Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
yang memberi kesempatan kepada penyusun sehingga makalah ini dapat tersusun dengan
baik sesuai dengan yang direncanakan.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang virus.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dari segi manapun, oleh sebab itu penyusun
mengucapkan mohon maaf. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan teman-teman
yang memberi sumber materi, penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen-
dosen pengajar yang telah banyak memberi kesempatan dalam penyelesaian makalah ini.

Demikianlah penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua yang ikut


berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia rentan dengan penyakit. Penyebabnya bisa beragam, salah satu yang sering
dijumpai adalah virus, yakni mikroba yang bersifat parasit dengan ukuran mikroskopik
dancenderung bekerja dengan cara menginfeksi inangnya.Virus dapat bertindak sebagai
agenpenyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit,virus memasuki sel
danmenyebabkan perubahan-perubahn yang membahayakan bagi sel, yang
akhirnyadapatmerusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfekinya.
Sebagai agenpewarissifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara
permanen.Karena Virus tidak memiliki inti sel, sitoplasma, ataupun membran sel. Virus
berupa partikel (molekul) disebut virion. Tubuh virus yang berupa kristal atau partikel ini
lebih menunjukkan ciri mineral daripada ciri kehidupan. Oleh karena itu ada anggapan
bahwa virus bukan makhluk hidup.
Perubahan yangdiakibatkannya tidak membahayakan bagi sel atau bahkan bersifat
menguntungkan. Dalam beberapakasus, virus dapat bertindak sebagai agen penyakit
atausebagai agen pewaris sifat tergantung darisel-sel inangnya dan kondisi lingkungan.

Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Penelitian mengenai virus dimulai dengan
penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau
dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf
Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika
tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit.
Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak
dapat dilihat dengan mikroskop.

2
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau
yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik.
Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit
tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan. Kemungkinan kedua ini
dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari Belanda menemukan bahwa agen
infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut dapat bereproduksi karena
kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer
antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan sebagai bukan bakteri, melainkan
merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis cairan hidup pembawa penyakit.
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit
mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun
demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley
dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini
dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali
divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A.
Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

1.2 Rumusan masalah


1) Apa definisi virus?
2) Bagaimana struktur dan morfologi dari virus?
3) Bagaimana klasifikasi virus?
4) Bagaimana cara virus bereproduksi?
5) Bagaimana daur hidup virus?

1.3 Tujuan penulisan

1) Untuk mengetahui definisi dari virus


2) Untuk mengetahui struktur dan morfologi dari virus

3
3) Untuk mengetahui klasifiksi virus
4) Bagaimana cara virus bereproduksi
5) Bagaimana daur hidup virus

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Virus
Virus berasal dari bahasa yunani “Venom” yang berarti racun. Virus adalah parasite
mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara umum virus merupakanpartikel
tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung salah satu asamnukleat yaitu asam
deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) yang dapat berada dalam dua kondisi
yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam tubuh inangdan ekstrseluler diluar tubuh inang.
Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat hidup(seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun
tidak keduanya (hanya DNA atau RNA),dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya
dapat dilakukan didalam sel inang(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu
dapat di kristalkan dan dicairkan.
Struktur berbeda dengan sel dan tidak melakukan metabolisme sel.Partikel virus secara
keseluruhan ketika berada di luar inang yang terdiri dari asamnukleat yang dikelilingi oleh
protein dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukanaktivitas biosinteis dan
reproduksi. Pada saat virion memasuki sel inang, baru kemudianakan terjadi proses
reproduksi. Virus ketika memasuki sel inang akan mengambil alihaktivitas inang untuk
menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.

2.2 Sruktur Virus


Struktur Virus Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi
kimiawinya. Bentuk-bentuk virus yang sudah diketahui ada yang serupa bola, berbentuk
kotak, berbentuk batang, dan ada yang seperti hurut T. Struktur utama virus adalah asam
nukleat yang dapat berupa RNA (Ribonucleic acid) atau DNA (Deoxyribonucleic acid) dan
tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi oleh subunit protein yang disebut
kapsomer. Susunan kapsomer-kapsomer tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid.
Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang strukturnya paling
rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4 yang menyerang bakteri
Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur kompleks. Ekor T4 disusun oleh
lebihd dari 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein lainnya.

5
a. Kabsid
Kapsid adalah lapisan pembungkus tubuh virus yang tersusun atas protein. Kapsid
terdiri dari sejumlah kapsomer yang terikar satu sama lain.
Fungsi :
 Memberi bentuk virus
 Pelindung dari kondisi lingkungan yang merugikan
 Mempermudah penempelan pada proses penembusan ke dalam sel
b. Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik/ molekul pembawa sifat
keturunan yaitu DNA atau RNA. Virus hanya memiliki satu asam nukleat saja
yaitusatu DNA/ satu RNA saja, tidak kedua-duanya. Asam nukleat sering
bergabungdengan protein disebut nukleoprotein. Virus tanaman/ hewan berisi RNA/
DNA,virus fage berisi DNA.
c. Kepala
Kepala virus berisi DNA, RNA dan diselubungi oleh kapsid. Kapsid tersusun oleh
satu unit protein yang disebut kapsomer.
d. Ekor
Serabut ekor adalah bagian yang berupa jarum dan berfungsi untuk menempelkan
tubuh virus pada sel inang. Ekor ini melekat pada kepala kapsid. Struktur virus ada2
macam yaitu virus telanjang dan virus terselubung (bila terdapat selubung
luar(envelope) yang terdiri dari protein dan lipid). Ekor virus terdiri atas
tabungbersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Khusus untuk virus
yangmenginfeksi sel eukariotik tidak memiliki ekor.

6
2.3 Morfologi Virus
Bentuk virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan komposisi kimiawinya. Bentuk virus
ada yang berbentuk bulat, oval, memanjang, silindariis, dan ada juga yang berbentuk
T.Ukuran Virus sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskopelektron,
ukuran virus lebih kecil daripada bakteri. Ukurannya berkisar dari 0,02mikrometer sampai
0,3 mikrometer (1 μm = 1/1000 mm). Unit pengukuran virusbiasanya dinyatakan dalam
nanometer (nm). 1 nm adalah 1/1000 mikrometer danseperjuta milimeter. Virus cacar
merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesaryaitu berdiameter 200 nm, dan virus
polio merupakan virus terkecil yang hanyaberukuran 28 nm.
Morfologi virus artinya bentuk dan ukuran virus. Berdasarkan bentuk tubuh dan
bagain-bagain tubuh virus morfologi virus terbagi menjadi empat tipe utama yaitu :
a. Helix
Struktur virus dengan morfologi helix terbentuk dari susunan sub-unit protein
terselubung yang disebut dengan kapsomer melingkar suatu sumbu axis. Susunan
virus dengan morfologi helix ini membuat virus mempunyai bentuk seperti batang
atau filamen. Materi genetik virus dengan morfologi helix ini terletal di dalam rongga
dan terikat dengan protein kapsid. Contoh dari virus dengan morfologi helix ini
adalah virus mosaik yang menyerang tembakau.
b. Polihedral
Morfologi virus polihedral tersusun dari kapsomer yang berjumlah sangat banyak dan
menyelubungi genom virus secara keseluruhan. Berbeda dengan morfologi
sebelumnya yaitu morfologi virus helix. Asam nukleat pada morfologi ini tidak
mempunyai ikatan dengan protein kapsid. Virus dengan morfologi polihedral
mempunyai ukuran yang sangat bervariasi yaitu dari 20 – 400 nanometer. Selain itu
morfologi virus polihedral juga mempunyai susunan dan jumlahkapsomer yang
sangat beragam juga. Salah satu virus dengan morfologi polihedral ini adalah virus
adenovirus.
c. Virus bersampul.
Virus dengan morfologi ini memiliki lapisan luar atau membran yang menyelubungi
kapsid yang disebut dengan sampul (envelope). Morfologi virus ini memiliki bentuk

7
bermacam-macam sesuai dengan bentuk kapsidnya, meskipun ada juga sampul yang
berbentuk helix dan polihedral.
d. Virus kompleks.
Morfologi virus kompleks memiliki bagian-bagian tubuh yang lebih kompleks
dibandingkan dengan ketiga morfologi virus lainnya. Dengan morfologi yang sangat
kompleks ini menandakan virus tersebut memiliki kelebihan yang berbeda dibanding
virus dengan morfologi lain. Layaknya organisme hidup virus dengan morfologi ini
juga memiliki bagian-bagian tubuh seperti kepala dan ekor, salah satu contoh virus
dengan morfologi virus kompleks adalah bakteriofage.

Virus dalam bereproduksi dengan memerlukan sel inang, sehingga virus bersifat
parasite obligasi. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri. Ciri virus adalah
sebagai berikut :
1. Virus berukuran aseluler (tidak mempunyai sel).
2. Virus berukuran amat kecil, jauh lebih kecil daripada bakteri, yaitu sekitar 20-300
milimikron.
3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat (RNA atau DNA).
4. Virus umumnya berupa semacam hablur (kristal).
5. Tubuh virus terdiri atas kepala, kulit(selubung atau kapsid), isi tubuh, dan serabut
ekor.
6. Hanya hidup di dalam sel hidup.
7. Tidak melakukan aktivitas metabolisme.
8. Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral, dan kompleks.
9. Virus tidak bergerak, tidak membelah diri.

8
10. Virus dapat dikristalkan.

2.4 Klasifikasi Virus


Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh International Commitee on
Taxonomy of Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi virus
terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo, famili, genus, dan spesies. Taksonomi adalah ilmu
klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya secara berurut sesuai dengan derajat
persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu memberinya nama ilmiah.
Menurut klasifikasi Bergey, virus termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas
Mikrotatobiotes dan ordo Virales (Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on
Taxonomy of Virus) mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi
tubuh, yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua golongan
yaitu virus DNA dan virus RNA.
A. Virus DNA (Deoksiribovirus)
Famili virus DNA:
1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
Contoh virus jenis deoksiribovirus :
 virus herpes (penyebab herpes);
 virus pox (penyebab kanker seperti leukemia dan limfoma, ada pula yang
menyebabkan AIDS);
 virus mozaik (penyebab bercak-bercak pada daun tembakau);
 virus papova (penyebab kutil pada manusia/papiloma).
B. Virus RNA (Ribovirus)
Famili virus RNA:
1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus

9
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus
Contoh kelompok ribovirus :
 virus toga (penyebab demam kuning dan ensefalitis);
 virus arena (penyebab meningitis);
 virus picorna (penyebab polio);
 virus orthomyxo (penyebab influenza);
 virus paramyxo (penyebab pes pada ternak);
 virus rhabdo (penyebab rabies);
 virus hepatitis (penyebab hepatitis pada manusia);
 retrovirus (dapat menyebabkan AIDS).

Klasifikasi virus Para ahli virus mengelompokkan virus berdasarkan aspek-aspek


tertentu, yaitu:
1. Berdasarkan jenis inang yang diinfeksi, seperti
 virus tanaman contoh: Tobacco mozaic virus (TMV) sejenis virus
yang menyerang daun tembakau, Potato Yellow dwarf virus (virus
kentang kuning)
 virus hewan, contoh : Rhabdovirus yang menyebabkan rabies pada
anjing, NCD (New Castle Disease) yang menyebabkan penyakit tetelo
pada ungags
 virus manusia, seperti, polio, influenza, hepatitis, AIDS , SARS dan
flu burung.
 virus bakteri: bakteriofage T4
2. Berdasarkan jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus:
 virus RNA, contoh:virus influenza, virus HIV, corona virus (virus
SARS), virus H5N1 (penyebab flu burung) dsb.

10
 Virus DNA, seperti poxvirus, herpesvirus, adenovirus dsb.
2.5 Reproduksi Virus
Virus dapat memperbanyak diri bila partikel virus menginfeksi inang untuk
mensintesa semua komponen yang diperlukan dan membentuk lebih banyak partikel
virus. Komponen-komponentersebut kemudian dirakit menjadi bentuk struktur virus dan
partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel inang untuk dapat menginfeksi
kembali sel-sel lain. Berdsarkan tahap akhirsetelah asam partikel virus berada dalam sel
inang akan terjadi dua kemungkinan ada yangmengalami siklus litik (sel inang pecah dan
partikel virus keluar) dan ada yang permanen tetap dalamDNA sel inang berupa siklus
lisogenik. Tahapan reproduksi virus secara umum dilakukan dalamtujuh langkah, yaitu:
1) Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada sel inang yang sesuai.
2) Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel inang.Penetrasi sel
inang yaitu enzim dikeluarkan untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam.nukleat
(DNA/RNA) virus bergerak melalui pipa ekor dan masuk kedalam sitoplasma sel melalui
dinding sel yang terbuka. Pada virus telanjang, prosespenyusupan ini dengan cara
fagositosis virion (viropexis), pada virus terselubungdengan cara fusi yang diikuti
masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3) Tahap awal replikasi (Eklipse) dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin
bioseintesa sel
inang diambil alih untuk memulai sintesa asam nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus
mulai
dihasilkan dalam tahap ini.
4) Replikasi dari asam nukleat virus
5) Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
6) Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen membran pada virus
bermembran) kedalam partikel virus.
7) Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).

11
Reproduksi virus bakteriofage a) siklus litik ; b) siklus lisogenik

12
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Virus adalah parasite mikroskopik yang menginfeksiselorganisme biologis. Secara
umum virus merupakanpartikel tersusun atas elemen genetik (genom) yang mengandung
salah satu asamnukleat yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat
(RNA) yang dapatberada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dalam
tubuh inangdan ekstrseluler diluar tubuh inang. Virus memiliki sifat hidup dan mati. Sifat
hidup(seluler) yaitu memiliki asam nukleat namun tidak keduanya (hanya DNA atau
RNA),dapat bereproduksi dengan replikasi dan hanya dapat dilakukan didalam sel
inang(parasit obligat intraseluler). Sifat mati (aseluler) yaitu dapat di kristalkan dan
dicairkan.

13
3.2 Daftar Pustaka
1. Akin, H.M., 2005, Virologi Tumbuhan, Kanisius, Yogyakarta.
2. Carter, JB.; Saunders, VA., 2007, Virology: Principles and Application, John Wiley
& Sons Ltd, England.
3. Campbell, Recce, Mitchell, 2003, Biologi, Erlangga, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai