Anda di halaman 1dari 20

PROSES ADAPTASI FISIOLOGI DAN PERUBAHAN DALAM MASA

KEHAMILAN TRIMESTER I,II DAN III

1. Sistem Reproduksi dan Payudara

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan


kapasitas 10 ml atau kurang.

Selama kehamilan uterus akan berubah menjadi suatu organ yang


mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir
kehamilan volume totalnya mencapai 5L bahkan dapat mencapai 20L atau
lebih dengan berat rata-rata 1100g.

 Perubahan Uterus

Uterus Trimester I

• Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon


esterogen dan sedikit oleh progesteron.

• pada awal kehamilan tuba fallopi,ovarium,dan ligamentum rotundum


berada sedikit dibawah apeks fundus.

• Sejak trimester pertama kehamialn uterus akan mengalami kontraksi


yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.(Kontraksi Braxton
Hicks)

• posisi plasenta mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus,dimana


bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah
besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan
menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda
piscaseck.

• Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk


aslinya seperti buah alvokat. seiring dengan perkembangan
kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan
menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
(Prawihardjo:2008)

• Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus


uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak yang
dikenal dengan tanda Hegar.

• Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding


abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas,
terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. (Sulistyawati: 2009).

1
Uterus Trimester II

• Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan


pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima
bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa
tipis.

• Pada empat bulan kehamilan,rahim tetap berada pada rongga pelvis,


setelah itu memasuki rongga rahim yang dalam pembesarannya mencapai
batas hati.

• Rahim biasanya mobile.

• pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion


dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi
satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta
telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3
jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat
(Prawirodihardjo: 2008)

Uterus Trimester III

• Ketebalan Uterus hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.

• Ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus

• Pada akhir kehamilan otot-otot uterus akan berkontraksi sehingga


segmen bawah uterus akan melebar dan menipis.batas tersebut disebut
lingkaran retraksi fisiologi.

Tabel TFU Penambahan per Tiga Jari

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(Minggu)
12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus
(Px)
36 3 jari di bah prosesus xiphoideus
40 Pertengahan pusat prosesus xiphoideus
(Px)
( Hanifa, Prawirohardjo, 2002)

2
Tabel Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus


Bulan pertama Seperti buah alpukat.
Itsmus rahim menjadi hipertrofi dan
bertambah panjang, sehingga bila
diraba terasa lunak, keadaan ini yang
disebut dengan tanda hegar
2 bulan Sebesar telur bebek
3 bulan Sebesar telur angsa
4 bulan Berbentuk bulat
5 bulan Rahim teraba seperti berisi cair
ketuban. Rahim terasa tipis, itulah
sebabnya mengapa bagian-bagian janin
ini dapat dirasakan melalui perabaan
dinding perut.
(Hanifa, Prawirohardjo, 2002)

 Perubahan Serviks

Serviks Trimester I

• Serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan.

(Prawirohardjo:2008)

• Berkas Kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Karena, penurunan


konsentrasi kolagen secara keseluruhan.

• serviks menjadi lunak(soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak


jaringan ikat yang mengandung kolagen,kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

Serviks Trimester III

• Prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-


minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah
berdilatasi pada waktu persalinan.

• Pada saat aterm terjadi penurunan lebih lanjut dari konsentrasi.


Konsetrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang relatif dilusi
dalam keadaan menyebar (dispresi) dan re-remodel menjadi serat.

(Prawirodihardjo: 2008)

3
 Perubahan Ovarium
Ovarium Trimester I
• Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal
kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron
dlam jumlah yang relatif minimal.
(Prawirohardjo: 2008)

Ovarium Trimester II
• Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum
graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).

Ovarium Trimester III

• Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di


ambil alih oleh plasenta.

 Perubahan Vagina
 Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi
6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami
deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi
estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan
dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar,
hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
 Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas
yang menyolok,serta meningkatkan libido.
 Dinding vagina mengalami persiapan untuk mengalami peregangan pada
waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Yang
menyebabkan bertambah panjang dinding vagina.
 Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku
sepatu
 Penignkatan volume sekresi vagina. Dimana berwarna keputihan,
menebal, dan pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan
reproduksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.

 Perubahan Payudara

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah


kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjarpayudara, yang

4
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan
saat menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :


1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara

Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian
dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu
beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).

Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar
melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat ototpolos yang bila
berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/
datar, panjang danterbenam(inverted).

5
Gambar 2. Bentuk puting susu normal

Gambar 3. Bentuk puting susu pendek

Gambar 4. Bentuk puting susu panjang

6
Gambar 5. Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

 Proses Laktasi dan Menyusui


 Pengertian laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diprosuksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI
 Fisiologis laktasi

skema reflek pada laktasi

Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi


ASI Biasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan
progestero menurun drastic, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat
inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi

7
perangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga
sekresi ASI lebih lancer.
Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu
prolaktin dan reflek aliran timbul karena akibat perangsangan putting susu
karena hisapan oleh bayi.

1. Reflek prolactin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk
membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat
oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca oersalinan, yaitu
lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen
dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting
susu dan kalang payudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang
berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan
pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya
merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu
sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk
membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan
setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak
akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun
pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3.
Sedangkan pada ibi menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan
seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan
puting susu.
2. Reflek let down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior
(neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah
hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi
dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi Kontraksi dari sel
akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar.dari.

2. Sistem Pernafasan

Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuan


menyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkat
sebagai respons terhadap percepatan laju metebolik dan peningkatan
kebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkan
oksigen dan suatu cara untuk membuang karbondioksida.

Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligamen pada kerangka iga


berelaksasi sehigga ekspansi rongga dada meningkat (Gambar). Karena

8
rahim membesar, panjang patu-paru berkurang. Diameter transversal
kerangka toraks meningkat sekitar 2cm dan kerangka iga meningkat 5
sampai 7cm (Cuningham,dkk.,1995). Besar sudut kostal, yang pada masa
hamil meningkat sekitar 68%, meningkat menjadi sekitar 103% pada
trimester ketiga. Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Setelah
melahirkan rongga dada mungkin tidak kembali ke keadaan sebeum hamil
(Seidel,dkk.,1995)

Tinggi diafragma bergeser sebanyak 4 cm selama masa hamil. Dengan


semakin tuanya kehamilan dan sering pembesaran uterus ke rongga
abdomen, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan
diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.

Peningkatan vaskularisasi, yang merupakan respons terhadap


peningkatan kadar estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas.
Karena kapiler membesar, terbentuklah edema dan hipermia di hidung,
faring, laring, trakea, dan bronkus. Kongesti di dalam jaringan traktus
respiratorius menyebabkan timbulnya beberapa kondisi umum yang terlihat
selama masa hamil. Kondisi-kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan
sinus, hidung berdarah (epistaksis), perubahan suara, dan respons
peradangan yang menyolok bahkan terhadap infeksi pernafasan bagian atas
yang ringan sekalipun

Peningkatan vaskularisasi juga membuat membran timpani dan tuba


eustaki bengkak, menimbulkan gejala kerusakan pendengaran, nteri pada
telinga ata rasa penuh di telinga.

 Perubahan Fungsi Paru

Wanita hamil bernapas lebih dalam (meningkatkan volume tidal,


volume gas bergerak masuk atau keluar traktus respiratorius pada setiap
tarikan napas), tetapi frekuensi napasnya hanya sedikit meningkat (kira-kira
dua kali bernapas dalam satu menit). Peningkatan volume todal pernapasan,
yang berhubungan dengan frekuensi napas normal. Menyebabkan
peningkatan volume napas-satu menit sekitar 26%. Peningkatan volume
napas-satu menit disebut hiperventilasi kehamilan, yang menyebabkan
konsentrasi karbon dioksida di alveoli menurun. Peningkatan kadar
progesterone tampaknya menyebabkan hiperventilasi kehamilan karena
hiperventilasi terjadi pada pria yang diberi progesterone (Scott, dkk., 1990).

Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernapasan menyebabkan


penurunan ambang karbon dioksida. Progesterone dan estrogen diduga
menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernapasan terhadap karbon
dioksida. Selain itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan napas
meningkat. Beberapa wnaita mengeluh mengalami dispnea saat istirahat.

Walaupun fungsi paru tidak terganggu oleh kehamilan, penyakit


traktus pernapasan dapat menjadi lebih berat selama masa hamil

9
(Cunningham, dkk., 1993). Salah satu factor yang penting ialah peningkatan
kebutuhan oksigen.

 Perubahan Laju Metabolisme Basal

Laju metabolism basal (Basal Metabolism Rate [BMR]) biasanya


meningkat pada bulan keempat gestasi. BMR meningkat 15%b sampai 20%
pada akhir kehamilan (aterm). BMR kembali ke nilai sebelum hamil pada hari
ke-5 atau ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR ini mencerminkan
peningkatan kebutuhan oksigen di unit janin-plasenta-uterus serta
peningkatan konsumsi oksigen akibat peningkatan kerja jantung ibu.
Vasodilatasi perifer dan percepatan aktivitas kelenjar keringat membantu
melepaskan metabolism selama masa hamil. Wanita hamil dapat mengalami
intoleransi panas, yang pada beberapa awal banyak wanita mengeluh merasa
lemah, dan letih dapat bertahan diikuti peningkatan kebutuhan tidur.
Perasaan lemah dan ;etoj sebagian dapat disebabkan oleh peningkatan
aktivitas metabolik.

 Keseimbangan Asam-Basa

Pada sekitar minggu ke-10 gestasi terjadi penurunan tekanan karbon


dioksida sekitar 5mmHg. Progesterone dapat meningkatkan sensivitas
reseptor pusat napas sehingga volume tidal meningkat, PCO2 menurun,
kelebihan basa (HCO3 atau bikarbonat) menurun, dan pH meningkat
(menjadi lebih basa). Perubahan keseimbangan adam-basa ini menunjukkan
bahwa kehamilan merupakan suatu kondisi alkalosis respiratorik yang
dikompensasi oleh asidosis metbolik ringan.

 Tuberculosis

Tuberculosis adalah infeksi yang disebabkan oleh mycrobacterium


tuberculosis. Inokulasi basil tuberkel TB ini terjadi melalui inhalasi droplet
pernapasan. Begitu inokulasi terjadi, akan timbul lesi awal di dalam paru
disertai pembentukan eksudat hasil peradangan local, yang diikuti nekrosis di
sekeliling jaringan paru. Infeksi menyebar ke kelenjar limf dan selanjutnya ke
seluruh tubuh, akibat penjalaran itu, TBC tidak hanya terjadi di paru saja,
tetapi juga di luar paru (missal: alat kelamin, rangka tubuh, dsb). Pada
sebagia besar individu yang terinfeksi, lesi paru yang terbentuk terlokalisasi
karena pembentuka kapsul, zat kapur dan fibrosis. Individu tersebut mungkin
tidak menderita tuberculosis aktif. Pemeriksaan dengan sinar-x akan
memperlihatkan pengapran pada lesi utama. Hal ini biasanya terjadi karena
resistensipejamu pada awal serangan dan mengindikasikan bahwa penjalaran
penyakit secara local atau ke seluruh tubuh telah terlokalisasikan.
(Varney,2004:610)

Individu yang terinfeksi, tetapi tidak menderita penyakit TB, dikatakan


asimptomatik dan ia tidak akan menularkan penyakit ini. Ia biasanya
menunjukkan reaksi positif pada tes kulit tuberculin. Sekitar 10% individu
yang terinfeksi akan mengidap penyakit TBC sewaktu-waktu dalam hidupnya.

10
Risiko ini menjadi jauh lebih tinggi pada individu yang mengalami penurunan
kekebalan tubuh, misalnya, mereka yang terinfeksi HIV [10].

Insiden TBC tampaknya dipengaruhi oleh lokasi geografi dan status


sosial ekonomi pada populasi tettentu. Pada wanita usia suburm TBC masih
merupakan salah satu penyakit infeksi yang umum ditemukan. Penyakit ini
merupakan penyakit endemic di Negara tertentu; misalnya, di Negara-negara
di Asia Tenggara. Factor-faktor yang berperan dalam penyebaran penyakit ini
antara lain penyalahgunaan zat, AIDS, kemiskinan, tuna wisma, dan
masuknya imigran dari Negara-negara tempat endemic TBC. Lingkungan
tempat tinggal yang padat juga dapat menjadi sumber infeksi, ketika satu
atau lebih anggotanya mengidap TB aktif. TBC akan menjadi semakin sulit
diobati dan dieliminasi jika terjadi resistensi obat akibat dilakukan melalui
pengkajian riwayat, pemeriksaan fisik, biakan sputum, dan pemeriksaan
sinar-x dada sebagai berikut:

Riwayat

1. Riwayat TBC sebelumnya, yang ditunjukkan oleh gejala atau sinar-x dada
positif.
2. Terpajan pada penderita TBC lain.
3. Demam – salah satu gejala yang muncul paling dini; peningkatan suhu
tubuh minimal sampat sedang pada sore atau malam hari, biasanya
disertai perasaan euphoria dan sejahtera; peningkatan suhu tubuh
mencapai 39,5°C atau lebih tinggi seiring perkebangan penyakit.
4. Berkeringat malam – terjadi karena proses pendinginan tubuh secara
alami sebagai kompensasi terhadap peningkatan suhu tubuh.
5. Penurunan berat badan – pada wal perkembangan penakit hanya akan
terjadi penurunan berat badan ringan disertai anoreksia; seiring
perkembangan penyakit, penurunan berat badan akan semakin cepat,
cepat lelah, dan mudah tersinggung.
6. Flu yang menetap dan batuk kronis, semakin parah pada pagi hari
7. Batuk kronis dan produktif disertai banyak sputum berwarna kehijauan;
dapat disertai hemoptisis.
8. Terjadi efusi pleura – pada wanita usia subur awal, temuan yang
mengindikasikan efusi pleura ini harus dicurigai sebagai petunjuk TBC
aktif karena efusi pleura pada kelompok usia ini jarang terjadi.
9. Atelektasis spontan, khususnya pada kaum muda, dapat merupakan
tanda TBC aktif.

Diagnosis melalui pemeriksaan fisik dapat dikatakan positif, jika pada


auskultasi terdengar suara kepitasi paru, yang semakin jelas pada saat
wanita batuk.

Tes Diagnostik

1. Biarkan suputm (mencari mikroorganisme tahan asam)


2. Rontgen dada

11
Apabila hasil tes diagnostic memberi gambaran TBC aktif, lakukan
pemeriksaan rontgen dan laukan biakan sputum (untuk organism tahan
asam) dan diskusikan dengan dokter konsultan Anda apakah wanita tersebut
harus dirujuk untuk mendapat pengobatan TBC. Jangan pernah memberi PPD
(Purified Protein Derivative) kepada individu yang menunjukkan tanda dan
gejala TBC aktif. Hasil pemeriksaan rontgen dan biakan sputum dapat
membantu menegakkan diagnosis pada individu tersebut.

Tes Penapisan

Tujuan penapisan TBC adalah mendeteksi individu yang mengidap


tuberculosis aktif atau tidak aktif sehingga ia akan mendapat manfaat dari
terapi yang diberikan. Penapisan infeksi tuberculosis harus dilakukan pada
kelompok yang sudah [asti berisiko tinggi, yang dapat dibagi ke dalam dua
kategori:

1. individu yang berisiko tinggi terpajan atau terinfeksi kuman tuberculosis


dan
2. individu yang beririko tinggi menderita penyakit TBC begitu terinfeksi
(Lihat Tabel ).

TABEL Kelompok Risiko Tinggi yang Memerlukan Uji Infeksi


Tuberkulosis
Kelompok Berisiko Tinggi Terpajan atau Terinfeksi Tuberkulosis

 kontak dekat dengan individu yang diketahui atau dicurigai


terinfeksi TB (missal, mereka yang tinggal dalam satu rumah
atau di lingkungan yang tertutup)
 individu ang lahir di tempat dengan angka kejadian TB cukup
tinggi (misalnya di Asia, Afrika, Amerika Latin, Eropa Timur,
dan Rusia)
 penghuni dan pekerja di lingkungan padat berisiko tinggi
(misalnya, pusat rehabilitasi, panti wredha, pusat pemulihan
mental, tempat tinggal jangka panjang, dan tempat
penampungan tuna wisma)
 petugas kesehatan yang merawat klien berisiko tinggi
 kelompok berpendapatan rendah, yang tidak mampu
membayar layanan medis (berdasarkan pendapatan per
kapita setempat)
 bayi, anak-anak, dan remaja yang terpajan dewasa berisiko
tinggi
 kelompok etnis minoritas atau ras berisiko tinggi, yang
ditetapkan berdasarkan peningkatan prevakensi TB (misal,
pengguna kokain crack)
Kelompok Risiko Tinggi Mengidap Penyakit TB Begitu
Terinfeksi
 mereka yang terinfeksi HIV
 individu yang baru-baru ini terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis (dalam dua tahun terakhir), terutama bayi dan

12
anak kecil
 individu yang diketahui memiliki kondisi medis yang dapat
meningkatkan risiko TB, jika terjadi infeksi – missal, diabetes.
 Individu yang pernah menjalani pengobatan TB, tetapi tidak
adekuat.

Sumber: National Center for HIC, STD, dan TB Prevention, Core


curriculum ON Tuberculosis: What the clinician should know.
www.cdc.gov/nchstp/tb/pubs/corecurr.

(Varney,2004:612)

Tes penapisan akan mendeteksi kepekaan berlebihan terhadap protein


tuberculin. Satu-satunya tes penapisan yang direkomendasikan oleh CDC
adalah tes Mantoux, yang dikenal dengan sebagai PPD.

Tes Mantoux terdiri dari 0,1 mm PPD yang mengandung lima unit
tuberculin, yang diebrikan melalui suntikan ke dalam kulit pada lengan
bawah. Reaksi terhadap PPD harus dibaca 48-72 jam setelah injeksi. Apabila
reaksi pasien tidak terbaca hingga 72 jam setelah penyuntikan dan ternyata
nilainya negatif, maka tes harus diulang. Nilai positif akan dapat diukur
hingga satu minggu setelah tes. Reaksi yang dimaksud di sini adalah
diameter pembengkakan (indurasi) yang dapat diukur dalam millimeter.
Eritema tidak termasuk dalam pemeriksaan ini. Tes Mantoux aman bagi
kehamilan. (Varney,2004:611)

Anergi adalah suatu kondisi ketika reaksi tuberkulin (respons


sensitivitas tipe lambat) menurun atau tidak muncul sama sekali pada
individu yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Anergi
disebabkan oleh infeksi HIV, TB paru atau TBC miliaris pada seluruh paru,
penyakit febril atau penyakit berat, campak atau infeksi virus lain, penyakit
Hodgkin, sarkoidosis, vaksinasi virus hidup, dan pemberian obat-obatan
kortikosteroid atau imunosupresan. Individu dengananergi dapat terinfeksi
TBC, tetapi sistem kekebalan tubuhnya tidak menghasilkan reaksi positif
terhadap PPD. Bagi individu dengan berbagai kondisi yang
dapatmenyebabkan anergi, diagnosis TBCtidak bisa disingkirkan anya karea
tes Mantoux menunjukan hasil negatif. Anergi dapat dipastikan dengan
menyuntikan dua anergen lain yang memiliki sensitivitas tipe lambat,
misalnya Candida, gondongan, atau toksoid tetatus secara intradermal (ke
dalam kulit) pada lengan bawah yang berfungsi sebagai kontrol. Antigen ini
tela diberikan kepada sekurang-kurangnya 90% penduduk. Indurasi lebih dari
3mm. Membuktikan bahwa sistem kekebalan tubuh mempunyai kemampuan
untuk bereaksi terhadap tes kulit, dan hasil PPD yang negatif meruapkan
hasil negatif sejati, ini berarti sistem kekebalan tubuh tidak mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dan hasilnya dinyatakan tidak valid.

Pada Kehamilan

13
Wanita hamil arus menjalanipenapisan tuberkulosis sesuai faktor
resiko. Semua wanita hamil yang memiliki nilai positif pada tes kulit harus
dilanjutkan dengan pemeriksaan sinar-x. Apabila diteukan gejala TB pada
hasil pemeriksaan sinar-x, maka harus dilakukan tiga rangkaian bahkan
sputum untuk mencari AFB. Jika ternyata hasilnya juga positif. Maka wanita
tersebut harus segera dirujuk ke dokter untuk mendapat pengobatan.

Begitu diduga terkena TB, wanita hamil harus segera menjalani terpai
ynag adekuat. Obat-obatann yang biasanay dipilih untuk program terapi
adalah isoniazid, rifapisin, dan etambuatol (etambutol tidak perlu diberikan
jika kemungkinan ada retensi terhadap isoniazid). Streptomisin tidak perlu
digunakan karena obat ini dibuktikan menimbulkan dampak yang
membahayakan janin. Selain itu, pirazinamid tidak perlu diberikan secara
rutin karwna efeknya pada janin belum diketahui secara pasti. Apabila durasi
pengobatan enam bulan tidak dapat digunakan, maka durasi pengobatan
minimum 9 bulan dapat diberikan. Untuk mencegah neuropati perifer,
disarankan memberi piridoksin (vitamin B6) kepada wanita hamil yang
mneggunakan isoniazid.

Menyusui selama terapi TB tidak di kontraindikasikan. Wanita


dianjurkan untuk terus menyusui bayinya. Transfer sejumlah kecil obat
melalui air susu ibu tidak dapat diartikan sebagai terapi bagi bayi baru lahir.

Tuberkulosisi adalah penyakit yang dpaat dilaporkan. Para bidan perlu


mengetahuidan memahami petunjuk dan aturan pelaporan, termasuk
konsekuensinya jika pelaporan terlambat atau alpa.

14
 ASMA
Diperkirakan satu hingga empat persen wanita hamil menderita asma.
Selama kehamilan, perkembangan klinis asma tidak dapt diperkirakan.
Wanita yang memiliki riwayat asma sebelum hamil terbukti akan terus
megalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Pada waita
yang memiliki riwayat asma, tetapi tidak memiliki riwayat akutbaru-baru ini
ataupun yang mengalami serangan kadang-kadang,pola asma yang
dialaminya dapat membaik ataupun memburuk. Apabila pada kehamilan
sebelumnya, wanita tersebut mengalami asma, maka kemungkinan besar
wanita tersebut akan mengalaminya pada kehamilan kali ini. Umumnya
wanita tersebut akan kembali ke tingkat keparahan selama sebelum hamil
pada bulan ketiga pasca partum.
Asma dihubungkan dnegan peningktan angka kematian perinatal,
hiperemesis gravidarum,pelahiran preterm, hipertensi kronis,preeklampsi,
bayi berat lahir redah, dan perdarahan pervaginam. Jumlah kejadian dan
keparahan efek yang dapat merugikan ini dikurangi melalui pengontrolan
asma yang baik.
Obat-obatan yang umumnya aman dan efektif mengobati asma
selama kehamilan, antar lain: bronkodialator hirup, misal albuterol
(proventil), metaproterenol (Alupent), dan sulfat terbutalin dalam bentuk
aerosol hirup (Brethaire). Obat oral yang biasa digunaka adalah teofilin
(Theo-Dur,Slo-Bid). Agens antiradang menunjukan kondisi asma yang dialami
berat.
Selama persalinan dan pelahiran, wanita harus terus meminum
obatnya secara teratur.perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa
status hidrasinya bai dan nyerinya daat diatasi dengan baik.tindakan ini
membantu mencegah spasme bronkus. Selama persalinan dan pelahiran,
hndari pengguanaan obat yang dapat menimbulakn spasme bronkus, misal
morfin dan meperidin (demerol). Apabila prostaglandiin dibutuhkan untuk
penetalaksanaan perdarahan pasca partum kala empat, maka berikan
prostaglandin E2 (PGE2), yang lebi dikenal dengan sebutan dinoproston di
pasaran.prostaglandin lain yanng lebih banyak digunakan adalah PG F2α (15-
methyl prostaglandin F2 alpha). Obat ini dopasaran dnegn merk Hemabate,
carboprost, atau Prostin/15 M dan dapat memicu spasme bronkus pada
wanita dengan riwayat asma. (Varney,2004:629).

Asma adalah radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan dengan
obbstruksi reversibel daro spasme, edema, dan produksi mukus- dan respon
yang berlebih terhadap stimuli. Asma diklasifikasikan terhadap empat langkah
berdasarkan keparahan dan frekuemsi gejala (1) asma ringan intermitten, (2)
ringan menetap, (3) sedang menetap, (4) berat menetap. Seiring berjalannya
waktu perubahan pada dinding jaalan nafs dapat mengarah padakonstruksi
irreversibel. Walaupun banyak kasus asma memiliki awitan sejak anak-anak,
orang dewasa juga dapa terserang penyakit baru. Data terkini menyebutkan
bahwa sekitar 14 juta orang dewasa Amerika kini memiliki gejala asma.
Perempuan dan orag Afrika Amerika dan memiliki penddapatan keluarga yang
rendah dikaitkan dengan peningkatan resiko berkembangnya asma. Orang
dewasa dengan gejala mengi, sesak dan nafas pendek haru dievaluasi untuk

15
mengetahui asma, kadang0kadang batuk nokturnal kering akan menjadi
satu-satunya keluhan. Diagnosis diferensial termasuk penyakit obstruktif
kronis (bronkhitis kronis atau emfisema), gagal jantung konf=gestif, emboli
paru, batuk erkai obat, dan penyebab lain obstruksi jalan nafas. Pemicu
serangan asma terbanyak pada orang dewasa termasuk latihan, rinitis
(infeksi atau alergi), bronkhitis, refluks gastroesofagus, dan alergi terhadap
NSAID (seperti Motrin), sulfit, atau oenyekat beta (seperti Inderal). Wanita
dengan asma sebaiknya dikonsulkan untuk menghindari pemicu, yang juga
bisa termasuk alergen inhalasi seperti parfum dan iritan seperti asap
lingkungan atau udara yang tercemar. Penghentian merokok adalah kunci
untuk menurunkan keparahan penyakit diantara wanita yang merokok.
National Institutes of Health Expert Panel Report pada asa mencatat bahwa
penyebab utama morbiditas dan mortalitas asma adlah karena tidak terobati
atau tidak terdiagnosis secara tepat. (Varney, 2004:134)

Selama kehamilan, gejala asma mungkin memburuk karena runag


paru tertekan oleh janin yang berkembang. Wanita dengan asma sedang
sampai berat dan eksaserbasi yang baru saj aterjani ini sebaiknya dirujuk
pada seorang dokter untuk dievaluasi. Liu dan rekan-rekannya elaporkan
suatu peningkatan akibat kehamilan yang tidak diharapkan yang berkaitan
dengan asma pada ibu, termasuk kelahiran praterm, ruptur membran
prematur praterm, dan gangguan hipertensi kehamilan. Namun mereka tidak
dapat mengidentifikasi keparahan penyakit atau tingkat pengendalian asma
dalam kohort retrospektif. Sehingga asma yang ditangani dengan baik
dengan eksaserbasi minimal tidak jelas akan memiliki akibat yang sama
pada kehamilan. Jika kondisi wanita stabil dan ia tidak mengalami
keterbatasan dalam aktivitas fisik, tidak ada alasan mengapa ia tidak harus
menerima perawatan pranatal dan melahirkan di bidan. (Varney, 2004:135)

3. System Persyarafan

Sedikit sekali yang diketahui tentang perubahan yang spesifik pada


fungsi persyarafan selama kehamilan, disamping dari perubahan
neorohormonal pituitary-Hypothalamic. Perubahan fisiologis yang spesifik
yang diakibatkan oleh kehamilan mungkin menyebabkan beberapa gejala
neurologi dan neorovaskuler:

1. Kompresi persyarafan pelvis atau statis vaskuler disebabkan oleh


pembesaran uterus yang menyebabkan perubuhan sensori pada kaki.
2. Lordosis dorsolimbar mungkin menimbulkan nyeri yang disebabkan oleh
penarikan syaraf atau penekanan pada akar-akar persyarafan.
3. Edema yang meliputi syaraf-syaraf perifer dapat menimbulkan Carpal
Tunnel Syndrome selama trimester akhir. Edema mengkompresi nervus
median di bawah ligament carval pada pergelangan tangan. Syndrome ini
dikarakteristikan oleh paresthesia (sensasi abdormal seperti rasa terbakar
atau tingling yang disebabkan oleh gangguan system syaraf sensoris) dan

16
nyeri pada tangan, menyebar kearah siku. Lengan yang dominan yang
biasanya paling sering terpengaruh.
4. Acroesthesia (mati rasa dan tingling pada tangan yang disebabkan oleh
posisi berdiri dengan bahu bungkuk yang dialami wanita selama
kehamilan. Kondisi ini dihubungkan dengan penarikan segmen flexus
brachials.
5. Tentionheadache adalah gejala umum bila terjadi kecemasan atau adanya
komplikasi kehamilan yang tidak pasti. Walaupun demikian, masalah-
masalah berhubungan dengan penglihatan seperti kegagalan refraksi,
sinusitis atau migran juga bertanggung jawab terhadap terjadinya nyeri
kepala.
6. “kepala terasa melayang”, pusing dan pinsang adalah hal-hal umum yang
bias terjadi selama awal kehamilan. Instabilitas vasomotor, postular
hiportensi atau hipoglikemia menjadi factor yang bertanggung jawab
terhadap kejadian diatas.
7. Hipokalsemia dapat menyebabkan masalah neuromuskuler seperti kram
otot atau tetani. (Bobak,2000:234).

4. Tambahan Hasil Diskusi

Tanda-tanda kehamilan dugaan, kemungkinan dan pasti.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu


serta perubahan sosial dalam keluarga. Menurut Armi (2006), bahwa
Tanda-tanda kehamilan terbagi menjadi 3 yaitu :
a. tanda dugaan/ tidak pasti
b. tanda kemungkinan
c. tanda pasti
Berikut masing-masing penjelasannya
a. Tanda-tanda dugaan hamil adalah :
1). Amenorea (tidak mendapat haid). Gejala ini sangat penting karena
umunnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan
tuanya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
2). Mual dan muntah. Umumnya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan, keadaan ini sering terjadi pada pagi hari tetapi
tidak selalu dan keadaan ini disebut ”morning sickness”. Dalam batas-
batas tertentu keadaan ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang biasa disebut
hiperemesis gravidarum.

17
3). Sering kencing. Keadaan ini terjadi pada kehamilan bulan-bulan
pertama disebabkan uterus yang membesar menekan pada kandung
kemih, gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini akan kembali terjadi karena kandung kemih
ditekan oleh kepala janin.
4). Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri. Disebabkan oleh
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar
(Rustam Mochtar, 1998).
5). Striae dan hiperpigmentasi kulit. Pada pipi, hidung dan dahi tampak
deposit pigmen yang berlebihan yang dikenal dengan cloasma
gravidarum. Areola mammae menghitam. Pada linea alba tampak
menjadi lebih hitam.
6). Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
7). Epulis adalah suatu hipertrofi papilla gingivae. Sering terjadi pada
triwulan pertama.
8). Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida
kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu,
timbul kembali pada triwulan pertama.
b. Tanda-tanda kemungkinan hamil adalah :
1). Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di
dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa korpus uteri seakan-
akan terpisah dengan serviks ( istmus sangat lembek
pada kehamilan). Pada kehamilan 6 – 8 minggu dengan pemeriksaan
bimanual sudah dapat diketahui tanda hegar ini.

Hegar Sign

18
2). Tanda piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak rata
hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar (uterus dalam
keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat implantasinya).
3). Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi. Kontraksi
yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi Braxton Hicks.
Adanya kontraksi Braxton Hicks ini menunjukkan
bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik.
4). Tanda ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh lebih
banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau sekonyong-
konyong uterus ditekan maka janin akan melenting dalam uterus,
keadaan inilah yang disebut dengan ballottement (Hanifa, 2005).
5). Tanda Chadwick adalah warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi
ungu/biru.

Payudara
1. Trimester I

Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon


somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.

Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus


pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian
mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-
alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan
membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola
mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak)
yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel Montgomery.

Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan


areola mammae. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa
berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan
payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi
dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah
membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang
sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai
jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti vena di payudara
lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar
payudara.

19
2. Trimester II

Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan.


Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh
kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.

3. Trimester III

Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk


laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada
payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit.
Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian
wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.

20

Anda mungkin juga menyukai