Anda di halaman 1dari 7

Results of plagiarism analysis from 2018-02-06 07:55 UTC

EFEKTIFITAS LATIHAN KEGEL TERHADAP PERCEPATAN PENYEM BUHAN LUKA P


7.3%
Date: 2018-02-06 07:53 UTC

 All sources 9  Internet sources 8

 https://www.scribd.com/document/368190271/Literatur-Review-Kegel-Exercise-Riris-020
[1]
6.3% 11 matches

 https://www.scribd.com/document/367515222/senam-nifas
[2]
0.0% 4 matches

 asuhankebidanann.blogspot.com/2012/11/asuhan-pada-masa-nifas.html
[3]
0.0% 1 matches

 https://www.slideshare.net/MeliSasmita/kti-meli-sasmita
[4]
0.0% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/327827983/makalah-senam-nifas
[5]
0.0% 2 matches

 https://www.scribd.com/document/369500853/Materi-Kls-5-Prawatan-Luka
[6]
1.0% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/368069149/Tutorial-Mut
[7]
0.8% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/330962352/Makalah-Vulva-Uye
[8]
0.0% 1 matches

6 pages, 1950 words

PlagLevel: selected / overall


61 matches from 9 sources, of which 9 are online sources.

Settings
Data policy: Compare with web sources, Check against my documents
Sensitivity: Medium
Bibliography: Consider text
Citation detection: Reduce PlagLevel
Whitelist: --
ENDAHULUAN

Tiap tahun diperkirakan lebih dari 600.000 wanita meninggal akibat komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. Sebagian besar dari mereka berasal
dari negara-negara berkembang. Oleh karena perawatan antenatal, perinatal,dan
postnatal merupakan pelayanan dasar untuk mencegah dan memperbaiki kesehatan ibu
dan bayi saat kelahiran (Berghella, 2008). Salah satu pelayanan pada masa tersebut
[2]
adalah perawatan kesehatan pada masa nifas. Masa nifas merupakan masa sesudah
persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih
[2]
6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

ibu pada masa nifas merupakan suatu hal yang sangat penting karena pada masa itu
rawan sekali untuk terjadi komplikasi-komplikasi pada ibu melahirkan diantaranya
adalah infeksi genetalia (Bahiyatun, 2009). Salah satu penyebab infeksi genetalia
saat post partum adalah infeksi pada lukaepisiotomy. Tindakan ini dapat menyebabkan
trauma perineal, meningkatkan

morbiditas dan juga mempengaruhi kesejahteraan fisik, psikologi dan social wanita
(Manzanares, S,2013). Disamping itu pengalaman nyeri perineal akibat lacerasi juga
akan mempengaruhi aktifitas kehidupan sehari-hari (Albers, L.L. and Borders,
N.2007), sehingga diperlukan perawatan yang baik pada ibu nifas untuk mencegah
terjadinya komplikasi tersebut yakni dengan menjaga kebersihan vulva dengan
cara

[1]
SURYA 1 Vol. 07, No. 03, Desember 2015

Efektifitas Latihan Kegel terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Puskesmas Kalitengah Lamongan

mencuci perineum dengan air dan membersihkannya dengan larutan antiseptik setiap
selesai buang air besar dan buang air kecil, pembalut harus diganti dengan teratur
dan sering, mengkonsumsi makanan yang bernutrisi, banyak minum air putih, dan
mobilisasi dengan cara senam nifas dan latihan kegel

Menurut Fitri (2013) Angka Kematian Ibu (AKI), di Indonesia masih tertinggi di
[1]
antara negara ASEAN. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia dan negara lainnya
[1]
hampir sama yaitu sekitar (11%) disebabkan oleh infeksi. Infeksi masa nifas bisa
disebabkan karena luka jalan lahir yang tidak mengalami proses penyembuhan dengan
[1]
baik. Berdasarkan data yang diperoleh dari Jaminan Kesehatan Daerah Jakarta tahun
[1]
2007 terdapat 12 kasus yang mengalami keterlambatan penyembuhan luka perineum. Di
Jawa Timur angka kejadian infeksi nifas mencapai 38 ibu postpartum atau 8% dari 487
[1]
jumlah kasus kematian maternal (Depkes, 2012 mengkutip dari KTI Harijati). Menurut
survey awal yang dilakukan penelirti, setidaknya ada sekitar 40% dari 10 ibu nifas
yang mengalamiinfeksi perineal dan mengakibatkan keterlambatan penyembuhan luka
perineum dengan karakteristik luka masih agak basah, belum terbentuk jaringan parut
[1]
dalam waktu 7 hari setelah bersalin. Dari data tersebut menujukkan bahwa masih
adanya ibu nifas dengan penyembuhan luka perineum lambat.
[1]
Keterlambatan penyambuhan luka perineum pada ibu nifas dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu kurang nutrisi, kurang menjaga kebersihan diri atau perineum, kurang
istirahat, kurang mobilisasi dan olah raga seperti senam nifas sehingga dapat
menimbulkan infeksi. Mobilisasi masa nifas dilakukan secara bertahap sesuai
kekuatan ibu. Mobilisasi dapat mengencangkan otot-otot perut dan perineum, juga
mempercepat pemyembuha luka, mencegah komplikasi, meningkatkan otot-otot punggung,
pelvis dan abdomen. Tapi banyak ibu yang engganmelakukan mobilisasi sehingga
mempengaruhi kelancaran sirkulasi darah kejaringan yang luka dan keaadan tersebut
jika berlangsung lama akan berakibat meningkatkan resiko infeksi genetalia
[6]
(Bahiyatun, 2009). Infeksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka perineum
tetapi juga dapat menyebabkan

kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu
sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka perineum
[2]
yaitu dengan melaksanakan senam nifas. Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu
[2]
24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari. Setelah 6 jam persalinan
normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh melakukan mobilisasi,
termasuk senam nifas (Marie, 2003). Senam nifas akan mengakibatkan kontraksi dan
relaksasi otot-otot panggul sehingga membantu meredakann
ketidaknyamanan perineum serta meningkatkan sirkulasi lokal, mengurangi edema dan
mempercepat penyembuhan luka perineum (Bahiyatun, 2009). Salah satu gerakan dalam
senam nifas diantaranya adalah latihan Kegel yang bermanfaat untuk membantu
penyembuhan luka perineum, meredakan hemoroid dan varises vulva,meningkatkan
pengendalian urine, membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot sfingter dan
memperbaiki respon verbal (Bahiyatun, 2009). Disamping itu Dr. Arnold Kegel pada
tahun 1940 menemukan bahwa latihan mengkontriksikan dan menahan vagina yang lebih
diketahui dengan istilah kegel exercise telah dirancang khusus meningkatakn
kekuatan otot dasar panggul. Kegel exercise dapat menurunkan lacerasi yang terjadi
akibat persalinan pervaginam, meningkatkan tonus otot vagina, menurunkan edema
perineal serta meningkatkan sirkulasi pada daerah perinel (el hamid,2012),sehingga
mmampu meningkatkan penyembuhan luka perineal. ( Latihan ininjuga bermanfaat untuk
mencegah urinal dan fekal inkontinensia (Park, 2013) Hal tersebut didukung hasil
penelitian Shinde (2013) yang menyebutkan latihan senam nifas dan latihan otot
dasar panggul dapat meningkatkan kekuatan otot dasar panggul dan menigkatkan
sirkulasi darah ke luka sehingga mempercepat penyembuhan luka perineum.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian menggunakan

metode pra-eksperimental dengan pendekatan static group comparation design

SURYA 2 Vol. 07, No. 03, Desember 2015

Efektifitas Latihan Kegel terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Puskesmas Kalitengah Lamo ngan

yaitu jenis penelitian unt uk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada kelompok
subyek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan kelompok yang tidak
[1]
mendapat perlakuan (Nu rsalam, 2008). Penelitian ini keefektifan latihan kegel
terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di puskesm as Kalitengah
[1]
Lamongan. Sampel penelitian ini Seluruh ibu nifas yang mengalami luka perineum di
Puskesmas Kalitengah Lamo ngan pada bulan juli sampai oktober 2015 s ebanyak 30 ibu
[1]
yang dibagi menjadi 2 k elompok secara randomisasi. Bagi kelompok intervensi
Diberikan senam selama 15 menit setiap hari selama 7 hari, kemudian evaluasi di
lakukan pada hari ke-7 postpartu m. Sedangkan kelompok control tidak dibe rikan
perlakuan apapun namun observasi luk a perineum juga dilakukan hari ke-7 postpartum
HASIL PENELITIAN

1. Data Umum
1) Perbandingan Karakteristik
Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol Berdasarkan Usia

Gambar 1 Perbandinga n Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Berdasarkan Usia pada Ibu nifas Di Puskesmas Kalitengah Lamongan,Tahun 2015.

Dari gambar 1 di ata s menunjukkan seluruh atau (100%) re sponden pada kelompok
perlakuan berusia 20 – 30 tahun sedangkan hampir semua atau (86,8%) responden pada
kelompok ko ntrol berusia 20

– 30 tahun dan hanya seba gian kecil atau (6,6%) responden masing-m asing berusia
di bawah 20 tahun dan di atas 3 0 tahun.

2) Perbandingan Karakteristik
Responden Kelompok Perlakuan dan

Kontrol Berda sarkan Tingkat


Pendidikan

Gambar 2 Perbandi ngan Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Berdasarkan Tingkat P endidikan pada Ibu

nifas Di Puskesmas Kalitengah Lamongan,Tahun 2015

Dari gambar 2 d i atas menunjukkan lebih dari sebagian at au (60%) responden pada
kelompok perlakuan berpendidikan SMA/ MA dan hanya sebagian kecil atau (13,3%)
responden berpendidikan SMP/MTS sedangkan lebih dari se bagian atau (53,3%)
responden pada kelompok kontrol berpendidikan SMA/ M A dan hanya sebagian kecil
atau (20%) resp onden berpendidikan Sekolah menegah pertam a.

3) Perbandingan Karakteristik

Responden Kelomp ok Perlakuan dan Kontrol Berdasarka n Pekerjaan

Gambar 3 Perbandi ngan Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Berdasarkan pekerjaan pada Ibu nifas Di Puskesmas Kalitengah Lamongan,Tahun 2015

Gambar 3 di atas menunjukkan hampir sebagian atau (40% ) responden pada kelompok
perlakuan b ekerja sebagai ibu rumah tangga biasa dan hanya sebagian kecil atau
(13,3%) responden bekerja sebagai petani sedangkan ha mpir sebagian atau (46,7%)
responden pada kelompok kontrol

SURYA 3 Vol. 07, No. 03, Desember 2015

Efektifitas Latihan Kegel terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Puskesmas Kalitengah Lamo ngan

bekerja sebagai ibu rumah t angga biasa dan hanya sebagian kecil atau (6 ,7%)
responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil.

4) Perbandingan Karakteristik

Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol Berdasarkan Paritas.

Gambar 4 Perbandingan Karakteristik Responden Kelompok Perlakuan dan Kontrol


Berdasarkan paritas pada Ibu nifas Di Puskesmas Kalitengah Lamongan,Tahun 2015
Gambar 4 di atas menunjukkan sebagian atau (46,7%) r esponden pada kelompok
perlakuan memiliki masing-masing 1 dan 2 anak dan hanya sebagian kecil atau (6,6%)
responden memiliki anak lebih dari 2 sedangkan sebagi an atau (46,7%) responden
pada kelompok kontrol memiliki 1 anak dan hanya sebagian k ecil atau (20%)
responden memiliki anak lebih dari 2.
2. Data Khusus
1) Perbandingan Penyem buhan Luka Perineum pada Ibu Nifas yang Melakukan Latihan
K egel dan yang Tidak Melakukan Lat ihan Kegel di Puskesmas Kalitengah Lamongan

Gambar 5 Perbandingan pen yembuhan luka perineum Kelompok Perlaku an dan Kontrol Di
Puskesmas Kalitengah Lamongan,Tahun 2015

Gambar 5 di atas men unjukkan bahwa hampir semua atau (93,3%) pada kelompok
perlakuan mengalami pen yembuhan luka

perineum cepat dan hanya sebagian kecil

responden atau ( 6,7%) mengalami penyembuhan luka lambat sedangkan lebih dari
sebagian atau (66,7%) responden pada kelompok kontrol peng alami penyembuhan luka
lambat dan ha mpir sebagian atau (33,3%) mengalami penyembuhan luka cepat. Untuk
mengetahui efektifitas latihan kegel terhadap percepata n penyembuhan luka perineum
dilakukan uji statistik Mann Whitney dengan taraf signifikan 0,05. Hasil analisis
dapat dilihat pad a tabel dibawah ini:

Tabel 1 Tabel Hasil Uj i Statistik efektifitas latihan kegel Terhadap percepatan


Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu nifas Di Puskesmas Kalitengah Lamongan, Ta hun
2015

No Kelompok Karatk teristik Asymp. Keterangan

Penye mbuhan (2-tailed)


L uka

Lamba t Cepat

1 Perlakuan 1 14 0,001 Ada


2 Kontrol 10 5 Perbedaan
yang
Signifikan

Berdasarkan tabe l 1 di atas diketahui bahwa hasil uji stati stik Mann Whitney
didapatkan nilai Asymp. (2-tailed) = 0,001 ( 0,05) sehingga H0 ditolak berarti
latihan kegel efektif untuk m empercepat terhadap penyembuhan luka perineum pada
ibu postpartum di Wilaya h Kerja Puskesmas Kalitengah Lamongan.

PEMBAHASAN
1. Tingkat Penyembu han Luka Perineum pada Kelompok Int ervensi

Berdasarkan gambar 5 dapat disimpulkan bahwa ha mpir semua (93,3%) penyembuhan luka
peri neum cepat pada ibu postpartum di wilaya h kerja Puskesmas Kalitengah Lamongan
yang mendapatkan latihan kegel Hal ini kerena seluruh ibu berusia muda sesuai
gambar 1 yang menunjukkan bahwa ibu berumur sekitar 20-30 tahun pada rentan g usia
tersebut, ibu masih mempunyai sem angat tinggi untuk latihan kegel. Dari has il
penelitian latihan kegel didapatkan per ubahan karakteristik penyembuhan luka pada
hari pertama, keempat dan ketujuh dimana pada awalnya luka akan basah, tidak ada
tanda granulasi,

SURYA 4 Vol. 07, No. 03, Desember 2015

Efektifitas Latihan Kegel terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu
Nifas di Puskesmas Kalitengah Lamongan

luka jelek setelah bebrapa hari (hari ke 4) bekas luka akan mengalami perubahan
luka menjadi lebih kering, mulai ada tanda granulasi, luka mulai membaik dan tidak
ada perlengketan saat pergantian pembalut. Dan dalam waktu 7 hari akan didapatkan
hasil penyembuhan luka perineum yang sudah baik dengan karakteristik luka kering,
bekas luka baik, tidak ada crusta, tidak ada perlengketan saat pergantian pembalut
dan tidak ada tanda-tanda infeksi maupun inflamasi. Karakteristik ini didapatkan
pada hampir semua ibu. Diharapkan semua ibu bersalin normal untuk semakin dini
melakukan latihan sehingga akan mempercepat penyembuhan luka perineum dan mencegah
komplikasi-komplikasi pada masa nifas Sesuai dengan yang dikatakan oleh Mason,L,
(2014) yang menyatkan bahwa pelvic floor exercise yang dalam hal ini kegel exercise
dapat memperkuat otot dasar panggul, meningkatkan elastisitas perinel dan
meningkatkan sirkulasi darah perineal, pernyataan ini di dukung oleh Bahiyatun
(2009) latihan kegel yang ada dalam senam nifas akan mengakibatkan kontraksi dan
relaksasi otot-otot panggul sehingga membantu meredakan ketidaknyamanan perineum
serta meningkatkan sirkulasi lokal, mengurangi edema dan mempercepat penyembuhan
luka perineum.

Namun ada sebagian kecil (6,7%) yang melakukan latihan kegel masih mengalami
penyembuhan luka lambat karena responden memiliki pantang maknan dimana hanya
mengkonsumsi makanan tahu dan tempe dan juga kurang minum, dalam sehari responden
hanya minum sekitar 1300 ml. Walaupun tahu dan tempe mengandung protein nabati tapi
tubuh membutuhkan protein lebih seperti daging, ikan dan telor karena didalam
makanan tersebut banyak mengandung protein hewani dimana makanan yang bernutrisi
terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada
perineum. Hal ini sesuai dengan teori menurut DepKes-FKMUI (2007) faktor gizi
terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka pada
perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. Karena pada
kejadian perlukaan, maka banyak nitrogen yang dilepas ke dalam urine, dan banyaknya
sesuai dengan protein yang hilang, infeksi, demam dan tindakan

pembedahan yang menimbulkan trauama juga menyebabkan hilangnya nitrogen dan


meningkatnya kebutuhan energi. Energi ini diperlukan untuk meningkatkan sintesis
protein untuk menggantikan dan memperbaiki jaringan yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai