatangan elektronik ditetapkan dalam undang-undang ini.15 Lebih
pada saat proses penandantanganan lanjut dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2014
elektronik hanya berada dalam kuasa
penandatangan; 13
M. Yahya Harahap, Op Cit, hlm. 559-560.
14
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op Cit, hlm. 475.
15
UU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No.
12
M. Yahya Harahap, Op Cit, hlm. 554. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Pasal 1 angka 7).

107
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

tersebut ditemukan rumusan seperti pada Pasal notaris lebih luas lagi, oleh karena notaris
1 angka 8, bahwa “Minuta akta adalah asli akta berwenang membuat akta pendirian perseroan
yang mencantumkan tandatangan para terbatas, suatu tugas, fungsi dan wewenang
penghadap, saksi, dan notaris, yang disimpan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
sebagai bagian dari protokol notaris.” undangan, membuat akta pendirian perseroan
Berikutnya dirumuskan dalam Pasal 1 angka terbatas tidak diserahkan kepada Camat.
9, bahwa “salinan akta adalah salinan kata demi Pembahasan tentang bukti tulisan atau bukti
kata dari seluruh akta dan pada bagian bawah surat selain terkait dengan akta autentik, juga
salinan akta tercantum frasa “diberikan sebagai mempunyai hubungan erat dengan
SALINAN yang sama bunyinya.” Demikian pula pembahasan tentang akta di bawah tangan,
dirumuskan pada Pasal 1 angka 11 Undang- yang menurut Pasal 1874 KUHPerdata, di dalam
Undang No. 2 Tahun 2014, bahwa “Grosse Akta ayat (1) disebutkan bahwa “sebagai tulisan-
adalah salah satu salinan akta untuk pengakuan tulisan di bawah tangan dianggap akta-akta
utang dengan kepala akta “DEMI KEADILAN yang ditandatangani di bawah tangan, surat-
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”, surat, register-register, surat-surat urusan
yang mempunyai kekuatan eksekutorial.” rumah tangga dan lain-lain tulisan yang dibuat
Menurut Zainal Asikin, akta autentik yang tanpa perantaraan seorang pegawai umum.17
dibuat oleh pegawai pejabat umum sering Dengan demikian, akta di bawah tangan
disebut dengan akta pejabat (acte ambtelijk), merupakan bukti tulisan namun kekuatan
sedangkan akta autentik yang dibuat di pembuktiannya berada di bawah kekuatan
hadapan pegawai/pejabat umum sering disebut pembuktian akta otentik.
dengan akta partai (acte partij).16 Pejabat yang
berwenang membuat akta autentik adalah B. Kekuatan Pembuktian Surat
