Modul 4 - Limit Dan Kekontinuan PDF
Modul 4 - Limit Dan Kekontinuan PDF
Tim Matematika
PENDAHULUAN
Modul ini berisikan konsep dasar dalam mempelajari Matematika Dasar (Kalkulus). Pada
modul ini akan dijelaskan mengenai turunan yang meliputi definisi turunan, aturan turunan,
aturan rantai, dan turunan tingkat tinggi.
TURUNAN
Definisi Turunan
Sebelum masuk pada definisi turunan, berikut akan dibahas dua permasalahan yang dapat
menjadi gambaran dalam memahami turunan.
Garis Sekan dan Garis Singgung
Garis sekan merupakan garis yang menghubungkan dua titik pada grafik. Seperti pada
Gambar 4.1, garis yang melalui titik P dan Q pada grafik f(x) merupakan garis sekan.
Kemiringan garis sekan ini adalah
f (c h) f (c ) f (c h) f (c )
msec
(c h) c h
Jika titik Q pada grafik f(x) digeser mendekati titik P, maka akan diperoleh sebuah garis yang
disebut garis singgung. Kemiringan garis singgung ini dapat diperoleh ketika h mendekati 0,
secara rumus:
f (c h ) f ( c )
mtan lim
h 0 h
Gambar 4.1 Garis sekan dan garis singgung Gambar 4.2 Grafik s = f(t)
Dari dua kasus di atas, akan diperkenalkan notasi dan istilah baru yaitu “turunan” yang
didefinisikan sebagai berikut.
Definisi Turunan
Turunan dari suatu fungsi f adalah fungsi baru f ' yang nilainya pada tiap bilangan x,
diberikan oleh
f ( x h) f ( x )
f ' ( x) lim
h 0 h
Penyelesaian
lim
4(2 h) 3 4(2) 3
h 0 h
lim 4
h 0
4
2
2 2x 7
1
2x 7
f ( c h ) f (c )
f ' (c ) lim
h 0 h
f ( x ) f (c )
f ' (c ) lim
x c xc
Notasi Leibniz
dy
f ' (c )
dx x c
Terdiferensialkan/Terturunkan
Pada Contoh 4.1 telah dihitung turunan dari fungsi-fungsi yang diberikan. Masing-masing
fungsi terturunkan pada tiap titik yang dicari. Setiap fungsi f yang terturunkan di x = c atau
f’(c) ada, maka f dikatakan diferensiabel di x = c. Dan jika f’ ada untuk setiap x ϵ R, maka f
terdiferensialkan/terturunkan pada bilangan riil.
Definisi Terdiferensialkan/Terturunkan
Sebuah fungsi f terturunkan di x = a jika f’(a) ada.
Sebuah fungsi f terturunkan pada interval buka (a, b) atau (a, ∞) atau (–∞, a) atau
(–∞,∞) jika f terturunkan pada setiap bilangan dalam interval tersebut.
Untuk f ( x) x 2 , maka:
lim f ( x) lim x 2 0
x 0 x 0
dan
f (0) 0 2 0
Karena lim f ( x) f (0) , maka f ( x) x 2 kontinu di x = 0.
x 0
f ' ( 0) 0
Jadi, f ' (0) ada yaitu f ' (0) 0 .
a) Syarat f kontinu di x = 0:
lim f ( x) f (0)
x 0
atau
lim f ( x) lim f ( x) f (0)
x0 x 0
Untuk f ( x) x , maka:
lim f ( x) lim x lim ( x) 0
x 0 x0 x 0
dan
f (0) 0
Karena lim f ( x) lim f ( x) f (0) , maka .
x0 x 0
Untuk menyelesaiakan limit tersebut, perhitungan akan dilakukan pada limit kanan dan
limit kiri.
x0 x x
lim lim lim lim 1 1
x 0 x x0 x x 0 x x 0
x0 x x
lim lim lim lim ( 1) 1
x 0 x x 0 x x 0 x x0
Pada contoh sebelumnya, telah diperlihatkan bahwa kekontinuan tidak cukup untuk
menyimpulkan sebuah fungsi terturunkan. Tetapi, jika fungsi tersebut terturunkan maka
fungsi tersebut juga kontinu.
Dengan sifat di atas, jika f terturunkan atau f’ ada maka sudah dapat dipastikan bahwa fungsi f
juga kontinu tanpa harus menghitung kembali dengan syarat kekontinuan.
Kebenaran sifat di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut. Pernyataan “Jika f’(c) ada, maka f
kontinu di c” dapat diuraikan:
f ( x ) f (c)
Jika f ' (c ) lim ada , maka lim f ( x) f (c) .
x c xc x c
atau
lim f ( x) lim f (c) f ( x) f (c) (disusun ulang)
xc xc
f ( x ) f (c )
lim f (c) ( x c) ;x c
xc
xc
f ( x ) f (c )
lim f (c) lim ( x c)
xc x c xc
f ( x ) f (c )
karena lim ada yaitu f (c), maka
x c xc
f ( x ) f (c )
lim f ( x) lim f (c) lim lim( x c)
xc xc x c xc xc
lim f (c)
xc
Uraian di atas telah memperlihatkan sifat “Jika f’(c) ada, maka f kontinu di c”. Pernyataan lain
yang ekuivalen dengan sifat tersebut adalah “Jika f tidak kontinu di c, maka f’(c) tidak ada”.
Aturan Turunan
Pada dasarnya turunan dari sebuah fungsi dapat dicari dengan definisi turunan. Namun, untuk
mempermudah mencari turunan dari sebuah fungsi tanpa harus selalu menggunakan definisi,
dapat digunakan aturan-aturan turunan berikut.
Aturan Turunan
Diberikan f dan g adalah fungsi yang diferensiabel dan k konstanta, maka
1) f ( x) k f ( x) 0 4) f ( x ) g ( x ) f ( x ) g ( x )
2) f ( x ) x n f ( x) nx n1 5) f ( x) g ( x ) f ( x) g ( x) f ( x ) g ( x )
f ( x) f ( x) g ( x) f ( x) g ( x)
3) kf ( x) kf ( x) 6)
g ( x) g 2 ( x)
Aturan 4 menyatakan bahwa turunan dari penjumlahan fungsi merupakan penjumlahan dari
masing-masing turunan fungsi tersebut. Aturan ini berlaku juga untuk pengurangan:
f ( x ) g ( x) f ( x) g ( x)
Aturan 5 menyatakan bahwa turunan dari perkalian dua fungsi merupakan penjumlahan dari
turunan selang-seling dari perkalian fungsi tersebut. Aturan ini dapat diperluas
untuk perkalian lebih dari dua fungsi, misalnya :
f ( x) g ( x)h( x) f ( x) g ( x)h( x) f ( x) g ( x)h( x) f ( x) g ( x)h( x)
Aturan 6 digunakan untuk fungsi rasional.
f ( x) 3x 2 3 2 x 1 0 3 x 2 6 x 1
b) h( x) x 2 1 x 4 x 3
Untuk menyelsaikan soal ini, boleh saja mengalikan terlebih dahulu dan mengerjakan
seperti bagian (a), tetapi kita dapat juga menyelesaikannya dengan Aturan 5,
Misal f ( x) x 2 1 dan g ( x) x 4 x 3 , maka f ( x) 2 x dan g ( x) 4 x 3 1 ,
sehingga:
h( x) f ( x) g ( x) f ( x) g ( x)
2 x x 4 x 3 x 2 1 4 x3 1
2 x5 2 x 2 6 x 4 x x
5 2
4 x3 1
6 x5 4 x3 3x 2 6 x 1
2x
c) h( x ) 4
, dapat digunakan Aturan 6,
x x 1
Misal f ( x) 2 x dan g ( x) x 4 x 1 , maka f ( x) 2 dan g ( x) 4 x 3 1 , sehingga:
f ( x ) g ( x) f ( x ) g ( x)
h( x)
g 2 ( x)
2x 4 x 1 2 x 4 x 3 1
x 4
x 1
2
2x4 2x 2 8x4 2x
x 4
x 1 2
2 6x4
x 4
x 1 2
Kita mulai dengan mencari turunan dari sin x dan cos x dengan definisi Turunan.
Turunan sin x :
d sin( x h) sin( x )
sin x lim
dx h 0 h
lim
sin x cos h cos x sin h sin x
h 0 h
sin x cos h 1 cos x sin h
lim
h 0 h
lim sin x
cos h 1 cos x sin h
h 0
h h
Aturan Rantai
Diberikan fungsi komposisi
y f g (x ) atau y f g (x )
Untuk mencari turunan dari fungsi komposisi dapat digunakan aturan rantai. Misalkan,
y f (u ) dan u g (x)
Jika g terturunkan di x dan f terturunkan di u (dengan u = g(x)), maka fungsi komposisi
(f ◦g)(x) = f(g(x)) terturunkan di x . Turunan (f ◦g)(x) dari dinyatakan sebagai:
f g ( x ) f ( g ( x )) g ( x )
Dalam notasi Leibniz, jika y = f(u) dan u = g(x), maka bentuk di atas dapat dituliskan:
dy dy du
dx du dx
11
Contoh 4.6 Diberikan f ( x) 4 x 5 . Tentukan u = g(x) dan h(u) agar f(x) = h(g(x)),
kemudian tentukan f’(x).
Penyelesaian
df dh du
dx du dx
d u11 d (4 x 5)
du dx
11u10 4
44u10
44(4 x 5)10
Contoh 4.7 Diberikan f ( x) sin 5 2 x3 1 . Tentukan u = g(x), h(u) dan r(h) agar f(x) =
r(h(g(x))), kemudian tentukan f’(x).
Penyelesaian
f ( x) sin 5 2 x3 1 , u g ( x) 2 x3 1 , h (u ) sin u , dan r (h) h5 .
df dr dh du d h5 d sin u d (2 x 3 1)
5h 4 cos u 6 x 2 30 x 2 sin 4 2 x 3 1 cos 2 x 3 1
dx dh du dx dh du dx
⁞ ⁞ ⁞ ⁞ ⁞
Untuk mencari turunan ke-n dari sebuah fungsi, harus dicari turunan pertama, kedua sampai
turunan tertentu agar dapat dilihat polanya sehingga mudah dalam menentukan turunan ke-n.
Contoh 4.8 Carilah f’, f”, f’’’ dan f(4) dari fungsi f ( x ) x 3 .
Penyelesaian
Turunan pertama : f ( x ) 3 x 2
Turunan kedua : f ( x ) f ( x ) 3 x 2 3 2 x 6 x
Turunan ketiga : f ( x ) f ( x ) 6 x 6 1 6
Turunan keempat : f ( 4 ) ( x ) f ( x ) 6 0
Diperoleh f ( x ) 3 x 2 , f ( x ) 6 x , f ( x) 6 dan f ( 4 ) ( x ) 0 .
1
Contoh 4.9 Carilah turunan ke-n dari f ( x ) .
x
Penyelesaian
1
Diberikan y ,
x
1 1 1
Turunan pertama : Dx y 2
1 2
x x
1 1 (2) 2 1 2
Turunan kedua : Dx2 y Dx 2 3
1 3
x x x
Dari turunan pertama sampai ketiga, sudah dapat dilihat polanya. Sehingga diperoleh turunan
1
ke-n dari f ( x ) ,
x
1 n n!
Dxn 1 n 1 ; n 1, 2, 3, ...
x x
LATIHAN
1. Gunakan definisi turunan untuk mencari f ' ( x) , jika:
1
a) f ( x ) 2 x 1 c) f ( x) 2 x 2 e) f ( x )
x2
1
b) f ( x ) 5 x 1 d) f ( x) 3 x f) f ( x ) 2
x 1
2. Diberikan
ax ; x 1
g ( x) 2
x 2 ; x 1
3. Diberikan
mx b ; x 2
h( x ) 2
x ;x 2
dy d 2 y d 3 y dny
7. Carilah , , , serta dari persamaan-persamaan berikut.
dx dx 2 dx 3 dx n
1
a) y 2 b) y sin x c) y 2x 3
x
REFERENSI
1. Claudia Neuhauser 2011, Calculus for Biology and Medicine 3th Ed, United States of
America : Pearson Education.
2. Dale Verberg, Edwin Purcel and Steve Rigdon 2007, Calculus 9th Ed., Prentice Hall.
3. Thomas 2005, Calculus 11th Ed., Pearson Education.