Anda di halaman 1dari 4

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH KALIMANTAN BARAT


RUMKIT BHAYANGKARA PONTIANAK

KEPUTUSAN KEPALA RUMKIT BHAYANGKARA POLDA KALIMANTAN BARAT


Nomor : Skep/ / /2017

tentang

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA POLDA KALBAR

Menimbang : : 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Bhayangkara TK. III Anton Soedjarwo, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gizi yang bermutu tinggi;
2. bahwa agar pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit Bhayangkara
TK. III Anton Soedjarwo dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Bhayangkara sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Instalasi Gizi di Rumah Sakit;
3. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Bhayangkara TK. III
Anton Soedjarwo dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Bhayangkara TK. III Anton Soedjarwo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 78 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 26 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi;
5. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Perbaikan Gizi;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. III ANTON
SOEDJARWO PONTIANAK TENTANG PEMBERLAKUAN PELAYANAN GIZI
DI RS BHAYANGKARA TK. III ANTON SOEDJARWO PONTIANAK.
1. Pembinaan dan pengawasan ketepatan Pelayanan Gizi di RS
Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak dilaksanakan oleh
Karumkit RS Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak.
2. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan gizi
Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak
dilaksanakan oleh Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medik.
3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini,
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya;
4. Kebijakan Pelayanan Gizi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Anton
Soedjarwo Pontianak digunakan sebagai acuan dalam pelayanan
pasien;

Ditetapkan di : Pontianak
Pada tanggal : 01 Januari 2017
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA KALBAR

Drg. SUGIYATO
AKBP NRP 66050671
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH KALIMANTAN BARAT
RUMKIT BHAYANGKARA PONTIANAK
LAMPIRAN SKEP KARUMKIT BHAYANGKARA PONTIANAK
NOMOR : Skep / / I / 2017
TANGGAL : 01 JANUARI 2017

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI


DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

KEPALA RUMAH SAKIT BAHAYANGKARA POLDA KALBAR

Kebijakan Umum

1. Pelayanan di Instalasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan


pasien.
2. Semua petugas Instalasi wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan gizi dilaksanakan sesuai ketentuan yang ada dalam PPMRS (Pedoman
Pemberian Makanan Rumah Sakit).
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
7. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, setiap petugas wajib
mengikuti pelatihan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.

Kebijakan Khusus
A. Asuhan Gizi Rawat Inap
1. Skrining Gizi
Skrining gizi dilakukan dalam 1x24 jam untuk semua pasien rawat inap baru.
Pelaksana skrining awal gizi adalah perawat. Apabila hasil skrining awal
menunjukkan pasien perlu mendapat skrining lanjut, maka dilakukan skrining
lanjut oleh ahli gizi.
2. Assesmen Gizi
Assesmen gizi dilakukan oleh ahli gizi pada pasien yang berisiko malnutrisi
berdasarkan hasil skrining.
3. Implementasi Intervensi Gizi
Implementasi intervensi gizi yang wajib diberikan pada pasien antara lain:
a. Pemberian makanan dan zat-zat gizi
Dokter menetapkan preskripsi diet awal pasien pada formulir permintaan diet
ataupun pada catatan medik pasien. Ahli gizi bersama tim menetapkan jenis
diet berdasarkan diagnosis gizi dan merekomendasikan perubahan diet pada
dokter apabila diperlukan.

b. Konsultasi gizi
Ahli gizi memberikan konsultasi gizi kepada pasien rawat inap yang
memerlukan konsultasi gizi berdasarkan hasil skrining lanjut atau
rekomendasi dokter.

B. Penyelenggaraan Makanan
1. Penyelenggaraan makanan di Unit Gizi Rumah Sakit Bhayangkara Tk. III Anton
Soedjarwo Pontianak dilakukan dengan sistem semi outsourcing.
2. Penyelenggaraan makanan harus mengacu pada prinsip keamanan yang terkait
dengan tenaga dan peralatan untuk menjamin keselamatan pasien.
3. Petugas di Unit Gizi wajib memakai alas kaki khusus dan APD sesuai kegiatan
yang dilakukan, antara lain:
a. Pemorsian makanan : masker, tutup kepala, sarung tangan
b. Distribusi makanan : masker, tutup kepala
c. Membersihkan alat makan : masker, tutup kepala, sarung tangan,
apron kedap air
4. Pengadaan Makanan
Mekanisme pengadaan makanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RS.
5. Pemesanan Makanan pada Pihak Ketiga
Pemesanan makanan pada pihak ketiga dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Makan pagi dipesan oleh petugas shift sore hari sebelumnya pukul 20.00
WIB, maksimal pemesanan/perubahan diet pukul 04.30 WIB;
b. Makan siang dipesan oleh petugas shift pagi pukul 08.00 WIB, maksimal
pemesanan/perubahan diet jam 09.00 WIB;
c. Makan sore dipesan oleh petugas shift sore pukul 13.00, maksimal
pemesanan/perubahan diet pukul 14.30 WIB.
d. Snack pasien dipesan oleh petugas shift pagi pukul 08.00 WIB, maksimal
pemesanan/perubahan jumlah snack pukul 09.00 WIB;
e. Pihak ketiga bersedia menyiapkan cadangan porsi sebanyak 10%-20% dari
jumlah porsi yang dipesan sesuai tren peningkatan jumlah pasien.
6. Makanan di olah berdasarkan menu pada hari tersebut.
7. Menu tidak bisa diganti berdasarkan keinginan pasien.

8. Distribusi Makanan.
a. Kegiatan distribusi makanan ke pasien dilaksanakan sesuai ketentuan yang
ada dalam SPO distribusi makanan pasien.
b. Distribusi makanan dilakukan oleh penyaji ke ruang perawatan dengan
jadwal sebagai berikut:
1) Makan pagi : pukul 06.00 – 07.30 WIB
2) Makan siang : pukul 11.00 – 12.00 WIB
3) Makan sore : pukul 16.00 – 17.30 WIB
c. Pelayanan makan terhadap pasien baru yang datang setelah jam distribusi
makan, dilayani dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Makan pagi maksimal pukul 08.00 WIB
2) Makan siang maksimal pukul 12.30 WIB
3) sore maksimal pukul 18.00 WIB
Pasien baru yang datang 1 jam setelah waktu distribusi dilayani pada waktu
makan berikutnya, kecuali pasien dengan kondisi khusus seperti hipoglikemi,
dehidrasi, atau kegawatan.
9. Apabila keluarga pasien menyediakan makanan untuk pasien, harus diberikan
edukasi tentang makanan yang dibatasi sesuai dengan jenis dietnya.
10. Pasien ruang anak yang berumur dibawah 1 tahun, dan tidak mendapatkan asi
maka akan diberikan susu formula. Jenis susu formula tergantung stock yang ada
di rumah sakit. Tetapi jika pasien tersebut masih mendapatkan asi, maka
makanan rumah sakit akan diberikan untuk ibu pasien tersebut
11. Ahli gizi harus melakukan quality control terhadap setiap makanan yang diterima
dari pihak ketiga yang meliputi uji organoleptik makanan, kontaminasi makanan,
ketepatan waktu kedatangan dan akan didistribusikan ke pasien untuk menjamin
ketepatan diet.
12. Untuk menjamin kontinuitas mutu makanan dari pihak ketiga, ahli gizi berhak
melakukan kunjungan secara periodik (sidak) ke tempat pengolahan makanan.

C. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Pemerikasaan kesehatan rutin tenaga penjamah makanan dilakukan setiap 6
bulan sekali
2. Setiap petugas penjamah wajib mematuhi SPO Hygiene penjamah makanan
untuk menjamin keamanan makanan
3. Setiap karyawan Instalasi Gizi dan Jasa Boga sebagai pengguna peralatan
diwajibkan menggunakan peralatan sesuai dengan SPO yang ditetapkan
4. Setiap karyawan Instalasi Gizi dan jasa boga harus mengetahui cara
penanggulangan bahaya kebakaran.

D. Kebersihan Lingkungan
1. Kebersihan lingkungan meliputi pembuangan sampah yaitu sampah medis dan
non medis, pembersihan lantai, langi-langit, dinding, kaca, ruang pantry, ruang
pencucian alat makan, gudang basah, gudang kering dan ruang administrasi.
2. Pencucian peralatan makanan harus memenuhi SPO pencucian alat makan. Sisa
makanan padat tidak boleh dibuang dalam bak pencucian dan saluran wastafel.
3. Pembersihan lantai dilakukan 3x sehari menggunakan desinfektan khusus.
Peralatan dan kain pel yang digunakan hanya dikhususkan untuk Instalasi Gizi.

Ditetapkan di : Pontianak
Pada tanggal : 01 Januari 2017
KEPALA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA POLDA KALBAR

Drg. SUGIYATO
AKBP NRP 66050671

Anda mungkin juga menyukai