notaris, camat, panitera, pegawai pencatat Bukti tulisan atau surat menurut Pasal 1866
perkawinan, dan lain sebagainya. Adapun akta ayat (1) KUHPerdata ditempatkan pada tempat
jual beli tanah yang dibuat di hadapan camat teratas, yang sekaligus menjelaskan pentingnya
atau notaris, merupakan akta autentik yang bukti tulisan dalam pembuktian perkara
dibuat di hadapan pejabat umum yang perdata dan bukti tulisan itu sendiri pada
berwenang selaku pejabat pembuat akta tanah dasarnya sudah menjadi alat bukti. Achmad Ali
(PPAT). dan Wiwie Heryani, menjelaskan, alat bukti itu
Untuk membuat akta partai (acte partiji) adalah sesuatu yang sebelum diajukan ke
tidak pernah berinisiatif, sedangkan untuk persidangan, memang sudah berfungsi sebagai
membuat akta pejabat (acte ambtelijk) justru alat bukti. Sebagai contoh, akta notaris,
pejabatlah yang bertindak aktif, yaitu dengan walaupun belum diajukan ke muka
inisiatif sendiri membuat akta tersebut. persidangan, sudah merupakan bukti.18
Menurut penulis, perbedaan mendasar Menurut M. Yahya Harahap,19 fungsi tulisan
antara akta otentik yang dibuat oleh notaris atau akta dari segi hukum pembuktian, ialah:
dan yang dibuat oleh Camat, masing-masing 1. Berfungsi sebagai formalitas kausa;
selalu PPAT, ialah kedudukan dan pengakuan 2. Berfungsi sebagai alat bukti; dan
terhadap notaris yang memiliki kualifikasi 3. Fungsi robationis causa.
khusus sebagai pejabat umum untuk membuat Fungsi tulisan atau suatu akta sebagai
akta otentik dibandingkan Camat. Notaris lebih formalitas kausa ialah sebagai syarat atas
luas cakupan wilayah kerjanya dibandingkan keabsahan suatu tindakan hukum yang
dengan cakupan wilayah Camat yaitu di dilakukan. Apabila perbuatan atau tindakan
kecamatan tertentu. Demikian pula, notaris hukum yang dilakukan tidak sesuai dengan
tidak mudah pindah dibandingkan Camat yang surat atau akta, tindakan itu menurut hukum
sewaktu-waktu terjadi mutasi kerjanya. tidak sah, karena tidak memenuhi formalitas
Perbedaan mendasar lainnya ialah Camat kausa (causa). Terdapat beberapa tindakan
selaku PPAT hanya berwenang membuat akta atau perbuatan hukum yang menjadikan surat
tanah seperti jual beli tanah belaka, sementara
ruang lingkup tugas, fungsi dan kewenangan
17
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op Cit, hlm. 476.
18
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Op Cit, hlm. 73.
16 19
Zainal Asikin, Op Cit, hlm. 124. M. Yahya Harahap, Op Cit, hlm. 563-565.
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

atau akta sebagai syarat pokok keabsahannya. Terakhir ialah akta berfungsi sebagai
Surat atau akta oleh hukum, dijadikan sebagai robationis causa. Maksud surat atau akta yang
formalitas kausa atas keabsahan perbuatan itu, bersangkutan merupakan satu-satunya alat
misalnya beberapa contoh sebagai berikut: bukti yang dapat dan sah membuktikan suatu
a. Pasal 390 HIR, segala bentuk panggilan dan hal atau peristiwa. Jadi, keperluan atau fungsi
pemberitahuan yang dilakukan juru sita, akta itu merupakan dasar untuk membuktikan
baru sah menurut hukum, apabila tindakan suatu hal atau peristiwa tertentu. Tanda akta
itu dilakukan dalam bentuk surat atau itu, peristiwa atau hubungan hukum yang
relaas yang lazim disebut surat panggilan terjadi tidak dapat dibuktikan.
atau surat pemberitahuan. Panggilan Pembahasan tentang kekuatan mengikatnya
sidang atau pemberitahuan utusan yang alat bukti tulisan atau surat, akan bermula dari
dilakukan dengan lisan, tidak sah. Satu- Akta Otentik itu sendiri. Habib Adji
satunya cara yang dibenarkan mesti dengan menerangkan, arti kata otentik mempunyai
srat, sehingga dalam hal itu surat atau akta kekuatan pembuktian yang sempurna dapat
yang merupakan formalitas kuasa atas pula ditentukan bahwa siapapun terikat
keabsahan panggilan dimaksud. dengan akta tersebut, sepanjang tidak bisa
b. Pasal 1238 KUHPerdata, mengatur tentang dibuktikan sebaliknya berdasarkan putusan
pernyataan lalai atau ingebre estelling pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
(interpalation, in mora stelling), apabila tetap.20
debitur lalai memenuhi kewajiban yang Telah penulis kemukakan sebelumnya
diperjanjikan, maka agar ia berada dalam bahwa Pasal 1868 KUHPerdata telah
keadaan wanprestasi, debitur harus merumuskan apa yang dimaksud dengan akta
diperingati atau diberi somasi. Agar somasi otentik, menurut M. Yahya Harahap, dari
itu sah menurut hukum, menurut Pasal ketentuan pasal tersebut, akta otentik dibuat
1238 KUHPerdata, harus disampaikan oleh atau di hadapan pejabat yang berwenang
dalam bentuk akta. Dengan demikian, akta yang disebut pejabat umum.21 Apabila yang
atau surat dalam melakukan tindakan membuatnya pejabat yang tidak cacat atau
somasi, merupakan formalitas kausa. tidak berwenang atau bentuknya cacat, maka
c. Pasal 1171 KUHPerdata, tindakan menurut Pasal 1869 KUHPerdata:
pemberian surat kuasa memasang hipotek - Akta tersebut tidak sah memenuhi
hanya sah apabila diberikan dalam bentuk persyaratan formal sebagai akta otentik
akta otentik. Dengan demikian, akta otentik atau juga disebut akta otentik, oleh karena
dalam pemberian surat kuasa memasang itu tidak dapat diperlakukan sebagai akta
hipotek (SKMH) merupakan formalitas otentik;
kuasa. - Namun akta yang demikian mempunyai
d. Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No. 4 nilai pembuktian sebagai akta di bawah
Tahun 1996, menjadikan akta notaris atau tangan.
PPAT sebagai formalitas kuasa, atas Lebih lanjut perihal kekuatan pembuktian
keabsahan pemberian kuasa memasang hal dari akta otentik ialah beberapa asas yang
tanggungan. Tidak sah dengan bentuk akta melekat pada akta tersebut, yakni:
di bawah tangan (onderhands acte), apalagi a. Kekuatan pembuktian yang melekat
secara lisan. pada akta otentik;
Berikutnya ialah akta berfungsi sebagai alat b. Kekuatan pembuktian formal; dan
bukti. Fungsi utama surat atau akta ialah c. Kekuatan pembuktian materiil.22
sebagai alat bukti. Pasal 1864 KUHPerdata Pada kekuatan pembuktian sempurna dan
sendiri telah menetapkannya sebagai alat bukti mengikat yang terdapat di dalam akta otentik,
pada urutan pertama. Memang tujuan utama merupakan perpaduan dari beberapa kekuatan
membuat akta diperuntukkan dan digunakan yang terdapat padanya. Apabila salah satu
sebagai alat bukti. Dalam transaksi jual beli
para pihak menuangkannya dalam bentuk akta 20
Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris,
dengan maksud sebagai alat bukti tertulis Refika Aditama, Bandung, 2013, hlm. 6.
21
tentang perjanjian itu. M. Yahya Harahap, Op Cit, hlm. 566.
22
M. Yahya Harahap, Loc Cit.

109
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

kekuatan itu cacat mengakibatkan akta otentik - Mengenai tanggal yang tertera di
tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian dalamnya;
yang sempurna (voledig) dan mengikat - Tanggal tersebut harus dianggap benar;
(bindende). Oleh karena itu untuk melekatkan - Berdasarkan kebenaran formil atas
nilai kekuatan seperti itu pada akta otentik tanggal tersebut, tanggal pembuatan
harus terpenuhi secara terpadu kekuatan akta tidak dapat digunakan lagi oleh
pembuktian sebagai berikut: para pihak dan hakim.
1) Kekuatan bukti luar. Salah satu akta otentik Bertitik tolak dari kekuatan pembuktian
harus dianggap dan diberlakukan sebagai yang digariskan Pasal 1871 KUHPerdata,
akta otentik, kecuali dapat dibuktikan dapat disimpulkan tidak hanya
sebaliknya, bahwa akta itu bukan akta membuktikan secara formal kebenaran para
otentik. Selama tidak dapat dibuktikan pihak yang telah menerangkan hal-hal yang
sebaliknya pada akta tersebut melekat tercantum di dalamnya atau tertulis pada
kekuatan bukti luar. Maksudnya, harus akta, tetapi juga meliputi bahwa yang
diterima kebenarannya sebagai akta otentik. diterangkan itu adalah benar.
Sebaliknya, jika dapat dibuktikan
kepalsuannya, hilang atau gugur kekuatan 3) Kekuatan Pembuktian Materiil
bukti luar dimaksud, sehingga tidak boleh Mengenai kekuatan pembuktian materiil
diterima dan dinilai sebagai akta otentik. akta otentik menyangkut permasalahan,
Sesuai dengan prinsip kekuatan bukti luar, benar atau tidak keterangan yang tercantum
hakim dan para pihak yang berperkara wajib di dalamnya. Oleh karena itu, kekuatan
menganggap akta otentik itu sebagai akta pembuktian materiil adalah persoalan pokok
otentik, sampai pihak lawan dapat akta otentik, dan dapat dijelaskan prinsip
membuktikan bahwa akta yang diajukan, sebagai berikut:
bukan akta otentik karena pihak lawan a. Penandatanganan akta otentik untuk
dapat membuktikan adanya: kepentingan pihak lain. Ini merupakan
- Cacat hukum, karena pejabat yang pokok kekuatan pembuktian materiil
membuatnya tidak berwenang, atau suatu akta otentik:
- Tanda tangan pejabat di dalamnya - Setiap penandatangan akta otentik
adalah palsu; dan oleh seseorang, selamanya harus
- Isi yang terdapat di dalamnya telah untuk keuntungan pihak lain;
mengalami perubahan, baik berupa - Bukan untuk keuntungan pihak
pengurangan atau penambahan penandatangan; berdasarkan
kalimat. prinsip ini, apabila A
2) Kekuatan pembuktian formil menandatangan akta otentik yang
Kekuatan pembuktian formil yang melekat berisi keterangan berutang kepada
pada akta otentik dijelaskan Pasal 1871 BPR. 100 juta, berarti dengan akta
KUHPerdata, bahwa segala keterangan yang itu;
tertuang di dalamnya adalah benar - A bermaksud memberi bukti
diberikan disampaikan penandatangan kepada keuntungan B atas diri A
kepada pejabat yang membuatnya. Oleh sendiri.
karena itu, segala keterangan yang diberikan - Atas kebenaran materiil yang
penandantanganan dalam akta otentik melekat pada akta otentik, telah
dianggap benar sebagai keterangan yang terbukti A berutang kepada B
dituturkan dan dikehendaki yang sebesar Rp. 100 juta.
bersangkutan. b. Seseorang hanya dapat membebani
Anggapan atas kebenaran yang tercantum di kewajiban kepada diri sendiri. Prinsip
dalamnya, bukan hanya terbatas pada ini merupakan lanjutan prinsip
keterangan atau pernyataan yang terdapat pertama, dan tentang hal ini pada
di dalamnya benar dari orang yang contoh B membuat pernyataan dalam
menandatanganinya, tetapi juga meliputi akta yang merugikan diri A tanpa
kebenaran formil yang dicantumkan pejabat setahunya, maka berdasarkan asas ini
pembuat akta: dihubungkan dengan asas
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

penandatangan akta otentik untuk berkepentingan untuk dinyatakan dalam


keuntungan pihak lain, dapat akta autentik, menjamin kepastian tanggal
ditegakkan kekuatan pembuktian pembuatan akta, menyimpan akta,
materiil akta otentik sebagai berikut: memberikan grosse, salinan, dan bukti akta,
- Siapa yang menandatangani akta semuanya itu sepanjang pembuatan akta
otentik berarti dengan sukarela itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
telah menyatakan maksud dan kepada pejabat lain atau orang lain yang
kehendak seperti yang tercantum ditetapkan oleh undang-undang.
di dalam akta. (2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
- Tujuan dan maksud pernyataan itu pada ayat (1), notaris berwenang pula:
dituangkan dalam bentuk akta, a. Mengesahkan tandatangan dan
untuk menjamin kebenaran menetapkan kepastian tanggal surat di
keterangan tersebut. bawah tandatangan dengan mendaftar
- Oleh karena itu, di belakang hari dalam buku khusus;
penandatangan tidak boleh b. Membukukan surat di bawah tangan
mengatakan atau mengingkari dengan mendaftar dalam buku khusus;
bahwa ia tidak menulis atau c. Membuat copy dari surat asli di bawah
memberikan keterangan seperti tangan berupa salinan yang memuat
yang tercantum dalam akta. uraian sebagaimana ditulis dan
- Namun demikian perlu diingat, digambarkan dalam surat yang
bukan berarti kebenaran itu bersangkutan.
bersifat mutlak sesuai keadaan d. Melakukan pengesahan kecocokan
yang sebenarnya. fotocopy dengan surat aslinya;
Menurut Habib Adjie, aspek lahiriah dari e. Memberikan penyuluhan hukum
akta notaris dalam yurisprudensi Mahkamah sehubungan dengan pembuatan akta;
Agung bahwa akta notaris sebagai alat bukti f. Membuat akta yang berkaitan dengan
yang berkaitan dengan tugas pelaksanaan tugas pertanahan; atau
jabatan notaris, ialah putusan Mahkamah g. Membuat akta risalah lelang.
Agung Republik Indonesia Nomor (3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
702/Sip/1973, tanggal 5 September 1973, yang pada ayat (1) dan ayat (2), notaris
menegaskan bahwa judex actie dalam amar mempunyai kewenangan lain yang diatur
putusannya membatalkan akta notaris, hal ini dalam peraturan perundang-undangan.
tidak dapat dibenarkan, karena pejabat notaris Kewenangan notaris yang demikian luas dan
fungsinya hanya mencatatkan (menuliskan) kompleks tersebut, di dalam kaitannya dengan
apa-apa yang dikehendaki dan dikemukakan kewenangan membuat akta ditinjau dari aspek
oleh para pihak yang menghadap notaris lahiriah suatu akta notaris, jelas sesuai dengan
tersebut. Tidak ada kewajiban notaris untuk tugas, fungsi dan kewenangannya yang utama
menyelidiki secara materiil hal-hal yang dan pertama, yakni membuat akta autentik
dikemukakan oleh penghadap notaris yang sekaligus merupakan akta notaris.
tersebut.23
Ketentuan Pasal 16 ayat-ayatnya dari PENUTUP
Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang A. Kesimpulan
perubahan atas Undang-Undang No. 30 Tahun 1. Bukti surat memegang peranan penting
2004 tentang jabatan notaris, menyatakan dalam pengamanan transaksi bisnis yang
sebagai berikut: menerangkan adanya hak dan kewajiban
(1) Notaris berwenang membuat akta autentik para pihak sehingga menjadi alat bukti
mengenai semua perbuatan, perjanjian, utama apabila timbul persengketaan di
dan penetapan yang diharuskan oleh antara para pihak yang bersangkutan.
peraturan perundang-undangan dan/atau Pengaturan bukti surat diatur dalam
yang dikehendaki oleh yang Pasal 1866 ayat (1) KUHPerdata, dan
Pasal 164 HIR/Pasal 284 RBg. Salah satu
23
Habib Adjie, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, ketentuan peraturan perundangan yang
Op Cit, hlm. 21.

111
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

mengatur bukti surat di luar KUHPerdata, baru tersebut untuk selanjutnya dapat
ialah yang diatur dengan Undang-Undang digunakan oleh para hakim sebagai alat
No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan bukti dalam persidangan.
Transaksi Elektronik, yang sekarang
sudah dilakukan revisi atau DAFTAR PUSTAKA
perubahannya, yang memuat dan Adjie Habib, Kebatalan dan Pembatalan Akta
mengatur alat bukti elektronik berkaitan Notaris, Refika Aditama, Bandung,
dengan perkembangan kegiatan dan 2013.
bisnis yang dikelola secara elektronik, _______, Menjalin Pemikiran-pemikiran
misalnya e-commerce, dan lain tentang Kenotariatan (Kumpulan
sebagainya. tulisan), Citra Aditya Bakti, Bandung,
2. Kekuatan pembuktian surat menurut 2013.
Pasal 1866 ayat (1) KUHPerdata Ali Achmad dan Wiwie Heryani, Asas-asas
ditempatkan pada tempat teratas, yang Hukum Pembuktian Perdata, Kencana,
sekaligus menjelaskan pentingnya bukti Jakarta, 2013.
tulisan dalam pembuktian perkara Asikin Zainal, Hukum Acara Perdata di
perdata dan bukti tulisan itu sendiri pada Indonesia, Kencana, Jakarta, 2015.
dasarnya sudah menjadi bukti. Asnawi M. Natsir, Hukum Pembuktian Perkara
Perdata di Indonesia, UII Press,
B. Saran Yogyakarta, 2013.
1. Dalam melakukan perbuatan hukum Fakhriah Efa Laela, Bukti Elektronik Dalam
terutama tentang pembuktian acara Sistem Pembuktian Perdata, Alumni,
perdata dilakukan melalui pengadilan Bandung, 2009.
yang berdasarkan pada system Fuady Munir, Teori Hukum Pembuktian (Pidana
pembuktian formal sesuai aturan dan Perdata), Citra Aditya Bakti,
limitative oleh undang-undang sehingga Bandung, 2006.
hakim memperoleh keyakinan akan hal Halim A. Ridwan, Hukum Acara Perdata Dalam
itu. Pada umumnya hakim dalam Tanya-Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta,
pembuktian menggunakan alat-alat bukti 2005.
yang telah diatur dalam undang-undang Harahap M. Yahya, Hukum Acara Perdata
saja. tentang Gugatan, Persidangan,
2. Perlu pemberdayaan masyarakat Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
terhadap kekuatan pembuktian surat Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta,
dalam upaya memberikan perlindungan 2005.
hukum dan kepastian hukum terhadap Marwan M. dan Jimmy, P., Kamus Hukum,
hubungan-hubungan hukum yang Reality Publisher, Surabaya, 2009.
dibuatnya. Pembuktian surat telah diatur Mertokusumo Sudikno, Mengenal Hukum,
dalam ketentuan peraturan perundang- Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta,
undangan yang berlaku. Surat atau 2005.
tulisan adalah salah satu alat bukti yang Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian
diatur dalam Pasal 1866 ayat (1) Hukum Normatif. Suatu Tinjauan
KUHPerdata dan Pasal 164 HIR/Pasal 284 Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
RBg. Pembuktian dalam 2013.
perkembangannya menunjukan suatu Subekti R., Hukum Pembuktian, Pradnya
perkembangan dalam arti ada alat-alat Paramita, Cetakan ke-17, Jakarta, 2008.
bukti baru yang muncul. Keberadaan _______ dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-
alat-alat bukti yang baru muncul ini Undang Hukum Perdata, Pradnya
dapat digunakan dalam persidangan oleh Paramita, Jakarta, 2002.
hakim apabila telah diatur dalam hukum Sunggono Bambang, Metodologi Penelitian
positif sehingga perlu dilakukan suatu Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta,
legalisasi sebagai bentuk perwujudan 2001.
kepastian hukum dari pembentuk
undang-undang terhadap alat-alat bukti
Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017

Usman Rachmadi, Pilihan Penyelesaian


Sengketa di Luar Pengadilan, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2013.
Winarta Frans Hendra, Hukum Penyelesaian
Sengketa. Arbitrase Nasional Indonesia
dan Internasional, Sinar Grafika,
Jakarta, 2013.

Sumber-sumber lain:
Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004
tentang Jabatan Notaris.
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana/KUHAP).
PERMA No. 01 Tahun 2008 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan (Konsiderans
Menimbang).

113

Anda mungkin juga menyukai