kelompok data. Atau Bila seorang peneliti ingin mengetahui apakah parameter dua
populasi berbeda atau tidak, maka uji statistik yang digunakan disebut uji beda dua
mean. Umumnya, pendekatan yang dilakukan bisa dengan distribusi Z (uji Z),
ataupun distribusi t (uji t). Uji Z dapat digunakan bila : (1) standar deviasi populasi
(σ) diketahui, dan (2) jumlah sampelnya besar (> 30). Bila kedua syarat tersebut
tidak terpenuhi, maka jenis uji yang digunakan adalah uji t dua sampel (two sample
t-test).
Sebelum kita melakukan uji statisik dua kelompok data, kita perlu
perhatikan apakah dua kelompok data tersebut berasal dari dua kelompok yang
Misalnya, apakah ada perbedaan rata-rata tekanan darah populasi intervensi (kota)
dengan populasi kontrol (desa). Atau, apakah ada perbedaan rata-rata berat badan
antara sebelum dengan sesudah mengikuti program diet. Sebelum kita melakukan
uji statistik dua kelompok data, kita perlu perhatikan apakah dua kelompok data
tersebut berasal dari dua kelompok yang independen atau berasal dari dua
independen bila populasi kelompok yang satu tidak tergantung dari populasi
desa dengan orang kota. Tekanan darah orang kota adalah independen (tidak
tergantung) dengan orang desa. Dilain pihak, dua kelompok data dikatakan
melihat perbedaan variasi kedua kelompok data. Oleh karena itu dalam pengujian
ini diperlukan informasi apakah varian kedua kelompok yang diuji sama atau tidak.
Varian kedua kelompok data akan berpengaruh pada nilai standar error yang
beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat/asumsi utama yang harus dipenuhi
dalam menggunakan uji-t adalah data harus berdistribusi normal, Jika data tidak
berdistribusi normal, maka harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu untuk
menormalkan distribusi data tersebut, maka uji-t tidak valid untuk dipakai, sehingga
datanya maka uji beda dua rata-rata dibagi dalam dua kelompok, yaitu: uji beda
Uji hipotesis beda proporsi dua sampel independen dilakukan pada dua kelompok
sampel yang diambil dari populasi yang berbeda. Kedua kelompok sampel ini tidak
memiliki keterkaitan sehingga memungkinkan jumlah sampel yang diambil dari kedua
kelompok tersebut adalah berbeda. Sebagai contoh kita membandingkan proporsi
penduduk miskin di dua kota yaitu Kota Jakarta dan Kota Surabaya. Jumlah sampel
yang diambil dari Kota Jakarta mungkin akan memiliki jumlah sampel yang lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah sampel yang diambil dari Kota Surabaya
disebabkan populasi penduduk di Kota Jakarta lebih banyak dibandingkan Kota
Surabaya.
Pada uji hipotesis beda proporsi ini, ukuran statistik yang diujikan adalah nilai proporsi.
nilai proporsi adalah perbandingan atau rasio antara sebuah kejadian dibandingkan
dengan total atau keseluruhan kejadian. Merujuk kepada contoh di atas, kejadian atau
fenomena yang diukur adalah jumlah penduduk miskin. Sehingga untuk mengukur
proporsi penduduk miskin disuatu wilayah dihitung dengan membandingkan jumlah
penduduk miskin terhadap total penduduk secara keseluruhan.
Statistik uji yang digunakan adalah uji Z, Berikut merupakan formula yang dapat
digunakan untuk menghitung nilai Z.
Nilai p1 adalah proporsi untuk kelompok pertama, nilai p2 adalah proporsi untuk
kelompok kedua. n1 adalah jumlah sampel yang diambil pada kelompok pertama,
sedangkan n2 adalah jumlah sampel yang diambil dari kelompok kedua. Nilai p adalah
proporsi gabungan antara keduanya yang dapat dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut: