TENTANG
b. bahwa dalam rangka kebutuhan transportasi dan penanggulangan muatan lebih di Pulau Kalimantan, diperlukan
penetapan kelas jalan;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun
1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);
2. Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3480);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun
1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);
5. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun
2002;
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 1993 tentang Rambu- rambu Lalu Lintas di Jalan;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Perhubungan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 45 Tahun 2002.
Memperhatikan : Surat Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : UM.0103-DP/338 tanggal 9
Agustus 2002 perihal Tanggapan tentang Konsep Kelas Jalan di Pulau Kalimantan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENETAPAN
KELAS JALAN DI PULAU KALIMANTAN Pasal 1
Untuk keperluan pengaturan, penggunaan serta kebutuhan lalu lintas dan angkutan, jalan dibagi dalam 5 (lima) kelas
yaitu :
a. Jalan kelas I;
b. Jalan Kelas II;
c. Jalan kelas III A; d. Jalan kelas III B; e. Jalan kelas III C.
Pasal 2
(1) Jalan Kelas I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a, merupakan jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang dizinkan lebih besar dari 10 ton;
(2) Jalan Kelas II sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, merupakan jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang dizinkan 10 ton;
(3) Jalan Kelas III A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c, merupakan jalan arteri atau kolektor yang
dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang dizinkan 8 ton;
(4) Jalan Kelas III B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf d, merupakan jalan kolektor yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi
12.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang dizinkan 8 ton;
(5) Jalan Kelas III C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf e, merupakan jalan lokal yang dapat dilalui
kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang
tidak melebihi
9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang dizinkan 8 ton.
Pasal 3
(1) Berdasarkan ketentuan kelas jalan sebagimana dimaksud dalam Pasal 2, ruas- ruas jalan di Pulau Kalimantan
ditetapkan sebagai Jalan Kelas III A , Jalan Kelas III B.
(2) Ruas-ruas jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan kelasnya, sebagaimana tercantum dalam
tabel pada Lampiran I dan peta pada Lampiran II Keputusan ini.
Pasal 4
Penetapan kelas jalan di Pulau Kalimantan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diumumkan dalam Berita
Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 5
Kelas jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, dimuat dalam Buku Jalan yang diterbitkan oleh Menteri
Perhubungan dan disebarluaskan kepada masyarakat pengguna jalan.
Pasal 6
Kelas jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, wajib dinyatakan dengan rambu- rambu lalu lintas.
Pasal 7
(1) Dalam rangka memenuhi perkembangan kebutuhan transportasi, kelas jalan dapat dilakukan evaluasi untuk
diadakan peninjauan kembali penetapannya.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Departemen Perhubungan berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Prasarana Wilayah Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Pasal 8
Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan Keputusan
ini.
Pasal 9
Ditetapkan di : JAKAR TA
Pada tanggal : 13 Januari 2003
MENTERI PERHUBUNGAN
Ttd.
1
NO. NOMOR DAN NAMA RUAS JALAN PANJANG KELAS
URUT (KM) JALAN
2
NO. NOMOR DAN NAMA RUAS JALAN PANJANG KELAS
URUT (KM) JALAN
3
NO. NOMOR DAN NAMA RUAS JALAN PANJANG KELAS
URUT (KM) JALAN
4
NO. NOMOR DAN NAMA RUAS JALAN PANJANG KELAS
URUT (KM) JALAN
Lampiran
1 Jaringan_Jalan_Kalimantan_Barat
2 Jaringan_Jalan_Kalimantan_Tengah
3 Jaringan_Jalan_Kalimantan_Selatan
4 Jaringan_Jalan_Kalimantan_Timur