Anda di halaman 1dari 35

Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

LEMBAR PENILAIAN

Judul Percobaan : Hubungan Seri, Paralel dan Kombinasi suatu


Tahanan
Kelompok : IV (EMPAT)
Tanggal Praktek : 04 Maret 2019

1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)
1 Erhil Abriansyah Azis 321 18 086
2 Syahwan F 321 18 085
3 Mahyuddin S 321 18 087

2. Catatan:

3. Penilaian:

Skor : Laporan Diperiksa,

Tgl ACC : KURNIAWATI NAIM ST., MT

iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Kerja ............................................................................................. 8
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 10
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 11
Bab V Pembahasan
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 12
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 20
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 21
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 23
Bab VII Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 27
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman

v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Kode warna resistor 4

vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Asistensi


Lampiran 2 Copy Kartu Kontrol
Lampiran 3 Data Sementara

vii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rangkaian listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat
listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan
hubungan alat-alat listrik, maka rangakaian listrik tersusun menjadi tiga cara,
yaitu rangkaian seri, paralel, dan campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian
yang disusun secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-tiap komponen
adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian yang disusun secara sejajar,
sehingga tegangan atau beda potensial tiap komponen adalah sama. Rangkaian
campuran adalah rangkaian gabungan antara seri dan paralel.
Melihat bahwa pentingnya mempelajari rangkaian seri dan paralel
maka, dilakukan praktikum ini agar kita dapat menyimpulkan hasil analisa
pengukuran rangkaian seri maupun paralel. Dimana kita dapat mengetahui dan
membedakan antara hubungan rangkaian seri, hubungan rangkaian paralel, dan
hubungan rangkaian kombinasi atau gabungan rangkaian seri dan paralel. Dan
juga pada praktikum ini praktikan dapat mengetahui cara menentukan
resistansi dari suatu rangkaian dengan benar. Selain itu, praktikan dapat
mengetahui cara merangkai hubungan seri, paralel dan kombinasi seri-paralel.
Praktikum ini sebagai langkah awal atau pembelajaran sebelum terjun langsung
ke masyarakat umum atau dunia kerja.

1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

B. Tujuan

Selesai melaksanakan percobaan praktikum, diharapkan dapat :


 Membuktikan bahwa tahanan seri (Rs) dapat dicari dengan rumus 𝑅𝑠 =
𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
1
 Membuktikan bahwa tahanan paralel (Rp) dapat dicari dengan rumus =
𝑅𝑝
1 1 1 1
+ 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛
𝑅1

 Menghitung nilai tahanan yang dihubung secara kombinasi berdasarkan


rumus Rs dan Rp
 Menentukan nilai tahanan pengganti pada hubungan seri, paralel, dan
kombinasi

2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB II
TEORI DASAR

Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan
saja pada rangkaian tersenut, tetapi tidak dihubungkan dengan tahanan yang
lain, yang dapat dirangkaiakan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri
2. Tahanan yang dihubungkan secara parallel
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
Jadi jelas bahwa tahan tersebut diatas dirangkai menurut kebutuhan.
2.1 Hubungan Seri
Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang dihubungkan
secara seri.
V1 V2 V3

R1 R2 R3

Gambar 2.1 Rangkaian Hubung seri


Dari hokum kirchoff II didapatkan :
𝐸 = 𝐼 × 𝑅1 + 𝐼 × 𝑅2 + 𝐼 × 𝑅3
Dari hukum ohm bahwa 𝐸 = 𝐼 × 𝑅𝑠
Sehingga persamaan diatas menjadi :
𝐼 × 𝑅𝑠 = 𝐼(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3)
Jadi 𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
Dan persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah
jumlah dari harga masing-masing tahanan atau dalam rumus umunya dituliskan
:
𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ + 𝑅𝑛

3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

2.2 Hubungan Paralel


Gambar 2.2 dalam rangkaian 3 buah tahanan dalam hubungan parallel

I1 R1

Ir I2 R2

I3 R3

Gambar 2.2 Rangkaian Hubung Paralel


Berdasarkan hokum kirchoff maka besar arus :
𝐼 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3
Berdasarkan hokum ohm dapat disubtitusikan :
𝐸 𝐸 𝐸 𝐸 1 1 1 1
= 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 sehingga, = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝑅𝑝 𝑅𝑝

Atau dalam rumus umunya maka :


1 1 1 1 1
= + + + ⋯+
𝑅𝑝 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Khusus untuk dua tahanan yang dihubungkan parallel dapat digunakan rumus :

𝑅1 × 𝑅2
𝑅𝑝 =
𝑅1 + 𝑅2

2.3 Hubungan kombinasi / campuran

Dalam hubungan kombinasi (campuran seri parallel) besdar tahanan pengganti


dapat dicari dengan menggabugnkan rumus-rumus pada hubungan seri parallel
bergabung susunan / rangkaian). Sebagai salah satu contoh adalah gambar 2.3
yang merupakan rangkaian dari 3 buah tahanan yang dihubung secara
kombinasi.

4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

R2

R1 B

R3

Gambar 2.3 Rangkaian Hubungan Kombinasi


Berdasarkan rumus-rumus seri parallel, maka :
𝑅2 × 𝑅3
𝑅𝐴𝐵 = 𝑅1 +
𝑅2 + 𝑅3

5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Tabel 3.1 Alat dan bahan yang digunakan
No. Material Jumlah / Unit Satuan
1. Sumber tegangan DC 1 Buah
10V
2. Multimeter
- Analog 2 Buah
- Digital 1
3. Tahanan Ω/ 0.5 W: 3 x 1k 1 Buah
; 2k2 ; 3k3
4. Tahanan Ω/ 5 W ; 330 1 Buah
5. Saklar 1 Buah
6. Kabel Penghubung 20 Buah
7. Papan rangkaian 1 Buah

B. Gambar Rangkaian Percobaan


1. Hubungan Seri

A
R1 R2 R3
E V1 V2 V3

Gambar 3.1 Rangkaian Hubungan Seri

6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

2. Hubungan Pararel
A1
S

A2 A3

V1 V2

Gambar 3.2 Rangkaian Hubungan Pararel

3. Hubungan Kombinasi
V2

A1 A2
R1 R2

V1 V2
E
A3
R3

Gambar 3.3 Rangkaian hubungan Kombinasi


C. Prosedur Percobaan
3.1 Hubungan seri

1. Meneliti semuaperalatan sebelum digunakan


2. Membuat rangkaian seperti gambar 3.1
3. Melakukan pengukuran sesuai table 4.1

A
R1 R2 R3
E V1 V2 V3

Gambar 3.1 Rangkaian Hubungan seri

7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

3.2 Hubungan Paralel

1. Mengubah rangklaian menjadi rangkaian gambar 3.2


2. Melakukan pengukuran sesuai table 4.2

A1
S

A2 A3

V1 V2

Gambar 3.2 rangkaian hubungan parallel

3.3 Hubungan Kombinasi

1. Mengubah rangkaian menjadi rangkaian gambar 3.3.


2. Melakukan pengukuran sesuai dengan table 4.3
V2

A1 A2
R1 R2

V1 V2
E
A3
R3

Gambar 3.3 Rangkaian hubungan Kombinasi

8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

D. Analisa Perhitungan

1.) Menghitung Arus (I), menggunakan hukum Ohm


V
I=
R
I1=I2+I3

2.) Menghitung Resistansi


𝑽
𝑹= 𝑰

𝑅𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ....dst

3.) Menghitung Tegangan

𝑽=𝑰𝑿𝑹

𝑉𝑡𝑜𝑡 = 𝑉𝑅1 + 𝑉𝑅2 + 𝑉𝑅3 + .....dst

4.) Menghitung Persen Error menggunakan rumus

Perhitungan−Pengukuran
Error(%) = 𝑥 100%
Perhitungan

9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB IV

DATA DAN HASIL PERCOBAAN


A. Data Percobaan
1. Data Hasil Percobaan I untuk Hubungan Seri
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hubungan Seri
R(Ω) R(Ω) Tegangan V Arus I Tahanan Total (Ω)
No
Menurut Kode Diukur VR Vtot (mA) Diukur Dihitung
R1 = 1K 996 3,34
1 R2 = 1K 994 3,34 10,2 3 2985 3K
R3 = 1K 995 3,34
R1 = 1K 994 1,6
2 R2 = 2K2 2168 3,34 10 1.4 6453 6,5K
R3 = 3K3 3291 5

2. Data Hasil Percobaan II untuk Hubungan Paralel


Tabel 4.2 Hasil Percobaan Hubungan Paralel
R (Ω) R (Ω) Arus (mA) Tahanan Total (Ω)
No
Menurut kode Diukur I1 I2 I3 Diukur Dihitung
R1 = 1K 996
1 19,85 10 9 1990 2K
R2 = 1K 994
R1 = 2K2 2168
2 14,25 4.5 4,9 3162 3,2K
R2 = 1K 994
R1 = 3K3 3268
3 31,67 4.5 2,98 3527 3,6K
R2 = 330 327

3. Data Hasil Percobaan III untuk Hubungan Kombinasi Seri dan Paralel
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hubungan Kombinasi Seri dan Paralel
R (Ω) Jatuh Tegangan Tahanan Total
R (Ω) Arus (mA)
No Menurut (Volt) (Ω)
Diukur
Kode V1 V2 V3 I1 I2 I3 Diukur Dihitung
R1 = 1K 996
1 R2 = 1 K 994 6,6 3,4 3,4 6,70 3,33 3,18 2985 3K
R3 = 1K 995
R1 = 1K 994
2 R2 = 2K2 2168 4,29 5,8 5,8 4,33 2,48 1,72 6453 6,5K
R3 = 3K3 3291

10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB V

PEMBAHASAN
A. Perhitungan secara Teori
 Perhitungan rangkaian seri
a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
R3 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1+R2+R3
= 1K Ω + 1K Ω +1K Ω
= 3K Ω
= 3000 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1 Perhitungan resistansi total rangkaian seri

Resistansi (Ω) Resistansi


No Kode Nilai Total (Ω)
Warna resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3K
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 6,5K
R3 = 3K3 3300

b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω

11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dit : I =…?
Peny:
𝐕
𝐈 = 𝐑𝐭𝐨𝐭
10V
I = 3000Ω

I = 0.0033 A
𝐈 = 𝟑. 𝟑 𝐦𝐀
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2 Perhitungan arus rangkaian seri

Resistansi (Ω)
No Nilai Arus (mA)
Kode Warna
resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3.3
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300

c. Tegangan
Untuk percobaan 1
- Masing-masing resistor
Dik : I = 3.3 mA = 0.0033 A
R1= 1K Ω = 1000 Ω
Dit : V =…?
Peny :

V= 𝐈 𝐱 𝐑
= 0.0033 x 1000
= 𝟑. 𝟑 𝐕

12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

- Tegangan total
Dik : Itot = 0.0033 A
Rtot= 3000 Ω
Dit : Vtot =…?
Peny :
Vtot = Itot x Rtot
= 0.0033 A x 3000 Ω
= 9.9 V

Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan


rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.3 Perhitungan tegangan rangkaian seri

Resistansi (Ω) Jatuh Tegangan (V)


No Nilai
Kode Warna VRx VTOT
resistansi
R1 = 1 K 1000 3.3
1. R2 = 1 K 1000 3.3 9.9
R3 = 1 K 1000 3.3
R1 = 1 K 1000 3.3
2. R2 = 2K2 2200 3.38 9.94
R3 = 3K3 3300 5

13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

 Perhitungan rangkaian paralel

a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1//R2
𝑅1 × 𝑅2
=
𝑅1 + 𝑅2
1K Ω × 1K Ω
=
1K Ω + 1K Ω
= 0.5K Ω
= 500 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua dan ketiga masing-masing
menggunakan rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.4 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel
Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. 500
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 687.5
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 300
R2 = 330 330

b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
Rtot = 500 Ω
R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω

14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Dit : I =…?
Peny:
𝑽
𝐈𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕

10
=
500

= 𝟎. 𝟎𝟐 𝑨 = 20 mA

𝑽
𝐈𝟐 = 𝑹
𝟐

10
=
1000

= 𝟎. 𝟎𝟏 𝑨 = 10 mA

𝑽
𝐈𝟑 = 𝑹
𝟑

10
=
1000

= 𝟎. 𝟎𝟏 𝑨 = 10 mA

Penyelesaian pada percobaan kedua dan ketiga masing-masing


menggunakan rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 Perhitungan arus rangkaian paralel

Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. 20 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 14.54 4.54 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 33.33 3.03 30.30
R2 = 330 330

15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

c. Tegangan
Untuk percobaan 1
R1=1K Ω = 1000 Ω
Dik : I1 = 0.02 A
Rtot= 500 Ω
Dit : V1 =…?
Peny :
𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑𝐭𝐨𝐭
= 0.02 × 500
= 𝟏𝟎 𝑽
Penyelesaian pada percobaan kedua dan ketiga masing-masing
menggunakan rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.6 Perhitungan tegangan rangkaian paralel

Resistansi Jatuh
No (Ω) Tegangan (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2
R1 = 1 K 1000
1. 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 10 10
R2 = 330 330

16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

 Perhitungan rangkaian kombinasi

a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
R3 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1+(R2//R3)
R2 ×R3
= R1+
R2 +R3
1K Ω×1K Ω
= 1K Ω 1K Ω+1K Ω
= 1.5K Ω
= 1500 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.7 Perhitungan resistansi total rangkaian kombinasi

Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300

b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
Rtot= 1.5K Ω = 1500 Ω
R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3= 1K Ω = 1000 Ω

17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Dit : I =…?
Peny:
𝑽
𝐈𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕

10
= 1500

= 0.0066A

= 𝟔. 𝟔𝟔 𝐦𝐀
Mencari tegangan pada R1 terlebih dahulu :

𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑 𝟏

= 6.66 ×−3 × 1000

= 𝟔. 𝟔𝟔 𝐕

Mencari nilai tegangan pada R2 dan R3 :

𝐕𝟐 = 𝐕𝐭𝐨𝐭 − 𝐕𝟏

= 10 − 6.66

= 𝟑. 𝟑𝟒 𝑽

𝑽𝟐 : 𝑽𝟑 = 𝟑. 𝟑𝟒 ∶ 𝟑. 𝟑𝟒

Untuk I2 dan I3

𝑽𝟐 3.34
𝐈𝟐 = = = 3.34 × 10−3 = 𝟑. 𝟑𝟒 𝒎𝑨
𝑹𝟐 1000

𝑽𝟐 3.34
𝐈𝟑 = = = 3.34 × 10−3 = 𝟑. 𝟑𝟒 𝒎𝑨
𝑹𝟐 1000

Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan


rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.8 Perhitungan arus rangkaian kombinasi

Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.66 3.34 3.34
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4.3 2.58 1.72
R3 = 3K3 3300

c. Tegangan
Untuk percobaan 1
Dik : I1 = 6.66 mA = 0.0067 A R1 =1000 Ω
I2 = 3.34 mA= 0.0034 A R2 =1000 Ω
I3 = 3.34 mA= 0.0034 A R3=1000 Ω

Dit : V1 =…?
Peny :
 𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑1
= 0.0067 × 1000

= 𝟔. 𝟕 𝑽

 𝐕𝟐 = 𝐈𝟐 × 𝐑2
= 0.0034 × 1000
= 𝟑. 𝟒 𝑽
 𝐕𝟑 = 𝐈𝟑 × 𝐑3
= 0.0034 × 1000
= 𝟑. 𝟒 𝑽

Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan


rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.9 Perhitungan tegangan rangkaian kombinasi

Resistansi Jatuh Tegangan


No (Ω) (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2 V3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.7 3.4 3.4
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4.3 5.67 5.67
R3 = 3K3 3300

B. Perbandingan Teori dan Praktek

1. Rangkaian seri

a. Persentase error
Untuk percobaan 1
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω

𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 %
𝑻
𝟑𝟎𝟎𝟎− 𝟐𝟗𝟖𝟓
Error (%)= x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎

Error (%) = 𝟎. 𝟓 %

Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan


rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.10 Perbandingan teori dan praktek rangkaian seri

Resistansi (Ω) Resistansi total Arus (mA)


NO (Ω)
Kode Error Error Error
Praktek Teori Praktek Teori
Warna (%) Praktek (%) (%)
R1 = 1 K 996 1000 0.4
1. R2 = 1 K 994 1000 0.6 2976 0,5 3,35 3.3 1,5
R3 = 1 K 995 1000 0.5
R1 = 1 K 994 1000 0.6
2. R1 = 2K2 2168 2200 1,4 6453 0,7 1,54 1.53 0,6
R1 = 3K3 3291 3300 0.9

Tabel 5.11 Perbandingan teori dan praktek rangkaian seri


Jatuh Tegangan (V)
No VRx VTOT
Praktek Teori Error (%) Praktek Teori Error (%)
3.34 3.3 1,2
1. 3.34 3.3 1,2 10.2 10 -2
3.34 3.3 1,2
1.6 3.3 5,1
2. 3.34 3.38 1,2 10 10 0
5 5 0

2. Rangkaian paralel

Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel


digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian
seri sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.12 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel

Resistansi Resistansi Total Jatuh Tegangan (V)


(Ω) (Ω) V1 V2
No
Kode
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
Warna
R1 = 1 K 996 1000 0,4
1. 1190 2K 0,5 10 10 0 10 10 0
R2 = 1 K 994 1000 0,6
R1 = 2K2 2168 2200 1,4
2. 3162 3,2K 1,1 10 10 0 10 10 0
R2 = 1 K 994 1000 0,6
R1 = 3K3 3291 3300 0,9
3. 3572 3,6K 1,5 10 10 0 10 10 0
R2 = 330 327 330 0,9

Tabel 5.13 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian paralel


Arus
(mA)
A1 A2 A3
No
Error
Error Error
Praktek Teori Praktek Teori Praktek Teori
(%) (%) (%)

1. 19,85 20 0,75 10 10 0 10 10 0

2. 14,25 14,54 1,9 4,9 4.54 -7,9 10 10 0

3. 31,67 33,33 4,9 2,98 3.03 1,6 25,9 30.30 14,5

3. Rangkaian kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian
seri dan rangkaian paralel sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Tabel 5.14 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi

Arus
Resistansi Total (mA)
Kode (Ω)
No A1 A2 A3
Warna
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
R1 = 1 K
1. R2 = 1 K 2985 3K 0,5 6,7 6.6 14,2 3,33 3.34 0.2 3,18 3.34 4,7
R3 = 1 K
R1 = 1 K
2. R2 = 2K2 6453 6,5K 0,7 4,3 4.3 0 2,48 2.58 3,8 1,72 1.72 0
R3 = 3K3

Tabel 5.15 Perbandingan teori dan praktek pada rangkaian kombinasi


Jatuh Tegangan
(V)
No Resistansi (Ω)
V1 V2 V3
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
996 1000 0,4
1. 994 1000 0,6 6,6 6.7 1,4 3,18 3,4 6,4 3.4 3.4 0
995 1000 1,4
994 1000 0,6
2. 2168 2200 0,9 4,29 4.3 0,2 2,48 5,67 5,6 5,8 5,67 -2,2
3291 3300 0,9

C. Analisa Hasil Praktikum

1. Percobaan I
 Hasil yang diperoleh dari Percobaan I yaitu rangkaian hubungan
seri, nilai yang diperoleh secara teori dengan membaca nilai atau
kode angka yang tertera di resistor batu dapat juga dilihat dari
warna pada batang resistor keramik, cara menentukan nilai resistor
secara teori memiliki cara yang sama untuk menentukan nilai
resistor pada Percobaan I, II dan III.
 Dalam percobaan ini pengukuran resistansi terdapat perbedaan
dalam hasil antara teori dan praktek.

23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

 Hal ini di sebabkan karena setiap resistansi memiliki nilai


kesalahan yang berbeda dan sangat mempengaruhi pengukuran
pada alat ukur, contohnya pada resistor keramik nilai kesalahannya
±5% dimana presentase error terbesarnya adalah 1.07 % seperti
pada rangkaian kedua.
 Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan secara teori dan
praktek tidak berbedah jauh dari hasil pengukuran yang dilakukan.
 Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan
praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori
tersebut.
 Teorinya yaitu Tahanan Luar dari rangkaian seri tersebut lebih
besar dari tahanan dalamnya, sehingga resistor dialiri arus yang
sama.

2. Percobaan II
 Hasil yang diperoleh dari Percobaan II yaitu rangkain hubungan
paralel, hasil nilai pengukuran resistansi total memiliki perbedaan
antara hasil dan praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi
syarat dari teori tersebut.
 Teorinya yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi
total.
 Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan yang didapatkan
secara teori dan praktek terjadi perbedaan terutama.
 Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan
praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori
tersebut.
 Teorinya yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari
tahanan dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus
yang mengalir pada sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak
sama, besar resistorlah yang mempengaruhinya.

24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

3. Percobaan III
 Hasil yang diperoleh dari percobaan III yaitu rangkaian hubungan
kombinasi dari pengukuran resistansi total terdapat perbedaan
antara teori dan praktek seperti tabel 5.6.
 Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada
tabel 5.8.
 Begitu pula pengukuran dari jatuh tegangan terdapat perbedaan
antara teori dan praktek.

25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN

Soal 1
1.Dari hasil percobaan saudara, tunjukan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan!
Solusi
Dari hasil percobaan, dapat dibuktikan bahwa tahanan yang dihubungkan
secara seri, tahana totalnya merupakan jumlah dari tahana-tahanan itu sendiri.
Dapat dibuktikan pada percobaan, dimana tiga buah tahanan 1KΩ yang
dihubungkan secara seri maka alat ukura yang digunakan menunjukan angka
3KΩ. Hal ini sesuai dengan hukum kirchof II yaitu E= I.R1+I.R2+I.R3
Dari rumuss tersebut dapat diketahui bahawa pada rangkaian seri, arus yang
mengalir disetiap bagian adalah sama.
Soal 2
2. Sesuai dengan percobaan rangkaian 4.2 yang telah saudara lakukan dengan
teori? Jelaskan!
Solusi
Dari hasil percobaan terdapat selisih antara hasil penunjukan alat ukur denga
teori yang ada. Tetapi selisih yang ditunjukan tidak terlalu besar, hal ini didukung
oleh berbagai oleh berbagai faktor seperti ketelitian dari alat ukur, kecermatan
dalam pembacaan alat ukur serta kecilnya toleransi dari tahanan-tahananyang
digunakan dan kecermatan dalam merangkai alat ukur sesuai dengan rangkaian
yang benar.
Soal 3
3.Pada percobaan rangkaian gambar 4.3 bandingkan hasil pengukuran antara VR2
dengan VR3!
Solusi
Perbandingan antar VR2 dan VR3 bisa dikatakan sama dimana :
VR2 = 3.3 V(teori) dan VR2 = 3.3(praktek)
VR3 = 3.5 V(teori) dan VR3 = 3.4(praktek)
Hal ini disebabkan karena kedua tahana tersebut dipasang secara paralel dan
seperti yang kita ketahui bahawa apabila suatu tahanan dipasang secara paralel
maka taegangan pada tahanan-tahanan tersebut adalah sama.

26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

Soal 1
4.Ada 7 buah tahanan masing masing 3 x 18 Ω; 2 x 10 Ω; 2 x 1 Ωrangkailah
tahana tersebut agar diperoleh tahana 13Ω!
Solusi
18Ω

10 Ω
18 Ω
1Ω 1Ω
10 Ω
18Ω

Sehingga R totalnya adalah


1 1
RT = 1 Ω +1 Ω + 18 Ω+18 Ω+18 Ω + 10 Ω +10 Ω

39
RT = Ω
3

RT = 13 Ω

Soal 1
5.Tentukan nilai-nilai tahanan total pada rangkaian ini !
R1=R2=R3=R4=R5=18 Ω

R1 R2 R3

R1 R2

Solusi
Dari gambar di atas R2, R3 dan R4 paralel maka:
1 1 1 1
= + +
𝑅1.2.3 18 18 18
R1.2.3 = 6Ω
Jadi : Rt = R1 + R1.2.3 +R5

Rt = 18+ 6+18

Rt = 42 Ω

27
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada rangkaian seri, dapat diperoleh tahanan yang lebih besar dimana arus
yang mengalir pada tiap tahanan adalah sama dan apapun tegangannya pada
setiap tahanan adalah berbeda. Dengan rumus: RS = R1+R2+R3+…. 𝑹𝒏
2. Melalui percobaan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa tahanan yang ada
pada rangkaian paralel lebih kecil dan jumlah arus yang ada pada setiap
tahanan tersebut berbeda-beda sesuai dengan besar tahanan yang ada. Dengan
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
rumus: 𝑹 = 𝑹 +𝑹 +𝑹 …. 𝑹
𝑷 𝟏 𝟐 𝟑 𝒏

3. Tahanan pengganti pada rangkaian hubungan seri dimana R1+R2+R3+….Rn


tidak banyak selisih antara teori dan praktek dan begitu pun pada tahanan yang
𝑅1𝑥𝑅2
disusun paralel dengan perhitungan RP=𝑅1+𝑅2 juga tidak terlihat banyaknya

selisih antara teori dan praktek.


4. Tahanan pengganti pada rangkaian kombinasi merupakan gabungan atau
penjumlahan tahanan pengganti rangkaian seri dan tahanan pengganti
rangkaian paralel.

B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya kita selalu berhati-hati karena alat dan
bahan yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi keselamatan kita. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari dosen pembimbing demi tercapainya hasil praktikum
yang maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang
sifatnya membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat
laporan yang lebih baik.

28
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik

DAFTAR PUSTAKA

- Job sheet
- Buku ajar rangkaian listrik dasar
- http://id.wikihow.com/Menghitung-Hambatan-Seri-dan-Paralel

29

Anda mungkin juga menyukai