Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas, baik
yang telah merupakan kebiasaan maupun yang hanya kadang-kadang kita
lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita memerlukan energy. Energi
yang diperlukan untuk melakukan aktivitas tersebit di peroleh dari bahan
makana yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengndung
tiga kelpmpok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein, dan lemak.
Di dalam dunia hayati, kita mengenal berbagai jenis karbohidrat.
Baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan
fungsional dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa
aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa-senyawa
ini menyusun sebagian besar bahan organik didunia, karena peran
multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai
sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolism.
Umumnya di Indonesia bahan makana pokok yang biasa kita
makan yang mengandung karbohidrat yaitu beras, jagung, sagu dan
kadang-kadang ubi atau singkong. Karbohidrat yang terkandung terdapat
sebagai amilum atau pati. Namun karbohidrat ini tidak hanya terdapat
sebagai pati saja akan tetapi juga sebagai gula misalnya buah-buahan,
dalam madu lebah dan lain sebagainya. Selain sebagai bahan makan,
terdapat juga karbohidrat yang tidak dapat kita makan , misalnya kayu,
serat kapas dan beberapa tumbuhan lain.
Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis baik kualitatif
maupun kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat. Mulai dari yang
membedakan karbohidrat dari senyawa lain sampai pada yang mampu
membedakan jenis-jenis karbohidrat secara spesifik.
Berdasarkan teori-teori yang telah ada tentang karbohidrat, untuk
membuktikannya maka kami melakukan beberapa percobaan ini.
Diantaranya Uji Molisch untuk mengetahui kandungan karbohidrat secara
kuantitatif, Uji Benedict untuk menentukan gula yang mengandung gugus
aldehid/keton, Uji Barfoed untuk mengetahui kandungan monosakarida
sampel, Uji Selwanoff untuk mengetahui kandungan gugus katosa pada
sampel, Peragian untuk mengetahi kandungan karbohidrat yang
mengandung gugus gula yang dapat difermentasikan, Uji Osazon untuk
mengetahui reaksi katosa/aldosa dengan hidrazin serta percobaan
Hidrolisis Selulosa untuk mengetahui hasil hidrolisis selulosa sampel.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk menentukan adanya karbohidrat secara umum melalui uji
kelarutan dan percobaan Molisch.
2. Untuk menentukan adanya kandungan monosakarida melalui reaksi
Barfoed.
3. Untuk menentukan adanya kandungan aldosa dan ketosa melalui uji
Benedict.
4. Untuk menentukan adanya kandungan ketosa melalui reaksi Schliwanoff.
5. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat pada suatu sampel
melalui percobaan peragian.
6. Untuk mengetahui hidrolisis selulosa.
7. Untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau ketosa melalui uji
Osazon.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari paktikum ini adalah dapat memberi wawasan yang
lebih luas dan keterampilan yang lebih baik kepada mahasiswa khususnya
untuk mengetahui lebih dalam tentang reaksi-reaksi umum untuk menentukan
kandungan karbohidrat secara umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
H OH OH H
OH OH
Glukosa Fruktosa
Disakarida:
CH 2 OH CH 2 OH
HOH 2C O OH CH 2 OH H O OH
H O H
H
H 2+ - O
OH H O H OH + Cu + 2OH
OH
H
OH H
O
OH H
H
OH CH 2OH
H H H OH
H OH OH H H OH
Sukrosa Laktosa
Polisakarida:
CH 2 OH CH 2 OH CH 2 OH
H O H H O H H O H
H H H
HO OH
OH H O OH H O OH H
O O
H OH H OH H OH
Amilosa
Menurut Poedjiadi (2007), sifat kimia karbohidrat berhubungan erat
dengan gugus fungsi yang terdapat pada molekulnya yaitu gugus –OH, gugus
aldehid dan gugus keton.
1. Sifat mereduksi, monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sift sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat mupun analisis
kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid atau
keton bebas dalam molekul karbohidrat.
2. Pereaksi fehling, pereaksi ini dapat direduksi selain oleh karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi, juga dapat direduksi selain oleh reduktor lain.
Pereaksi fehling terdiri atas dua larutan, yaitu larutan fehling A dan larutan
fehling.
3. Pereaksi Benedict, pereaksi ini berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat, natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan
natriumsitrat membut pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan yang
terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata.
4. Pereaksi Barfoed, pereaksi ini terdiri dari larutan kupriasetat dan asam asetat
dalam air, dan digunakan untuk membedakan antara monosakarida dengan
disakarida. Monosakarida dapat mereduksilebih cepat oleh disakarida.
Apabila karbohidrat mereduksi suatu ion logam, karbohidrat ini akan
teroksidasi. Gugus aldehid pada karbohidrat ini akan teroksidasi menjadi
gugus karboksilat dan terbentuklah asam monokarboksilat. Sebagai contoh
galaktosa akn teroksidasi menjadi asam galaktonat, sedangkan glukosa akan
menjadi asam glukonat.
5. Pembentukan Furfural, dalam larutan asam yang encer, walaupun
dipanaskan, monosakarida umunya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan
asam kuat yang pekat, monosakarida akan menghasilkan fulfural atau
derivatnya. Reaksi pembentuka furfural adalah reaksi dehidrasi atau
pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
6. Pembentukan ozason, semua karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida
atau keton bebas akan membentuk ozason bila dipanaskan bersama
fenilhidrazin berlebih. Ozason yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan
titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat.
C. Prosedur Kerja
a. Uji Molisch
1. Amilum
Mengisi
Sampel gula berupa Amilum
Menambahkan
Mengamati
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkani
Mengamati
b. Uji Benedict
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Masing-masing tabung dengan 2 ml sampel berupa sukrosa,
Laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
Menambahkan
Memanaskan
c. Uji Barfoed
Menyiapkan 5 tabung reaksi yang bersih
Mengisi
Memanaskan
Selama 5 menit
Menambahkan
2-3 tetes asam fosmolibdat dan mengamati hasilnya
d. Uji Seliwanoff
Mengisi
Memanaskan
Selama 20 menit
Mengamati
Perubahan yang terjadi
e. Peragian
Mengisi
Mendiamkan
Selama 60 menit
Mengamati
f. Hidrolisis Selulosa
Mengisi
Sobekan kertas
Menambahkan
Asam sulfat Pekat (H2SO4) dan air
Memanaskan
Hingga mendidih dan diamkan selama 1 jam
Menambahkan
Reagen Benedict dan mengamati
perubahan yang terjadi
g. Uji Osazon
Mengisi
A. Hasil Pengamatan
Sampel
UJI
Sukrosa Laktosa Fruktosa Maltosa Galaktosa
Rx + + + + +
MOLISCH Cincin Cincin Cincin Cincin Cincin
w
ungu ungu ungu ungu ungu
Rx - + + + -
BENEDICT Endapan Endapan Endapan
w Biru Biru
merah merah merah
Rx + + + + +
BARFOED
w Biru Biru Biru Biru Biru
Rx + + - + -
SELIWANOFF Merah Merah
w Orange Merah tua Kuning
bata bata
Rx + + + + +
PERAGIAN Ada Ada Ada Ada Ada
w
gelembung gelembung gelembung gelembung gelembung
Rx + + + + +
OSAZON Endapan Endapan Endapan Endapan Endapan
w
kuning kuning kuning kuning kuning
Rx +
HIDROLISIS
Biru
SELULOSA w
bening
B. Pembahasan
1. Uji Molisch
Pengamatan ini bertujuan untuk menetukan kandungan karbohidrat
secara umum. Uji Kelarutan dan Percobaan Molisch dilakukan pengujian
Monosakarida. Pada monosakarida, dilakukan banyak uji pada sampel
diantaranya larutan sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa. Pada
pengamatan larutan tersebut, semua reaksinya positif yaitu menghasilkan
cincin berwarna ungu, hal ini sesusai dengan teori.
Berdasarkan Poedjiadi (2007), pereaksi molisch terdiri atas larutan α
naftol dengan alkohol. Apabila pereaksi ini apabila ditambahkan pada
larutan glukosa, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat,
akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu
akan terjadi warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural
dengan α naftol.
Berdasarkan Hala dan Hartono (2012), larutan amilum apabila
dibubuhi dengan beberapa tets alkohol/α naftol dan asam sulfat pekat,
sehingga terjadi pembatasan cincin. Adanya karbohidrat memberikan
cincin berwarna merah atau ungu. Pada selulosa adanya karbohidrat
memberikan cincin berwarna ungu dan pada monosakarida adanya cincin
ungu menunjukan adanya karbohidrat. Adapun reaksi yang terbentuk
adalah sebagai berikut :
2. Uji Benedict
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan
aldosa dan ketosa. Pada pengamatan ini terdapat lima sampel yang
diujikan yaitu, selulosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa. Sampel
fruktosa, laktosa dan maltosa menunjukkan reaksi positif dengan
perubahan warna dan memiliki endapan merah bata yang menandakan
adanya kandungan aldosa dan ketosa. Sedangkan untuk sampel sukrosa
dan galaktosa menunjukkan hasil yang negatif karena perubahan warna
menjadi biru dan tidak memilki endapan.
Prinsip dari uji Benedict ini adalah berdasarkan adanya gugus
karbonil bebas yang mereduksi Cu2+dalam kondisi basa membentuk
Cu2O (endapan warna merah bata ataukuning kehijauan).Pada gula
pereduksi terdapat gugus aldehid dan OH laktol. OH laktol ini merupakan
OH yang terikat pada atom C pertama yang menentukan karohidrat
sebagai gula pereduksi atau bukan.
Menurut Hala dan Hartono (2012), prinsip percobaan Benedict
yaitu larutan-larutan tembaga yang basa bila direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro
oksida (Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah.
Percobaan Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat,
natriumkarbonat dan natriumsitrat. Adanya natriumkarbonat dan
natriumsitrat membuat pereaksi benedict bersifat asam lemah. Endapan
yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa
(Poedjiadji, 2007).
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O(s) â + H2O
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata
3. Uji Barfoed
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan
monosakarida. Larutan sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa
menghasilkan warna biru sehingga dianggap sebagai disakarida. Prinsip
dari uji Barfoed ini adalah berdasarkan adanya gugus karbonil bebas
mereduksi Cu2+ dalam suasana asam membentuk Cu2O (endapan warna
merah bata). Artinya prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+.
Menurut Poedjiadji (2007), pereaksi Barfoed terdiri dari larutan
kupriasetat dan asam asetat dalam air, dan digunakan untuk membedakan
antara monosakarida dengan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi
lebih cepat oleh disakarida. Oleh karena itu, larutan uji disakarida tidak
membentuk warna merah orange pada percobaan ini. Akan tetapi,
membentuk warna biru. Apabila menghasilkan warna merah bata, maka
reaksinya dapat dilihat di bawah ini :
O O
║ Cu2+ asetat ║
R—C—H + ─────→ R—C—OH + Cu2O(s) â + CH3COOH
Kalor
n-glukosa E.merah
monosakarida bata
4. Uji Seliwanoff
Pengamatan ini bertujuan untuk menentukan adanya kandungan
ketosa. Berdasarkan pengamatan larutan sukrosa, laktosa dan maltosa
menunjukan hasil yang positif, sedangkan sampel gula yang lain yaitu
fruktosa dan galaktosa menunjukkan hasil yang negatif hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan.
Menurut Hala dan Hartono (2012), pada percobaan scliwanoff,
fruktosa akan bereaksi cepat dengan membentuk warna merah. Zat-zat lain
juga akan bereaksi seperti fruktosa apabila pemanasan dilakukan lebih
lama. Prinsip reaksinya berdasarkan atas pembentukan 4- hidroksi metal
fulfural yang membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya
resolsinol (1,3 –dihidroksi benzena). Reaksi positif menunjukan adanya
warna merah. Adapun reaksi dari percobaan Seliwanoff yaitu :
5. Peragian
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
karbohidrat pada suatu sampel. Pada pengamatan ini ditandai dengan
menghasilkan gelembung gas CO2 menandakan terjadi reaksi positif.
Hal tersebut dikarenakan suatu campuran ke tabung terjadi fermentasi.
Reaksi positif ditandai dengan adanya gelembung gas yang
menandakan adanya bakteri Sacharomices.
Pada percobaan ini kelima larutan gula yang digunakan yaitu
sukrosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa menunjukkan hasil
yang positif. Yang ditandai dengan adanya gelembung gas yang
menandakan adanya bakteri Sacharomices.
6. Uji Ozason
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan
aldosa atau ketosa. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara
mereaksikan fenilhidrazin ke dalam larutan gula. Menurut teori aldosa
ataupun ketosa dengan fenilhidrazin dan dipanaskan akan terbentuk
hidrazon atau osazon. Pada percobaan ini terdapat lima sampel yang
diujikan yaitu, selulosa, laktosa, fruktosa, maltosa dan galaktosa.
Semua sampel menunjukkan reaksi yang positif, hal ini ditandai
dengan adanya endapan dan menghasilkan larutan yang berwarna
kuning setelah dipanaskan.
Menurut Poedjiadi (2007), pembentukan ozason, semua
karbohidrat yamg mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan
membentuk ozason bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih.
7. Hidrolisis Selulosa
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada hidrolisis
selulosa, maka diperoleh hasil reaksi yang positif yaitu warnanya
bening kebiruan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ssehingga
selulosa tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan pada waktu
percobaan, selulosa belum terhidrolisis sempurna. Ketidaktelitian
praktikan juga memicu tejadinya kesalahan pengamatan. Berdasarkan
teori, selulosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed. Jika telah
terhidrolisis sempurna menandakan bahwa selulosa bila dipanaskan
akan terhidrolisis menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa
fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang menunjukkan reaksi
dengan pereaksi tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan praktikum reaksi karbohidrat, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Uji kelarutan dan percobaan Molisch, dilakukan untuk mengetahui adanya
karbohidrat pada larutan, positif pada monosakarida membentuk cincin
ungu. Reaksi ini berdasarkan pembentukan furfural yang didehidrasi oleh
asam sulfat pekat. Pada praktikum ini, kelima sampel yang di uji
(sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan reaksi yang
positif. Hal ini ditandai dengan terbentuknya cincin ungu pada sampel.
2. Uji Benedict, dilakukan untuk mengetahui larutan-larutan tembaga yang
basa bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
keton bebas. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya endapan merah
pada sampel. Pada praktikum ini, sampel laktosa, fruktosa dan maltosa
menghasilkan reaksi yang positif. Sedangkan sampel sukrosa dan
galaktosa menghasilkan reaksi yang negatif karena pada sampel tidak
terbentuk endapan merah.
3. Uji Barfoed, dilakukan untuk menentukan adanya atau tidaknya yang
termasuk monosakarida pada larutan. Pada praktikum ini, kelima sampel
yang di uji (sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan
reaksi yang positif. Hal ini ditandai dengan perubahan warna sampel
menjadi biru.
4. Percobaan peragian, dilakukan untuk melihat fermentasi yang terjadi pada
ragi roti. Pada praktikum ini, kelima sampel yang di uji
(sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan reaksi yang
positif. Hal ini ditandai dengan adanya gelembung pada sampel.
5. Uji Seliwanoff, dilakukan untuk membuktikan adanya ketosa(fruktosa),
reaksi terjadi berdasarkan atas pembentukan a-hidroksi metal furfural yang
akan membentuk senyawa berwarna ungu dengan adanya resorsinol.
Reaksi positif ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi
merah. Pada praktikum ini, sampel sukrosa,laktosa dan maltosa
menghasilkan reaksi yang positif. Sedangkan sampel fruktosa dan
galaktosa menghasilkan reaksi yang negatif karena pada sampel tidak
terjadi perubahan warna menjadi merah.
6. Uji Osazon, dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan aldosa atau
ketosa. Pada pengujian ini dilakukan dengan cara mereaksikan
fenilhidrazin ke dalam larutan gula. Pada praktikum ini, kelima sampel
yang di uji (sukrosa,laktosa,maltosa,fruktosa dan galaktosa) menghasilkan
reaksi yang positif. Hal ini ditandai dengan adanya endapan dan
menghasilkan larutan yang berwarna kuning setelah sampel dipanaskan.
7. Reaksi Hidrolisis Seluosa, dilakukan untuk mengidentifikasi hasil
hidrolisis selulosa sampel. Reaksi positifnya ditandai dengan perubahan
warna sampel menjadi biru bening.
B. Saran
1. Untuk praktikan
Praktikan diharapkan agar sebelum melakukan praktikum agar dapat
mengetahui apa yang akan dipraktikumkan.
2. Untuk laboratorium
Laboratorium diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas yang
diperlukan dalam praktikum terutama bahan yang digunakan.
3. Untuk Asisten
Asisten diharapkan agar dapat membimbing praktikan dengan
sesungguh-sungguhnya dan lebih maksimal untuk dapat meminimalisir
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA