3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana
atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron
yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom, molekul,
atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya
berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik
karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat
paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang tidak berpasangan
pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn bersifat
paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni
bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja
dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
5. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada
golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada
subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya
yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya
Ti2+ berwarna ungu, Ti4+tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna
biru, dan lain sebagainya.
b) Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan ilmenit,
mineral yang mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO 3) dan titanit
(CaTiOSiO4). Densitas titanium rendah, kekuatan strukturnya tinggi pada suhu
tinggi, dan tahan terhadap korosi (karat). Oleh karena itu titanium banyak digunakan
dalam industri pesawat terbang, mesin turbin, dan peralatan kelautan.
Titanium juga bersifat amfoter, inert, putih cerah, tidak tembus cahaya, dan tidak
beracun (nontoksik). Sifat-sifat ini dimanfaatkan untuk membuat pemutih dan
pengilap kertas, pigmen putih dalam cat, keramik, kosmetik, kaca, plastik, dan
bahan-bahan lain dalam industri kimia.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO 2 sehingga
terbentuk TiCl4. Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s) + 2CO(g)
TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi yang bebas oksigen.
Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(s)
c) Vanadium (V)
Vanadium dikulit bumi terdapat 0,02%. Meskipun sedikit vanadium tersebar luas di
alam. Vanadium juga dapat diperoleh dari pembakaran oksidanya berupa vanadium
pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dalam
proses kontak. Sementara itu, vanadium dalam bentuk logam campuran (aliase)
dengan besi menghasilkan ferovanadium yang bersifat keras, kuat, dan tahan
korosi. Oleh karena itu, ferovanadium banyak digunakan dalam pembuatan
peralatan tehknik yang tahan getaran, misalnya pegas, per mobil, pesawat terbang,
dan kereta api.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi
(Fe). Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) +Fe(s) 4V(+Fe)(s) + 5SiO2(s)
Ferofanadium
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak CaSiO3 yaitu bahan
yang dihasilkan selama pemurnian logam. Reaksinya:
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3(s)
Terak
d) Krom (Cr)
Kelimpahan krom di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun demikian krom banyak
digunakan dalam industri logam karena merupakan komponen paling penting.
Logam krom reaktif terhdapa oksigen dan membentuk oksida yang berupa lapisan
tipis dipermukaan logam. Lapisan tersebut melindungi logam dari oksidasi lebih
lanjut. Oleh karena itu, logam krom banyak digunakan untuk melapisi logam lain
agar tahan karat secara elektroplating, misalnya nikrom pada alat pemanas
(stainless steel) mengandung 18% krom. Selain itu krom juga digunakan sebagai
bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih kuat dan
mengkilap.
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan ferokrom. Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s) Fe(s) +2Cr(s) + 4CO(s)
Ferokrom
e) Mangan (Mn)
Mangan terdapat dialam dalam jumlah melimpah. Selin dalam bentuk mineral
pirolusit mangan terdapat di alam dalam bentuk spat mangan (MnO 3), dan manganit
(Mn2O3H2O).
Mangan bayak digunakan pada industri baja sebagai campuran (alloy) mangan
dengan besi yang disebut feromangan. Feromangan digunakan sebagai bahan
pembuat mesin dan alat berat karena sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan
gesekan. Selain itu, mangan dalam bentuk senyawa MnO 2 digunakan pada baterai
kering.
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi
oksida dan karbon.
Reaksinya :
MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5C(s) 2Fe(s) + Mn(s) + 5CO(s)
Feromangan
Pada proses ini mangan dalam baja feromangan berfungsi untuk mengikat oksigen
agar pada proses penuangan tidak terjadi gelembung-gelembung udara yang
menyebabkan baja kropos (berongga di dalamnya).
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi seperti pembuatan
logam krom. Reaksinya :
Tahap 1 : 3MnO2(s) Mn3O4(g) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s) 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
Biloks Senyawa
+2 Mn(OH)2, MnS, MnSO4, dan MnCl2
+4 MnO2
+7 KMnO4
f) Besi (Fe)
Kelimpahan besi dialam menempati urutan ke empat terbanyak di kulit bumi. Besi
merupakan logam yang sangat penting dalam industri sehingga logam besi paling
banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi digunakan sebagai
perangkat elektronik, memori komputer dan pita rekaman. Kompleks besi juga
berperan penting dalam proses biologis, diantaranya untuk membentuk haemoglobin
dalam darah dan klorofil pada tanaman.
Besi murni bersifat lunak, liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu
dipadukan dengan logam lain membentuk aliase, misalnya baja atau stainless steel
agar lebih keras. Baja dibuat dari besi kasar yang di tambah Mn, Cr, Ni, atau unsur
lain sesuai dengan tujuan penggunaan baja tersebut.
Biloks Senyawa
+2 FeS, FeSO4.7H2O, dan K4Fe(CN)6
+3 FeCl3, Fe2O3, K3[Fe(CN)6], dan Fe(SCN)3
Campuran +2 dan +3 Fe3O4 dan KFe[Fe(CN)6]
g) Kobalt (Co)
Kobalt bersifat mirip dengan nikel. Kobalt bersama-sama dengan nikel terdapat
dalam senyawa besi. Unsur kobalt tidak reaktif, namun stabil terhadap panas. Kobal
digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran besi kobalt mempunyai sifat
tahan karat. Alinico merupakan paduan aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang
bersifat magnet kuat. Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan mesin jet,
mesin turbin, peralatan tahan panas. Isotop radioaktif kobalt (Co -60) berguna dalam
pengobatan kanker.
