Perubahan Uterus
Uterus Trimester I
1
Uterus Trimester II
2
Tabel Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan
Perubahan Serviks
Serviks Trimester I
(Prawirohardjo:2008)
(Prawirodihardjo: 2008)
3
Perubahan Ovarium
Ovarium Trimester I
• Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron
dlam jumlah yang relatif minimal.
(Prawirohardjo: 2008)
Ovarium Trimester II
• Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum
graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).
Perubahan Vagina
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi
6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami
deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi
estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan
dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar,
hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas
yang menyolok,serta meningkatkan libido.
Dinding vagina mengalami persiapan untuk mengalami peregangan pada
waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang
menyebabkan bertambah panjang dinding vagina.
Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku
sepatu
Penignkatan volume sekresi vagina. Dimana berwarna keputihan,
menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
Perubahan Payudara
4
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.
Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/
datar, panjang danterbenam(inverted).
5
Gambar 2. Bentuk puting susu normal
6
Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
7
perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga
sekresi ASI lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu
prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu
karena hisapan oleh bayi.
1. Reflek prolactin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu
lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen
dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting
susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan
pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu
sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak
akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun
pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan
seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan
puting susu.
2. Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah
hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi
dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi Kontraksi dari sel
akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar.dari.
2. Sistem Pernafasan
8
rahim membesar, panjang patu-paru berkurang. Diameter transversal
kerangka toraks meningkat sekitar 2cm dan kerangka iga meningkat 5
sampai 7cm (Cuningham,dkk.,1995). Besar sudut kostal, yang pada masa
hamil meningkat sekitar 68%, meningkat menjadi sekitar 103% pada
trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah
melahirkan rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebeum hamil
(Seidel,dkk.,1995)
9
(Cunningham, dkk., 1993). Salah satu factor yang penting ialah peningkatan
kebutuhan oksigen.
Keseimbangan Asam-Basa
Tuberculosis
10
Risiko ini menjadi jauh lebih tinggi pada individu yang mengalami penurunan
kekebalan tubuh, misalnya, mereka yang terinfeksi HIV [10].
Riwayat
1. Riwayat TBC sebelumnya, yang ditunjukkan oleh gejala atau sinar-x dada
positif.
2. Terpajan pada penderita TBC lain.
3. Demam – salah satu gejala yang muncul paling dini; peningkatan suhu
tubuh minimal sampat sedang pada sore atau malam hari, biasanya
disertai perasaan euphoria dan sejahtera; peningkatan suhu tubuh
mencapai 39,5°C atau lebih tinggi seiring perkebangan penyakit.
4. Berkeringat malam – terjadi karena proses pendinginan tubuh secara
alami sebagai kompensasi terhadap peningkatan suhu tubuh.
5. Penurunan berat badan – pada wal perkembangan penakit hanya akan
terjadi penurunan berat badan ringan disertai anoreksia; seiring
perkembangan penyakit, penurunan berat badan akan semakin cepat,
cepat lelah, dan mudah tersinggung.
6. Flu yang menetap dan batuk kronis, semakin parah pada pagi hari
7. Batuk kronis dan produktif disertai banyak sputum berwarna kehijauan;
dapat disertai hemoptisis.
8. Terjadi efusi pleura – pada wanita usia subur awal, temuan yang
mengindikasikan efusi pleura ini harus dicurigai sebagai petunjuk TBC
aktif karena efusi pleura pada kelompok usia ini jarang terjadi.
9. Atelektasis spontan, khususnya pada kaum muda, dapat merupakan
tanda TBC aktif.
Tes Diagnostik
11
Apabila hasil tes diagnostic memberi gambaran TBC aktif, lakukan
pemeriksaan rontgen dan laukan biakan sputum (untuk organism tahan
asam) dan diskusikan dengan dokter konsultan Anda apakah wanita tersebut
harus dirujuk untuk mendapat pengobatan TBC. Jangan pernah memberi PPD
(Purified Protein Derivative) kepada individu yang menunjukkan tanda dan
gejala TBC aktif. Hasil pemeriksaan rontgen dan biakan sputum dapat
membantu menegakkan diagnosis pada individu tersebut.
Tes Penapisan
12
anak kecil
individu yang diketahui memiliki kondisi medis yang dapat
meningkatkan risiko TB, jika terjadi infeksi – missal, diabetes.
Individu yang pernah menjalani pengobatan TB, tetapi tidak
adekuat.
(Varney,2004:612)
Tes Mantoux terdiri dari 0,1 mm PPD yang mengandung lima unit
tuberculin, yang diebrikan melalui suntikan ke dalam kulit pada lengan
bawah. Reaksi terhadap PPD harus dibaca 48-72 jam setelah injeksi. Apabila
reaksi pasien tidak terbaca hingga 72 jam setelah penyuntikan dan ternyata
nilainya negatif, maka tes harus diulang. Nilai positif akan dapat diukur
hingga satu minggu setelah tes. Reaksi yang dimaksud di sini adalah
diameter pembengkakan (indurasi) yang dapat diukur dalam millimeter.
Eritema tidak termasuk dalam pemeriksaan ini. Tes Mantoux aman bagi
kehamilan. (Varney,2004:611)
Pada Kehamilan
13
Wanita hamil arus menjalanipenapisan tuberkulosis sesuai faktor
resiko. Semua wanita hamil yang memiliki nilai positif pada tes kulit harus
dilanjutkan dengan pemeriksaan sinar-x. Apabila diteukan gejala TB pada
hasil pemeriksaan sinar-x, maka harus dilakukan tiga rangkaian bahkan
sputum untuk mencari AFB. Jika ternyata hasilnya juga positif. Maka wanita
tersebut harus segera dirujuk ke dokter untuk mendapat pengobatan.
Begitu diduga terkena TB, wanita hamil harus segera menjalani terpai
ynag adekuat. Obat-obatann yang biasanay dipilih untuk program terapi
adalah isoniazid, rifapisin, dan etambuatol (etambutol tidak perlu diberikan
jika kemungkinan ada retensi terhadap isoniazid). Streptomisin tidak perlu
digunakan karena obat ini dibuktikan menimbulkan dampak yang
membahayakan janin. Selain itu, pirazinamid tidak perlu diberikan secara
rutin karwna efeknya pada janin belum diketahui secara pasti. Apabila durasi
pengobatan enam bulan tidak dapat digunakan, maka durasi pengobatan
minimum 9 bulan dapat diberikan. Untuk mencegah neuropati perifer,
disarankan memberi piridoksin (vitamin B6) kepada wanita hamil yang
mneggunakan isoniazid.
14
ASMA
Diperkirakan satu hingga empat persen wanita hamil menderita asma.
Selama kehamilan, perkembangan klinis asma tidak dapt diperkirakan.
Wanita yang memiliki riwayat asma sebelum hamil terbukti akan terus
megalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Pada waita
yang memiliki riwayat asma, tetapi tidak memiliki riwayat akutbaru-baru ini
ataupun yang mengalami serangan kadang-kadang,pola asma yang
dialaminya dapat membaik ataupun memburuk. Apabila pada kehamilan
sebelumnya, wanita tersebut mengalami asma, maka kemungkinan besar
wanita tersebut akan mengalaminya pada kehamilan kali ini. Umumnya
wanita tersebut akan kembali ke tingkat keparahan selama sebelum hamil
pada bulan ketiga pasca partum.
Asma dihubungkan dnegan peningktan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidarum,pelahiran preterm, hipertensi kronis,preeklampsi,
bayi berat lahir redah, dan perdarahan pervaginam. Jumlah kejadian dan
keparahan efek yang dapat merugikan ini dikurangi melalui pengontrolan
asma yang baik.
Obat-obatan yang umumnya aman dan efektif mengobati asma
selama kehamilan, antar lain: bronkodialator hirup, misal albuterol
(proventil), metaproterenol (Alupent), dan sulfat terbutalin dalam bentuk
aerosol hirup (Brethaire). Obat oral yang biasa digunaka adalah teofilin
(Theo-Dur,Slo-Bid). Agens antiradang menunjukan kondisi asma yang dialami
berat.
Selama persalinan dan pelahiran, wanita harus terus meminum
obatnya secara teratur.perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa
status hidrasinya bai dan nyerinya daat diatasi dengan baik.tindakan ini
membantu mencegah spasme bronkus. Selama persalinan dan pelahiran,
hndari pengguanaan obat yang dapat menimbulakn spasme bronkus, misal
morfin dan meperidin (demerol). Apabila prostaglandiin dibutuhkan untuk
penetalaksanaan perdarahan pasca partum kala empat, maka berikan
prostaglandin E2 (PGE2), yang lebi dikenal dengan sebutan dinoproston di
pasaran.prostaglandin lain yanng lebih banyak digunakan adalah PG F2α (15-
methyl prostaglandin F2 alpha). Obat ini dopasaran dnegn merk Hemabate,
carboprost, atau Prostin/15 M dan dapat memicu spasme bronkus pada
wanita dengan riwayat asma. (Varney,2004:629).
Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan
obbstruksi reversibel daro spasme, edema, dan produksi mukus- dan respon
yang berlebih terhadap stimuli. Asma diklasifikasikan terhadap empat langkah
berdasarkan keparahan dan frekuemsi gejala (1) asma ringan intermitten, (2)
ringan menetap, (3) sedang menetap, (4) berat menetap. Seiring berjalannya
waktu perubahan pada dinding jaalan nafs dapat mengarah padakonstruksi
irreversibel. Walaupun banyak kasus asma memiliki awitan sejak anak-anak,
orang dewasa juga dapa terserang penyakit baru. Data terkini menyebutkan
bahwa sekitar 14 juta orang dewasa Amerika kini memiliki gejala asma.
Perempuan dan orag Afrika Amerika dan memiliki penddapatan keluarga yang
rendah dikaitkan dengan peningkatan resiko berkembangnya asma. Orang
dewasa dengan gejala mengi, sesak dan nafas pendek haru dievaluasi untuk
15
mengetahui asma, kadang0kadang batuk nokturnal kering akan menjadi
satu-satunya keluhan. Diagnosis diferensial termasuk penyakit obstruktif
kronis (bronkhitis kronis atau emfisema), gagal jantung konf=gestif, emboli
paru, batuk erkai obat, dan penyebab lain obstruksi jalan nafas. Pemicu
serangan asma terbanyak pada orang dewasa termasuk latihan, rinitis
(infeksi atau alergi), bronkhitis, refluks gastroesofagus, dan alergi terhadap
NSAID (seperti Motrin), sulfit, atau oenyekat beta (seperti Inderal). Wanita
dengan asma sebaiknya dikonsulkan untuk menghindari pemicu, yang juga
bisa termasuk alergen inhalasi seperti parfum dan iritan seperti asap
lingkungan atau udara yang tercemar. Penghentian merokok adalah kunci
untuk menurunkan keparahan penyakit diantara wanita yang merokok.
National Institutes of Health Expert Panel Report pada asa mencatat bahwa
penyebab utama morbiditas dan mortalitas asma adlah karena tidak terobati
atau tidak terdiagnosis secara tepat. (Varney, 2004:134)
3. System Persyarafan
16
nyeri pada tangan, menyebar kearah siku. Lengan yang dominan yang
biasanya paling sering terpengaruh.
4. Acroesthesia (mati rasa dan tingling pada tangan yang disebabkan oleh
posisi berdiri dengan bahu bungkuk yang dialami wanita selama
kehamilan. Kondisi ini dihubungkan dengan penarikan segmen flexus
brachials.
5. Tentionheadache adalah gejala umum bila terjadi kecemasan atau adanya
komplikasi kehamilan yang tidak pasti. Walaupun demikian, masalah-
masalah berhubungan dengan penglihatan seperti kegagalan refraksi,
sinusitis atau migran juga bertanggung jawab terhadap terjadinya nyeri
kepala.
6. “kepala terasa melayang”, pusing dan pinsang adalah hal-hal umum yang
bias terjadi selama awal kehamilan. Instabilitas vasomotor, postular
hiportensi atau hipoglikemia menjadi factor yang bertanggung jawab
terhadap kejadian diatas.
7. Hipokalsemia dapat menyebabkan masalah neuromuskuler seperti kram
otot atau tetani. (Bobak,2000:234).
17
3). Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan
pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
4). Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar
(Rustam Mochtar, 1998).
5). Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak
deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma
gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak
menjadi lebih hitam.
6). Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
7). Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
8). Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :
1). Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di
dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-
akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek
pada kehamilan). Pada kehamilan 6 – 8 minggu dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini.
Hegar Sign
18
2). Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata
hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam
keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya).
3). Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi
yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks.
Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan
bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik.
4). Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-
konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus,
keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
5). Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi
ungu/biru.
Payudara
1. Trimester I
19
2. Trimester II
3. Trimester III
20