LEMBAR PENILAIAN
1. Praktikan:
Persetujuan
No Nama NIM
(TandaTangan)
1 Erhil Abriansyah Azis 321 18 086
2 Syahwan F 321 18 085
3 Mahyuddin S 321 18 087
2. Catatan:
3. Penilaian:
iii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Lembar Penilaian .................................................................................................. ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
Daftar Gambar ....................................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................................... v
Daftar Lampiran .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 1
Bab II Teori Dasar ............................................................................................... 2
Bab III Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
B. Gambar Rangkaian Percobaan ..................................................................... 7
C. Prosedur Kerja ............................................................................................. 8
D. Analisa Perhitungan ..................................................................................... 10
Bab IV Data dan Hasil Percobaan ......................................................................... 11
Bab V Pembahasan
A. Perhitungan secara Teori ............................................................................. 12
B. Perbandingan Teori dan Praktek .................................................................. 20
C. Analisa Hasil Praktikum .............................................................................. 21
Bab VI Jawaban Pertanyaan.................................................................................. 23
Bab VII Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 27
Daftar Pustaka
Lampiran
iv
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kode warna resistor 4
vi
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rangkaian listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat
listrik lainnya yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan
hubungan alat-alat listrik, maka rangakaian listrik tersusun menjadi tiga cara,
yaitu rangkaian seri, paralel, dan campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian
yang disusun secara berderet sehingga arus yang melalui tiap-tiap komponen
adalah sama. Rangkaian paralel adalah rangkaian yang disusun secara sejajar,
sehingga tegangan atau beda potensial tiap komponen adalah sama. Rangkaian
campuran adalah rangkaian gabungan antara seri dan paralel.
Melihat bahwa pentingnya mempelajari rangkaian seri dan paralel
maka, dilakukan praktikum ini agar kita dapat menyimpulkan hasil analisa
pengukuran rangkaian seri maupun paralel. Dimana kita dapat mengetahui dan
membedakan antara hubungan rangkaian seri, hubungan rangkaian paralel, dan
hubungan rangkaian kombinasi atau gabungan rangkaian seri dan paralel. Dan
juga pada praktikum ini praktikan dapat mengetahui cara menentukan
resistansi dari suatu rangkaian dengan benar. Selain itu, praktikan dapat
mengetahui cara merangkai hubungan seri, paralel dan kombinasi seri-paralel.
Praktikum ini sebagai langkah awal atau pembelajaran sebelum terjun langsung
ke masyarakat umum atau dunia kerja.
1
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
B. Tujuan
2
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB II
TEORI DASAR
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan
saja pada rangkaian tersenut, tetapi tidak dihubungkan dengan tahanan yang
lain, yang dapat dirangkaiakan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri
2. Tahanan yang dihubungkan secara parallel
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi
Jadi jelas bahwa tahan tersebut diatas dirangkai menurut kebutuhan.
2.1 Hubungan Seri
Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang dihubungkan
secara seri.
V1 V2 V3
R1 R2 R3
3
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
I1 R1
Ir I2 R2
I3 R3
𝑅1 × 𝑅2
𝑅𝑝 =
𝑅1 + 𝑅2
4
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R2
R1 B
R3
5
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB III
METODE PERCOBAAN
A
R1 R2 R3
E V1 V2 V3
6
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2. Hubungan Pararel
A1
S
A2 A3
V1 V2
3. Hubungan Kombinasi
V2
A1 A2
R1 R2
V1 V2
E
A3
R3
A
R1 R2 R3
E V1 V2 V3
7
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
A1
S
A2 A3
V1 V2
A1 A2
R1 R2
V1 V2
E
A3
R3
8
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
D. Analisa Perhitungan
𝑅𝑡 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ....dst
𝑽=𝑰𝑿𝑹
Perhitungan−Pengukuran
Error(%) = 𝑥 100%
Perhitungan
9
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB IV
3. Data Hasil Percobaan III untuk Hubungan Kombinasi Seri dan Paralel
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Hubungan Kombinasi Seri dan Paralel
R (Ω) Jatuh Tegangan Tahanan Total
R (Ω) Arus (mA)
No Menurut (Volt) (Ω)
Diukur
Kode V1 V2 V3 I1 I2 I3 Diukur Dihitung
R1 = 1K 996
1 R2 = 1 K 994 6,6 3,4 3,4 6,70 3,33 3,18 2985 3K
R3 = 1K 995
R1 = 1K 994
2 R2 = 2K2 2168 4,29 5,8 5,8 4,33 2,48 1,72 6453 6,5K
R3 = 3K3 3291
10
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB V
PEMBAHASAN
A. Perhitungan secara Teori
Perhitungan rangkaian seri
a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
R3 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1+R2+R3
= 1K Ω + 1K Ω +1K Ω
= 3K Ω
= 3000 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1 Perhitungan resistansi total rangkaian seri
b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
11
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dit : I =…?
Peny:
𝐕
𝐈 = 𝐑𝐭𝐨𝐭
10V
I = 3000Ω
I = 0.0033 A
𝐈 = 𝟑. 𝟑 𝐦𝐀
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2 Perhitungan arus rangkaian seri
Resistansi (Ω)
No Nilai Arus (mA)
Kode Warna
resistansi
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 3.3
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300
c. Tegangan
Untuk percobaan 1
- Masing-masing resistor
Dik : I = 3.3 mA = 0.0033 A
R1= 1K Ω = 1000 Ω
Dit : V =…?
Peny :
V= 𝐈 𝐱 𝐑
= 0.0033 x 1000
= 𝟑. 𝟑 𝐕
12
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
- Tegangan total
Dik : Itot = 0.0033 A
Rtot= 3000 Ω
Dit : Vtot =…?
Peny :
Vtot = Itot x Rtot
= 0.0033 A x 3000 Ω
= 9.9 V
13
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1//R2
𝑅1 × 𝑅2
=
𝑅1 + 𝑅2
1K Ω × 1K Ω
=
1K Ω + 1K Ω
= 0.5K Ω
= 500 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua dan ketiga masing-masing
menggunakan rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.4 Perhitungan resistansi total rangkaian paralel
Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. 500
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 687.5
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 300
R2 = 330 330
b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
Rtot = 500 Ω
R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
14
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Dit : I =…?
Peny:
𝑽
𝐈𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
10
=
500
= 𝟎. 𝟎𝟐 𝑨 = 20 mA
𝑽
𝐈𝟐 = 𝑹
𝟐
10
=
1000
= 𝟎. 𝟎𝟏 𝑨 = 10 mA
𝑽
𝐈𝟑 = 𝑹
𝟑
10
=
1000
= 𝟎. 𝟎𝟏 𝑨 = 10 mA
Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. 20 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 14.54 4.54 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 33.33 3.03 30.30
R2 = 330 330
15
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
c. Tegangan
Untuk percobaan 1
R1=1K Ω = 1000 Ω
Dik : I1 = 0.02 A
Rtot= 500 Ω
Dit : V1 =…?
Peny :
𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑𝐭𝐨𝐭
= 0.02 × 500
= 𝟏𝟎 𝑽
Penyelesaian pada percobaan kedua dan ketiga masing-masing
menggunakan rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.6 Perhitungan tegangan rangkaian paralel
Resistansi Jatuh
No (Ω) Tegangan (V)
Kode Warna Perhitungan V1 V2
R1 = 1 K 1000
1. 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 2K2 2200
2. 10 10
R2 = 1 K 1000
R1 = 3K3 3300
3. 10 10
R2 = 330 330
16
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
a. Resistansi total
Untuk percobaan 1
Dik : R1 = 1K Ω
R2 = 1K Ω
R3 = 1K Ω
Dit : Rtot=…?
Peny:
Rtot = R1+(R2//R3)
R2 ×R3
= R1+
R2 +R3
1K Ω×1K Ω
= 1K Ω 1K Ω+1K Ω
= 1.5K Ω
= 1500 Ω
Penyelesaian pada percobaan kedua masing-masing menggunakan
rumus dan cara yang sama seperti di atas. Maka hasilnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Resistansi Resistansi
No (Ω) Total
Kode Warna Perhitungan (Ω)
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300
b. Pengukuran arus
Untuk percobaan 1
Dik : V = 10 V
Rtot= 1.5K Ω = 1500 Ω
R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3= 1K Ω = 1000 Ω
17
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Dit : I =…?
Peny:
𝑽
𝐈𝟏 = 𝑹𝒕𝒐𝒕
10
= 1500
= 0.0066A
= 𝟔. 𝟔𝟔 𝐦𝐀
Mencari tegangan pada R1 terlebih dahulu :
𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑 𝟏
= 𝟔. 𝟔𝟔 𝐕
𝐕𝟐 = 𝐕𝐭𝐨𝐭 − 𝐕𝟏
= 10 − 6.66
= 𝟑. 𝟑𝟒 𝑽
𝑽𝟐 : 𝑽𝟑 = 𝟑. 𝟑𝟒 ∶ 𝟑. 𝟑𝟒
Untuk I2 dan I3
𝑽𝟐 3.34
𝐈𝟐 = = = 3.34 × 10−3 = 𝟑. 𝟑𝟒 𝒎𝑨
𝑹𝟐 1000
𝑽𝟐 3.34
𝐈𝟑 = = = 3.34 × 10−3 = 𝟑. 𝟑𝟒 𝒎𝑨
𝑹𝟐 1000
18
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Resistansi Arus
No (Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6.66 3.34 3.34
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4.3 2.58 1.72
R3 = 3K3 3300
c. Tegangan
Untuk percobaan 1
Dik : I1 = 6.66 mA = 0.0067 A R1 =1000 Ω
I2 = 3.34 mA= 0.0034 A R2 =1000 Ω
I3 = 3.34 mA= 0.0034 A R3=1000 Ω
Dit : V1 =…?
Peny :
𝐕𝟏 = 𝐈𝟏 × 𝐑1
= 0.0067 × 1000
= 𝟔. 𝟕 𝑽
𝐕𝟐 = 𝐈𝟐 × 𝐑2
= 0.0034 × 1000
= 𝟑. 𝟒 𝑽
𝐕𝟑 = 𝐈𝟑 × 𝐑3
= 0.0034 × 1000
= 𝟑. 𝟒 𝑽
19
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
1. Rangkaian seri
a. Persentase error
Untuk percobaan 1
Resistansi total
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
𝑻−𝑴
Error (%) = x 100 %
𝑻
𝟑𝟎𝟎𝟎− 𝟐𝟗𝟖𝟓
Error (%)= x 100 %
𝟑𝟎𝟎𝟎
Error (%) = 𝟎. 𝟓 %
20
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2. Rangkaian paralel
21
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
1. 19,85 20 0,75 10 10 0 10 10 0
3. Rangkaian kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian
seri dan rangkaian paralel sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
22
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Arus
Resistansi Total (mA)
Kode (Ω)
No A1 A2 A3
Warna
P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
R1 = 1 K
1. R2 = 1 K 2985 3K 0,5 6,7 6.6 14,2 3,33 3.34 0.2 3,18 3.34 4,7
R3 = 1 K
R1 = 1 K
2. R2 = 2K2 6453 6,5K 0,7 4,3 4.3 0 2,48 2.58 3,8 1,72 1.72 0
R3 = 3K3
1. Percobaan I
Hasil yang diperoleh dari Percobaan I yaitu rangkaian hubungan
seri, nilai yang diperoleh secara teori dengan membaca nilai atau
kode angka yang tertera di resistor batu dapat juga dilihat dari
warna pada batang resistor keramik, cara menentukan nilai resistor
secara teori memiliki cara yang sama untuk menentukan nilai
resistor pada Percobaan I, II dan III.
Dalam percobaan ini pengukuran resistansi terdapat perbedaan
dalam hasil antara teori dan praktek.
23
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
2. Percobaan II
Hasil yang diperoleh dari Percobaan II yaitu rangkain hubungan
paralel, hasil nilai pengukuran resistansi total memiliki perbedaan
antara hasil dan praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi
syarat dari teori tersebut.
Teorinya yaitu besar resistansi terkecil lebih besar dari resistansi
total.
Sedangkan hasil pengukuran jatuh tegangan yang didapatkan
secara teori dan praktek terjadi perbedaan terutama.
Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara hasil teori dan
praktek, namun hasil dari praktek sudah memenuhi syarat dari teori
tersebut.
Teorinya yaitu tahanan luar rangkaian paralel lebih kecil dari
tahanan dalamnya, sehingga besar resistor mempengaruhi arus
yang mengalir pada sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir tidak
sama, besar resistorlah yang mempengaruhinya.
24
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
3. Percobaan III
Hasil yang diperoleh dari percobaan III yaitu rangkaian hubungan
kombinasi dari pengukuran resistansi total terdapat perbedaan
antara teori dan praktek seperti tabel 5.6.
Dan adapun hasil pengukuran arus secara teori dapat dilihat pada
tabel 5.8.
Begitu pula pengukuran dari jatuh tegangan terdapat perbedaan
antara teori dan praktek.
25
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VI
JAWABAN PERTANYAAN
Soal 1
1.Dari hasil percobaan saudara, tunjukan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan!
Solusi
Dari hasil percobaan, dapat dibuktikan bahwa tahanan yang dihubungkan
secara seri, tahana totalnya merupakan jumlah dari tahana-tahanan itu sendiri.
Dapat dibuktikan pada percobaan, dimana tiga buah tahanan 1KΩ yang
dihubungkan secara seri maka alat ukura yang digunakan menunjukan angka
3KΩ. Hal ini sesuai dengan hukum kirchof II yaitu E= I.R1+I.R2+I.R3
Dari rumuss tersebut dapat diketahui bahawa pada rangkaian seri, arus yang
mengalir disetiap bagian adalah sama.
Soal 2
2. Sesuai dengan percobaan rangkaian 4.2 yang telah saudara lakukan dengan
teori? Jelaskan!
Solusi
Dari hasil percobaan terdapat selisih antara hasil penunjukan alat ukur denga
teori yang ada. Tetapi selisih yang ditunjukan tidak terlalu besar, hal ini didukung
oleh berbagai oleh berbagai faktor seperti ketelitian dari alat ukur, kecermatan
dalam pembacaan alat ukur serta kecilnya toleransi dari tahanan-tahananyang
digunakan dan kecermatan dalam merangkai alat ukur sesuai dengan rangkaian
yang benar.
Soal 3
3.Pada percobaan rangkaian gambar 4.3 bandingkan hasil pengukuran antara VR2
dengan VR3!
Solusi
Perbandingan antar VR2 dan VR3 bisa dikatakan sama dimana :
VR2 = 3.3 V(teori) dan VR2 = 3.3(praktek)
VR3 = 3.5 V(teori) dan VR3 = 3.4(praktek)
Hal ini disebabkan karena kedua tahana tersebut dipasang secara paralel dan
seperti yang kita ketahui bahawa apabila suatu tahanan dipasang secara paralel
maka taegangan pada tahanan-tahanan tersebut adalah sama.
26
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
Soal 1
4.Ada 7 buah tahanan masing masing 3 x 18 Ω; 2 x 10 Ω; 2 x 1 Ωrangkailah
tahana tersebut agar diperoleh tahana 13Ω!
Solusi
18Ω
10 Ω
18 Ω
1Ω 1Ω
10 Ω
18Ω
39
RT = Ω
3
RT = 13 Ω
Soal 1
5.Tentukan nilai-nilai tahanan total pada rangkaian ini !
R1=R2=R3=R4=R5=18 Ω
R1 R2 R3
R1 R2
Solusi
Dari gambar di atas R2, R3 dan R4 paralel maka:
1 1 1 1
= + +
𝑅1.2.3 18 18 18
R1.2.3 = 6Ω
Jadi : Rt = R1 + R1.2.3 +R5
Rt = 18+ 6+18
Rt = 42 Ω
27
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada rangkaian seri, dapat diperoleh tahanan yang lebih besar dimana arus
yang mengalir pada tiap tahanan adalah sama dan apapun tegangannya pada
setiap tahanan adalah berbeda. Dengan rumus: RS = R1+R2+R3+…. 𝑹𝒏
2. Melalui percobaan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa tahanan yang ada
pada rangkaian paralel lebih kecil dan jumlah arus yang ada pada setiap
tahanan tersebut berbeda-beda sesuai dengan besar tahanan yang ada. Dengan
𝟏 𝟏 𝟏 𝟏 𝟏
rumus: 𝑹 = 𝑹 +𝑹 +𝑹 …. 𝑹
𝑷 𝟏 𝟐 𝟑 𝒏
B. Saran
Dalam melakukan praktikum, hendaknya kita selalu berhati-hati karena alat dan
bahan yang digunakan mudah rusak, disamping itu alat dan bahan juga sangat
membahayakan bagi keselamatan kita. Oleh karena itu, dalam melakukan
praktikum praktikan harus selalu menggunakan peralatan K3 dan selalu mengikuti
arahan dan petunjuk dari dosen pembimbing demi tercapainya hasil praktikum
yang maksimal. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritikan yang
sifatnya membangun pada laporan kami ini agar kedepannya kami dapat membuat
laporan yang lebih baik.
28
Laboratorium Pengukuran Dasar Listrik
DAFTAR PUSTAKA
- Job sheet
- Buku ajar rangkaian listrik dasar
- http://id.wikihow.com/Menghitung-Hambatan-Seri-dan-Paralel
29