Ion Co2+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta yang tidak berwarna
sementara itu, kertas yang mengandung ion Co2+ digunakan untuk mendeteksi
perubahan cuaca. Jika cuaca lembab (akan turun hujan), kertas berwarna merah
karena mengandung ion Co2+. Jika cuaca cerah kertas berwarna biru karena
mengandung ion Co3+.
Biloks Senyawa
+2 CoSO4, [Co(H2O)6]Cl2, [Co(H2O)6](NO3)2, dan CoS
+3 CoF3, Co2O3, K3[Co(CN)6], dan [Co(NH3)6]Cl3
h) Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengkilap seperti perak dan dijadikan sebagai
penghantar panas atau listrik yang baik. Selain dalam bentuk senyawa mineral, nikel
juga dijumpai sebagai senyawa kompleks, misalnya [Ni(NH3)6]Cl2 dan
[Ni(NH3)6]SO4 yang digunakan dalam elektroplating.
Nikel juga berfungsi untuk melapisi logam agar tahan karat dan sebagai campuran
logam, misalmonel (paduan 60% Ni, 40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico.
Serbuk nikel biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi senyawa
hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada pembuatan margarin. Nikel
(III) oksida (Ni2O3) digunakan dalam sel Edison.
Biloks Senyawa
+2 NiCl2, [Ni(H2O)6]Cl2, NiS, NiO, Co2O3, [Ni(H2O)6]SO4
i) Tembaga (Cu)
Di alam tembaga terdapat dalam bentuk bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga
diperoleh sebagai sulfida. Namun, adapula yang ditemukan dalam keadaan bebas.
Tembaga merupakan logam yang berwarna kemerahan. Logam ini termasuk
penghantar panas dan listrik yang baik. Oleh karena itu, tembaga banyak digunakan
sebagai kabel listrik (alat-alat elektronik). Tembaga juga mudah ditempa dan
bercampur dengan emas sehingga digunakan pada pembuatan kerajinan.
Tembaga juga banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan
(tembaga dan seng), perunggu (tembaga dan timah), monel, alnico, dan sebagainya.
Kegunaan tembaga lainnya sebagai berikut.
Biloks Senyawa
+1 Cu2O, Cu2S, dan CuCl
+2 CuO, CuSO4.5H2O, CuCl2.2H2O, dan [Cu(H2O)6](NO3)2
j) Seng (Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi periode keempat. Seng
digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat. Seng juga berguna untuk
paduan logam (misal kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil, bahan
pembuatan cat putih, dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi karena dapat
berfluoresensi (mengubah berkas elektron menjadi cahaya tampak). Lembaran seng
dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan.
Pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS)
kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar. Reaksinya :
2ZnS(s) + 3O2(g) 2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s) Zn(g) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu ± 1.200oC. seng dalam bentuk gas
dikondensasikan menjadi debu seng.
Diantara beberapa unsur transisi, logam besi dan tembaga merupakan unsur transisi
yang banyak terdapat di alam. Berikut ini proses pengolahan 2 logam tersebut:
1. Proses pengolahan Besi
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur
tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon
monoksida.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengolahan besi dari bijihnya sebagai
berikut.
a. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Bahan-bahan
tersebut meliputi hal-hal berikut.
1) Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3) dicampur dengan pasir (SiO2)
dengan oksida-oksida asam lain. Bahan ini akan direduksi.
2) Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon)
3) Bahan tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat-
zat pengotor.
b. Udara panas dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga suhu tanur semakin
ke atas semakin rendah. Hal ini menyebabkan kokas terbakar.
c. Gas CO2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang panas menjadi CO.
d. Gas CO yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi (Fe2O3).
e. Besi cair yang terbentukmengalir ke bawah dan berkumpul didasar tanur.
f. Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
g. Selanjutnya CaO akan mengikat zat pengotor dan membentuk terak pada dasar
tanur.
Terak yang terbentuk akan mengapung di permukaan besi cair dan keluar melalui
saluran tersendiri. Terak tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan beton jalan raya.
Besi cair pada dasar tanur tersebut disebut besi kasar. Selanjutnya besi kasar
dikeluarkan dari tanur dengan dituang dalam cetakan-cetakan menjadi besi tuang
atau besi cor yang bersifat keras dan rapuh. Besi kasar mengandung 95% besi, 4%
karbon, dan sisanya berupa fosforus, silikon, belerang, dan mangan.
Besi dapat terbentuk jika kadara karbonnya dikurangi dengan memanaskannya
sehingga karbon yang terkandung dalam besi teroksidasi menjadi gas CO 2. Besi
yang memilki kadar karbon cukup rendah disebut besi tempa. Besi ini digunakan
untuk berbagai peralatan seperti cangkul, mur, baut, dan pembuatan baja.
2. Pengolahan Tembaga
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS 2)
atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen.